Perangkat Daerah PENGEMBANGAN ORGANISASI YANG PROPORSIONAL, DATAR,TRANSPARAN HIERARKI YANG PENDEK, TERDESENTRALI SASI KEBIJAKAN PENATAAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PENATAAN LEMBAGA LAIN OLEH : KEPALA BIRO ORGANISASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 22 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 19 TAHUN 2011

KELEMBAGAAN DAN KETENAGAAN PENYULUH PERIKANAN DI DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN SEBAGAI BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KERINCI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013 T E N T A N G

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 8 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

2016, No Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI DONGGALA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 12 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

peraturan perundang-undangan dan tugas pemerintahan umum lainnya yang merupakan bagian dari perangkat daerah. Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2009

BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN JAYAPURA

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES LEMBARAN DAERAH NO. 9 TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KOTA DUMAI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT PELAYANAN PERIJINAN TERPADU Dl DAERAH

BUPATI NIAS BARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NIAS BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT, Menimbang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PENATAAN PERANGKAT DAERAH (Surat Edaran Menteri Dalam Negeri R.I No.061/729/TJ tgl.21 Maret 2000) Kepada;

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA DEPOK.

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

Transkripsi:

KEBIJAKAN PENATAAN LEMBAGA LAIN OLEH : KEPALA BIRO ORGANISASI KELEMBAGAAN DAERAH KEBIJAKAN PENATAAN KELEMBAGAA N DAERAH VISI, MISI, STRATEGI KEWENANGAN KARAKTERISTIK, POTENSI KEBUTUHAN NYATA KEMAMPUAN KEUANGAN KETERSEDIAAN SDM PENGEMBANGAN POLA KERJA SAMA RIGHTSIZING PP 41/2007 PENGEMBANGAN ORGANISASI YANG PROPORSIONAL, DATAR,TRANSPARAN HIERARKI YANG PENDEK, TERDESENTRALI SASI Perangkat Daerah 2 1

KETENTUAN-KETENTUAN MENGENAI DALAM UNDANG UNDANG PEMERINTAHAN DAERAH UU 22/1999 UU 32/2004 Psl. 60 s.d Psl. 68, Psl. 66 serta Psl 120,Mengatur keberadaan Perangkat Daerah: Sekretariat Daerah; Dinas Daerah; Lembaga Teknis Daerah; Camat; Satuan Polisi Pamong Praja Psl. 120 s.d Psl. 128: Perangkat Daerah Provinsi: Sekretariat Daerah; Sekretariat DPRD; Dinas Daerah; Lembaga Teknis Daerah; Perangkat Daerah Kab/Kota: Sekretariat Daerah; Sekretariat DPRD; Dinas Daerah; Lembaga Teknis Daerah; Kecamatan; Kelurahan. PP 8/2003 PP 41 / 2007 3 ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT (Mutlak urusan Pusat) CONCURRENT (Urusan bersama Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota) - Pertahanan - Keamanan - Moneter - Yustisi - Politik Luar Negeri - Agama PILIHAN/OPTIONAL (Sektor Unggulan) Contoh: pertanian, industri, perdagangan, pariwisata, kelautan dsb WAJIB/OBLIGATORY (Pelayanan Dasar) Contoh: kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, dan perhubungan SPM (Standar Pelayanan Minimal) 4 2

Urusan Wajib dan Pilihan yang dilaksanakan oleh Dinas: Bidang Kesehatan Bidang pendidikan, pemuda dan olah raga Bidang kebudayaan dan Pariwisata; Bidang Perhubungan, komunikasi, dan informasi; Bidang PU meliputi bina marga, pengairan, cipta karya dan tata ruang; Bidang Perekonomian meliputi koperasi dan UKM, industri dan perdagangan; Bidang pelayanan pertanahan; Bidang Sosial, Nakertrans; Bidang pertanian meliputi tanaman pangan, peternakan, perikanan darat, perkebunan dan kehutanan; Bidang Pertambangan dan energi; Bidang Kelautan dan Perikanan; Bidang Pengelolaan Keuangan dan aset Urusan Wajib yang dilaksanakan oleh Badan atau Kantor: Bidang perencanaan pembangunan daerah dan Statistik; Bidang Litbang Bidang pengawasan; Bidang Kesbang, politik dan Linmas; Bidang LH; Bidang Penanaman Modal; Bidang Kepegawaian dan Diklat; Bidang arsip, dokumentasi dan perpustakaan; Bidang pemberdayaan masyarakat dan Pemerintahan desa; Bidang pemberdayaan perempuan dan KB; Bidang Ketahanan Pangan Bidang pelayanan kesehatan. OPD dgn PERDA berdasarkan urusan. PERDA mengatur : Pembentukan, susunan, kedudukan, tugas pokok perangkat daerah. Rincian tugas, fungsi, dan taker dgn Peraturan Gub/Bup/Wal. 3

Pola Organisasi Perangkat Daerah. Provinsi Garis komando Garis koordinasi Garis pertanggungjawaban GUBERNUR WAKIL DPRD STAF AHLI SETDA (unsur staf) Ps. 121 INSPEKTORAT (unsur pengawas) ( PP 79/2005) BAPPEDA (unsur perencana) Ps 150 (2) LEMBAGA LAIN (pelaks per UU) DINAS DRH (unsur pelaksana) LTD (BADAN,KTR & RSD) (unsur penunjang) SET DPRD (unsur pelayanan) Ps. 124 Ps. 125 Ps. 123 7 Kab/Kota Garis komando Garis koordinasi Garis pertanggungjawaban BUPATI/ WALIKOTA WAKIL DPRD STAF AHLI SETDA (unsur staf) Ps. 121 INSPEKTORAT (unsur pengawas) ( PP 79/2005) BAPPEDA (unsur perencana) Ps 150 (2) LEMBAGA LAIN (pelaks per UU) DINAS DRH (unsur pelaksana) LTD (BADAN,KTR & RSD) (unsur penunjang) SET DPRD (unsur pelayanan) KECAMATAN Ps. 126 Ps. 124 Ps. 125 Ps. 123 KELURAHAN Ps. 127 8 4

PEMBENTUKAN LEMBAGA LAIN (Pasal 45 PP 41 Tahun 2007) Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan tugas pemerintahan umum lainnya, pemerintah daerah dapat membentuk lembaga lain sebagai bagian dari perangkat daerah SEKRETARIAT KPID UNIT PELAYANAN PERIZINAN TERPADU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH SEKRETARIAT KORPRI LEMBAGA LAIN KESATUAN PENGELOLA HUTAN BADAN PENGELOLA PERBATASAN DAERAH BADAN NARKOTIKA DAERAH ( UU 35 2009 MENGAMANATKAN LEMBAGA DIMAKSUD MENJADI INSTANSI VERTIKAL) 5

SEKRETARIAT KPID BERDASARKAN PERMENDAGRI NO.19 TAHUN 2008 SEKRETARIAT KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH (PERMENDAGRI NO.19 TAHUN 2008) Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi KPI Daerah, dibentuk Sekretariat KPI Daerah di Provinsi. Sekretariat KPI Daerah merupakan bagian dari perangkat Daerah sebagai unsur pemberian pelayanan administratif KPI Daerah. Pembentukan Sekretariat KPI Daerah ditetapkan dengan peraturan Daerah dan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri ini. 6

TUGAS DAN FUNGSI Sekretaiat KPI Daerah mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif kepada KPI Daerah. Sekretariat KPI Daerah menyelenggarakan fungsi : penyusunan program Sekretariat KPI Daerah; fasilitasi penyiapan program KPI Daerah; fasilitasi dan pemberian pelayanan teknis KPI Daerah; pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga dan ketatausahaan di lingkungan KPI Daerah. ORGANISASI Sekretariat KPI Daerah terdiri dari: Kepala Sekretariat; Paling banyak 4 (empat) Subbagian. Nomenklatur dan uraian tugas masing-masing Subbagian ditetapkan dalam Peraturan Gubernur. 7

ESELON, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Kepala Sekretariat KPI Daerah jabatan Eselon III.a. Kepala Subbagian pada Sekretariat KPI Daerah adalah jabatan Eselon IV.a. Kepala Sekretariat diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah atas usul Sekretariat Daerah. Pejabat struktural eselon IV dan pegawai lainnya dilingkungan Sekretariat KPI daerah, diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah atau Pejabat lain yang diberi kewenangan oleh Kepala Daerah atas usul Kepala Sekretariat KPI Daerah. UNIT PELAYANAN PERIJINAN TERPADU 8

UPAYA PENATAAN 1. PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. 2. Permendagri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. 3. Permendagri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Unit Pelayanan Perijinan Terpadu. 17 UNIT PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (UPPT) (Permendagri No. 20 Tahun 2008) UPPT dengan sebutan Badan atau Kantor berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Badan dan Kantor didukung oleh Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Kepala. Kepala Sekretariat karena jabatannya adalah sebagai Kepala Badan atau Kepala Kantor. 18 9

TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN Badan dan/atau Kantor mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi dibidang perijinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian. Fungsi : pelaksanaan penyusunan program Badan dan/kantor; penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan; pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perijinan; pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan; pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinan. Kepala Badan dan/atau Kepala Kantor mempunyai kewenangan menandatangani perijinan atas nama Kepala Daerah berdasarkan pendelegasian wewenang dari Kepala Daerah. 19 ORGANISASI DAN KLASIFIKASI Besaran organisasi Badan dan/atau Kantor ditetapkan berdasarkan klasifikasi besaran organisasi perangkat daerah. UPPT dapat ditetapkan berbentuk Badan apabila variabel besaran organisasi perangkat daerah mencapai nilai lebih dari 70 (tujuh puluh). UPPT dapat ditetapkan berbentuk Kantor apabila variabel besaran organisasi perangkat daerah mencapai nilai kurang atau sama dengan 70 (tujuh puluh). 20 10

SUSUNAN ORGANISASI Organisasi Badan, terdiri dari : 1 (satu) Bagian Tata Usaha dan membawahkan paling Subbagian; Paling banyak 4 (empat) Bidang; Tim Teknis; Kelompok Jabatan Fungsional. banyak 3 (tiga) Organisasi Kantor, terdiri dari : 1 (satu) Subbagian Tata Usaha; Paling banyak 4 (empat) Seksi; Tim Teknis; Kelompok Jabatan Fungsional. 21 Bidang/Seksi mempunyai tugas melakukan koordinasi penyelenggaraan pelayanan perijinan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang/Seksi mengkoordinasikan Tim Teknis yang terdiri dari unsur-unsur perangkat daerah yang mempunyai kewenangan dibidang pelayanan perijinan. Tim Teknis terdiri dari pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait yang mempunyai kompetensi dan kemampuan sesuai dengan bidangnya. Tim Teknis memiliki kewenangan untuk memberikan saran pertimbangan dalam rangka memberikan rekomendasi mengenai diterima atau ditolaknya suatu permohonan perijinan kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang secara teknis terkait dengan UPPT dan Kepada Kepala Badan yang bersangkutan. 22 11

ESELON PROVINSI Kepala Badan adalah jabatan Eselon IIa. Kepala Kantor adalah jabatan Eselon IIIa. Kepala Bagian dan Kepala Bidang adalah jabatan Eselon IIIa. Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi adalah jabatan Eselon IVa. KABUPATEN/KOTA Kepala Badan adalah jabatan Eselon IIb. Kepala Kantor adalah jabatan Eselon IIIa Kepala Bagian adalah jabatan Eselon IIIa. Kepala Bidang adalah jabatan eselon III.b. Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi adalah jabatan Eselon IVa. 23 BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (BP2T) SEKRETARIAT BAGIAN TATA USAHA SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG TIM TIM TEKNIS TIM TEKNIS TIM TEKNIS TIM TEKNIS 24 12

KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (KP2T) SEKRETARIAT SUBBAGIAN TATA USAHA SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI TIM TEKNIS TIM TEKNIS TIM TEKNIS TIM TEKNIS 25 26 13

Dalam rangka penyelenggaraan dan pelayanan masyarakat di bidang penanggulangan bencana di daerah: di setiap daerah provinsi dibentuk BPBD provinsi; dan di setiap daerah kabupaten/kota dapat dibentuk BPBD kabupaten/kota. Pembentukan BPBD Kabupaten/Kota, dengan memperhatikan: norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana; dan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kemampuan APBD. Pembentukan BPBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri ini. 27 BPBD berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah. BPBD dipimpin oleh Kepala Badan, secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah. 28 14

menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara; menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundangundangan; menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana; menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana; melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala Daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana; mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang; mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundangundangan. 29 perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien; dan pengkoorordinasikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. 30 15

BPBD terdiri atas : Kepala; Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana; dan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana. 31 koordinasi; komando; dan pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah. 32 16

Susunan Organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana terdiri dari : a. Kepala Pelaksana Badan; b. Sekretariat Badan; c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan; d. Bidang Kedaruratan; e. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi; f. Unit Pelaksana Teknis (UPT); g. Satuan Tugas (SATGAS). Sekretariat Badan terdiri paling banyak 3 (tiga) Sub Bagian dan masing-masing Bidang terdiri dari 2 (dua) Sub Bidang. 33 Kepala Pelaksana BPBD Provinsi adalah jabatan struktural eselon II.a. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten/Kota adalah jabatan struktural eselon II.b. Kepala Sekretariat BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah jabatan struktural eselon III.a. Kepala Bidang BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah jabatan struktural eselon III.a. Kepala Sub Bagian dan Kepala Sub Bidang BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah jabatan struktural eselon IV.a. Kepala UPT adalah jabatan struktural eselon IV.a. 34 17

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI KEPALA UNSUR PENGARAH - INSTANSI - PROFESIONAL / AHLI UNSUR PELAKSANA KEPALA PELAKSANA BPBD SEKRETARIAT SUBBAG SUBBAG.. SUBBAG.. BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI SEKSI. SEKSI. SEKSI. SEKSI. SEKSI. SEKSI. 35 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN / KOTA KEPALA UNSUR PENGARAH - INSTANSI - PROFESIONAL / AHLI UNSUR PELAKSANA KEPALA PELAKSANA BPBD SEKRETARIAT SUBBAG SUBBAG.. SUBBAG.. BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI SEKSI. SEKSI. SEKSI. SEKSI. SEKSI. SEKSI. 36 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 18

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN / KOTA KEPALA UNSUR PENGARAH - INSTANSI - PROFESIONAL / AHLI UNSUR PELAKSANA KEPALA PELAKSANA BPBD SEKRETARIAT SEKSI PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN SEKSI KEDARURATAN DAN LOGISTIK SEKSI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 37 SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI PROVINSI DAN KAB/KOTA (PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 17 TAHUN 2009) 3 8 19

PP 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps Dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pengawai Negeri Sipil Republik Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota. 39 KEDUDUKAN Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Provinsi merupakan bagian dari SKPD, secara teknis operasional bertanggungjawab kepada Dewan Pengurus KORPRI Provinsi dan secara teknis administratif bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Sekretariat Pengurus KORPRI Provinsi di pimpin oleh seorang Sekretaris. 4 0 20

TUGAS DAN FUNGSI Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Provinsi mempunyai tugas melaksanakan dukungan teknis operasional dan administrasi pada Pengurus KORPRI Provinsi dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, serta pembinaan terhadap seluruh unsur dalam lingkungan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Provinsi. 4 1 FUNGSI penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum dan kerjasama; penyelenggaraan kegiatan pembinaan olahraga, seni, budaya, mental dan rohani; penyelenggaraan kegiatan usaha dan bantuan sosial; pengkoordinasian dan fasilitasi penyelenggaraan Sekretariat Pengurus KORPRI Provinsi; dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi dan Ketua Pengurus KORPRI Provinsi. 4 2 21

PROVINSI Bagian Umum dan Kerjasama; Bagian Olah Raga, Seni, Budaya, Mental dan Rohani; dan Bagian Usaha dan Bantuan Sosial. KAB/KOTA Subbagian Umum dan Kerjasama; Subbagian Olah Raga, Seni, Budaya, Mental dan Rohani; dan SubbagianUsaha dan Bantuan Sosial. 4 3 ESELON PROVINSI Kepala Sekretariat merupakan jabatan struktrul eselon II.b; Kepala Bagian merupakan jabatan struktrul eselon III.b; dan Kepala Subbagian merupakan jabatan struktrul eselon IV.a. ESELON KAB/KOTA 4 4 Kepala Sekretariat merupakan jabatan struktrul eselon III.b; dan Kepala Subbagian merupakan jabatan struktrul eselon IV.b. 22

PENATAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN (Permendagri Nomor 61 Tahun 2010) 45 46 PEMBENTUKAN Dalam rangka efektifitas penyelenggaraan pengelolaan hutan lindung dan hutan produksi di daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota dibentuk KPHL dan KPHP merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Pembentukan KPHL atau KPHP yang wilayah kerjanya lintas Kabupaten/Kota dalam satu provinsi ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi. Pembentukan KPHL atau KPHP yang wilayah kerjanya dalam satu Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Pembentukan KPHL dan KPHP sesuai dengan Norma, Standard, Prosedur dan Kriteria berdasarkan peraturan perundang-undangan. 46 23

KPHP dan KPHL mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan hutan sesuai dengan fungsi hutannya sesuai dengan peraturan perundanganundangan. 47 47 FUNGSI Pelaksanaan pengelolaan hutan di wilayahnya yang meliputi tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi hutan dan reklamasi, perlindungan hutan dan konservasi alam; penjabaran kebijakan kehutanan nasional, provinsi dan Kabupaten/Kota bidang kehutanan untuk diimplementasikan di wilayahnya sesuai peraturan perundang-undangan; pelaksanaan pemantauan dan penilaian atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya; pembukaan peluang investasi guna mendukung tercapainya tujuan pengelolaan hutan di wilayahnya. 48 48 24

ORGANISASI KPHL dan KPHP terdiri dari Tipe A dan Tipe B. Penentuan klasifikasi KPHL dan KPHP ditetapkan berdasarkan Norma, Standar, Porsedur, dan Kriteria yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 49 49 SUSUNAN ORGANISASI KPHL/KPHP PROV DAN KAB/KOTA TIPE A Kepala; Subbagian Tata Usaha; Seksi paling banyak 2 (dua) seksi; dan Kelompok jabatan fungsional. 50 50 25

SUSUNAN ORGANISASI KPHL/KPHP PROV DAN KAB/KOTA TIPE B Kepala; Subbagian Tata Usaha; dan Kelompok jabatan fungsional. 51 51 RESORT KPHL/KPHP PROV DAN KAB/KOTA Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi pada KPHL dan KPHP Provinsi dan Kabupaten/Kota dibentuk Resort KPHL dan/atau KPHP. Pembentukan Resort KPHL dan/atau KPHP berdasarkan pada Norma, Standard, Prosedur dan Kriteria sesuai peraturan perundang-undangan. Resort KPHL dan/atau KPHP dipimpin oleh Kepala Resort KPHL dan/atau KPHP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala KPHL dan/atau KPHP. 52 52 26

53 ESELON Kepala KPHL dan KPHP Provinsi dan Kabupaten/Kota Tipe A adalah jabatan struktural eselon III.a. Kepala Subbagian Tata Usaha dan Kepala Seksi KPHL dan KPHP Provinsi dan Kabupaten/Kota tipe A, adalah jabatan struktural eselon IV.a. Kepala KPHL dan KPHP Provinsi dan Kabupaten/Kota Tipe B adalah jabatan struktural eselon IV.a. Kepala Subbagian Tata Usaha KPHL dan KPHP Provinsi dan Kabupaten/Kota tipe B adalah jabatan struktural eselon IV.b. 53 Peran Dephut, Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota, KPH, dan Pemegang Izin No Kegiatan Pengelolaan 1 Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Dephut Dinas Provinsi Dinas Kab/Kota KPH Pemegang Izin NSPK Pengesahan RP Jangka Panjang 2 Pemanfaatan Hutan NSPK Pelayanan proses perizinan Pembinaan & Pengendalian Pelayanan proses perizinan Pembinaan & Pengendalian Pembinaan & Pengendalian Pelayanan proses perizinan Pembinaan & Pengendalian Pelaksanaan Penyiapan prakondisi izin Pemantauan & Penilaian Kinerja pemegang izin Acuan penyusunan Renc Pemanfaatan Pelaksanaan 3 Penggunaan Kawasan Hutan NSPK Pelayanan proses periiznan Pelayanan proses perizinan Pembinaan & Pengendalian Pelayanan proses perizinan Pembinaan & Pengendalian Penyiapan prakondisi izin Pemantauan & Penilaian Kinerja pemegang izin Pelaksanaan 4 Rehabilitasi dan reklamasi NSPK Dukungan dana Pembinaan & Pengendalian Pembinaan & Pengendalian Pemantauan & Penilaian Kinerja Pelaksanaan pada areal yg tdk dibebani izin Pelaksanaan pada areal kerja izin 5 Perlindungan dan konservasi 54 NSPK Dukungan dana Pembinaan & Pengendalian Pembinaan & Pengendalian Pemantau & Penilaian Kinerja Pelaksanaan pada areal yg tdk dibebani izin Pelaksanaan pada areal kerja izin 27

STRUKTUR ORGANISASI KPHL/KPHP PROV DAN KAB/KOTA TIPE A KEPALA Es III.a SUBBAGIAN TATA USAHA Es IV.a KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI ------------- SEKSI -------------- Es IV.a RESORT KPH 55 STRUKTUR ORGANISASI KPHL/KPHP PROV DAN KAB/KOTA TIPE B KEPALA Es IV.a SUBBAGIAN TATA USAHA Es IV.b KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL RESORT KPH 56 56 28

PENATAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN DI DAERAH (Permendagri Nomor 2 Tahun 2011) 57 KEDUDUKAN BPP PROVINSI DAN KAB/KOTA BPP PROVINSI 1. BPP Provinsi berada di bawah dan bertanggungjawab kepada gubernur. 2. BPP Provinsi dipimpin Kepala Badan. 3. Pengangkatan Kepala BPP Provinsi ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. BPP KAB/KOTA 1. BPP Kabupaten/kota berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota. 2. BPP Kabupaten/Kota dipimpin Kepala Badan. 3. Pengangkatan Kepala BPP Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota. 58 29

BPP Provinsi dalam pengelolaan wilayah negara dan kawasan perbatasan mempunyai wewenang: 1. melaksanakan kebijakan Pemerintah dan menetapkan kebijakan lainnya dalam rangka otonomi daerah dan tugas pembantuan; 2. melakukan koordinasi pembangunan di Kawasan Perbatasan; 3. melakukan pembangunan Kawasan Perbatasan antar-pemerintah daerah dan/atau antara pemerintah daerah dengan pihak ketiga; dan 4. melakukan pengawasan pelaksanaan pembangunan Kawasan Perbatasan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten/Kota. 59 BPP Kabupaten/Kota dalam pengelolaan wilayah negara dan kawasan perbatasan mempunyai wewenang: 1. melaksanakan kebijakan Pemerintah dan menetapkan kebijakan lainnya dalam rangka otonomi daerah dan tugas pembantuan; 2. menjaga dan memelihara tanda batas; 3. melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas pembangunan di Kawasan Perbatasan di wilayahnya; dan 4. melakukan pembangunan Kawasan Perbatasan antar-pemerintah daerah dan/atau antara pemerintah daerah dengan pihak ketiga. BPP Provinsi dalam melaksanakan wewenang mempunyai tugas menetapkan kebijakan program pembangunan perbatasan, menetapkan rencana kebutuhan anggaran, mengoordinasikan pelaksanaan, dan melaksanakan evaluasi dan pengawasan di provinsi. BPP Kabupaten/Kota dalam melaksanakan wewenang, mempunyai tugas menetapkan kebijakan program pembangunan perbatasan, menetapkan rencana kebutuhan anggaran, mengoordinasikan pelaksanaan, dan melaksanakan evaluasi dan pengawasan di kabupaten/kota. 60 30

Susunan Organisasi BPP Provinsi terdiri atas: 1. Kepala Badan; 2. Sekretariat; 3. Bidang Pengelolaan Batas Negara; 4. Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan; 5. Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan; 6. Bidang Kerjasama; dan 7. Unit Pelaksana Teknis. 1. Sekretariat paling banyak 3 (tiga) Subbagian dan masing-masing Bidang terdiri atas 2 (dua) Seksi. 2. Unit pelaksana teknis terdiri atas 1 (satu) subbagian tata usaha dan kelompok jabatan fungsional. 3. Unit pelaksana teknis yang belum terdapat jabatan fungsional dapat dibentuk paling banyak 2 (dua) seksi. 61 Susunan Organisasi BPP Kabupaten/Kota terdiri atas: 1. Kepala Badan; 2. Sekretariat; 3. Bidang Pengelolaan Batas Negara; 4. Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan; 5. Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan; 6. Bidang Kerjasama; dan 7. Unit Pelaksana Teknis. 1. Sekretariat paling banyak 3 (tiga) Subbagian. 2. Bidang terdiri atas 2 (dua) Seksi. 3. Unit Pelaksana Teknis terdiri atas 1 (satu) subbagian tata usaha dan kelompok jabatan fungsional. 4. Unit Pelaksana Teknis yang belum terdapat jabatan fungsional dapat dibentuk paling banyak 2 (dua) seksi. 62 31

1. Kepala BPP Provinsi merupakan jabatan struktural eselon II.a. 2. Sekretaris BPP Provinsi merupakan jabatan struktural eselon III.a. 3. Kepala Bidang BPP Provinsi merupakan jabatan struktural eselon III.a. 4. Kepala Unit Pelaksana Teknis merupakan jabatan struktural eselon IIIa. 5. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi BPP Provinsi merupakan jabatan struktural eselon IV.a. 6. Kepala seksi dan kepala subbagian pada Unit Pelaksana Teknis merupakan jabatan struktural eselon IVa. 63 BPP Kabupaten/Kota 64 1. Kepala BPP Kabupaten/Kota merupakan jabatan struktural eselon II.b. 2. Sekretaris BPP Kabupaten/Kota merupakan jabatan struktural eselon IIIa. 3. Kepala Bidang BPP Kabupaten/Kota merupakan jabatan struktural eselon III.b. 4. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi BPP Kabupaten/Kota merupakan jabatan struktural eselon IV.a. 5. Kepala Unit Pelaksana Teknis merupakan jabatan struktural eselon IVa. 6. Kepala subbagian pada unit pelaksana teknis merupakan jabatan struktural eselon IVb. 32

BADAN PENGELOLA PERBATASAN DI DAERAH BADAN. Eselon II.a. SEKRETARIAT Eselon III.a. SUBBAG SUBBAG SUBBAG Es IV.a. BIDANG PBN BIDANG PPK BIDANG PIK BIDANG KERJSM Eselon III.a. SEKSI = 2 UPTD Es IV.a. 65 PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PENERAPAN KISS. PENGENDALIAN OPD PROV OLEH PEMERINTAH DAN OPD KAB/KOTA OLEH GUBERNUR DILAKS MELALUI FASILITASI WAKTU UTK FASILITASI 15 HARI TDK TEPAT WAKTU DPT DITETAPKAN LANGSUNG OLEH PEMDA YBS PEMBATALAN PERDA YG TDK MELAKS HSL EVALUASI DAN ASISTENSI OLEH PEMERINTAH PERDA DISAMPAIKAN KPD MDN UTK PROV, KPD GUB UTK KAB/KOTA 15 HARI SETELAH DITETAPKAN TEMBUSAN MDN MDN MELAKS FASILITASI, PEMANTAUAN DAN EVALUASI DGN MENPAN. 66 33

PENUTUP 1. PEMBENTUKAN LEMBAGA LAIN HENDAKNYA TETAP MEMPERHATIKAN KEBUTUHAN POTENSI, KARAKTERISTIK DAERAH. 2. DALAM REVISI PP 41 TAHUN 2007 LEMBAGA LAIN DAPAT DIBENTUK BERDIRI SENDIRI ATAU MENAJDI BAG IAN DARI SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH YANG TUGAS DAN FUNGSINYA SIMILAR DENGAN LEMBAGA LAIN YANG AKAN DIBENTUK. 3. KEDEPAN PENATAAN LEMBAGA LAIN BERPEDOMAN DENGAN PERMENDAGRI SETELAH MENDAPAT PERTIMBANGAN DARI KEMENPAN DAN RB. 67 TERIMAKASIH 68 34