KEANDALAN FORMULA KEKUATAN TEKAN RATA-RATA PERLU BETON NORMAL BERDASARKAN SNI

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perencanaan Campuran Beton WINDA TRI WAHYUNINGTYAS

KAJIAN KEANDALAN STRUKTUR TABUNG DALAM TABUNG TERHADAP GAYA GEMPA

Faqih Ma arif, M.Eng. Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY. Phone:

PENERAPAN METODE SCHMIDT HAMMER TEST DAN CORE DRILLED TEST UNTUK EVALUASI KUAT TEKAN BETON PADA RUANG IGD RSGM UNSRAT GUNA ALIH FUNGSI BANGUNAN

Viscocrete Kadar 0 %

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

dengan lebarnya berpengaruh besar terhadap prosentasi kuat desak yang

ANALISA PERBANDINGAN METODA CAMPURAN BETON (MIX DESIGN) DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ACI

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS)

diperlukan adanya komposisi pasir dan kerikil yang tepat dengan menggunakan mesin Pengaus Los Angeles, yang mana

Studi Angka Koefisien Korelasi Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Umur & Bentuk Benda Uji Standar SNI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Beton adalah material buatan yang sejak dahulu telah digunakan dalam bidang

Prediksi Kuat Tekan Beton Berbahan Campuran Fly Ash dengan Perawatan Uap Menggunakan Metode Kematangan

Cara uji slump beton SNI 1972:2008. Standar Nasional Indonesia

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

KOREKSI PEMBACAAN ULTRASONIC PULSE VELOCITY (UPV) TERHADAP KESALAHAN AKIBAT KETIDAKSTABILAN POSISI TRANDUCER

Evaluasi Kerusakan Beton Bertulang pada Kolom Bangunan Gedung Bekas Mess Korem 012/TU Ujong Karang Meulaboh Akibat Terkena Tsunami

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

PENGENDALIAN MUTU STRUKTUR BETON BERTULANG

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

Sifat Beton Segar 1. Kemudahan Pengerjaan ( Workability /Kelecakan) Kompaktibilitas Mobilitas Stabilitas

PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK

I. REFERENSI II. TUJUAN III. DASAR TEORI

Ivan Julianto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia,

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

STUDI PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND POZOLAN (PPC) UNTUK PERENCANAAN BETON STRUKTURAL DENGAN f c = 25 MPa

METODE PENGAMBILAN DAN PENGUJIAN BETON INTI

Pengendalian dan Evaluasi Kualitas Beton Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Ir. Helmy Darjanto, MT ABSTRAK

PENGONTROLAN BAHAN BAKU PRODUKSI SEMEN JENIS PCC DI PT. SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL MEWMA

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

PENGARUH PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE BESTMITTEL TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Oleh : Reni Sulistyawati. Abstraksi

UJI TARIK BETON MUTU TINGGI

MIX DESIGN PERANCANGAN ADUKAN BETON NORMAL

Siklus Pengembangan Perangkat Lunak

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

ANALISIS UKURAN AGREGAT KASAR PADA SIFAT MEKANIS BETON

Kuat Tekan Beton Daur Ulang sebagai Bahan Struktur pada Bangunan Sederhana

3.2.1 Variasi kekuatan kubus beton 14

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN BETON DAN PEMBAHASAN HASIL PENGUJIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur gedung Apartemen

Heru Indra Siregar NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PERBANDINGAN PERANCANGAN JUMLAH DAN LUASAN TULANGAN BALOK DENGAN CARA ACI DAN MENGGUNAKAN PROGRAM STAAD2004

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian


APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DALAM PENGENDALIAN VARIABILITAS KUAT TEKAN BETON

INVESTIGASI KEANDALAN STRUKTUR BETON PADA BANGUNAN CEROBONG MENGGUNAKAN DESTRUCTIVE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai


STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH ZAT ADITIF SUPERPLASTICIZER DAN SILICAFUME PADA BETON

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia termasuk daerah dengan tingkat resiko gempa yang cukup

EVALUASI KUAT GESER BALOK BETON BERTULANG SECARA EKSPERIMEN DAN ANALISIS NUMERIK

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

PENGARUH PASIR BATU BREKSI SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DITINJAU DARI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON

PERENCANAAN PILE CAP BERDASARKAN METODA SNI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

ANALISIS KAPASITAS DAN KEANDALAN BANGUNAN, STUDI KASUS: SMA 1 MADIUN

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP MEKANISME DAN POLA RETAK KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK

Dampak Persyaratan Geser Dasar Seismik Minimum pada RSNI X terhadap Gedung Tinggi Terbangun

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

TINJAUAN PANJANG LEKATAN ANTARA BETON NORMAL DENGAN TULANGAN AKIBAT BEBAN STATIK

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENILAIAN KELAYAKAN FISIK BANGUNAN PASAR DI PASAR GIANYAR KABUPATEN GIANYAR

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Statistika Deskriptif

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

TATA CARA PERANCANGAN BETON PRACETAK DAN BETON PRATEGANG UNTUK BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sebagai salah satu kota yang berkembang dengan pesat di dunia

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

ANALISIS RISIKO TIPE I (PRODUSEN) DAN RISIKO TIPE II (KONSUMEN) DALAM KERJASAMA RANTAI PASOK. Nama Mahasiswa : Afriani Sulastinah NRP :

Transkripsi:

KEANDALAN FORMULA KEKUATAN TEKAN RATA-RATA PERLU BETON NORMAL BERDASARKAN SNI 03-2847-2002 Muhamad Abduh, Yoyo Lukiman 1 PENDAHULUAN Peraturan atau code yang digunakan saat ini sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan struktur beton untuk bangunan gedung di Indonesia adalah SNI 03-2847- 2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, yang selanjutnya disebut SNI 2002. Peraturan ini dikembangkan berdasarkan Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971 dan merupakan hasil revisi dari SNI sebelumnya yaitu SNI 03-2847-1992. Peraturan ini merupakan acuan bagi perencana dan pelaksana konstruksi Indonesia untuk mendesain struktur beton bertulang yang aman dan ekonomis tanpa melanggar ketentuan minimum yang telah ditetapkan. SNI 2002 ini sendiri dikembangkan dengan mengadopsi peraturan ACI 318M-99 dan ACI 318-02 yang digunakan di Amerika Serikat. Adopsi dilakukan dengan pertimbangan bahwa penelitian untuk penetapan koefisien dan formulasi tertentu dalam perhitungan beton bertulang di Indonesia masih sangat minim. Peraturan ini dianggap memadai untuk diterapkan di Indonesia meskipun SNI 2002 ini diadopsi dari peraturan suatu negara maju yang memiliki tingkat kualitas material, pekerja, dan sistem pengendaliannya relatif lebih baik. Berdasarkan hal tersebut, maka adalah relevan untuk melakukan pembuktian seberapa efektif peraturan ini untuk diimplementasikan dalam dunia konstruksi Indonesia. Pasal 7, SNI 2002 menyatakan prosedur perencanaan pekerjaan beton yang berupa formula kekuatan tekan rata-rata perlu (f cr ) yang ditetapkan berdasarkan kekuatan tekan rencana (f c ) dengan penambahan suatu faktor tertentu sesuai dengan simpangan baku (deviasi standar) kuat tekan beton populasi (s). Terdapat kendala dalam implementasi pasal tersebut terkait dengan penetapan standar deviasi kuat tekan beton populasi. Menurut SNI 2002, nilai deviasi standar dapat diperoleh jika suatu fasilitas produksi beton mempunyai catatan hasil uji tertentu. Dengan demikian, formula ini hanya diperuntukkan untuk pekerjaan beton dengan jumlah besar yang diproduksi oleh suatu fasilitas produksi beton yang mempunyai sistem penjaminan mutu yang baik. Sedangkan untuk produksi beton yang dilakukan di lapangan secara otomatis tidak akan dapat menerapkan formula ini. Untuk dapat mudah diterapkan di lapangan, SNI 2002 membatasi kemungkinan penggunaan formula pada pasal tersebut di atas untuk beton dengan mutu normal dan rendah yang banyak digunakan di lapangan. Untuk mutu beton dengan kekuatan antara 21 MPa hingga 35 MPa, terdapat penetapan kekuatan tekan rata-rata perlu yang tidak mengacu kepada deviasi standar kuat tekan beton populasi, tetapi kepada suatu formula yang tergantung pada kuat tekan rencana (f c ) ditambah dengan suatu konstanta tertentu antara 7 MPa hingga 10 MPa, yang sebenarnya mencerminkan nilai faktor keamanan yang diadopsi oleh peraturan tersebut (lihat Tabel 1). Dalam SNI-2002 tersebut, tidak disebutkan secara tertulis seberapa besar tingkat kegagalan yang diakomodasi untuk faktor keamanan tersebut, tetapi di dalam ACI, yang menjadi acuan adopsi dalam SNI- 2002, disebutkan probabilitas kegagalannya adalah 1%. 1

Tabel 1 Kuat Tekan Rata-Rata Perlu Jika Data Tidak Tersedia untuk Menetapkan Deviasi Standar (SNI 03-2847-s2002 Pasal 7) Persyaratan Kuat Tekan, f c ' (MPa) Kuat Tekan Rata-Rata Perlu, f cr ' (MPa) Kurang dari 21 f c + 7.0 21 sampai dengan 35 f c + 8.5 Lebih dari 35 f c + 10.0 Karena formula ini diadopsi dari peraturan yang digunakan di suatu negara maju yang mempunyai tingkat kualitas material, pekerja, dan sistem pengendaliannya relatif lebih baik, maka tentunya perlu dilakukan penelitian seberapa besar tingkat keandalan formula tersebut jika diimplementasikan di Indonesia. Jika formula tersebut ternyata tidak cukup andal maka dapat menyebabkan kegagalan yang terjadi pada struktur akibat kegagalan beton untuk mencapai kinerja yang direncanakan. Untuk itu, tentunya perlu dilakukan penyelidikan secara seksama untuk mendapatkan keandalan masing-masing formula perhitungan kuat tekan rata-rata perlu tersebut agar mengurangi resiko kegagalan struktural yang terjadi di lapangan dan dapat menjadi bagian dari usaha penjaminan dan kendali mutu (quality assurance and control) pekerjaan beton. 2 METODA PENELITIAN Penelitian ini memiliki tujuan untuk mencari tingkat keandalan tata cara perhitungan struktur beton mutu normal (21 35 MPa) yang ditetapkan pada SNI 2002. Data yang digunakan dalam penelitian ini sendiri didapat melalui mekanisme pengambilan data historis dari hasil pengujian mutu beton di Laboratorium Struktur dan Bahan, FTSL, ITB. Dari data tersebut akan diperoleh suatu distribusi tertentu yang memberikan gambaran distribusi kekuatan tekan beton mutu normal (21 35 MPa) yang dikerjakan di wilayah kota Bandung dan sekitarnya. Dengan adanya informasi yang terkait, maka dapat diketahui fungsi densitas probabilitas atau fungsi distribusi probabilitas yang tepat untuk data kuat tekan beton tersebut sehingga dapat ditetapkan tingkat keandalan setiap formula yang ditetapkan dalam SNI 2002. Adapun tahapan penelitian ini secara rinci adalah sebagai berikut: 1. Pengambilan data hasil uji kekuatan tekan beton historis dari Laboratorium Struktur dan Bahan, FTSL, ITB. 2. Pengelompokkan data serta normalisasi umur beton untuk memperkirakan kekuatan tekan beton 28 hari. 3. Membuat histogram dari data kuat tekan beton yang telah dinormalisasi kemudian menentukan suatu distribusi probabilitas asumsi untuk masingmasing kelompok data. 4. Melakukan goodness-of-fit test terhadap distribusi probabilitas asumsi untuk menguji kecocokan data dengan distribusi tersebut. 5. Menentukan tingkat keandalan masing-masing formula perencanaan kekuatan tekan rata-rata perlu beton mutu normal yang berdasarkan SNI 2002. 6. Analisis terhadap tingkat keandalan yang didapatkan untuk masing-masing formula serta saran lebih lanjut terkait dengan metoda perencanaan dan pelaksanaan untuk penjaminan kualitas beton mutu normal di lapangan. 2

Dalam penelitian ini, data uji tekan beton yang dipergunakan adalah data kuat tekan yang benda ujinya berbentuk silinder sehingga data yang benda ujinya berbentuk kubus dikonversi terlebih dahulu ke kuat tekan dalam bentuk silinder. Konversi dapat dilakukan dengan mengalikan data kuat tekan dalam kubus dengan 0.83. Selanjutnya data tersebut perlu diubah lagi ke satuan MPa dari satuan semulanya yang biasa masih dalam kg/cm2. Pengubahan satuan dari kg/cm2 ke MPa dilakukan dengan cara membagi data dengan 10,2 (asumsi percepatan gravitasi adalah 9,8 m/s2). Setelah data melalui beberapa tahap konversi dari konversi penyeragaman data untuk benda uji yang bervariasi hingga normalisasi umur beton dan konversi satuan dari kg/cm2 menjadi MPa, maka langkah selanjutnya adalah pengelompokan data berdasarkan kuat tekan rencana yang diharapkan dari perencananya agar diperoleh data yang sesuai untuk penelitian ini. Pengelompokan dilakukan terhadap data yang memiliki kekuatan tekan rencana (f c ) yang sama. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji tingkat keandalan masingmasing formula perhitungan kuat tekan rata-rata perlu yang ditentukan berdasarkan kuat tekan rencana seperti yang tercantum dalam SNI, maka data akan dibagi dalam 3 kelompok, yaitu untuk kuat tekan rencana lebih kecil dari 21 MPa, antara 21-35 MPa, dan lebih besar dari 35 MPa. Karena keterbatasan jumlah data, selanjutnya akan dipilih masing-masing satu nilai kuat tekan rencana untuk mewakili masing-masing kelompok sehingga diperoleh satu nilai untuk kuat tekan rencana lebih kecil dari 21 MPa, satu nilai untuk kuat tekan rencana antara 21-35 MPa, dan satu nilai untuk kuat tekan rencana lebih besar dari 35 MPa. Setelah dilakukan pengelompokan berdasarkan kuat tekan rencananya dan pemilihan secara seksama, maka diambil nilai kuat tekan rencana fc = 20,34 MPa untuk mewakili kuat tekan rencana yang lebih kecil dari 21 MPa, nilai kuat tekan rencana fc = 30 MPa untuk mewakili kuat tekan rencana antara 21-35 MPa, dan nilai kuat tekan rencana fc = 40,67 MPa untuk mewakili kuat tekan rencana lebih besar dari 35 MPa. Pemilihan ketiga nilai kuat tekan tersebut untuk mewakili masing-masing kelompok kuat tekan rencana yang diteliti didasarkan pada jumlah data uji terbanyak yang terkumpul dari masingmasing nilai kuat tekan rencana. Jumlah data uji untuk masing-masing nilai kuat tekan rencana tersebut pun berbeda-beda di antaranya untuk fc = 20,34 MPa jumlah data ujinya adalah sebanyak 182, untuk fc = 30 MPa jumlah data ujinya adalah sebanyak 193, dan untuk fc = 40,67 MPa jumlah data ujinya adalah sebanyak 81. 3 HASIL PENELITIAN 1.1. Uji Fungsi Distribusi Probabilitas Untuk mempermudah pengolahan data, maka digunakan perangkat lunak SPSS yang digunakan untuk menampilkan histogram dan kurva distribusi normal dari data kuat tekan rata-rata perlu. Selain itu SPSS juga dapat digunakan untuk menentukan nilai ratarata dan deviasi standar dari kurva yang bersangkutan serta melakukan goodness-of-fit test terhadap distribusi yang diasumsikan, dalam hal ini adalah distribusi normal dan lognormal. Hasil dari pengolahan data tersebut dapat dilihat pada Gambar 1, 2 dan 3, yang juga menunjukkan nilai mean dan standar deviasi masing-masing kelompok data. 3

Gambar 1 Histogram dan Kurva Distribusi Normal untuk Nilai Kuat Tekan Rencana (f c ') 20,34 MPa (Lukiman, 2010) Gambar 2 Histogram dan Kurva Distribusi Normal untuk Nilai Kuat Tekan Rencana (f c ') 30 Mpa (Lukiman, 2010) 4

Gambar 3 Histogram dan Kurva Distribusi Normal untuk Nilai Kuat Tekan Rencana (f c ') 40,67 Mpa (Lukiman, 2010) Setelah didapatkan gambaran kurva distribusi normal untuk masing-masing data yang ditinjau, maka selanjutnya dilakukan goodness-of-fit test terhadap distribusi yang diasumsikan untuk mengetahui apakah distribusi probabilitas yang diasumsikan tersebut merupakan model yang valid untuk data yang diperoleh. Pengujian ini dilakukan hanya dengan metoda Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model distribusi yang tepat untuk menggambarkan data kuat tekan < 21 MPa, 21 35 MPa, dan > 35 MPa masing-masing adalah distribusi lognormal, distribusi lognormal, dan distribusi normal sebagaimana terlihat pada Tabel 2. Tabel 2 Distribusi Probabilitas untuk Masing-masing Kelompok Kuat Tekan (Lukiman, 2010) Kuat Tekan Rencana (f c ') 1.2. Kuat Tekan Rata-rata Perlu Distribusi Probabilitas < 21 Lognormal 21 35 Lognormal > 35 Normal Setelah distribusi yang diasumsikan telah dinyatakan cocok untuk menggambarkan data yang sedang diteliti, maka langkah selanjutnya adalah menentukan formula perhitungan kuat tekan rata-rata perlu (f cr ) yang diperoleh. Untuk formula perhitungan kuat tekan rata-rata perlu dengan kuat tekan rencananya < 21 MPa akan diwakili oleh data penelitian dengan kuat tekan rencana 20.34 MPa, sedangkan yang kuat tekan rencananya antara 21 35 MPa akan diwakili oleh data penelitian dengan kuat tekan 5

rencana 30 MPa, dan yang kuat tekan rencananya > 35 MPa akan diwakili oleh data penelitian dengan kuat tekan rencana 40.67 MPa. Nilai mean yang diperoleh merupakan nilai kuat tekan rata-rata perlu (f cr ) sehingga akan didapat suatu formula perhitungan kuat tekan rata-rata perlu yang merupakan penambahan nilai kuat tekan rencana (f c ) dengan suatu konstanta tertentu seperti halnya formula yang ditetapkan dalam SNI 2002. Formula-formula yang diperoleh untuk masing-masing kuat tekan rencana (f c ) dari data kuat tekan rata-rata perlu (f cr ), adalah sebagai berikut: Untuk f c < 21 MPa f cr = f c + 5,34 (1) Untuk f c antara 21 35 MPa f cr = f c + 4,35 (2) Untuk f c > 35 MPa f cr = f c + 3,39 (3) Jika dilihat sekilas, maka nampak rumus 1, 2, dan 3 tidak sesuai dengan yang disyaratkan oleh SNI-2002, seperti pada Tabel 1. Pertanyaan selanjutnya adalah dengan rumus temuan seperti itu adalah seberapa andal rumus tersebut atau dengan kata lain berapa probabilitas kegagalan dari data yang ada. Untuk itu, maka perlu dicari nilai simpangan bakunya terlebih dahulu. 1.3. Simpangan Baku Formula kuat tekan rata-rata perlu (f cr ) pada code ditetapkan dengan asumsi probabilitas kegagalan yang terjadi adalah 1 dalam 100 percobaan. Dengan kata lain, probabilitas kegagalan untuk formula tersebut adalah sebesar 1 %. Selanjutnya, berdasarkaan formula tersebut di atas, dihitung simpangan baku code dan juga simpangan baku aktual. Deviasi standar code adalah deviasi standar yang digunakan dalam code dengan asumsi probabilitas kegagalan sebesar 1 % sedangkan deviasi standar aktual adalah deviasi standar yang diperoleh dari penelitian. Adapun nilai yang didapat adalah seperti pada Tabel 3. Tabel 3 Perbandingan antara Deviasi Standar Code dengan Deviasi Standar Aktual (Lukiman, 2010) Kuat Tekan Rencana (f c ') Deviasi Standar Code Deviasi Standar Aktual (MPa) ( code ) ( ) aktual < 21 3.004 3.134 21 35 3.648 2.654 > 35 4.292 4.434 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara deviasi standar dalam code dengan deviasi standar yang diperoleh dari penelitian. Bahkan untuk kuat tekan rencana antara 21 35 MPa, deviasi standar aktual lebih kecil daripada deviasi standar code. Hal ini menunjukkan bahwa variasi pekerjaan beton (kualitas material, cara kerja, sistem produksi, dll.), untuk data yang diteliti, di Indonesia tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, karena data sebagian besar berasal dari produksi ready-mixed yang sudah pasti terkendali. 6

1.4. Keandalan Formula Keandalan formula ditetapkan berdasarkan kepada probabilitas kegagalan aktual. Probabilitas kegagalan aktual ini adalah nilai probabilitas kegagalan yang terjadi pada formula perhitungan kuat tekan rata-rata perlu yang diperoleh dari penelitian. Probabilitas kegagalan aktual ini perlu dicari untuk dibandingkan dengan probabilitas kegagalan yang digunakan dalam code, yaitu sebesar 1 %. Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungannya. Tabel 4 Perbandingan antara Probabilitas Kegagalan Aktual dengan Probabilitas Kegagalan Code (Lukiman, 2010) Kuat Tekan Probabilitas Probabilitas Rencana (f c ') Kegagalan Kegagalan (MPa) Code Aktual < 21 1% 3.14 % 21 35 1% 4.75 % > 35 1% 22.06 % Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa formula-formula perhitungan kuat tekan ratarata perlu yang diperoleh dari penelitian mempunyai nilai probabilitas kegagalan yang lebih besar dari 1 %. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun deviasi standar sudah sesuai dengan yang terdapat dalam SNI-2002, namun pekerjaan beton di Indonesia belum memberikan keandalan yang diharapkan dalam code yang berlaku. 4 USULAN FORMULA KUAT TEKAN RATA-RATA PERLU DAN BATAS Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditetapkan kuat tekan rata-rata perlu yang seharusnya yang merupakan nilai kuat tekan rata-rata perlu untuk mencapai probabilitas kegagalan sebesar 1 %. Tabel 5 berikut adalah formula hasil perhitungannya dibandingkan dengan formula yang ada pada SNI-2002. Tabel 5 Perbandingan antara Formula Perhitungan Kuat Tekan Rata-Rata Perlu dari Code dan yang Seharusnya (Lukiman, 2010) Kuat Tekan Rencana (f c ') Kuat Tekan Rata 2 Perlu (f cr ') Kuat Tekan Rata 2 Perlu (f cr ') (MPa) (code) (seharusnya) < 21 f c ' + 7 f c ' + 6.89 21 35 f c ' + 8.5 f c ' + 6 > 35 f c ' + 10 f c ' + 10.33 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk kuat tekan rencana > 35 MPa, konstanta dalam formula perhitungan kuat tekan rata-rata perlu yang seharusnya dengan code tidak berbeda jauh. Hal ini disebabkan oleh nilai deviasi standar aktual dan code yang juga tidak berbeda jauh. Sedangkan untuk kuat tekan rencana < 21 MPa dan antara 21 35 MPa, konstantanya lebih kecil dibandingkan konstanta yang ditetapkan dalam code 7

sehingga dapat disimpulkan bahwa formula perhitungan kuat tekan rata-rata perlu code untuk kedua kelompok ini sudah relatif aman untuk diterapkan di Indonesia Berdasarkan formula perhitungan kuat tekan rata-rata perlu aktual di atas, maka dapat direkomendasikan suatu formula perbaikan untuk sebagai berikut. Untuk f c < 21 MPa f cr = f c + 7 (4) Untuk f c antara 21 35 MPa f cr = f c + 8.5 (5) Untuk f c > 35 MPa f cr = f c + 10.5 (6) Konstanta-konstanta penambah di atas diperoleh berdasarkan nilai kuat tekan rata-rata perlu aktual seharusnya pada Tabel 5. Untuk kuat tekan rencana < 21 MPa dan antara 21 35 MPa, diambil konstanta penambahnya sebesar 7 dan 8.5 yang sesuai dengan code karena formula perhitungan kuat tekan rata-rata perlu code untuk kedua kelompok ini dianggap sudah relatif aman diterapkan di Indonesia. Sedangkan untuk kuat tekan rencana > 35 MPa, konstanta penambah yang diambil berasal dari konstanta penambah pada kuat tekan rata-rata perlu aktual seharusnya yang diperoleh dalam perhitungan subbab sebelumnya, yaitu sebesar 10.33. Dengan tujuan untuk lebih meningkatkan faktor keamanannya maka diambil konstanta penambah sebesar 10.5 yang merupakan pembulatan ke atas dari 10.33. Namun karena rumus kuat tekan rata-rata perlu untuk beton > 35 MPa ini hanya didapat dari 81 buat data, maka adalah bijak berharap konstanta 10 sudah mencukupi. Dengan demikian, usulan perbaikan pada rumus 4, 5, dan 6 nampak tidak signifikan jika dibanding dengan SNI-2002. Untuk kepraktisan, maka usulan lebih lanjut adalah tetap menggunakan rumus yang ada pada SNI-2002. Ini berarti keandalannya akan meningkat meningkat. Namun demikian, masih tetap ada pertanyaan lebih lanjut, bagaimana jika ditemukan di lapangan nilai yang tidak sesuai dengan rumus tersebut. Maka dibutuhkan nilai batas terima kuat tekan rata-rata di lapangan. Selanjutnya akan ditetapkan nilai batas diterimanya suatu kuat tekan rata-rata perlu yang berada di bawah rekomendasi formula perhitungan kuat tekan rata-rata perlu di atas. Nilai batas ini ditetapkan dari perhitungan untuk kuat tekan rata-rata perlu aktual dengan probabilitas kegagalan sebesar 5 %. Probabilitas kegagalan ini diambil berdasarkan PBI 1971 Bab 4 yang mensyaratkan bahwa nilai kemungkinan kekuatan tekan yang diuji kurang dari kuat tekan rencananya diperbolehkan terbatas sampai 5 % saja. Hal ini diusulkan untuk kemudahan pelaksanaan praktek di lapangan, dibandingkan dengan harusnya dicek data secara statistik. Nilai batas yang diperoleh dari perhitungan merupakan toleransi diterimanya suatu kuat tekan rata-rata di lapangan yang nilainya kurang dari kuat tekan rata-rata perlu yang direkomendasikan. Sebagai contoh bila terdapat hasil uji tekan beton untuk kuat tekan rencana < 21 MPa dan diperoleh nilai kuat tekan rata-ratanya lebih kecil dari f c + 4.7 maka harus ditolak karena lebih kecil dari kuat tekan rata-rata batas. Sedangkan jika nilai kuat tekan rata-ratanya berada di bawah kuat tekan rata-rata perlu rekomendasi sebesar f c + 7 namun masih di atas f c + 4.7, maka hasil uji tersebut masih boleh diterima. Tabel 6 berikut menunjukkan formula perhitungan kuat tekan rata-rata perlu rekomendasi beserta kuat tekan rata-rata batas terimanya. 8

Tabel 6 Formula Perhitungan Kuat Tekan Rata-Rata Perlu Rekomendasi dan Kuat Tekan Rata-rata Batas Kuat Tekan Rencana (f c ') Kuat Tekan Rata 2 Perlu (f cr ') Kuat Tekan Rata 2 (MPa) Rekomendasi dan SNI Batas < 21 f c ' + 7 f c ' + 4.7 21 35 f c ' + 8.5 f c ' + 6.5 > 35 f c ' + 10 f c ' + 7.3 Satu hal yang patut dicatat di sini adalah formula pada Tabel 6 dikembangkan atas data yang jumlahnya masih terbatas dengan sumber dari produksi beton ready-mixed di wilayah Bandung dan sekitarnya. 5 KESIMPULAN Tidak terdapat perbedaan yang besar antara deviasi standar dalam code dengan deviasi standar yang diperoleh dari penelitian bahkan untuk kuat tekan rencana antara 21-35 MPa, deviasi standar aktual lebih kecil daripada deviasi standar code. Hal ini menunjukkan bahwa variasi pekerjaan beton (kualitas material, cara kerja, sistem produksi, dll.) di Indonesia sudah cukup baik dan tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan Amerika Serikat. Artinya produsen beton ready-mixed di Indonesia sudah melakukan prosedur produksi dengan cukup baik. Namun demikian, karena kualitas material, keandalan formula SNI-2002 masih rendah dibandingkan yang diharapkan dalam ACI, yaitu 1%. Formula-formula perhitungan kuat tekan rata-rata perlu yang diperoleh dari penelitian mempunyai nilai probabilitas kegagalan yang lebih besar dari 1 %. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan beton di Indonesia belum bisa sepenuhnya mengikuti code yang berlaku. Apalagi pekerjaan beton yang di lakukan di lapangan dengan tidak menggunakan beton ready-mixed akan sangat dipertanyakan kompatibilitas terhadap SNI-2002, begitu pula keandalannya. Hal ini tetap memberikan peringatan kepada praktisi di Indonesia untuk hati-hati menerapkan formula yang ada di SNI-2002 ini. Untuk lebih meyakinkan hasil penelitian awal ini, maka adalah suatu upaya yang sangat strategis jika penelitian seperti ini dilanjutkan dengan jumlah data yang lebih banyak, baik dari produksi beton ready-mixed maupun dari produksi beton di lapangan, dan dari sumber data seluruh Indonesia. Dengan demikian, keyakinan akan keandalah formula yang ada di SNI 2002 dapat diverifikasi dengan meyakinkan. Selain itu, untuk lebih lanjutnya, prosedur pengendalian kualitas beton di lapangan harus segera dibuat agar implementasi SNI-2002 ini dapat efektif. Usulan formula kuat tekan rata-rata perlu dan kuat tekan rata-rata batas hanya sebagai upaya pragmatis yang dapat dilakukan dalam penelelitian yang terbatas ini. Penelitian lebih lanjut untuk mendukung prosedur pengendalian mutu beton di lapangan harus dilakukan. 9

6 DAFTAR PUSTAKA ACI 318 (2005). Buildings Code Requirements for Structural Concrete. Chapter 5. Ang, A. dan Tang, W. (1992). Konsep-Konsep Probabilitas dalam Perencanaan dan Perancangan Rekayasa. Jakarta : Penerbit Erlangga. Lukiman, Y. (2010). Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB. Montgomery, D. C. (2009) Introduction to Statistical Quality Control, Sixth Edition. John Wiley & Sons, Inc. SNI 03 2847 S2002 (2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Makalah ini disampaikan dalam rangka diseminasi informasi melalui Seminar HAKI. Isi makalah sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis, dan tidak mewakili pendapat HAKI. 10