PENGGUNAAN METODE QUANTUM TEACHING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS VIII H DI SMP NEGERI I KABILA ALAN H. DUNGGIO No Hp: 085240307522 Email: Alanthehacker@rocketmail.com ABSTRAK Kata Kunci: Daya Kritis, Metode Quantum Teaching, Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Proses pembelajaran adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa,sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap. Proses pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampuh mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Seluruh lembaga pendidikan mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan proses pendidikan yang di dalamnya terdapat perencanaan pelaksanaan serta evaluasi. Semua itu dilakukan bertujuan untuk Proses pembelajarn, mencetak generasi yang matang dalam segala bidang, baik sains, agama dan pengetahuan lainnya. Sehingga diharapkan anak didik sepagai pusat pembelajaran mampu menjadi manusia bermoral dan berpengetahuan. SMP N 1 KABILA sebagai salah satu lembaga pendidikan juga sangat menjunjung keberhasilan pembelajaran, sehingga siswa yang dihasilkan mampu berperan dalam persaingan global. Usaha kearah tersebut sudah banyak dilakukan oleh pihak lembaga terkait, dengan harapan akan mampu menciptakan manajemen pembelajaran dengan baik, yang pada ujungnya akan menjadikan sekolah yang berkualitas. 1
1. pendahuluan Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Proses pembelajaran adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa,sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap. Proses pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampuh mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Seluruh lembaga pendidikan mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan proses pendidikan yang di dalamnya terdapat perencanaan pelaksanaan serta evaluasi. Semua itu dilakukan bertujuan untuk Proses pembelajarn, mencetak generasi yang matang dalam segala bidang, baik sains, agama dan pengetahuan lainnya. Sehingga diharapkan anak didik sepagai pusat pembelajaran mampu menjadi manusia bermoral dan berpengetahuan. SMP N 1 KABILA sebagai salah satu lembaga pendidikan juga sangat menjunjung keberhasilan pembelajaran, sehingga siswa yang dihasilkan mampu berperan dalam persaingan global. Usaha kearah tersebut sudah banyak dilakukan oleh pihak lembaga terkait, dengan harapan akan mampu menciptakan manajemen pembelajaran dengan baik, yang pada ujungnya akan menjadikan sekolah yang berkualitas. kenyataannya, usaha yang di lakukan pihak sekolah belum cukup membuahkan hasil. dalam proses belajar mengajar rata-rata siswa kurang berminat terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Mereka lebih mementingkan hal lain dari pada belajar, seperti menggambar, bicara sendiri dan mengganggu teman-teman yang didekatnya. Hal itu tentu sangat mengganggu dan tidak memungkinkan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal. kondisi yang demikian, tentu akan sangat berpengaruh terhadap daya kritis siswa. Jika kondisi seperti ini tidak secepatnya ditanggulangi, maka sangat mungkin kualitas sekolah akan menjadi menurun, karena salah satu indikator keberhasilan sekolah adalah mampu mencetak lulusan yang baik. Berbagai permasalahan pembelajaran yang mengakibatkan daya kritis siswa menjadi rendah, salah satunya terjadi pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn). Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang 2
memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Di SMP N I KABILA tempat penelitian ini dilaksanakan, Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan masih cenderung berorientasi pada transfer pengetahuan semata dengan metode yang monoton. Hal inilah yang mengakibatkan daya kritis siswa rendah. yakni dari 29 orang siswa kelas VIII H SMP N 1 Kabila sekitar 50 % yang memahami tentang pelajarn Pkn sedangkan 49% yang belum memiliki pemahaman terhadap pelajaran PKn. selain itu pembelajaran yang digunakan masih menganut perspektif pembelajaran tradisional, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dan menjadikan siswa sebagai objek pasif yang harus banyak diisi informasi. Padahal kenyataannya, siswa yang mempunyai karakter beragam memerlukan sentuhan-sentuhan khusus dari guru sebagai pendidik dan pelatih agar mampu mengambil makna dari setiap informasi yang diterima. Untuk itu guru harus mampu menjadikan mereka semua terlibat dan merasa senang selama proses pembelajaran. Melihat dari semua permasalahan yang dipaparkan di atas, maka dibutuhkan tindakan yang mampu mencari jalan keluarnya. Salah satu solusi adalah penggunaan metode yang tepat, yaitu metode yang mampu membuat seluruh siswa terlibat dalam suasana pembelajaran. Metode mengajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh seorang guru guna lebih meningkatkan daya kritis siswa yaitu dengan menggunakan metode Quantum Teaching. Strategi ini dapat diterapkan pada pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan dan diketahui siswa dengan membagikan bahan ajar yang lengkap. Salah satu pakar pendidikan berhasil menciptakan cara baru dan praktis untuk mempengaruhi keadaan mental pelajar yang dilakukan oleh guru. Semua itu terangkum dalam Quantum Teaching yang berarti pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada dalam diri siswa menjadi sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri siswa itu sendiri maupun bagi orang lain. Disinilah letak pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching, yaitu mengubah bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Karena itulah guru harus ada kerjasama antara guru dan siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Supercamp (sebuah program percepatan Quantum Learning yaitu perusahaan pendidikan nasional), percepatan Quantum Teaching dapat meningkatkan beberapa hasil dari pada proses pembelajaran sebagai berikut; 1. 68 % meningkatkan motivasi belajar siswa 2. 73 % meningkatkan daya fikir dan prestasi belajar siswa 3. 81 % meningkatkan rasa percaya diri siswa 4. 98 % melanjutkan penggunaan ketrampilan 3
Sebagai metode yang masih baru, Quantum Teaching merupakan metode sesuatu yang baru dan asing bagi kebanyakan sekolah yang ada di Indonesia, sehingga masih jarang sekolah-sekolah yang menerapkan metode ini dalam melaksanakan pembelajaran. Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian dan fasilitasi SuperCamp. Diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi paket multisensori, multi kecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami, dan kemampuan murid untuk berprestasi. Sebagai sebuah pendekatan belajar yang segar, mengalir, praktis dan mudah diterapkan. Quantum Teaching yaitu sebuah metode pembelajaran yang terbukti mampuh meningkatkan motivasi belajar anak didik, meningkatkan daya pikir dan prestasi siswa, meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan harga diri dan melanjutkan penggunaan ketrampilan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching Selain asas utama Quantum Teaching juga memiliki prinsip atau yang disebut oleh DePorter sebagai kebenaran tetap. Prinsip-prinsip ini akan berpengaruh terhadap aspek Quantum Teaching itu sendiri, prinsip-prinsip itu adalah: 1) Segalanya berbicara, maksudnya adalah segala hal yang berada dikelas mengirim pesan tentang belajar. 2) Segalanya bertujuan, semua yang kita lakukan memiliki tujuan. Semua yang terjadi dalam penggubahan pembelajaran mempunyai tujuan. 3) Akui setiap usaha, yaitu pengakuan setiap usaha yang berupa kecakapan dan kepercayaan diri terhadap apa yang dilakukan oleh siswa, sebab belajar itu mengandung resiko. Menghargai setiap usaha siswa sebagai bentuk pengakuan atas kecakapan untuk menumbuhkan kepercayaan diri, sekalipun usaha siswa kurang berarti. 4) Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan, artinya terdapat umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan emosi positif dengan belajar. Melihat latar belakang diatas maka penulis mengadakan penelitian yang dilaksanakan di SMP N 1 KABBILA, pemilihan Metode Quantum Teaching oleh peneliti sangat sesuai dengan kondisi dan situasi siswa. Karena peneliti memiliki asumsi bahwa tidak ada metode yang terbaik namun yang ada adalah metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan. Berangkat dari permasalahan, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Penggunaan Metode Quantum Teaching Sebagai Upaya Meningkatkan Daya Kritis Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 4
2. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di KELAS VIII H SMP N 1 Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bonebolango. Penelitian ini dilaksanakan pada semster genap bulan mey 2013 Adapun yag menjadi subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII H SMP N 1 Kabila dengan jumlah siswa 29 orang, yang terdiri dari 16 orang perempuan dan 13 oarang laki laki Dalam rangka penelitian ini dilakukan persiapan persiapan sebagai tahap perencanaan penelitian kegiatan yaitu sebagai berikut: a. Menghubungi kepala sekolah guna memperoleh izin untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini, sekaligus melakukan konsolidasi dengan guru yang akan menjadi mitra dalam proses penelitain. b. Mendikusikan rencana kegiatan yang akan dilakukan bersama dengan guru mitra sekolah c. Merencanakan pelaksanaan tindakan d. Menyusun kegiatan pelaksanaan tindakan e. Menetapkan waktu tindakan f. Mempersiapkan format observasi 3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Deskripsi Hasil Peneltian Penenlitian Tindakan kelas ( PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 kabila dengan jumlah siswa 29 orang. Penelitian dilaksanakan hanya satu siklus dengan tahapan persiapan, pelaksanaan tindakan, analisis, dan refleksi. Materi yang disajikan adalah Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan menerapkan metode pembelajaran Quantum teaching dalam pembelajaran PKn, serta mengacu pada rencana pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan. Penelitian ini berlangsung dalam satu siklus namun terdiri dari tiga kali pertemuan, hal ini disebabkan karena tindakan yang dikenakan belum memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Oleh karena itu dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. 2. Observasi awal Pengamatan awal merupakan suatu hal yang penting dalam melakukan penelitian tindakan kelas, sebab dengan adanya pengamatan ( observasi ) awal maka peneliti mendapatkan gambaran tentang kondisi atau keadaan siswa yang akan dikenai tindakan. Dari pengamatan awal, di peroleh fakta bahwa sebagian besar siswa yang ada di kelas VIII H SMP Negeri 1 kabila ternyata masih banyak siswa yang memiliki daya kritis rendah pada saat proses pembelajaran berlangsung. 3. Hasil Penelitian Pertemuan Pertama 5
Pengambilan data pertemuan pertama dilakukan secara bersama sama antara peneliti dengan guru mitra yaitu guru Pkn. Kegiatan guru maupun siswa selama pembelajaran berlangsung dipantau dan dinilai dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disediakan, yaitu lembar pengamatan guru, lembar pengamatan kerja kelompok siswa dan tes tertulis (tes essay). Hasil pengamatan kegiantan guru, kegiantan siswa pada proses pembelajaran kelas VII H dengan alokasi waktu belajar siswa dapat dilihat sebagai berikut. rencana pelaksnaan pembelajaran, dalam perencanaan siklus 1 harus disiapkan pula bahan ajar dan alat bantu yang di butuhkan dalam pembelajaran. Bahan yang ajar yang ada yaitu tentang kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan indonesia khususnya mengenai makna dari kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan indonesia yang didapatkan dari buku PKn kelas VIII maupun literatur yang relevan dengan pembelajaran. Sedangkan alat bantu yang dimaksud yaitu sperti chart yang terbuat dari karton warna putih, spidol hitam dan lem plastik. 4. Hasil Belajar Siswa pada pertemuan pertama Untuk melihat keberhasilan tindakan yang dilaksanakan dalam meningkatakn daya kritis belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan menggunakan metode Quantum Teaching maka diadakan evaluasi atau peneilaian dengan memberikan tes essay yang terdiri dari 5 butir soal. Berdasarkan hasil belajar pada siklus 1 nampak bahwa dari 29 siswa yang mengikuti tes, 11 orang atau sekitar 37% mendapat nilai 75 keatas sedangkan 18 orang siswa atau 62% mendapat nilai dibawah 75. 5. Refleksi Setalah dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum teaching kemudian ditindak lanjuti dengan pemberian tes, lembar kegiatan kelompok siswa dan dihubungkan dengan hasil pengamatan terhadap kegiatan guru. Selanjutnya peneliti dan guru mitra yang berperan sebagai partisipan melakukan diskusi untuk mengambil kesipulan terhadap pelaksanaan kegiatan penelitian. Dari hasil diskusi tersebut diperoleh aspek sebagai berikut: a. Pengorganisasian siswa dalam kelompok cenderung kurang. sehingga daya serap dalam kelompok masih rendah. b. Bimbingan guru dalam kelompok kurang maksimal c. Siswa kurang mampu berinterakasi dengan guru untuk mengemukakan pendapatnya karena guru belum maksimal memberikan motivasi terhadap siswa. d. Kemamampuan siswa dalam peroses pemebelajaran belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Dengan melihat kerja kelompok siswa yang masih kurang. Berdasarkan hasil diskusi diatas disimpulkan bahwa tindakan dilakukan pada pertemuan pertama belum terlaksana sebagaiman yang diharapkan belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan, sehingga dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. 6
1. Hasil Penelitian Pertemuan kedua A. Hasil Belajar Siswa pada pertemuan kedua Untuk melihat keberhasilan tindakan yang dilaksanakan dalam meningkatakn daya kritis belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan menggunakan metode Quantum Teaching maka diadakan evaluasi atau peneilaian dengan memberikan tes essay yang terdiri dari 5 butir soal. Berdasarkan hasil belajar pada siklus 1 pertemuan kedua nampak bahwa dari 29 siswa yang mengikuti tes, 21 orang atau sekitar 72% mendapat nilai 75 keatas sedangkan 8 orang siswa 28% mendapat nilai dibawah 75. B. Refleksi Setalah dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum teaching kemudian ditindak lanjuti dengan pemberian tes, lembar kegiatan kelompok siswa dan dihubungkan dengan hasil pengamatan terhadap kegiatan guru. Selanjutnya peneliti dan guru mitra yang berperan sebagai partisipan melakukan diskusi untuk mengambil kesipulan terhadap pelaksanaan kegiatan penelitian pada pertemuan kedua. Dari hasil diskusi tersebut diperoleh aspek sebagai berikut: a. Pengorganisasian siswa dalam kelompok cenderung kurang. sehingga daya serap dalam kelompok masih rendah. b. Bimbingan guru dalam kelompok kurang maksimal c. Siswa kurang mampu berinterakasi dengan guru untuk mengemukakan pendapatnya karena guru belum maksimal memberikan motivasi terhadap siswa. d. Kemamampuan siswa dalam peroses pemebelajaran belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Dengan melihat kerja kelompok siswa yang masih kurang. Berdasarkan hasil diskusi diatas disimpulkan bahwa tindakan dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan, sehingga dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.(pertemuan ketiga). A. Hasil Penelitian Pertemuan Ketiga B. Hasil Belajar Siswa pada pertemuan ketiga 7
Salah satu indkator dari tercapainya proses pembelajaran adalah keberhasilan belajar siswa dalam hal ini dapat dilihat dari penguasaan siswa dari materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Indonesia. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I pertemuan ketiga, maka diadakan evaluasi dalam bentuk tes esayy yang terdiri dari 5 butir. Dari 29 siswa yang mengikuti tes, 25 siswa atau sekitar 86,2% memperole nilai 75 keatas dan 4 orang siswa atau sekitar 13,79% memperoleh nilai dibawah 75. Oleh karena itu siswa yang memperoleh nilai 75 keatas sebanyak 25 orang atau sekitar 86,2% maka indikator keberhasilan dari hasil belajar siswa telah tercapai sebagaimana yang diharapkan. Sehingga tidak perlu lagi dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. 6. Refleksi Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan guru dengan guru pengamat atau mitra yang bertindak selaku pengamat dalam proses pembelajaran. Refleksi dilakukan untuk memperoleh apakah tindakan yang dilaksanakan telah sesuai dengan yang direncanakan serta mampu meningkatkan daya kritis siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil refleksi tersebut antara lain: a). Pengorganisasian siswa dalam kelompok sudah sesuai dengan yang diharapakan karena sudah mempertimbangakan prestasi dan interaksi siswa dalam belajar kelompok. b). Bimbingan guru dalam kelompok sudah maksimal. c). Siswa sudah mampu berinteraksi dengan guru baik dalam memberikan pertanyaan menjawab pertanyaan dan sekaligus merespon materi yang di ajarkan d). Prestasi belajar siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Serta dalam pengamatan kegiatan kelompok siswa. A. Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bonebolango bertujuan untuk meningkatkan daya kritis siswa pada mata pelajaran PKn khususnya pemahaman siswa tentang Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Indonesia yang dibelajarkan dengan menggunakan metode Quantum Teaching. Implementasi metode Quantum Teaching dilakukan dengan cara membagi siswa dalam bentuk regu atau kelompok agar mampu berinteraksi, dan siswa merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan dan memcahkan masalah tersebut, sehingga siswa dapat terlibat lansung dalam proses pembelajaran secara bermakna. Peran guru terutama sebagai pembimbing dan pasilitator bagi anak-anak dalam proses rekonstruksi ide dan konsep PKn sehingga siswa lebih banyak berinteraksi dalam proses pembelajaran melalui metode Quantum Teaching yang dapat meningkatkan daya kritis siswa. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan dapat diperoleh data sebagai berikut. Setelah diadakan tindakan pertemuan pertama hasil yang diperoleh sebesar 62% namun pada nilai ini capaian dalam pertemuan pertama ini belum memenuhi indikator kinerja. Untuk itu dilanjutkan pada pertemuan kedua, dan diperoleh hasil capaian sabesar 72% namun dalam 8
pertemuan kedua ini masih tetap belum menunjukan hasil atau belum memenuhi kinerja atau indikator capaian.dan masih tetap dilanjutkan pada pertemuan ketiga, dan hasil yang diperoleh sebesar 86,2% hal yang ditunjukan pada pertemuan ketiga ini sudah mencapai indikator kinerja sehingga tidak dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada masing-masing pertemuan maka hasil perhitungan rata-rata setiap aspek yang dinilai dari pertemuan pertama, kedua, dan sampai pada pertemuan ketiga dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 11 Ketuntasan Siswa Untuk Setiap Pertemuan Pertemuan Rata-rata(%) Pertemuan I 62% Pertemuan II 72% Pertemuan III 86,2% Melihat hasil capaian dari pelaksanaan pertemuan pertama, kedua dan ketiga untuk semua aspek tentang Kedaulatan Rakyat Dan Sistem Pemerintahan Indonesia, maka dikategorikan berhasil karena telah mencapai peningkatan. Dengan demikian maka hipotesis penelitian tindakan kelas ini menyatakan bahwa melalui metode Quantum Teaching dapat meningkatkan daya kritis siswa pada mata pelajaran PKn di kelas VIII H SMP Negeri 1 kabila dan dapat diterima. A. Kesimpulan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bonebolango bertujuan untuk meningkatkan daya kritis siswa pada mata pelajaran PKn khususnya pemahaman siswa tentang Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Indonesia yang dibelajarkan dengan menggunakan metode Quantum Teaching. Implementasi metode Quantum Teaching dilakukan dengan cara membagi siswa dalam bentuk regu atau kelompok agar mampu berinteraksi, dan siswa merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan dan memcahkan masalah tersebut, sehingga siswa dapat terlibat lansung dalam proses pembelajaran secara bermakna. Peran guru terutama sebagai pembimbing dan pasilitator bagi anak-anak dalam proses rekonstruksi ide dan konsep PKn sehingga siswa lebih banyak berinteraksi dalam proses pembelajaran melalui metode Quantum Teaching yang dapat meningkatkan daya kritis siswa. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan dapat diperoleh data sebagai berikut. Setelah diadakan tindakan pertemuan pertama hasil yang diperoleh sebesar 62% namun pada nilai ini capaian dalam pertemuan pertama ini belum memenuhi indikator kinerja. Untuk itu dilanjutkan pada pertemuan kedua, dan diperoleh hasil capaian sabesar 72% namun dalam 9
pertemuan kedua ini masih tetap belum menunjukan hasil atau belum memenuhi kinerja atau indikator capaian.dan masih tetap dilanjutkan pada pertemuan ketiga, dan hasil yang diperoleh sebesar 86,2% hal yang ditunjukan pada pertemuan ketiga ini sudah mencapai indikator kinerja sehingga tidak dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Berdarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan bahwa penggunaan metode Quantum Teaching pada mata pelajaran PKn tentang Kedaulatan Rakayat dan Sistem Pemerintahan Indonesia dapat meningkatakan daya kritis siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. B. Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini maka dapat diberikan beberapa saran diantaranya : 1. Untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa kiranya guru dapat memilih alternatif metode pemebalajaran agar dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. 2. Metode Quantum Teaching dapat meningkatkan daya kritis siswa pada mata pelajaran PKn. 3. Mangaktifkan siswa dalam berinteraksi terutama dalam bertanya mapun menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran berlangsung. 4. Melibatkan kemajuan teknologi dalam proses pembelajaran khususnya dalam memilih model atau metode-metode pembelajaran. 10
DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi dkk. 2008. Penenlitian tindakan kelas. PT Bumi Aksara : Jakarta. Arikunto Suharsimi. 2006. prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. rineka cipta Chumy, Asep Sang 2009. Quantum Teaching, mengajar yang menyenangkan ( diakses 15 Maret 2012 ) Deporter Bobby, dkk. 2010. Quantum Teaching: mempraktikan Quantum Learning di ruang ruang kelas. Kaifa bandung. Deporter Bobby, dan hernacki. 2009. Quantum Learning: membiasakan belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa Bandung.. DePorter, Bobby, Mark Reardon dan Sarah Singer Nourie. 2010. Ed. 2, cet. ke Kaifa. 1. Quantum Teaching. Penerjemah : Ary Nilandari. Bandung: Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Hidayat, nandang. 2007. Meningkatakan Energi Belajar Melalui Quantum (Quantum Learning ). Bandung : Irama Widya. Harsanto. Radno. 2005. Melatih anak berfikir, kritis, dan kreatif. Jakarta: PT Gramedia indonesia. Kamus Pusat Pengembangan Bahasa.2007. Mengasa Pemikiran Kreatif dan Kritis. Mudjiono. 2009. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan Direktorat Pendidikan Nasional. Muhaimin. 2008. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru : Bandung 30. 03. 2013 Rusantiningsih. 2008. Quantum Teaching (http://pkab.wordpress.com) Widyawati.2011.Meningkatkan Pola Fikir Dan Hasil Belajar siswa melalui Model Quantum Teaching. UNG: Gorontalo Depdiknas. 2005. Pendidikan Kewarga Negaraan. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah direktorat pendidikan lanjutan pertama. 11
12