BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan peranti kohesi yang tepat dalam sebuah teks berpengaruh terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. itu terbentuk keterkaitan: satu (unit) pengalaman (experimental meaning dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB 1 PENDAHULUAN. terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa itu mencakup empat

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

Analisis Peranti Kohesi Pada Teks Eksposisi Siswa Kelas X Akomodasi Perhotelan 1 Smk Pgri 2 Gianyar Tahun Pelajaran 2014/2015

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

KAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maupun maksud keinginannya melalui bahasa, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi paling penting yang dimiliki oleh manusia.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Yulia, 2014 EFEKTIVITAS TEKNIK CLUSTERING (PENGELOMPOKAN) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA)

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa. menulis akan memudahkan siswa untuk mengkonsumsikan menuangkan gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB V PENUTUP. Bab terakhir dalam tesis ini adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan produktif meliputi kemampuan berbicara dan menulis, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. umum keterampilan menyimak dan berbicara adalah keterampilan yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan peranti kohesi yang tepat dalam sebuah teks berpengaruh terhadap kekohesifan teks dan kualitas makna yang terkandung di dalamnya. Peranti kohesi yang digunakan juga berpengaruh terhadap kekomunikatifan teks. Kekomunikatifan tersebut terjadi karena peranan peranti kohesi mampu mengatur secara logis urutan ide pokok (main idea) dan ide pendukung (supporting idea) yang terdapat dalam teks secara kronologis serta mampu mengatur urutan informasi berdasarkan tingkat kepentingannya. Antara ide pokok (main idea) dan ide pendukung (supporting idea) berkolaborasi merangkai pesan yang disampaikan dan kolaborasi tersebut melahirkan sebuah teks yang kohesif. Kemampuan menggunakan peranti kohesi diperlukan di dalam penyusunan suatu teks. Kemampuan tersebut berpengaruh terhadap kualitas teks baik itu dari sisi kekohesifan teks maupun kualitas makna teks yang dihasilkan. Terkait hal ini, pembelajaran bahasa Indonesia berperan dalam memberikan pengetahuanpengetahuan yang memadai agar siswa dapat memahami peranti kohesi. Namun, penggunaan peranti kohesi secara tepat belum mampu digunakan oleh siswa, kualitas karangannya cenderung belum mampu mengatur secara logis urutan ide pokok (main idea) dan ide pendukung (supporting idea). Hal tersebut tentu diakibatkan oleh penggunaan peranti kohesi yang tidak tepat.

2 Teks yang disusun oleh siswa masih sulit dipahami, antara ide pokok (main idea) dan ide pendukung (supporting idea) belum mampu berkolaborasi secara kolaboratif. Penggunaan peranti kohesi siswa terdapat ketidaktepatan dari segi fungsi, sebagai contoh di bawah ini disajikan teks jenis eksposisi berjudul Kebijakan Pemerintah dalam Kenaikan Harga BBM yang diproduksi oleh salah seorang siswa kelas X AP 1 tahun pelajaran 2014/2015. Harga BBM akan segera dinaikkan oleh pemerintah paling lambat minggu depan dan berita ini sudah banyak tersebar di televise dan di Koran. Jumlah harga BBM yang akan dinaikkan sejumlah 2.000 dari harga Rp. 6.500 menjadi Rp. 8.500. Kenaikan harga BBM ini telah membuat para warga menjadi resah terutama bagi pengendara-pengendara motor dan pasti akan membutuhkan BBM dan juga bagi para siswa yang sekolahnya jauh pasti akan membawa sepeda motor dan akan membutuhkan BBM. Dari teks di atas, diperoleh bahwa konjungsi dan pemakaiannya tidak efisien sehingga perlu perbaikan. Sebagai bukti pada kalimat Kenaikan harga BBM ini telah membuat para warga menjadi resah terutama bagi pengendara-pengendara motor dan pasti akan membutuhkan BBM dan juga bagi para siswa yang sekolahnya jauh pasti akan membawa sepeda motor dan akan membutuhkan BBM. Pada kalimat tersebut terdapat pengulangan beberapa kali konjungsi dan. Kemunculan konjungsi ini memberikan bukti bahwa siswa yang memproduksi teks kurang cermat memahami fungsi konjungsi dan yang sesungguhnya berfungsi menyatakan penambahan. Dalam kalimat yang ditulis, konjungsi dan tidak bermakna penambahan, tetapi menunjukkan makna sebuah hubungan sebab akibat, yaitu sebab dan akibat dari kenaikan harga BBM. Dengan demikian, kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi Kenaikan harga BBM ini telah membuat para warga menjadi resah terutama bagi pengendara-

3 pengendara motor karena mereka pasti akan membutuhkan BBM seperti para siswa yang sekolahnya jauh pasti akan membawa sepeda motor sehingga akan membutuhkan BBM. Pemaparan di atas memberikan suatu tanda bahwa pemahaman peranti kohesi bahasa Indonesia sangat dibutuhkan untuk mewujudkan teks yang kohesif. Ketidakpahaman siswa terhadap penggunaan peranti kohesi tentu saja berdampak pada tingkat kekohesifan teks dan kualitas makna teks. Kelemahan pemahaman tersebut merupakan suatu permasalahan kompetensi dan keterampilan kebahasaan yang memerlukan penanganan melalui pembelajaran bahasa Indonesia sehingga diharapkan siswa mampu memahami peranti kohesi bahasa Indonesia. Hal itu terjadi karena peranan peranti kohesi mampu mengatur secara logis urutan ide pokok (main idea) dan ide pendukung (supporting idea) pada teks secara kronologis. Pentingnya pemahaman peranti kohesi dalam penyusunan teks merupakan suatu pemahaman yang mutlak harus dipahami oleh siswa. Tindakan pembelajaran yang memberikan kontribusi meningkatkan pemahaman tersebut perlu dilakukan. Proses pembelajaran yang tepat menjadi sangat penting untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap peranti kohesi. Proses pembelajaran direncanakan secara matang dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam tindakan kelas yang dikemas dengan pembelajaran yang inovatif. Dengan demikian, tindakan ini diharapkan mampu mengarahkan siswa dalam memahami peranti kohesi secara maksimal.

4 Suyatno (2009:6) menyebutkan bahwa pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang dikemas guru sebagai wujud gagasan yang dipandang baru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil pembelajaran. Hal tersebut mengandung makna bahwa pembelajaran inovatif muncul sebagai pembaruan akibat pembelajaran yang dirasakan statis, klasik, dan tidak produktif. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini menerapkan pembelajaran inovatif sebagai upaya mengubah pembelajaran yang dirasakan statis, klasik, dan tidak produktif tersebut, memperlakukan peran siswa dari objek belajar menjadi subjek belajar dan mengubah pola interaksi siswa agar lebih interaktif dalam memecahkan permasalahan materi pembelajaran. Hal itu dikarenakan peranan guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran sangat memengaruhi niat belajar dan produk belajar yang dihasilkan. Pembelajaran inovatif dikemas dengan teori konstruktivisme yang menganggap bahwa pengetahuan didapatkan dari hasil konstruksi manusia melalui interaksi dengan objek, fenomena pengalaman, dan lingkungan. Proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri dan pada akhir proses belajar pengetahuan dibangun oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interkasi dengan lingkungannya. Teori konstruktivisme ini memberikan isyarat bahwa pengetahuan didapatkan bukan dari pemindahan dari satu orang ke orang lain melainkan didapatkan dari hasil pengkonstruksian melalui interaksi dengan objek, fenomena pengalaman, dan lingkungan.

5 Penelitian ini dilakukan sebagai bentuk kekhawatiran terhadap rendahnya pemahaman siswa terhadap peranti kohesi. Peranti kohesi tersebut terdiri atas dua jenis, yaitu kohesi leksikal dan kohesi gramatikal. Peranti kohesi leksikal meliputi; referensi (pengacuan), elipsis, substitusi, dan konjungsi. Peranti kohesi gramatikal meliputi; repetisi (pengulangan), sinonim, antonim, hiponim, dan ekuivalensi. Pemahaman terhadap peranti kohesi harus dimiliki sebagai dasar dalam menggunakan peranti kohesi sesuai dengan fungsinya untuk mewujudkan teks yang kohesif dan kualitas makna yang mudah dipahami. Pelaksanaan tindakan kelas ini diterapkan melalui pembelajaran berbasis masalah yang memerlukan pembelajar aktif dalam mengaplikasikan pengetahuannya terutama dalam memecahkan permasalahan yang terjadi secara nyata. Nurhadi, dkk (2004:56) mendefinisikan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pendekatan ini memberikan siswa secara maksimal memecahkan permasalahan pembelajaran yang diberikan guru. Bentuk permasalahan yang diberikan bukan suatu permasalahan yang terstruktur, melainkan permasalahan yang tidak tertsruktur yang mengharuskan adanya tindakan-tindakan reflektif di dalamnya melalui aktivitas belajar siswa. Berdasarkan pemaparan di atas, diketahui bahwa pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk adanya suatu upaya peningkatan kompetensi dan keterampilan berbahasa siswa. Pengemasan pembelajaran bahasa Indonesia

6 diharapkan lebih menumbuhkan keaktifan, keinovatifan, kekreatifan, keefektifan dalam memanfaatkan waktu dan menumbuhkan rasa senang dalam mengikuti pembelajaran agar dapat meningkatkan kompetensi dan keterampilan berbahasa siswa. Dengan demikian, diadakan suatu penelitian dengan jenis penelitian tindakan kelas dengan rumusan judul Pemahaman Peranti Kohesi Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk membuktikan bahwa melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap peranti kohesi bahasa Indonesia. Tampak bahwa belum ada tindakan penelitian yang dilakukan di SMK PGRI 2 Gianyar sesuai dengan arah judul yang dikemukakan di atas. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam memahami peranti kohesi bahasa Indonesia sebelum penerapan model pembelajaran berbasis masalah? 2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan siswa dalam memahami peranti kohesi bahasa Indonesia setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah? 3. Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi dalam pembelajaran pemahaman peranti kohesi bahasa Indonesia melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah?

7 1.3 Tujuan Setiap kegiatan apa pun yang dilakukan tentu mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Begitu pula penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan kemampuan memahami jenis peranti kohesi bahasa Indonesia melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah. 1.3.2 Tujuan Khusus Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran, saransaran dalam usaha membina dan mengembangkan, pembelajaran bahasa Indonesia di SMK PGRI 2 Gianyar, khususnya dalam pengemasan pembelajaran yang inovatif dan pemahaman peranti kohesi bahasa Indonesia. Berdasarkan paparan tujuan umum tersebut, secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut. 1. Untuk mendapatkan data yang objektif, bagaimana kemampuan siswa dalam memahami jenis peranti kohesi bahasa Indonesia sebelum penerapan model pemebalajaran berbasis masalah.

8 2. Untuk mendapatkan data yang objektif, bagaimana kemampuan siswa dalam memahami jenis peranti kohesi bahasa Indonesia setelah penerapan model pemebalajaran berbasis masalah. 3. Menemukan kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada materi tentang peranti kohesi. 1.4 Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan dan kepraktisan. Manfaat pertama bersifat teoretis dan manfaat kedua bersifat praktis yang dapat dijabarkan seperti di bawah ini. 1.4.1 Manfaat Teoretis Manfaat teoretis penelitian yang dilakukan ini adalah memberikan wawasan keilmuan dalam pembelajaran yang sesuai dengan keberadaannya sebagai suatu kajian linguistik mengenai permasalahan pembelajaran pemahaman peranti kohesi bahasa Indonesia. Pemahaman peranti kohesi siswa diharapkan meningkat melalui pengemasan pembelajaran inovatif. Hal itu diyakini karena model pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh kepada pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

9 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah memberikan kontribusi bagi perbaikan terus-menerus dalam proses pembelajaran di sekolah, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia. Pertama, bagi sekolah, penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi seluruh warga sekolah penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan pembelajaran bahasa, khususnya yang berkenaan dengan pembelajaran pemahaman peranti kohesi bahasa Indonesia sehingga dapat dijadikan sebagai model pembelajaran yang inovatif agar dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Kedua, bagi guru, penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dalam upaya memberikan inovasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menjadikan model pembelajaran berbasis masalah referensi sebagai upaya meningkatkan kompetensi, keterampilan dan pemahaman pada materi bahasa Indonesia. Ketiga, bagi siswa, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa tentang peranti kohesi bahasa Indonesia. Di samping itu, mampu membangun semangat belajar siswa dengan penerapan pembelajaran yang inovatif dan membangun semangat siswa melakukan interaksi dalam usaha memecahkan permasalahan pembelajaran, yaitu dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah.