PENGANTAR TEKNIK TRANSPORTASI TERMINAL. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Terminal Darat, Laut, dan

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

dimungkinkan terletak diantara pertemuan perencanaan suatu terminal jalur arteri primer Jl. Bekas

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

Pesawat Polonia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas)

BAB II TINJAUAN OBJEK

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang kapal samudera dan antar pulau. Sebagai akibatnya pelabuhan ini mempunyai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

PENTINGNYA MASTER PLAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN (STUDI KASUS: MASTER PLAN TERMINAL ULU DI KABUPATEN KEPULAUAN SITARO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

KRITERIA HIERARKI PELABUHAN

KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta )

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan/maritim yang dua pertiga

BAB I PENDAHULUAN I.1

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

PERENCANAAN ANGKUTAN UMUM (Rute, Terminal, Tempat Henti)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No RITJ yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran N

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- Term inal adalah tempat alat-alat pengangkutan dapat. - Terminal adalah tempat berhenti, tempat kedudukan, tempat

PENGANTAR TRANSPORTASI

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

A. LATAR BELAKANG MASALAH

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

Dr.Eng. MUHAMMAD ZUDHY IRAWAN

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 4. Peraturan Presiden Nomor 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Terminal berdasarkan Juknis LLAJ pada tahun 1995 yang berisi Terminal Transportasi merupakan:

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sumba Barat dengan ibu kotanya bernama Waikabubak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah membutuhkan jasa angkutan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2012 NOMOR : 16 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENGANTAR TEKNIK TRANSPORTASI TERMINAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

PENDAHULUAN TERMINAL kelancaran mobilitas keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu wujud simpul jaringan transportasi.

DEFINISI DAN FUNGSI TERMINAL a) Kedudukan dan keberadaan terminal dalam sistem transportasi Sebagai komponen sistem transportasi yang berupa prasarana dan fasilitas tetap titik simpul dan tempat perhentian b) Fungsinya Mengawali dan mengakhiri suatu perjalanan Perawatan sementara kendaraan Memindahkan dari satu kendaraan ke kendaraan lain (ganti moda/transit) Menyediakan fasilitas umum bagi penumpang seperti restoran, toilet, tempat ibadah, wartel dan lainnya Pool kendaraan Istirahat penumpang dan awak kendaraan Pengaturan jadwal keberangkatan, kedatangan dan kelas pelayanan Penjualan tiket dan pemesanan tempat

c) Kewilayahan (tata ruang wilayah) memiliki peran penting bagi efisiensi kehidupan wilayah dan membentuk suatu zona kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, zona Tanjung Priok di jakarta Terminal Bus Regional Bingkuang (TRB), zona TRB Air Pacah di Aceh Bandar udara Internasional Minangkabau, zona bandara Minangkabau

KARAKTERISTIK UMUM TERMINAL Waktu Pelayanan Pada dasarnya, waktu di terminal (turn around time) makin kecil adalah makin baik, karena dengan demikian maka sarana transportasi tersebut berarti sedang bergerak dan melaksanakan fungsinya Fasilitas yang Disediakan jenis operasi dan fasilitas tergantung pada jenis lalu lintas yang dilayani oleh terminal Proses Pemeriksaan dan Distribusi pemeriksaan dokumen-dokumen perjalanan, seperti paspor, dokumen pegiriman barang dan lain-lain

KARAKTERISTIK UMUM TERMINAL Bagan Alir Proses

JENIS TERMINAL TERMINAL Berdasarkan jenis angkutannya, Terminal Penumpang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkandan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Terminal Barang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar danmemuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi

JENIS TERMINAL TERMINAL Sedangkan berdasarkan jenis modanya terminal diklasifikasikan menjadi : Terminal angkutan darat (terminal bis, stasiun KA atau terminal multi moda) Terminal angkutan air (laut/sungai) Terminal angkutan udara (bandara) Terminal peti kemas

MASALAH YANG DIHADAPI TERMINAL Perlunya rencana terpadu Penggunaan fasilitas Operasi Biaya Tata guna lahan dan kondisi lokasi Dampak pada lingkungan

JENIS TERMINAL Terminal Penumpang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkandan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Terminal Barang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi Berdasarkan jenis modanya : Terminal angkutan darat (terminal bis, stasiun KA atau terminal multi moda) Terminal angkutan air (laut/sungai) Terminal angkutan udara (bandara) Terminal peti kemas

TERMINAL JALAN RAYA Jalan raya merupakan jalur gerak yang paling dominan maka istilah terminal dapat dibedakan menjadi : Garasi, tempat mobil berhenti di rumah merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai terminal di jalan raya yang peruntukkannya dikhususkan bagi kendaraan pribadi Parkiran, merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai terminal di jalan raya yang peruntukkannya ialah sebagai tempat menghentikan kendaraan apabila sampai tempat tujuan atau di tengah perjalanan

Perhentian dan halte, merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai terminal yang berlokasi di pinggir jalan raya di sepanjang lintasan yang dilewati kendaraan umum (bus dan mikrolet). Letaknya sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga penumpang dapat naik dan turun ke dan dari kendaraan pada tempat-tempat strategis. Pangkalan, fasilitas yang berfungsi sebagai terminal tetapi diperuntukkan untuk kendaraan yang tidak memiliki suatu lintasan rute tetap seperti ojek, bajaj, becak, taksi dan lain-lain

Pool kendaraan, merupakan tempat yang berfungsi sebagai terminal tetapi memiliki kantor perusahaan transportasi tertentu yang diperuntukkan untuk bus (armada) yang dimilikinya bukan untuk bus-bus umum. Terminal bus dan truk

FUNGSI TERMINAL Fungsi terminal bagi penumpang, untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda ke moda lain, tempat fasilitas informasi dan parkir kendaraan pribadi. Fungsi terminal bagi pemerintahan, adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menata lalu lintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan, sumber pungutan retribusi dan pengendalian kendaraan umum. Fungsi terminal bagi operator dan pengusaha, untuk mengatur operasi bis, fasilitas istirahat dan informasi dan sebagai fasilitas pangkalan.

Klasifikasi dan Tipe Terminal Berdasarkan peranan: Terminal primer beroperasi dalam wilayah regional. Terminal sekunder beroperasi dalam wilayah lokal dan atau melengkapi kegiatan terminal primer Berdasarkan fungsi Terminal utama, melayani arus jarak jauh & volume tinggi dan tempat bongkar muat lebih besar atau sama dengan 8 ton/unit angkutan atau 40 penumpang/unit angkutan. Terminal madya, melayani arus angkutan penumpang dan barang jarak sedang & volume sedang dan tempat bongkar muat lebih besar atau sama dengan 5 ton/unit angkutan atau 20 penumpang/unit angkutan. Terminal cabang, melayani arus angkutan penumpang dan barang untuk jarak pendek & volume kecil dan tempat bongkar muat lebih besar atau sama dengan 2,5 ton/unit angkutan atau 10 penumpang/unit angkutan

Klasifikasi dan Tipe Terminal Berdasarkan jenis angkutan Terminal Penumpang Terminal Penumpang Tipe A Terminal Penumpang bus tipe B Terminal Penumpang bus tipe C Terminal Barang. Terminal Peti Kemas

Fasilitas Terminal 1) Fasilitas Utama 2) Fasilitas Penunjang

Pengelolaan Terminal proses yang terjadi dalam terminal, yaitu : Pergantian moda Kepabean dan keimigrasian Menunggu dan antar jemput Parkir dan penitipan kendaraan Bongkar muat Pergudangan Pemeliharaan dan perbaikan. Pengelolaan terminal penumpang yang harus dilakukan adalah meliputi kegiatan perencanaan dan pengawasan pengoperasian terminal

Perencanaan Terminal Kriteria Utama yang perlu ditetapkan dalam perencanaan terminal mengantisipasi pergerakan pejalan kaki (pedestrian mengantisipasi sirkulasi pergerakan bus secara cepat dan mudah mengantisipasi pergerakan lalu lintas secara cepat dan mudah membuat penumpang nyaman, aman, baik pada kegiatan naik/turun dari bis maupun pindah,moda. seminimal mungkin mempengaruhi kondisi lalu lintas pada jaringan jalan sekitarnya Faktor yang Mempengaruhi Rencana Lokasi Terminal Aksesibilitas ; Struktur wilayah. Lokasi lintas. biaya

Perencanaan Terminal

Terminal Jalan Rel (Stasiun Kereta Api) Stasiun sebagai sebuah terminal transportasi kereta api memiliki beberapa pengertian sebagai berikut : Stasiun kereta api adalah tempat dimana para penumpang dapat naik dan turun dalam memakai sarana kereta api. Stasiun sebagai tempat berangkat, mengangkut penumpang dan barang. Stasiun kereta api sebagai tempat kereta api menyusul/disusul dan bersilangan

Terminal Jalan Rel (Stasiun Kereta Api) Stasiun kereta api dapat dibedakan menurut ukurannya, letaknya dan jenisnya. Berdasarkan ukuran, stasiun terdiri dari : Stasiun besar (utama) yang melayani perjalanan KA jarak jauh (kereta api antar kota antar propinsi) seperti stasiun Gambir (Jakarta) ke stasiun Gubeng (Surabaya) dan lainnya. Stasiun sedang (sekunder) yang melayani perjalanan kereta api untuk jarak sedang (antar kota dalam propinsi) seperti stasiun Bandung ke stasiun Tasikmalaya. Stasiun kecil lokal (stasiun kota), stasiun ini hanya melayani perjalanan kereta api dalam jarak dekat (lokal) seperti kereta api jabodetabek dari stasiun Manggarai ke stasiun Cikini.

Terminal Jalan Rel (Stasiun Kereta Api) Berdasarkan jenis, stasiun dibedakan atas : Stasiun penumpang, stasiun kereta api untuk naik dan turun penumpang Stasiun barang, stasiun untuk keperluan bongkar muat barang Stasiun langsiran/operasi, stasiun kereta api untuk pengoperasian kereta api. Berdasarkan letak, stasiun terdiri atas : Stasiun awal Stasiun akhir Stasiun antara, stasiun persinggahan rangkaian kereta api di sepanjang perjalanan antara stasiun awal dan stasiun akhir. Stasiun pertemuan, stasiun yang terletak pada pertemuan ruas jalan rel yang menghubungkan dua jalan rel yang berlainan arah seperti ruas jalur rel Jakarta Surabaya bertemu dan bersilangan di stasiun Cikampek.

Terminal Jalan Rel (Stasiun Kereta Api) Langsiran kereta Kereta berpapasan di stasiun

Terminal Jalan Rel (Stasiun Kereta Api) Berdasarkan bentuknya, stasiun terdiri dari : Stasiun siku, biasanya pada gedung stasiunnya siku-siku pada sepu-sepur yang berakhir disitu. Peron siku-siku disebut juga peron ujung dan peron sejajar. Stasiun paralel, biasanya pada stasiun ini gedungnya sejajar dengan sepur-sepur Stasiun pulau, biasanya gedung stasiun terletak di tengah-tengah jalur kereta api Stasiun semenanjung, biasanya gedung stasiun terletak di sudut antara dua sepur yang bergandengan

Fasilitas Stasiun Kereta Api Ruang dalam stasiun menurut terbagi menjadi 3 macam, yaitu : Stasiun kecil : Ruang kepala stasiun, ruang tunggu, emperan penumpang, ruang tiket, gudang barang dan toilet. Stasiun sedang : Ruang kepala stasiun, ruang tiket, restoran, ruang tunggu kelas 1,2, dan 3, toilet, gudang barang Stasiun besar : Ruang kepala stasiun, ruang wakil kepala stasiun, ruang reservasi tiket, ruang PPKA, ruang Polsuska, ruang tiket, restoran, ruang tunggu kelas 1,2, dan 3, toilet, gudang barang

Bangunan stasiun pada umumnya terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut : Halaman depan (front area), berfungsi sebagai perpindahan dari sistem trasnportasi jalan rel ke sistem transportasi jalan raya. Adapun halaman depan terdiri dari : Terminal kendaraan umum, parkir kendaraan, dan bongkar muat barang. Bangunan stasiun, umunya terdiri dari ruang depan (hall), loket, fasilitas administratif (kantor kepala stasiun), fasilitas operasional (ruang sinyal dan ruang teknik), kantin dan toilet umum. Peron, umumnya terdiri dari ruang tunggu, naik turun kereta api, bongkar muat barang. Emplasemen, umumnya terdiri dari sepur lurus, peron dan sepur belok Peron stasiun emplasemen

TERMINAL ANGKUTAN AIR Peraturan Pemerintah (PP) No.69 tahun 2011 pelabuhan adalah suatu tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselematan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat yang terlindungi dari gerakan gelombang laut, sehingga kapal dapat melakukan olah gerak, bersandar, membuang jangkar dan bongkar muat barang dan berpindah penumpang ke dan dari kapal dapat dilaksanakan secara aman dan lancar

Peranan Dan Fungsi Pelabuhan PERANAN : sebagai zona, kawasan atau titik simpul yang berupa tata guna lahan yang dapat juga membangkitkan perjalanan FUNGSI : Fungsi interface Fungsi link Fungsi industry entity Fungsi pintu gerbang (gateway) dalam perdagangan. Klasifikasi Pelabuhan Berdasarkan Segi Penyelenggaraan Pelabuhan umum, Pelabuhan Khusus,

Berdasarkan Segi Pengusahaannya Pelabuhan yang diusahakan (melayani kegiatan bongkar muat, naik/turun dll) Pelabuhan yang tidak diusahakan(tidak melayani kegiatan bongkar muat, naik/turun, kepabean dll) Berdasarkan segi fungsi : pelabuhan laut, pantai dan penyeberangan Berdasarkan segi penggunaan : pelabuhan ikan, minyak, barang dan campuran, militer Pelabuhan alam Berdasarkan letak geografis Pelabuhan buatan,. Pelabuhan semi alam,

Fasilitas Pelabuhan

Fasilitas Pelabuhan Fasilitas untuk Kapal Alur pelayaran (sebagai jalan kapal sehingga dapat memasuki daerah pelabuhan dengan aman dan lancar) Penahan gelombang (breakwater) untuk melindungi daerah pedalaman pelabuhan dari gelombang, terbuat dari batu alam, batu buatan dan dinding tegak), Kolam pelabuhan (berupa perairan untuk bersandarnya kapal-kapal yang berada di pelabuhan) Dermaga (sarana dimana kapal-kapal bersandar untuk memuat dan menurunkan barang atau untuk mengangkut dan menurunkan penumpang). Fasilitas untuk barang dan penumpang Fasilitas untuk penggunaan tanah

Perencanaan Pelabuhan Pemilihan Lokasi Pelabuhan Tinjauan geologi dan topografi Tinjauan pelayaran Tinjauan gelombang dan arus Tinjauan kedalaman air Persyaratan Teknis Pelabuhan : Melindungi kapal terhadap segala cuaca, memudahkan gerak kapal Jaringan transportasi darat yang mudah dijangkau Keadaan air yang cukup agar kapal dapat terapung Tersedia fasilitas seperti kantor, gudang dan fasilitas komunikasi yang memadai

TERMINAL ANGKUTAN UDARA Jaringan Transportasi Udara Runway (Landasan Pacu) Taxiway Arus pergerakan penumpang Arus pergerakan pesawat udara Apron Gedung Terminal

Peranan dan Fungsi Bandar Udara Sebagai unsur penunjang (servicing sector) Pelayanan sistem bandar udara ditujukan untuk menunjang pertumbuhan sistem ekonomi yang merupakan indikator bagi petumbuhan sistem eknomi yang merupakan indikator bagi pertumbuhan secara nasional, di samping sistem-sistem lainnya seperti politik, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Sebagai unsur pendorong (promoting sector) Pelayanan bandar udara ditujukan untuk membuka isolasi daerah terpencil dan daerah perbatasan yang belum berkembang atau daerah lain yang tidak memiliki potensi sumber daya alam untuk dikembangkan, namun dari segi pertimbangan politik dan pertahanan keamanan perlu di layani secara teratur

POLA OPERASIONAL BANDARA

Peranan dan Fungsi Bandar Udara Sebagai unsur penunjang (servicing sector) Pelayanan sistem bandar udara ditujukan untuk menunjang pertumbuhan sistem ekonomi yang merupakan indikator bagi petumbuhan sistem eknomi yang merupakan indikator bagi pertumbuhan secara nasional, di samping sistem-sistem lainnya seperti politik, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Sebagai unsur pendorong (promoting sector) Pelayanan bandar udara ditujukan untuk membuka isolasi daerah terpencil dan daerah perbatasan yang belum berkembang atau daerah lain yang tidak memiliki potensi sumber daya alam untuk dikembangkan, namun dari segi pertimbangan politik dan pertahanan keamanan perlu di layani secara teratur