BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI VIRTUALISASI SERVER PADA TOPOLOGI STAR (Studi Kasus Pada Pengadilan Tinggi Gorontalo)

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Resume. Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah. Lab. Hardware

GRAPHING. 1. Hasil konfigurasi Interface: 2. Hasil konfigurasi IP address: 3. Hasil konfigurasi IP Gateway: 4. Hasil konfigurasi IP DNS:

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, internet sangat berperan besar. Internet digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. beserta perangkat kerasnya. Secara langsung ataupun tidak, teknologi informasi telah

PENERAPAN MULTI VIRTUAL APPLIANCE SERVER PADA PENGEMBANGAN LABORATORIUM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI VIRTUALISASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang pesat dari tahun ketahun. Teknologi informasi seperti jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, banyak sekali pengguna internet yang tersebar di dunia

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGUNAKAN METODE QUEUE TREE PADA PT. TUMBUH SELARAS ALAM

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI. perangkat keras dan piranti lunak yang digunakan adalah sebagai berikut:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS

Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management

Virtual PC dapat berjalan di Windows XP, Vista maupun Windows 7. Saya melakukan installasi pada Windows 7, 64 bit.

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

ANALISIS KINERJA WEB SERVER MENGGUNAKAN HYPER-V, VMWARE WORKSTATION, OPENSTACK DAN PROXMOX

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. dan pengamatan yang dilakukan terhadap analisis bandwidth dari sistem secara

1. Pendahuluan 2. Tinjanuan Pusataka Virtualisasi

MIKROTIK SEBAGAI NAT...

Ketika Winbox sudah diunduh, hal yang pertama dilakukan adalah membuka. utility hingga tampil gambar seperti di bawah ini:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RANCANG BANGUN PRIVATE CLOUD COMPUTING PADA SEKRETARIAT DPRD PROVINSI SUMSEL. Iwan Agusti Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan jaringan cloud computing Implementasi dan pengembangan Cloud Computing di BPPT dimulai dengan

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

SIMULASI PEMANFAATAN IPCOP SEBAGAI PC ROUTER DALAM JARINGAN LOCAL (LAN) DI LABORATORIUM FE-UMI ABSTRAK

Choirul Amri. I. Pendahuluan.

VIRTUALISASI KOMPUTER DENGAN ORACLE VM VIRTUAL BOX

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI...

LOMBA KETERAMPILAN SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Tingkat Kabupaten Jepara Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. cloud computing. Model penyebaran yang digunakan adalah private cloud dimana

Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750. Achmad Muharyadi

Raihana Rahma Fadhilah

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perancangan yang dilakukan pada penelitian ini bersifat simulasi, karena jaringan Cloud

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS PERBANDINGAN PERFORMANSI DATA SERVER METODE KVM (KERNEL BASIS VIRTUAL MACHINE) DENGAN OPENVZ (CONTAINER/CT)

hanya penggunakan IP saja yang berbeda. Berikut adalah cara menghubungkan station 2. Tentukan interface yang akan difungsikan sebagai station

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA CACHE PROXY SERVER ANTARA METODE PROXY INTERNAL DAN EXTERNAL

SIMULASI APLIKASI MIKROTIK ROUTER DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan 2 router yang

BAB III PEMBAHASAN. Lingkungan Geologi. Pembahasan yang akan dijelaskan pada bab ini meliputi

CARA MENJALANKAN PROGRAM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan bisnis di Indonesia secara khusus dan di dunia secara umum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Konfigurasi Jaringan Hotspot Pada MikroTik RouterOS

Optimalisasi Keamanan Jaringan Menggunakan Pemfilteran Aplikasi Berbasis Mikrotik

b. Perancangan Sistem

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGGUNAAN BANDWIDTH UNTUK OPTIMALISASI PEMANFAATAN INTRANET DAN INTERNET DI JARINGAN UNIVERSITAS

MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE

BAB III PERANCANGAN DAN ANALISA JARINGAN

PENERAPAN SQUID PROXY DAN EFISIENSI BANDWIDTH MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTER PADA LINGKUNGAN PERUSAHAAN

/28

ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK. Oleh : JB. Praharto ABSTRACT


BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan (Yuhefizar, p9, 2003

Belajar Teknologi Virtualisasi : VMWare vsphere Hypervisor ESXi (1)

MEMBANDINGKAN JARINGAN DENGAN MENGGUNAKAN WEB PROXY PADA MIKROTIK DAN SQUID SERVER PROXY

KONSFIGURASI MIKROTIK SEBAGAI ROUTER

Cara Setting IP Address DHCP di

BAB III PERANCANGAN SISTEM

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government

BAB I PENDAHULUAN. begitu penting bagi masyarakat modern. Saat ini hampir setiap lapisan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. PC yang digunakan sebagai PC Router, web server dan proxy server SQUID. 1. Sistem operasi Linux Red Hat versi 9.

Reza Lutfi Ananda

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN. pelaksanaan kerja praktek ada sebagai berikut : WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT DIVISI SISKOHAT yang beralamat di

Konfigurasi Routing Protocol RIP di Router 2

PERBANDINGAN KINERJA VIRTUAL XEN DAN KVM. Andika Firdaus Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data. router dengan kabel Unshielded Twisted Pair sebagai (UTP) Topologi jaringan

SISTEM PENCEGAHAN FLOODING DATA DENGAN METODE MANAJEMEN BANDWITH

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini begitu pesat sehingga

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian

UJI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN - PAKET 2

PERANCANGAN VIRTUAL PRIVATE SERVER MENGGUNAKAN PROXMOX PADA AMIK IBNU KHALDUN PALOPO

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem

Representative Service Support Center Website,

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Hal-hal yang menjadi batasan bisnis dalam pendesainan sistem keamanan jaringan adalah sebagai berikut:

DESAIN DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCING PADA PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika Universitas Lampung dan Linux

BAB III PEMBAHASAN Jadwal kerja praktek Tabel 3.1 Jadwal kerja praktek

BAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP.

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisis Permasalahan Dari hasil wawancara dan observasi objek penelitian maka ditemukan beberapa permasalahan yang muncul, diantaranya : a) Terdapat 3 (tiga) aplikasi yang membutuhkan ketersediaan server b) Hanya terdapat 2 (dua) unit Server c) Anggaran yang tersedia belum dapat memenuhi pengadaan server baru. 4.1.2. Implementasi Virtualisasi Server 4.1.2.1. Topologi Yang Digunakan Pada Objek Penelitian Pada kantor Pengadilan Tinggi Gorontalo, telah di rancang sebuah topologi star yang digunakan sampai dengan saat ini. Topologi ini menghubungkan setiap pengguna dan memudahkan pengguna untuk mengakses server untuk layanan tertentu. Pada awal dirancangnya, sistem koneksi yang diterapkan yaitu menggunakan koneksi wired (kabel), nanti pada tahun 2011 hampir secara keseluruhan sistem interkoneksi antar pengguna diganti menggunakan koneksi wireless (nirkabel). Penggantian jenis koneksi ini dilakukan dengan alasan efisiensi dan kenyamanan dalam pelaksanaan pekerjaan. Seiring dengan bertambahnya beban kerja, sebagian besar pegawai telah menggunakan laptop untuk melakukan pekerjaannya masing-masing, hal ini pula yang menjadi tuntutan dilaksanakannya penggantian jenis koneksi antar pengguna, sehingga lebih memudahkan dalam kenyamanan melaksanakan pekerjaan. 35

Gambar 4.1. Topologi jaringan sebelum implementasi virtualisasi server. 4.1.2.2. Jenis dan Fungsi Server Pada Penelitian Pada penelitian ini penulis melakukan virtualisasi pada empat jenis server berbeda yang menjalankan fungsi dan layanan berbeda. Server-server tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : CTS Server : digunakan untuk layanan aplikasi Case Tracking System. SIAPT Server : digunakan untuk layanan aplikasi Sistem Informasi Administrasi Pengadilan Tinggi Proxy Server : digunakan untuk melakukan filtering konten yang didownload dari internet dan melakukan caching konten sehingga dapat menghemat penggunaan bandwidth. 4.1.2.3. Implementasi Virtualisasi server pada Topologi Star Implementasi virtualisasi server tidak mengubah struktur topologi dan mekanisme kerja jaringan. Perubahan hanya terdapat pada server-server yang menjadi bagian dari topologi jaringan pada objek penelitian. 36

Gambar 4.2. Topologi jaringan setelah implementasi virtualisasi server. 4.1.2.4. Installasi dan konfigurasi Proxmox VE Tahapan pada installasi adalah proses inisiasi installer dan formatting harddisk. Gambar 4.3. Proses installasi Proxmox VE Konfigurasi sistem pada Proxmox VE dilakukan pada saat bersamaan dengan proses installasi Proxmox VE. Pada tahap ini terdapat 37

beberapa item yang harus dikonfigurasi diantaranya konfigurasi lokasi dan zona waktu, hak akses server serta email, dan konfigurasi jaringan. Gambar 4.4. Konfigurasi Zona Waktu Gambar 4.5. Konfigurasi Hak Akses 38

Gambar 4.6. Konfigurasi Jaringan Setelah seluruh proses konfigurasi selesai secara otomatis sistem akan melakukan installasi dan partisi pada storage sistem. Setelah proses installasi selesai, server dapat diakses dan dimanajemen melalui web browser dengan mengakses alamat https://192.168.100.2:8006. Untuk melakukan manajemen server diperlukan hak akses yang telah dikonfigurasi sebelumnya. Gambar 4.7. Server Virtualisasi selesai diinstall 39

Gambar 4.8. Akses server melalui web browser 4.1.3. Virtualisasi Server CTS 1. Pembuatan dan Konfigurasi mesin virtual Sebelum melakukan instalasi konfigurasi mesin virtual perlu dipersiapkan installer Sistem Operasi yang nantinya akan digunakan pada installasi. Gambar 4.9. Upload Installer OS 40

Gambar 4.10. Proses pembuatan mesin virtual Pada tahap pembuatan mesin virtual terdapat beberapa item yang wajib untuk di konfigurasi sesuai kebutuhan sistem, diantaranya adalah Kernel OS, CD/DVD installer, harddisk, Processor, Memory, dan Jaringan. Gambar 4.11. Konfigurasi perangkat virtual pada mesin virtual 2. Installasi Sistem Operasi 41

Gambar 4.12. Proses Installasi Sistem Operasi pada CTS server 3. Konfigurasi jaringan Gambar 4.13. Konfigurasi jaringan pada mesin virtual CTS Server 4. Installasi Aplikasi Server CTS 42

Gambar 4.14. Installasi Server CTS dengan wizard installer 4.1.4. Virtualisasi Server SIAPT 1. Pembuatan dan Konfigurasi mesin virtual Tahapan pembuatan dan Konfigurasi mesin virtual merujuk pada pembuatan server CTS di atas. 2. Installasi Sistem Operasi Gambar 4.15. Proses Installasi Sistem Operasi pada SIAPT 3. Konfigurasi jaringan 43

Gambar 4.16. Konfigurasi jaringan pada mesin virtual SIAPT Server 4. Installasi Paket Layanan yang dibutuhkan sistem Gambar 4.17. Install Paket Layanan yang dibutuhkan pada mesin virtual SIAPT Server 5. Installasi Aplikasi Server SIAPT 44

Gambar 4.18. Proses mendownload aplikasi kedalam server Gambar 4.19. Proses ekstraksi aplikasi SIAPT ke web directory SIAPT server 6. Installasi web administrator Gambar 4.20. Aplikasi Webmin untuk administrasi server 4.1.5. Virtualisasi Server Proxy 1. Pembuatan dan Konfigurasi mesin virtual Tahapan pembuatan dan Konfigurasi mesin virtual merujuk pada pembuatan server CTS di atas. 2. Installasi Sistem Operasi 45

Tahapan installasi Sistem Operasi proxy server merujuk pada Installasi Sistem Operasi server SIAPT di atas karena menggunakan Sistem operasi yang sama yaitu Ubuntu server 12.04.1 kecuali pada partisi harddisk yang terdapat sedikit perbedaan. Gambar 4.21. Partisi harddisk pada Proxy Server 3. Konfigurasi jaringan Gambar 4.22. Konfigurasi jaringan Server Proxy 4. Installasi paket layanan yang dibutuhkan 46

Paket layanan yang dibutuhkan oleh server proxy merujuk ke paket layanan pada server SIAPT. 5. Installasi Squid Gambar 28. Gambar 4.23. Konfigurasi Squid Gambar 4.24. Cache.log Squid 6. Konfigurasi MRTG 47

Pada penelitian ini penulis menggunakan tool Squidstats sebagai MRTG (Multi Router Traffic Grapher), yang dapat memetakan dalam bentuk grafik proses yang terjadi pada traffic proxy. Gambar 4.25. Monitoring Trafik Proxy dengan Squidstats 7. Install Aplikasi Web Administrator Tahapan installasi aplikasi web administrator merujuk pada installasi aplikasi web administrator pada SIAPT Server. 4.1.6. Konfigurasi networking pada Router 1. Konfigurasi Mangle Paket Konfigurasi mangle paket yang dimaksud adalah mangle paket untuk paket dengan asal dan tujuan ke IP 192.168.100.0/24. 48

Gambar 4.26. Konfigurasi Add Client List Gambar 4.27. Konfigurasi Mangle untuk Server Rainer 2. Konfigurasi By Pass Queue 49

Untuk mengatur beban traffic digunakan metode queue tree pada mikrotik. Server Virtualisasi yang lebih sering di akses ke lokal diberikan bandwidth tanpa batas. Gambar 4.28. Konfigurasi Queue untuk Server Virtual 4.1.7. Pengujian Sistem 1. Workload Server CTS Workload aplikasi CTS dilakukan dengan cara melakukan browsing ke alamat server CTS. Berdasarkan hasil pengujian proses workload aplikasi CTS berhasil dan berjalan dengan normal. Gambar 4.29. Hasil Workload aplikasi CTS 2. Penggunaan Resource Server CTS 50

Berdasarkan pengujian workload aplikasi CTS didapatkan hasil penggunaan resource server. Gambar 4.30. Penggunaan Resource Virtual Server CTS 3. Workload Server SIAPT Gambar 4.31. Hasil Workload aplikasi SIAPT 4. Penggunaan Resource Server SIAPT 51

Gambar 4.32. Penggunaan Resource Virtual Server SIAPT 5. Cache Content Pengujian cache content dilakukan dengan cara browsing ke website-website yang memiliki banyak konten, dalam hal ini penulis mengambil sampel website Mahkamah Agung RI www.mahkamahagung.go.id, hasilnya website Mahkamah Agung yang telah dibuka dari komputer lain selanjutnya dibuka dari komputer penulis, dan hasilnya terdapat dua konten yang telah tersimpan ke dalam cache. Gambar 4.33. Cache Content 6. Cache Video 52

Pada pengujian cache video pada proxy server penulis mengambil salah satu sampel video pada youtube dengan alamat http://www.youtube.com/watch?v=a3xrqaim7pu. Pada streaming video pertama kali terjadi streaming yang putus-putus, selanjutnya setelah video selesai distreaming selanjutnya video yang sama dibuka dikomputer lain dan hasilnya terlihat streaming tidak mengalami buffering. Gambar 4.34. Proses Streaming awal Gambar 4.35. Proses Streaming setelah tercache 53

Gambar 4.36. HIT pada konten video yang distreaming ulang 7. Penggunaan Resource Proxy Server Penggunaan resource Proxy server menunjukkan adanya lonjakan CPU usage tetapi masih dalam batas normal. Gambar 4.37. Penggunaan Resource Virtual Server Proxy 8. Penggunaan Resource Physical Server Setelah dilakukan implementasi virtualisasi server, dilakukan pengujian terhadap penggunaan resource server fisik ( host server). Pada gambar di bawah ini terlihat resource server terpakai secara optimal ditandai dengan tidak adanya over stack atau overload. Pada gambar terlihat penggunaan resource server masih dalam batas normal. 54

Gambar 4.38. Penggunaan Resource Host Server Gambar 4.39. Penggunaan Memory Host Server Gambar 4.40. Network traffic pada Host Server 4.2. Pembahasan 55

Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan informasi di kantor Pengadilan Tinggi Gorontalo, diperlukan 3 server untuk menjalankan 3 aplikasi. Dengan konfigurasi dan pengaturan yang seimbang dengan beban kerja server didapatkan optimalisasi penggunaan resource pada server yang digunakan dengan spesifikasi Processor 4 inti, memory 4GB, harddisk 1 TerraByte. Tabel 4.1. Spesifikasi Virtual Server Server CTS SIAPT Proxy Processor 1 Gb 1 Gb 1 Gb RAM 1 Gb 1 Gb 1 Gb Harddisk 160GB 100GB 160GB OS Windows Linux Linux Dari tabel di atas dapat dilihat pembagian beban kinerja resource inti dari sebuah server yaitu Processor dan RAM, setelah diimplementasikan virtualisasi server jumlah inti yang dapat digunakan oleh host server hanya 1 inti, karena untuk 3 inti yang lainnya telah digunakan pada server-server virtual. Begitu juga dengan penggunaan RAM, Ram yang dimiliki host sebelum implementasi adalah 4 GB, namun setelah implementasi virtualisasi server, host server hanya dapat menggunakan 1 GB RAM karena 3 GB telah dibagi ke server virtual. Pembagian penggunaan harddisk juga diimplementasikan, pada server virtual diberikan kuota sejumlah kebutuhan sistem, sedangkan sisa kuota harddisk yang tidak digunakan oleh virtual server yaitu 580 GB akan digunakan sebagai cadangan space jika sewaktu-waktu terdapat virtual server yang membutuhkan penambahan storage, selain itu juga sisa harddisk yang belum digunakan akan dimanfaatkan oleh host server sebagai dynamic swap untuk menjaga kestabilan sistem dari overload RAM. 56

Gambar 4.41. Penggunaan Sumber Daya Server Konfigurasi juga dilakukan pada router mikrotik, dimana router ini mengatur seluruh lalu lintas data pada jaringan intranet dan internet objek penelitian. Pada keadaan sebelum penelitian, masing-masing server memiliki IP Address yang tidak berada dalam range IP Address yang sama. Setelah dilakukan implementasi virtualisasi server, perlu dilakukan bridging networking dari host ke virtual server. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi NAT (Network Address Translation) secara berulang, yang dapat mengakibatkan sulitnya mengontrol lalu lintas data secara terpusat. Pada keadaan sebelum implementasi virtualisasi server, konfigurasi IP Address untuk server adalah 192.168.100.0/30 yang artinya ada 2 IP Address yang dapat digunakan yaitu 192.168.100.1-192.168.100.2 dan IP 192.168.100.3 sebagai broadcast. Setelah dilakukan virtualisasi server, konfigurasi IP Address diganti dengan 192.168.100.0/24 yang artinya ada 254 IP Address yang dapat digunakan yaitu 192.168.100.1-192.168.100.254 dan IP 192.168.100.255 sebagai broadcast. Selain itu konfigurasi pada NAT untuk pembelokan trafik jaringan ke proxy disesuaikan dengan IP Address server proxy yang baru yaitu 192.168.100.5, dimana sebelumnya IP Address server proxy adalah 192.168.7.2. Setelah implementasi teknologi virtualisasi server, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap kinerja server virtual. Pengujian dilakukan pada workload web dan proses content caching dan video caching. Dalam hal penggunaan proxy server berdampingan dengan server CTS dan server SIAPT sangat membantu mengurangi beban kerja virtual server CTS dan server SIAPT, hal ini dapat dilihat dari grafik MRTG proxy 57

server. Pada grafik MRTG terlihat penghematan penggunaan bandwidth baik untuk lokal maupun internet. Gambar 4.42. Grafik proxy service Pada grafik diatas dapat dijabarkan : bandwidth diterima oleh client = 197,47 kb/s bandwidth yang digunakan me-load konten = 185,16 kb/s berarti dalam 2 hari server proxy melayani, terdapat penghematan 1,0066 % atau hemat 12,31 kb/s. Dengan implementasi teknologi virtualisasi server, anggaran untuk investasi hardware dapat ditekan lebih rendah karena virtualisasi hanya menggunakan kapasistas yang tersedia. Pada saat ini kantor Pengadilan Tinggi Gorontalo masih memiliki 1 unit server host yang siap untuk di konfigurasi maksimal untuk 3 virtual server, sehingga apabila ada penambahan aplikasi baru kantor Pengadilan Tinggi Gorontalo telah siap untuk mengimplementasi aplikasi tersebut. Server-server yang dijalankan didalam sebuah mesin virtual dapat disimpan dalam 1 buah image yang berisi seluruh konfigurasi sistem. Jika satu saat server tersebut crash, tidak perlu melakukan instalasi dan 58

konfigurasi ulang. Cukup mengambil salinan image yang sudah disimpan, merestore data hasil backup terakhir dan server berjalan seperti sedia kala. Hemat waktu, tenaga dan sumber daya. Server virtual dapat dikloning sebanyak mungkin dan dapat dijalankan pada mesin lain dengan mengubah sedikit konfigurasi. Sehingga mengurangi beban kerja para staff IT dan mempercepat proses implementasi suatu sistem. Jumlah server yang lebih sedikit otomatis akan mengurangi waktu dan biaya untuk mengelola. Jumlah server yang lebih sedikit juga berarti lebih sedikit jumlah server yang harus ditangani. Salah satu kemudahan dari teknologi virtualisasi adalah standarisasi hardware dan kemudahan upgrade spesifikasi server lebih mudah. Hal ini dikarenakan virtualisasi melakukan emulasi dan enkapsulasi hardware sehingga proses pengenalan dan pemindahan suatu spesifikasi hardware tertentu tidak menjadi masalah. Sistem tidak perlu melakukan deteksi ulang hardware sebagaimana instalasi pada sistem/komputer fisik. Proses penggantian dan upgrade spesifikasi server lebih mudah dilakukan. Jika server induk sudah overload dan spesifikasinya tidak mencukupi lagi, kita bisa dengan mudah melakukan upgrade spesifikasi atau memindahkan virtual machine ke server lain yang lebih powerful. 4.2.1. Kendala Implementasi Kendala yang dihadapi penulis saat melakukan tahapan-tahapan penelitian yaitu Proxmox VE belum mendukung akses langsung media penyimpanan. Hal ini mengakibatkan kurang efektifnya pada saat akan melakukan maintenance. Di sisi lain hal ini juga menjadi keuntungan bagi server yaitu memberi proteksi terhadap server virtual agar tidak langsung dapat diakses dari luar host server secara fisik. 59