FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT REPORT LAG

PERBEDAAN AUDIT REPORT LAG BERDASARKAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, OPINI AUDIT DAN JENIS INDUSTRI. Harini Antika Puspa Lensa Rustiana

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, KEPEMILIKAN, LABA RUGI, PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP AUDIT REPORT LAG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB V PENUTUP. 1. Audit report lag perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Big

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan bisnis. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan untuk di audit oleh akuntan publik. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang te

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. telah go public.seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini. 1. Ni Wayan Rustiarini dan Ni Wayan Sugiarti (2013)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang signifikan. Hal inilah yang membuat perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB II LANDASAN TEORI

Dea Shashi Nindyta ; Murtedjo. Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

Accounting Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena kasus pelanggaran ketentuan di bidang pasar modal (

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. telah go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan ( 2014 ), terdapat empat karakteristik kualitatif untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan perusahaan go public menjadikan laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Go public merupakan salah satu strategic planning yang dapat diambil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tugas-tugas tertentu bagi prinsipal, prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. menutup kontrak untuk memberikan tugas-tugas tertentu bagi principal, dan principal

Keywords : Audit delay, Firm size, profitability, Size of public accounting firm, Audit opinion

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat,lengkap dan tepat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan go public memiliki kewajiban untuk mempublikasikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. Minat investor global berinvestasi di emerging market, terutama Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 12, No. 3, Desember 2010, Hlm. 175-186 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA MEYLISA JANUAR ISKANDAR dan ESTRALITA TRISNAWATI Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara estris777@gmail.com Abstrak: The purpose of this study is to find out empirical evidence of some determinants of audit report lag. Audit report lag is important issue because it can affect the timeliness of accounting information releases that used by internal and external user for their decision making. There are six factors that is total asset, industry classification, current year income (loss), audit opinion, size of Public Accountant Firm and debt proportion. The research used 128 companies listed in Indonesia Stock Exchange for period 2003 till 2009. The hypotheses proposed were tested by multiple linier regression models. The result shows that industry classification, current year income (loss), and size of Public Accountant Firms have influence to audit report lag. On the other hand, total assets, audit opinion, and debt proportion have no influence to audit report lag. Keywords: Audit report lag, total assets, industry classification, current year income (loss), audit opinion, size of Public Accountant Firms, and debt proportion. PENDAHULUAN Pada era globalisasi ini, dunia perekonomian banyak mengalami perkembangan yang signifikan sehingga mendorong perekonomian nasional dan internasional menuju perdagangan bebas sehingga semakin memperketat persaingan antar perusahaan. Untuk menghadapi tantangan tersebut, maka 175

pihak manajemen berusaha mendapatkan lebih banyak dana untuk mendanai kegiatan opersionalnya yang tidak mungkin hanya terpenuhi dengan mengandalkan sumber dana internal dan pinjaman dari bank saja. Cara lain untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut dapat dilakukan dengan menjual kepemilikan saham perusahaan kepada para investor. Berdasarkan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-36/PMK/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, Bapepam mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di Pasar Modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan tersebut juga harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang membuat laporan keuangan berguna bagi pemakainya, yaitu relevance, reliable, comparability, dan consistency. Untuk menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang relevan, terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah ketepatan waktu. Apabila laporan keuangan tidak disajikan tepat waktu maka laporan tersebut akan kehilangan nilai informasinya, karena tidak tersedia saat pemakai laporan keuangan membutuhkannya untuk pengambilan keputusan. Hal ini diatur di dalam PSAK tahun 2007 pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 43, yaitu bahwa jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor harus sesuai dengan SPAP tahun 2001 yang telah ditetapkan oleh IAI. Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat berdampak terhadap lamanya penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak pada peningkatan kualitas auditnya. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal laporan auditor independen mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Perbedaan waktu ini sering disebut audit report lag. Semakin panjang suatu audit report lag, maka akan memberikan dampak negatif. Lamanya waktu penyelesaian proses audit (audit report lag) akan mempengaruhi ketepatan waktu dalam publikasi informasi laporan keuangan auditan. Keterlambatan dalam publikasi informasi laporan keuangan akan berdampak pada tingkat ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut pertama, pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah dan organisasi penulisan. Kedua, menguraikan hasil penelitian sebelumnya tentang 176

total aset, klasifikasi industri, laba atau rugi tahun berjalan, opini audit, ukuran kantor akuntan publik, dan debt proportion. Ketiga membahas metoda penelitian terdiri atas metoda penelitian yang digunakan. Keempat, hasil penelitian yang berisi statistik deskriptif serta interpretasi hasil pengujian. Terakhir adalah penutup yang berisi simpulan, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan auditan merupakan hal yang sangat penting khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Namun auditor memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan buktibukti kompeten yang mendukung opininya. Rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen yang didefinisikan sebagai audit report lag (Aryati dan Theresia 2005). Total aset terkait dengan ukuran dari suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset yang besar memiliki hubungan dengan ketepatan waktu laporan keuangan. Menurut Warren et al. (2008, 52) assets are resources owned by physical items, such as cash and supplies, or intangibles that have value. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya internal control yang baik dan kemampuan perusahaan untuk mendorong auditornya agar dapat menyelesaikan pekerjaan audit secara tepat waktu. Selain itu, perusahaan-perusahaan yang lebih besar juga memiliki sumber daya untuk membayar audit fees yang lebih tinggi sehingga pekerjaan audit dapat segera dilakukan setelah tahun buku berakhir. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Kamarudin (2003), Trisnawati dan Alvin (2010). Hipotesis yang diajukan adalah: H 1 Total aset berpengaruh terhadap audit report. Industri dapat diklasifikasikan menjadi industri finansial dan industri non finansial. Perbedaan karakteristik industri dapat menyebabkan perbedaan dalam rentang waktu penyelesaian proses audit. Perusahaan finansial biasanya mengumumkan laporan keuangannya lebih cepat karena hanya memiliki 177

sedikit inventory. Proporsi yang sedikit dari inventory menyebabkan auditor dapat mengurangi atau menghilangkan bagian proses audit tersulit dimana material errors sering terjadi. Selain itu, kebanyakan aset yang dimiliki oleh perusahaan finansial adalah berbentuk aset moneter sehingga lebih mudah diukur bila dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh perusahaan non finansial yang kebanyakan berbentuk aset fisik. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Kamarudin (2003) dan Subekti dan Widiyanti (2004). Hipotesis yang diajukan adalah: H 2 Klasifikasi industri berpengaruh terhadap audit report lag. Subekti dan Widiyanti (2004) menyatakan ada beberapa alasan yang mendorong terjadinya kemunduran laporan publikasi, yaitu pelaporan laba atau rugi sebagai indikator good news atau bad news atas kinerja manajerial perusahaan dalam setahun. Perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Sebaliknya jika perusahaan melaporkan laba yang tinggi maka perusahaan berharap laporan keuangan auditan dapat diselesaikan secepatnya, sehingga good news tersebut segera dapat disampaikan kepada para investor dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Kamarudin (2003), Ahmad et al. (2005), dan Prabandari dan Rustiana (2007). Hipotesis yang diajukan adalah: H 3 Laba atau rugi tahun berjalan berpengaruh terhadap audit report lag. Audit report lag akan lebih panjang pada perusahaan yang mendapatkan qualified opinion. Ahmad dan Kamarudin (2003) menyatakan qualified opinion dilihat sebagai bad news dan akan memperlambat proses audit. Terdapat kemungkinan konflik antara auditor dengan perusahaan, dimana akan menunda penerbitan laporan keuangan. Subekti dan Widiyanti (2004) membuktikan bahwa audit report lag lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat qualified opinion. Hal ini terjadi karena proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis dan perluasan ruang lingkup. Hipotesis yang diajukan adalah: H 4 Opini audit berpengaruh terhadap audit report lag. Prabandari dan Rustiana (2007) menyatakan bahwa kantor akuntan publik internasional atau yang lebih dikenal dengan The Big Four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan 178

audit tepat pada waktunya. Selain itu, KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan dengan KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasi mereka. Hipotesis yang diajukan adalah: H 5 Ukuran Kantor Akuntan berpengaruh terhadap audit report lag. Menurut Gitman (2009, 132), the debt ratio (debt proportion) measures the proportion of total asses financed by the firm s creditors. Ahmad dan Kamarudin (2003) berpendapat bahwa debt proportion mungkin mengindikasikan kesehatan finansial sebuah perusahaan. Debt proportion yang tinggi menggambarkan kegagalan perusahaan dan meningkatkan fokus auditor bahwa laporan keuangan kurang reliable. Hal ini karena tingginya debt proportion secara normal berhubungan dengan tingginya risiko. Ini merupakan hasil dari kesehatan finansial perusahaan yang buruk dimana mungkin terjadi karena manajemen yang buruk dan fraud. Debt proportion yang tinggi juga terkait dengan masalah likuiditas dan going concern dimana membutuhkan proses audit yang lebih panjang. Hipotesis yang diajukan adalah: H 6 Debt proportion berpengaruh terhadap audit report lag. METODA PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2003 sampai 2009. Sampel dalam pene-litian ini dipilih dengan metode purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 128 perusahaan untuk masing-masing periode. Jumlah data dalam penelitian ini adalah sebanyak 896 perusahaan. Berikut proses pemilihan sampel: 179

Tabel 1 Proses Pemilihan Sampel No Kriteria Jumlah 1. Total perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 285 2003-2009. 2. Perusahaan yang di-delisting di BEI selama periode (48) penelitian. 3. Perusahaan yang penyajian laporan keuangan tidak dinyatakan dalam mata uang Rupiah. (14) 4. Perusahaan yang tidak menyajikan laporan (95) keuangan secara lengkap. Jumlah Sampel 128 Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan auditor independen. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Pusat Informasi Pasar Modal Universitas Tarumanagara dan akses internet melalui www.idx.co.id. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset perusahaan, klasifikasi industri, laba atau rugi tahun berjalan, opini audit, besarnya KAP, dan debt proportion. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay. Definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 180

Tabel 2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel No Variabel Konsep Variabel Indikator Skala 1 Audit delay Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal laporan auditor independen. Tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal ditandatanganinya laporan audit (tanggal opini). Rasio 2 Total asset Jumlah seluruh aset yang dimiliki suatu perusahaan. 3 Klasifikasi Industri 4 Laba atau rugi tahun berjalan Jenis kegiatan perusahaan. Tingkat pendapatan yang didapat oleh suatu perusahaan. 5 Opini audit Pendapat yang diberikan auditor atas kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan. 6 Besarnya KAP 7 Debt proportion Jenis KAP yang mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan. Hasil pembagian antara total debt dan total asset dalam suatu perusahaan. Aset lancar Aset tidak lancar Aset tidak berwujud 0 Perusahaan nonfinansial 1 Perusahaan finansial 0 Laba 1 Rugi 0 Perusahaan yang mendapatkan opini selain unqualified 1 Perusahaan yang mendapatkan opini unqualified 0 KAP non-big four 1 KAP big four Total debt = jumlah kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Total asset = jumlah aset lancar, aset tidak lancar dan aset tidak berwujud. Rasio Nominal Nominal Nominal Nominal Rasio 181

HASIL PENELITIAN Statistika deskriptif untuk variabel audit delay, total aset dan debt proportion akan dijelaskan dengan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan deviasi standar dari nilai variabel yang bersangkutan. Sedangkan variabel klasifikasi industri, laba atau rugi tahun berjalan, opini audit, besarnya KAP merupakan variabel yang diukur dengan pemberian kode (dummy variable) sehingga dijelaskan dengan frekuensi, yaitu kuantitas dari masing-masing kategori yang telah ditentukan sesuai dengan pemberian kode. Berikut statistika deskriptif: Tabel 3 Statistika Deskriptif Variabel n Minimum Maximum Mean Std. Deviation Audit delay 896 9,00 181,00 72,9442 19,80303 Total aset 896 8,75 14,60 12,0121 0,87660 Debt proportion 896 0,0004 4,0059 0,586931 0,3826148 Nilai minimum audit delay selama tujuh tahun adalah sebesar 9, yang berarti minimum lamanya audit delay pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 9 hari, nilai maksimum audit delay adalah 181, yang berarti maksimum lamanya audit delay pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 181 hari. Sampel dalam penelitian ini memiliki rata-rata audit delay sebesar 72,9442 dengan standar deviasi sebesar 19,80303. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 2003 sampai 2009 telah menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Rata-rata total aset selama tujuh periode adalah 12,0121 dengan jumlah sebelum dilog adalah Rp11.251.341.039.174 dan deviasi standar sebesar 0,87660. Berdasarkan data yang diperoleh dari 128 perusahaan sampel selama tujuh periode, pada tahun 2003 sampai 2009, perusahaan sampel yang memiliki total aset yang tertinggi adalah Bank Mandiri. 182

Tabel 4 Frekeuensi Variabel Kategori Klasifikasi industry Laba / rugi tahun berjalan Opini audit Besarnya KAP Variabel Jumlah % Perusahaan finansial 196 21,875 Perusahaan non-finansial 700 78,125 Perusahaan laba 728 81,250 Perusahaan rugi 168 18,750 Opini unqualified 426 47,540 Selain opini unqualified 470 52,460 KAP Big Four 423 47,210 KAP non Big Four 473 52,790 Jumlah perusahaan finansial dan non finansial yang terdaftar di BEI pada tahun 2003 sampai 2009 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini menunjukkan 21,875% dari perusahaan sampel merupakan perusahaan finansial dan sisanya 78,125% merupakan perusahaan non finansial. Selama tahun 2003 sampai 2009, terdapat 18,75% dari perusahaan yang dijadikan sampel mendapat kerugian dan sisanya 81,25% mendapat keuntungan. Sedangkan jumlah perusahaan sampel yang mendapatkan opini unqualified dan opini selain unqualified adalah 47,54% dari perusahaan sampel mendapatkan opini unqualified dan sisanya 52,46% mendapatkan opini selain unqualified. Jumlah perusahaan sampel yang diaudit oleh KAP big four dan non big four, yaitu 47,21% dari perusahaan sampel diaudit oleh KAP big four, dan sisanya 52,79% diaudit oleh KAP non big four. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5 Hasil Pengujian Hipotesis Variabel B Sig. Konstanta 59,409 0,000 Total Aset 1,318 0,144 Klasifikasi Industri -3,682 0,028 Laba atau Rugi Tahun Berjalan 4,348 0,019 Opini Audit -1,148 0,406 Besarnya KAP -4,162 0,005 Debt Proportion 0,346 0,851 Adjusted R 2 0,019; F 3,837; sig 0,001 183

Nilai signifikansi variabel total aset adalah sebesar 0,144. Hal ini menunjukkan H 1 tidak dapat diterima yang berarti bahwa total aset tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya internal control yang baik dan kemampuan perusahaan untuk menekan auditornya agar dapat menyelesaikan pekerjaan audit secara tepat waktu. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Kamarudin (2003), Trisnawati dan Alvin (2010). Nilai signifikansi variabel klasifikasi industri adalah sebesar 0,028. Hal ini berarti H 2 diterima dan dapat disimpulkan bahwa klasifikasi industri berpengaruh terhadap audit report lag. Perusahaan finansial biasanya mengumumkan laporan keuangannya lebih cepat karena hanya memiliki sedikit inventory. Kebanyakan aset yang dimiliki oleh perusahaan finansial adalah berbentuk aset moneter sehingga lebih mudah diukur bila dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh perusahaan non finansial yang kebanyakan berbentuk aset fisik. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Kamarudin (2003), Subekti dan Widiyanti (2004). Nilai signifikansi untuk variabel laba atau rugi tahun berjalan adalah sebesar 0,019. Hal ini berarti H 3 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa laba atau rugi tahun berjalan berpengaruh terhadap audit report lag. Perusahaan yang menderita kerugian akan meminta auditornya untuk menjadwalkan kembali pengauditan lebih lambat dari biasanya sehingga menunda untuk mengumumkan bad news kepada publik. Auditor juga cenderung berhati-hati dalam prosedur-prosedur audit yang dapat memastikan nilai kerugian sehingga dengan demikian proses audit akan lebih panjang. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Halim (2000), Ahmad dan Kamarudin (2003), Ahmad et al. (2005), Prabandari dan Rustiana (2007). Nilai signifikansi variabel opini audit adalah sebesar 0,406. Hal ini berarti H 4 tidak dapat diterima dan dapat dinyatakan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini disebabkan proses pemberian pendapat terhadap kewajaran suatu laporan keuangan merupakan tahap akhir dalam proses audit, sehingga jenis opini apapun yang diberikan tidak akan mempengaruhi lamanya audit report lag yang terjadi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Halim (2000), Prabandari dan Rustiana (2007), Trisnawati dan Charistine (2008). Nilai signifikansi untuk variabel besarnya KAP adalah sebesar 0,005. Hal ini berarti H 5 yang menyatakan bahwa besarnya KAP berpengaruh terhadap audit report lag dapat diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa auditor yang mempunyai reputasi yang baik, dalam hal ini adalah KAP big four akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efektif dan efisien sehingga 184

audit dapat diselesaikan secara tepat waktu. KAP big four memperoleh insentif lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan audit lebih cepat dibandingkan KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP big four mempertahankan reputasinya. KAP big four biasanya juga didukung oleh kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang lebih baik sehingga akan berpengaruh pada kualitas jasa yang dihasilkan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Kamarudin (2003), Subekti dan Widiyanti (2004), Trisnawati dan Charistine (2008). Nilai signifikansi untuk variabel debt proportion adalah sebesar 0,851. Hal ini berarti H 6 tidak dapat diterima dan dapat disimpulkan bahwa variabel debt proportion tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini berarti audit report lag tidak dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya debt proportion suatu perusahaan. Debt proportion yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki total debt yang lebih besar daripada total asset. Jumlah total debt yang besar merupakan hal yang wajar pada kondisi ekonomi seperti saat ini, dan yang terpenting adalah adanya pengungkapan memadai dari pihak manajemen perusahaan terkait dengan tingginya debt proportion dalam perusahaan sehingga tidak akan menghambat auditor dalam melakukan pekerjaan auditnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabandari dan Rustiana (2007). PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik simpulan bahwa klasifikasi industry, laba atau rugi tahun berjalan dan besarnya KAP berpengaruh terhadap audit report lag. Total asset, opini audit dan debt proportion tidak mempunyai pengaruh terhadap audit report lag. Penelitian ini hanya menggunakan enam variabel independen dan dengan melihat nilai adjusted R 2 yang rendah, maka hal ini menunjukkan masih terdapat variabel independen lain yang mempengaruhi audit report lag. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel independen lain seperti profitabilitas, solvabilitas, umur perusahaan, dan besarnya audit fee. 185

REFERENSI: Ahmad, Hamzah, M.Naisrul Alim dan Imam Subekti. 2005. Pengujian Empiris Audit Delay Menggunakan Client Cycle Time dan Firm Cycle Time. Artikel SNA VIII. hlm. 941-954. Ahmad, Raja Adzrin Raja dan Khairul Anuar Kamarudin. 2003. Audit Delay and The Timeliness of Corporate Reporting: Malaysia Evidence. Published Dissertation. MARA University of Technology. Aryati, Titik dan Maria Theresia. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness. Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi. Vol. 5. No. 3. hlm. 271-285. BAPEPAM LK. 2003. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-36/PMK/2003. Halim, Varianda. 2000. Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay: Studi empiris pada Perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, VOl. 2, No. 1, hlm. 63-75. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Gitman, Lawrence. 2009. Principle of Managerial Finance. 12 th edition. Addson Wesley. Prabandari, Jeane Deart Meity dan Rustiana. 2007. Beberapa Faktor yang Berdampak Pada Perbedaan Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di BEJ). Jurnal Kinerja. Vol 11. hlm. 27-39. Subekti, Imam dan Novi Wulandari Widiyanti. 2004. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay di Indonesia. Artikel SNA VII. hlm. 991-1002. Trisnawati, Estralita dan Charistine. 2008. Pengaruh Opini Audit, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas, dan Ukuran KAP Terhadap Audit Delay. Jurnal Akuntansi. Vol 8. hlm. 107-126. Trisnawati, Estralita dan Aloysius Alvin. 2010. Pengaruh Total Assets, Jenis Industri, Ukuran KAP, dan Jenis Pendapat Akuntan Terhadap Rentang Waktu Penyelesaian Proses Audit (Audit Delay) Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2006-2007. Jurnal Akuntansi. Vol 10. hlm. 113-131. Warren, Carl S., James M. Reeve, and Jonathan E. Duchac. 2008. Principle of Accounting. United States of America: South Western Part of Thomson Corp. 186