PEMELIHARAAN SDM Fungsi Pemeliharaan (maintenance) berkaitan dengan upaya mempertahankan kemauan dan kemampuan kerja karyawan melalui penerapan beberapa program yang dapat meningkatkan loyalitas dan kebanggaan kerja. Perusahaan memelihara kemampuan dan kemauan kerja antara lain melalui : Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja
FUNGSI PEMELIHARAAN SDM Meningkatkan loyalitas SDM terhadap perusahaan Meningkatkan motivasi dan disiplin kerja Meningkatkan semangat dan kegairahan kerja Meningkatkan rasa aman, rasa bangga dan ketenangan jiwa SDM dalam melakukan pekerjaan. Meningkatkan kinerja SDM Menurunkan tingkat kemangkiran SDM Menurunkan tingkat turnover SDM Menciptakan suasana hubungan kerja yang harmonis dan kebersamaan.
Latar belakang kebijakan K3 Potensi kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja dan kerusakan lingkungan di industri Konsumen menuntut adanya jaminan K3 melalui bukti / sertifikasi sesuai Per-UU Pelaksanaan K3 menuntut keterlibatan dan tanggung jawab semua pihak Dari sekitar 169.000 / lebih perusahaan, hanya ada 1.299 pegawai pengawas/ 336 spesialis Belum tersedianya Ahli K3 di setiap tempat kerja ( di Jatim sekitar 26.000 perusahaan hanya ada 180 ahli K3)
TUJUAN K3 Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja ( fisik, kimia, biologi, fisiologi / ergonomi).
PENGERTIAN- PENGERTIAN K3 Potensi bahaya: keadaan yg memungkinkan atau dpt menimbulkan kecelakaan / kerugian Resiko: kemungkinan terjadinya kecelakaan/ kerugian pada periode tertentu. Insiden: kejadian yg tidak diinginkan karena kontak dg sumber energi melebihi nilai ambang batas. Kecelakaan: suatu kejadian yg tdk diduga semula dan tdk dikehendaki yg dpt mengacaukan proses yg telah diatur dr suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian. Aman/ selamat: kondisi tdk ada kemungkinan malapetaka Tindakan tidak aman / unsafe act: pelanggaran thd prosedur keselamatn yg dapat memberikan peluang thd terjadinya kecelakaan Keadaan tdk aman / unsefe condition: kondisi fisik atau keadaan berbahaya yg mungkin dapat langsung menimbulkan terjadinya kecelakaan
PRINSIP DASAR K3 Kegiatan pencegahan kecelakaan ada 5 tahapan pokok: 1. Organisasi K3 2. Menemukan fakta / masalah 3. Analisis masalah 4. Pemilihan / penetapan alternatif pemecahan masalah 5. Pelaksanaan alternatif
Menurut ILO Langkah menanggulangi kecelakaan kerja: Peratran perundang-undangan ttg K3 Standarisasi ttg K3 Inspeksi K3 Riset Pendidikan dan pelatihan Pesuasi pendekatan ttg K3 Asuransi Penerapan K3 di tempat kerja
K3 dalam UU No 13 th 2003 Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: Keselamatan dan kesehatan kerja GG Moral dan kesusilaan Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama (pasal 86) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen K3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan (pasal 87)
Hampir setiap hari muncul berita di TV, koran, ribuan buruh di seluruh Indonesia mengadakan unjuk rasa dan melakukan aksi mogok kerja untuk menuntut hak mereka. Tuntutan mereka umumnya adalah, peningkatan gaji/ UMK, mencabut sistem outsourcing dan melakukan amandemen UU No 13 Tahun 2003 dan UU No 02 Tahun 2004. Tb. Sjafri Mangkuprawira (2007) Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand.
KESELAMATAN KERJA Keselamatan kerja yaitu suatu keadaan dalam lingkungan atau tempat kerja yang dapat menjamin secara maksimal keselamatan orang-orang yang berada di daerah atau di tempat tersebut, baik orang tersebut pegawai ataupun bukan pegawai dari organisasi kerja itu
Kesehatan Kerja Suatu usaha atau kondisi yang memungkinkan seseorang mempertahankan kondisi kesehatannya dalam pekerjaannya Kesehatan merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum dengan usahausaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit/ gangguan kesehatan. Individu yang sehat, adalah yang bebas dari; penyakit, cedera serta masalah mental dan emosi yang bisa mengganggu aktivitas manusia normal umumnya
Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1. Mencegah terjadinya: penyakit akibat kerja. Kecelakaan kerja. cacat atau kematian akibat kecelakaan kerja. 2. Menjamin keselamatan orang yang berada di sekitar tempat kerja 3. Peningkatan produktifitas kerja atas dasar tingkat keamanan kerja yang tinggi. 4. Penghindaran pemborosan tenaga kerja, modal, alat-alat dan sumber produksi yang lainnya sewaktu kerja.
Yang dibutuhkan bagi
LATAR BELAKANG SMK3 Dengan semakin banyaknya resiko yang diperoleh perusahaan, maka mulailah diterapkannya manajemen resiko, sebagai inti dan cikal bakal SMK3 Prinsip dasar SMK3: 1. Prinsip komitmen 2. Prinsip perencanaan 3. Prinsip implementasi 4. Prinsip pengukuran / evaluasi 5. Prinsip peninjauan ualang dan perbaikan
SMK3 akan efektif bila ada: Tanggung jawab dan komitmen perusahaan Kebijakan dan disiplin keselamatan kerja Komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja Komite keselamatan kerja Inspeksi, penyelidikan kecelakaan kerja dan riset Evaluasi terhadap usaha-usaha keselamatan kerja
Pendekatan Organisasi Mendesain pekerjaan Menetapkan kebijakan keamanan kerja Memanfaatkan komite keselamatan kerja Mengkoordinasikan penyelidikan kecelakaan kerja Pendekatan Thd Manajemen Keselamatan kerja Pendekatan Rekayasa Teknis Mendesain lingkungan kerja Meninjau peralatan kerja Mengaplikasikan prinsip-prinsip ergonomi Pendekatan Individual Mendorong motivasi dan sikap terhadap keselamatan kerja Memberi pelatihan keselamatan kerja Memberi penghargaan melalui program insentif.
KECELAKAAN KERJA
BATASAN Suatu kejadian yang tidak diinginkan, tidak terduga yang dapat menimbulkan kerugian material, disfungsi atau kerusakan alat, cidera, korban jiwa, kekacauan produksi. Kecelakaan tidak harus selalu ada korban manusia atau kekacauan, yang jelas kejadian tersebut telah berdampak menimbulkan kerugian
Kasus kecelakaan kerja di Indonesia Tahun Jumlah Pertumbuh 1999 91.510-2000 98.902 8,08 % 2001 104.774 5,94 % 2002 103.804-0,92 % 2003 105.846 1,97 % 2004 95.418-9,85 %
MENGAPA KECELAKAAN TERJADI? KONDISI TIDAK AMAN (Unsafe Condition) Peralatan kerja yang sudah usang Tempat kerja yang acak-acakan Peralatan kerja yang tidak ergonomis. Roda berputar mesin yang tidak dipasang pelindung penutup Keletihan, dll. PERBUATAN KURANG AMAN (Unsafe Action) Karyawan bekerja tanpa memakai Alat Pelindung Diri Pekerja yang mengabaikan Peraturan K3. Merokok di daerah Larangan merokok. Bersenda gurau pada saat bekerja Menggunakan peralatan yang tidak standard
MENGAPA KARYAWAN MELAKUKAN TINDAKAN KURANG AMAN ( UNSAFE ACTION )? A. Tenaga kerja TIDAK TAHU tentang ; 1. Bahaya bahaya di tempat kerjanya 2. Prosedur Kerja Aman 3. Peraturan K3 4. Instruksi Kerja dll. B. KURANG TERAMPIL ( UNSKILL ) dalam : 1. Mengoperasikan Mesin Bubut. 2. Mengemudikan Kendaraan. 3. Memakai alat alat kerja ( Tool ) dll. C. KEKACAUAN SISTEM MANAJEMEN K3 1. Menempatkan T K tidak sesuai 2. Penegakan Peraturan yang lemah 3. Paradikma dan Komitmen K3 yang tidak mendukung 4. Tanggungjawab K3 tidak jelas 5. Anggaran Tdk Mendukung 6. Tidak Ada audit K3 dll.
PENCEGAHAN KECELAKAAN DAPAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN 4E YAITU : 1. EDUCATION : Pendidikan dan Pelatihan K3 harus diberikan secara berjenjang dan berkesinambungan sesuai tugas dan tanggung jawabnya Contoh : Pelatihan Dasar K3 untuk Karyawan baru,pelatihan K3 Supervisor, Pelatihan Manajemen K3. 2. ENGINEERING : Rekayasa dan Riset dalam bidang Teknologi dan Keteknikan dapat dilakukan untuk mencegah suatu kecelakaan Contoh : Pemasangan Alat Pemadam otomatis, 3. ENFORCEMENT Penegakan Peraturan K3 dan pembinaan berupa pemberian sanksi harus dilaksanakan secara tegas terhadap pelanggar peraturan K3. 4. EMERGENCY RESPONS Setiap Karyawan atau orang lain yang memasuki tempat kerja yang memiliki potensi bahaya besar harus memahami langkah langkah penyelamatan bila terjadi keadaan darurat. contoh : Kebocoran Tangki Bahan Kimia. Kebakaran, Bencana alam Dll
Kesimpulan: PENUTUP 1. Masalah K3 sangat penting utk mendptkan perhatian krn berkaitan lagsung dg produktivitas dan efisiensi karyawan 2. Keuntungan pelaksanaan K3 didapatkan secara tdk langsung dari terhindarnya kewajiban membayar biaya-biaya yg harus dikeluarkan sebagai akibat dari kecelakaan 3. Masalah-masalah di sekitar penerapan K3 cukup banyak, tetapi perhatian pihak2 yang terkait masih terbatas
REGULASI K3 Undang-2 Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Peraturan Menteri No. 02 tahun 1970 tentang Pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja, yang disempurnakan dengan Keputusan Menteri No. 155 tahun 1983. Peraturan Menteri No. 03/MEN/TAHUN 1978 tentang Persyaratan, penunjukan dan wewenang serta kewajiban pegawai pengawas dan ahli keselamatan dan kesehatan kerja. Peraturan Menteri No. 01/Tahun 1979 tentang Penyakit akibat kerja yang wajib dilaporkan. Peraturan Menteri No. 02/Tahun 1980 tentang Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam menyelenggarakan keselamatan kerja. Permenaker No.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). U. U. Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,