KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA Nomor : B-396/E/6/1994 Sifat : Segera Lampiran : 1 (satu) expl Perihal : Pasal-pasal yang dapat disangkakan terhadap para pelaku tindak pidana dalam kegiatan demontrasi/unjuk rasa.. Jakarta, 14 Juni 1994 KEPADA YTH. Para Kepala Kejaksaan Tinggi Di - SELURUH INDONESIA Sebagaimana diketahui bahwa akhir-akhir ini sering terjadi demonstrasi/unjuk rasa yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat untuk menyampaikan pendapatnya atau tuntutan kepada Pemerintah atau Pimpinan Perusahaan/Badan Usaha. Pada prinsipnya demonstrasi/unjuk rasa tidak dilarang, sepanjang dilakukan secara tertib, sesuai ketentuan perundangan undangan yang berlaku. Namun demikian pada kenyataannya didalam pelaksanaan demonstrasi/unjuk rasa oleh para demonstrasi/penglunjuk rasa maupun pihak lain yang memanfaatkan kesempatan, sering terjadi tindakan-tindakan yang menjurus pada tindak pidana/ melanggar ketentuan hukum. Demi ketertiban dan kepastian hukum serta terpeliharanya stabilitas nasional, perbuatan yang melanggar hukum tersebut perlu diambil tindakan sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Sehubungan dengan itu, bersama ini terlampir suatu daftar ketentuan pidana/pasal -pasal yang dapat disangkakan/ didakwakan terhadap para pelaku tindak pidana pedoman didalam menangani kasus tersebut apabila terjadi didaerah hukum Saudara, dengan tidak menutup tercanturn dalam daftar tersebut, yang dianggap lebih tepat, sesuai kasus posisi dan atau perbuatan yang dilakukan. Dalam menerapkan ketentuan pidana/pasal-pasal sebagaimana daftar terlampir. diminta perhatian Saudara mengenai hal-hal sebagai berikut : 1. Apabila didaerah hukum Saudara terjadi kegiatan demokrasi/unjuk rasa dan sehubungan dengan itu telah terjadi tindak pidana yang dilakukan oleh para demonstran/ pengunjuk rasa, diminta Saudara segera melakukan koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum dan Aparat Keamanan serta instansi terkait untuk dapat mengambil tindakan yang dianggap perlu sehingga peristiwa tersebut secepatnya mendapat penanganan dan diselesaikan sebagaimana mestinya. 2. Secara dini memberikan bantuan dan membina kerja sama dengan penyidik agar penyidikan terhadap kasus tersebut -dapat lerlaksana secara terarah, tepat dan cepat. 3. Melalui media massa, perlu diberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa mereka, yang disidik dan kemudian diadili bukan karena melakukan kegiatan demonstrasi/ unjuk rasa, melainkan karena telah melakukan tindak pidana pada saat berlangsungnya demonstrasi/unjuk rasa. Penegasan ini perlu diberikan untuk menghindarkan salah pengertian seolah-olah di Negara R.I tidak ada demokrasi dan bahwa demokrasi atau hak-hak azasi manusia Indonesia sedang diadili. 4. Mengingat tidak tertutup kemungkinan pelaku tindak pidana pada saat berlangsungnya demonstrasi/unjuk rasa jumlahnya relatif banyak, perlu secepatnya dilakukan evaluasi untuk menentukan Siapa penggerak atau otak peristiwa (yang menyuruh melakukan atau penganjur), pelaku pelaksana atau mereka yang sekedar ikut-ikutan dalam
peristiwa tersebut. Penilaian terhadap peranan mereka masing-masing perlu dilakukan secara cermat dan obyektif, sehingga dapat dicegah terjadinya error in persona dan kekeliruan dalam penerapan hukum. 5. Mengingat bahwa kasus sejenis kemungkinan terjadi dibeberapa daerah dalam waktu yang hampir bersamaan kasus/perkara tersebut perlu ditangani secara komprehensif dalam pengertian perlu ada satu kesatuan kebijaksanaan dalam penanganan/penyelesaiannya. Penanganan dan penyelesaiannya tidak hanya sekedar demi tegaknya hukum, tetapi Sedapat mungkin dapat pula memecahkan dan menyelesaikan akar permasalahan. 6. Penerapan Undang-undang Nomor : 11/PNPS/1963 Undang-undang Nomor: 3/PNPS/1962 dan atau Undang-undang Nomor: 5/PNPS/1959 terhadap para pelaku Tindak pidana dalam kegiatan demonstrasi/unjuk rasa perlu dilakukan secara cermat dan selektif dengan memperhatikan latar belakang politik kasus dan setelah mempertimbangkan sebagai aspek baik nasional maupun internasional. Sebelum Saudara menyetujui penerapan peraturan perundang-undangan tersebut, tedebih dahulu diharapkan Saudara melaporkan permasalahannya kepada Jaksa Agung. 7. Tindakan reprensif yang cepat dan tepat apabila terjadi tindak -pidana dalam kegiatan demonstrasi/unjuk rasa sangatlah pods agar eskalasinya dapat diredam. namun yang tidak kalah pentingnya adalah upaya-upaya prepentif secara terkoordinatif dan terpadu untuk mencegah terjadinya keresahan atau gejolak sosial; 8. Melaporkan pelaksanaan petunjuk ini kepada Jaksa Agung dengan menggunakan Sarana tercepat, dengan tembusan kepada para Jaksa Agung Muda terkait. Demikian agar maklum dan dilaksanakan sebagaimana mestinya Tembusan: 1. Yth.BAPAK JAKSA AGUNG R.I.; (sebagai laporan) 2. Yth. BAPAK WAKIL JAKSA AGUNG 3. Yth. SDR. PARA JAKSA AGUNG MUDA; 4. Arsip JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM ttd I.N. SUWANDHA, SH
PASAL-PASAL YANG DAPAT DISANGKAKAN TERHADAP PARA PELAKU TINDAK PIDANA DALAM KEJAHATAN DEMONSTRASI/UNJUK RASA NO. PASAL - 1. 160 KUHP (menghesut) a. Barang slaps b. Dimuka umum c. Dengan lisan atau tulisan d. Menghasut Penjara 6 th dapat ditahan - Supaya melakukan sesuatu perbuatan yang dapat dihukum - Supaya melawan pada kekuasaan umum dengan kekerasan - Supaya Jangan mau menuruti Peraturan Undang-undang yang sah yang diberikan menurut 2 161 (1) KUHP (menyiarkan tulisan yang isinya menghasut) perundang-undangan a. Barang siapa b. Menyiarkan mempertontonkan atau menempatkan tulisan c. Yang isinya menghasut - supaya melakukan perbuatan yang dapat dihukum - supaya melawan pada kekuasaan umum dengan kekerasan - supaya tidak menuruti perundang-undangan atau perintah yang sah yang diberikan menurut peraturan perundangundangan penjara 4 th tidak dapat ditahan
PASAL - 3. 207 KUHP (kejahatan terhadap kekuasaan umum) a. Barang siapa b. Dengan sengaja dimuka umum c. Dengan Been atau tulisan d. Menghina, penguasa atau Majelis Umum penjara 1 th 6 bulan tidak dapat ditahan 4. 208 KUHP a. Barang siapa b. Menyiarkan memportontonkan atau menempatkan tulisan atau gambar yang Isinya penghinaan bagi pengusaha atau majelis umum c. Dengan niat supaya Isi yang menghina itu diketahui oleh orang banyak 5. 212 KUHP (kejahatan terhadap kekuasaan umum) 6. 187 KUHP (kejahatan yang mendatangkan glen bahaya bagi keamanan umum manusia atau barang) a. Barang siapa b. Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan melawan kepada pegawai negeri yong melakukan pekerjaannya dengan syah - Barang Siapa - sengaja membakar - Menjadikan letusan atau mengakibatkankebanjiran 4 bulan penjara tidak dapat ditahan penjara 1 th tidak dapat ditahan Psl 213 KUHP jika mengakibatkan luka ancaman hukuman 5 tahun penjara, dan dapat ditahan penjara 12 th dapat ditahan Psl 214 KUHP jika dilakukan bersama-sama diancam hukuman penjara, 7 tahun, dan dapat d lahan.
PASAL - 7. 170 KUHP (kajahatan terhadap ketertiban umum) Barang siapa Dimuka umum bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang Penjara 5 th dapat ditahan dapat ditahan 8. 406 KUHP (menghancurkan atau merusak barang) - Barang Siapa - Dengan sengaja dan melawan hak binasakan merusak, membuat sehingga tidak dapat d pakai lagi atau menghilangkan "suatu barang yang sama sekali atau sebagiannya kepunyaan orang lain penjara 9 th tidak dapat ditahan 9. 2 (1) UU Drt No. 12 tahun 1951 10. 335 (1) KUHP (kejahatan terhadap kemerdekaan seseorang) - Barang siapa - Tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat. menerima mencoba memperolehnya, menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam milliknya menyimpan, mangangkut menyembunyikan mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata pemuku, senjata penikam atau senjata penusuk - Barang siapa - Dengan melawan hukum - Memaksa orang lain untuk melakukan untuk tidak melakukan untuk membiarkan sesuatu - Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan atau penjara 12 th dapat ditahan penjara 1 th
PASAL - 11. 310 KUHP (penghinaan) - Barang siapa Penjara 9 bulan tidak dapat ditahan - Sengaja menyerang kehormatan - atau nama baik seseorang. - Dengan menuduhkan sesuatu hal untuk diketahui umum. 12. 362 KUHP (pencurian) - Mengetahui sesuatu barang penjara 5 th dapat ditahan - Sebagian atau seluruhnya kepunyaan orang lain - Akan memiliki dengan melawan hak. 13. 154 KUHP (penghinaan a. Barang siapa penjara 7 th dapat ditahan terhadap pemerintah) b. Dimuka umum c. menyatakan peranan permusuhan kebencian atau penghinaan terhadap pemerintah negara Indonesia. 14. 155 (r) KUHP a. Barang siapa b. Menyiarkan Mempertontonkan surat/gambar c. Yang Isinya menyatakan perasaan permusuhan kabel terhadap pemerintah Negara Indonesia. d. Dengan maksud supaya isi surat atau gambar Itu diketahui oleh orang banyak. penjara 4 th 6 bulan tidak dapat ditahan 15 216 KUHP (Kejahatan terhadap Kekuasaan Umum) - Barang siapa - Pada waktu berkerumun dengan sengaja tidak segera pergi setelah diperintah 3 kali oleh penguasa yang berwenang 4 bulan 2 di tidak dapat ditahan
PASAL - 11. 1 UU No. 3/PNPS/1962 (Penawaran/pengusiran) Terdapat petunjuk-petunjuk bahwa seseorang akan menggangu usaha mancapai revolusi 12. 3 UU No. 4/PNPS/1959 Melakukan tindak pidana yang termuat dalam titel I dan 11 Buku Ke" KUHP dengan mengetahui atau patut harus menduga bahwa tindak pidana Itu akan menghalangi terlaksananya program pemerintah Atas petunjuk Presiden yang bersangkutan di tempatkan di suatu tempat tertentu yang ditunjuk oleh Jaksa Agung dan berdiam disitu untuk sementara atau melarang orang tersebut bertempat tinggal untuk sementara dalam suatu daerah atau sebagian daerah tertentu dalam wilayah Indonesia. Hukuman penjara sekurang-kurangnya I tahun atau setinggi tingginya 20 tahun atau hukuman penjara 20.umur hidup atau hukuman mati. dapat ditahan/diusir Jaksa Agung dapat melakukan penahanan preventif selamalamanya 1 (satu) tahun dengan tidak perlu meminta perpanjangan waktu kepada Hakim. JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM Ttd I.N. SUWANDHA, SH