PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUMBAWA

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 37 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 63 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 35 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA DAN STAF AHLI BUPATI

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2008

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 1 30.F t JHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA. KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA Nomor 36 Tahun 2004 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 23 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 29 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN PELALAWAN

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BUPATI MADIUN,

LAMPIRAN IV : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA

1 of 6 02/09/09 12:03

BUPATI PENAJAM PASER UTARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 67 Tahun : 2016

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

GUBERNUR BALI, Mengingat

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 18 TAHUN 2008

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 21 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR TAHUN 2009

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

Transkripsi:

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 2, pasal 6, pasal 21 dan pasal 39 Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Sumbawa, maka rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumbawa perlu diatur dengan Peraturan Bupati; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Sumbawa tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumbawa. Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1665); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok - pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974

Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 2

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2007 tentang Pengawasan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sumbawa (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 530 ); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Sumbawa ( Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 532 ). MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BUPATI SUMBAWA TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUMBAWA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sumbawa. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumbawa. 3. Bupati adalah Bupati Sumbawa. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa. 5. Dinas adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumbawa. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumbawa. 7. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural. 3

BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 (1) Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, terdiri dari: 1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Program; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari : a. Bidang Latihan dan Produktivitas Tenaga Kerja, terdiri dari : 1) Seksi Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja; 2) Seksi Pengembangan Instruktur dan Pelatihan; 3) Seksi Lembaga Latihan Swasta. b. Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja terdiri dari: 1) Seksi Hubungan Industrial dan Perselisihan Tenaga Kerja; 2) Seksi Pengupahan dan Syarat-Syarat Kerja; 3) Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan. c. Bidang Penempatan dan Perluasan Lapangan Kerja, terdiri dari : 1) Seksi Informasi Pasar Kerja; 2) Seksi Penempatan Tenaga Kerja; 3) Seksi Perluasan Kerja; d. Bidang Transmigrasi, terdiri dari : 1) Seksi Sarana dan Prasarana; 2) Seksi Pembinaan Usaha Ekonomi; 3) Seksi Pembinaan Sosial Budaya. 4. Unit Pelaksana Teknis Dinas,terdiri dari : a Unsur pimpinan adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis ; b Unsur pembantu pimpinan adalah Sub Bagian Tata Usaha. 5. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini. 4

BAB III KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS Bagian Kesatu DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Pasal 3 (1) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. (2) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. (3) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan perencanaan bidang tenaga kerja dan transmigrasi; b. perumusan kebijakan teknis bidang tenaga kerja dan transmigrasi; c. pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang tenaga kerja dan transmigrasi; d. pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang latihan dan produktivitas tenaga kerja, hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja, penempatan dan perluasan lapangan kerja serta transmigrasi; e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan Bagian Kedua SEKRETARIAT Pasal 4 (1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (2) Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan perencanaan, pengelolaan keuangan serta urusan umum dan kepegawaian. 5

(3) Sekretariat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi : a. penyelenggaraan penyusunan perencanaan; b. penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi keuangan dan administrasi kepegawaian ; c. penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan hubungan masyarakat ; d. penyelenggaraan ketatalaksanaan, kearsipan dan perpustakaan ; e. pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kerja; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan Pasal 5 (1) Sub Bagian Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. (2) Sub Bagian Program mempunyai tugas pokok menyusun perencanaan program dan kegiatan Dinas. (3) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bagian Program mempunyai fungsi: a. pelaksanaan penyusunan program dan kegiatan dinas; b. pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran ; c. pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan perencanaan. Pasal 6 Rincian tugas Sub Bagian Program adalah sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan rencana strategis dinas; b. mengumpulkan bahan-bahan dalam penyusunan program dan kegiatan dinas; c. melaksanakan pengolahan data dalam penyusunan program dan kegiatan tahunan dinas; d. mengkompilasi hasil penyusunan rencana kerja dan anggaran masingmasing unit kerja ; e. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran masing-masing unit kerja ; f. menyusun laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja dinas; 6

g. melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan kegiatan perencanaan. h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 7 (1) Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. (2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi: a. penyusunan rencana kegiatan pengelolaan administrasi keuangan dinas; b. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan dinas; c. pelaksanaan pengawasan dan evaluasi dalam pengelolaan administrasi keuangan dinas. Pasal 8 Rincian tugas Sub Bagian Keuangan adalah sebagai berikut : a. melaksanakan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan keuangan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung; b. melaksanakan penyusunan laporan prognosis realisasi keuangan ; c. melaksanakan penyusunan laporan keuangan semesteran ; d. melaksanakan penyusunan laporan keuangan akhir tahun; e. melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan dalam pengelolaan keuangan. f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 9 (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. (2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian. 7

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi; a. penyusunan rencana kegiatan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian ; b. penyelenggaraan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian ; c. pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian. Pasal 10 Rincian tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai berikut : a. melaksanakan urusan keprotokolan, hubungan masyarakat, penyiapan rapat-rapat dinas dan pendokumentasian kegiatan dinas; b. melaksanakan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan dinas; c. melaksanakan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan kebersihan di lingkungan kerja; d. melaksanakan pemeliharaan dan perawatan kendaraan dinas, peralatan dan perlengkapan kantor dan asset lainnya; e. melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan dinas; f. melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan inventarisasi barang-barang inventaris; g. melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran ; h. melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan pemeliharaan data dan kartu kepegawaian dilingkungan dinas; i. melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang akan pensiun, serta pemberian penghargaan; j. melaksanakan penyiapan bahan kenaikan pangkat, daftar penilaian pekerjaan, daftar urut kepangkatan, sumpah/janji pegawai, gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai; k. melaksanakan penyiapan pegawai untuk mengikuti pendidikan/pelatihan kepemimpinan, teknis dan fungsional; l. melaksanakan penyiapan rencana pegawai yang akan mengikuti ujian dinas; m. melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai; 8

n. melaksanakan penyiapan bahan standar kompetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional; o. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanan kegiatan sub bagian umum dan kepegawaian ; p. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Bagian Ketiga BIDANG LATIHAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA Pasal 11 (1) Bidang Latihan dan Produktivitas Tenaga Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (2) Bidang Latihan dan Produktivitas Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan pembinaan dan pengembangan produktivitas tenaga kerja, instruktur dan pelatihan, dan lembaga latihan swasta. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Latihan dan Produktivitas Tenaga Kerja mempunyai fungsi : a. penyusunan perencanaan bidang latihan dan produktivitas tenaga kerja; b. perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan produktivitas tenaga kerja, instruktur dan pelatihan, dan lembaga latihan swasta. c. pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi dalam pembinaan dan pengembangan produktivitas tenaga kerja, instruktur dan pelatihan, dan lembaga latihan swasta. d. penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan produktivitas tenaga kerja, instruktur dan pelatihan, dan lembaga latihan swasta. e. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembinaan dan pengembangan produktivitas tenaga kerja, instruktur dan pelatihan, dan lembaga latihan swasta. f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan 9

Pasal 12 (1) Seksi Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Latihan dan Produktivitas Tenaga Kerja. (2) Seksi Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dan pengembangan produktivitas tenaga kerja. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis dalam pengembangan produktivitas tenaga kerja; b. penyusunan perencanaan kegiatan seksi pengembangan produktivitas tenaga kerja ; c. penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi dalam pengembangan produktivitas tenaga kerja; d. penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan produktivitas tenaga kerja. Pasal 13 Rincian tugas Seksi Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi pengembangan produktivitas tenaga kerja; b. melakukan pengembangan produktivitas tenaga kerja di perusahaan serta memantau penerapannya guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja di perusahaan; c. melaksanakan penyusunan data base tenaga kerja daerah; d. melaksanakan pelatihan bagi eks siswa dan usaha kecil mandiri ( UKM ); e. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengembangan pruduktivitas tenaga kerja; f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan 10

Pasal 14 (1) Seksi Pengembangan Instruktur dan Pelatihan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Latihan dan Produktivitas Tenaga Kerja. (2) Seksi Pengembangan Instruktur dan Pelatihan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan instruktur dan pelatihan: (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pengembangan Instruktur dan Pelatihan mempunyai fungsi: a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan instruktur dan pelatihan; b. penyusunan perencanaan kegiatan seksi pengembangan instruktur dan pelatihan; c. penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi dalam pengembangan instruktur dan pelatihan. Pasal 15 Rincian tugas Seksi Pengembangan Instruktur dan Pelatihan adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi pengembangan instruktur dan pelatihan; b. meningkatkan profesionalisme tenaga kepelatihan dan instruktur LLK; c. mengadakan evaluasi terhadap efektivitas kurikulum pelatihan; d. mengadakan evaluasi terhadap siswa-siswa yang dilatih pasca pelaksanaan pelatihan; e. melaksanakan pendataan terhadap alumni pelatihan yang diselenggarakan LLK; f. melaksanakan pengadaan bahan dan materi pendidikan dan ketrampilan kerja; g. melaksanakan pengadaan peralatan pendidikan dan ketrampilan bagi pencari kerja; h. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengembangan instruktur dan pelatihan; i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan 11

Pasal 16 (1) Seksi Lembaga Latihan Swasta dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Latihan dan Produktivitas Tenaga Kerja. (2) Seksi Lembaga Latihan Swasta mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan terhadap lembaga pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh swasta. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Lembaga Latihan Swasta mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis dalam pembinaan terhadap lembaga pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh swasta. b. penyusunan perencanaan kegiatan seksi Lembaga Latihan Swasta; c. penyusunan bahan koordinasi dan fasilitasi dalam pembinaan terhadap lembaga pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh swasta. d. penyelenggaraan pembinaan terhadap lembaga pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh swasta. Pasal 17 Rincian tugas Seksi Lembaga Latihan Swasta adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi lembaga latihan swasta; b. melakukan urusan perijinan lembaga latihan swasta; c. melaksanakan tes kualifikasi ijin lembaga latihan swasta; d. melaksanakan ijin keterampilan dan sertifikasi pelatihan; e. melakukan pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan lembaga latihan swasta; f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Bagian Keempat BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA Pasal 18 (1) Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. 12

(2) Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan hubungan industrial dan perselisihan tenaga kerja, pengupahan dan syarat-syarat kerja, pengawasan norma kerja, jaminan sosial tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 2, Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja mempunyai fungsi : a. penyusunan perencanaan bidang hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja; b. perumusan kebijakan teknis hubungan industrial dan perselisihan tenaga kerja, pengupahan dan syarat-syarat kerja, pengawasan norma kerja, jaminan sosial tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja. c. pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi dalam hubungan industrial dan perselisihan tenaga kerja, pengupahan dan syaratsyarat kerja, pengawasan norma kerja, jaminan sosial tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja. d. penyelenggaraan hubungan industrial dan perselisihan tenaga kerja, pengupahan dan syarat-syarat kerja, pengawasan norma kerja, jaminan sosial tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja. e. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan hubungan industrial dan perselisihan tenaga kerja, pengupahan dan syarat-syarat kerja, pengawasan norma kerja, jaminan sosial tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja. f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan Pasal 19 (1) Seksi Hubungan Industrial dan Perselisihan Tenaga Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja. (2) Seksi Hubungan Industrial dan Perselisihan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan hubungan industrial dan penyelesaian perselisihan tenaga kerja. 13

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Hubungan Industrial dan Perselisihan Tenaga Kerja mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis dalam pengembangan hubungan industrial dan penyelesaian perselisihan tenaga kerja; b. penyusunan perencanaan kegiatan seksi hubungan industrial dan perselisihan tenaga kerja; c. penyusunan bahan koordinasi dan fasilitasi dalam pengembangan hubungan industrial dan penyelesaian perselisihan tenaga kerja; d. penyelenggaraan pengembangan hubungan industrial dan penyelesaian perselisihan tenaga kerja. Pasal 20 Rincian tugas Seksi Hubungan Industrial dan Perselisihan Tenaga Kerja adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi hubungan industrial dan perselisihan tenaga kerja; b. melaksanakan pembinaan dan pengembangan hubungan industrial, organisasi pekerja dan pengusaha, lembaga kerjasama tripartit, pencegahan dan penyelesaian kasus perselisihan hubungan industrial, pemogokan, unjuk rasa dan pemusutan hubungan kerja; c. merencanakan dan melaksanakan sidang-sidang LKS tripartit, penyelesaian kasus perselisihan hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja; d. melakukan inventarisasi dan pendataan organisasi pekerja dan organisasi pengusaha, LKS Bipartit, LKS Tripartit, perselisihan Hubungan Industrial Pemusutan Hubungan Kerja yang terjadi yang telah dan belum diselesaikan oleh pegawai mediator hubungan industrial; e. melakukan inventarisasi dan pendataan organisasi pekerja dan organisasi pengusaha, LKS Bipartit dan Perusahaan yang telah memenuhi syarat untuk berbentuk organisasi dan LKS Bipartit; f. merencanakan dan melakanakan pembentukan LKS Tripartit Sektoral dan melakukan pencatatan terhadap organisasi pekerja dan organisasi pengusaha yang mengajukan permohonan pencatatan, melimpahkan kasus-kasus perselisihan hubungan industrial, permohonan banding 14

pihak-pihak yang menolak anjuran mediator Hubungan industrial ke Pengadilan Hubungan Industrial ; g. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan hubungan industrial dan perselisihan tenaga kerja; h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 21 (1) Seksi Pengupahan dan Syarat-syarat Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja. (2) Seksi Pengupahan dan Syarat-syarat Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan pengupahan dan syarat-syarat kerja. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pengupahan dan Syarat-syarat Kerja mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis dalam pengupahan dan syarat-syarat kerja; b. penyusunan perencanaan kegiatan seksi pengupahan dan syaratsyarat kerja; c. penyusunan bahan koordinasi dan fasilitasi dalam pengupahan dan syarat-syarat kerja; d. penyelenggaraan pengupahan dan syarat-syarat kerja. Pasal 22 Rincian tugas Seksi Pengupahan dan Syarat-Syarat Kerja adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi pengupahan dan syarat-syarat kerja; b. merencakan dan melaksanakan sidang komosi penelitian pengupahan dalam rangka penetapan upah minimum Kabupaten (UMK) dan Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK); c. menyebarluaskan ketentuan upah minimum Kabupaten (UMK) dan upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK); d. mengevaluasi perusahaan yang meminta penangguhan pelaksanaan UMK/UMSK; 15

e. melaksanakan penelitian dan survei kebutuhan Hidup Minimum, Indeks Harga Konsumen dan Harga Bahan Pokok; f. melakukan pembinaan persyaratan kerja pada perusahaan swasta BUMN, pembuatan perjanjian kerja, kesepakatan kerja bersama; g. mendata perusahaan wajib membuat perjanjian kerja/kontrak kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama dan perjanjian out sounching; h. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengupahan dan syarat-syarat kerja; i. melakasanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 23 (1) Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja. (2) Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan norma kerja, jaminan sosial tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Ketenagakerjaan mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis dalam pengawasan norma kerja, jaminan sosial tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja; b. penyusunan perencanaan kegiatan seksi pengawasan norma kerja, jaminan sosial tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja; c. penyusunan bahan koordinasi dan fasilitasi dalam pengawasan norma kerja, jaminan sosial tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja; d. penyelenggaraan pengawasan norma kerja, jaminan sosial tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja. Pasal 24 Rincian tugas Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi pengawasan ketenagakerjaan; b. melaksanakan inventarisasi perusahaan wajib lapor ketenagakerjaan; c. melaksanakan kegiatan pengawasan norma kerja, tenaga kerja wanita dan anak di perusahaan; 16

d. melaksanakan pembinaan dan pengawasan jaminan sosial tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja; e. melaksanakan kegiatan penyidikan terhadap perusahaan yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan, pelanggaran norma keselamatan dan kesehatan kerja; f. melakukan pemeriksaan, penelitian dan pengujian terhadap perusahaan yang menggunakan mesin uap, bejana tekan, alat-alat mekanik, listrik, alat-alat pencegahan kebakaran, konstruksi bangunan, alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja lainnya serta pemberian perizinan; g. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pemeriksaan terhadap pemakaian alat-alat pelindung diri, pestisida, obat-obatan lainnya di tempat kerja; h. melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap perusahaan yang memproduksi/menggunakan bahan berbahaya, pelaksanaan pengujian kesehatan tenaga kerja dan membuat rekomendasi pra HO; i. melakukan pemeriksaan dan penelitian dalam rangka mengidentifikasi kasus kecelakaan kerja berdasarkan laporan pengusaha tenaga kerja maupun masyarakat; j. melaksanakan koordinasi dengan PT. Jamsostek; k. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengawasan ketenagakerjaan; l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Bagian Kelima BIDANG PENEMPATAN DAN PERLUASAN LAPANGAN KERJA Pasal 25 (1) Bidang Penempatan dan Perluasan Lapangan Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas (2) Bidang Penempatan dan Perluasan Lapangan Kerja mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan pengembangan informasi pasar kerja, penempatan tenaga kerja, dan perluasan lapangan kerja. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 2, Bidang Penempatan dan Perluasan Lapangan Kerja mempunyai fungsi : 17

a. penyusunan perencanaan bidang penempatan dan perluasan lapangan kerja; b. perumusan kebijakan teknis pengembangan informasi pasar kerja, penempatan tenaga kerja, dan perluasan lapangan kerja. c. pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi dalam pengembangan informasi pasar kerja, penempatan tenaga kerja, dan perluasan lapangan kerja. d. penyelenggaraan pengembangan informasi pasar kerja, penempatan tenaga kerja, dan perluasan lapangan kerja. e. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pengembangan informasi pasar kerja, penempatan tenaga kerja, dan perluasan lapangan kerja. f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan Pasal 26 (1) Seksi Informasi Pasar Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Lapangan Kerja. (2) Seksi Informasi Pasar Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan penyebarluasan informasi pasar kerja. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Informasi Pasar Kerja mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis dalam penyebarluasan informasi pasar kerja; b. penyusunan perencanaan kegiatan seksi informasi pasar kerja; c. penyusunan bahan koordinasi dan fasilitasi dalam penyebarluasan informasi pasar kerja; d. penyelenggaraan penyebarluasan informasi pasar kerja. Pasal 27 Rincian tugas Seksi Informasi Pasar Kerja adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi informasi pasar kerja; b. melakukan kegiatan penyusunan kebutuhan informasi pasar kerja; c. melakukan kegiatan penyusunan kebutuhan informasi dan bimbingan jabatan; 18

d. melakukan pembinaan bursa kerja khusus; e. melakukan analisis dan pemberian bimbingan jabatan; f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 28 (1) Seksi Penempatan Tenaga Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Lapangan Kerja. (2) Seksi Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan penempatan tenaga kerja baik di dalam negeri maupun luar negeri. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Penempatan Tenaga Kerja mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis dalam penempatan tenaga kerja; b. penyusunan perencanaan kegiatan seksi penempatan tenaga kerja; c. penyusunan bahan koordinasi dan fasilitasi dalam penempatan tenaga kerja; d. penyelenggaraan penempatan tenaga kerja. Pasal 29 Rincian tugas Seksi Penempatan Tenaga Kerja adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi penempatan tenaga kerja; b. menyelenggarakan kegiatan penempatan dan penyaluran tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri; c. menyelenggarakan kegiatan penempatan dan penyaluran tenaga kerja penyandang cacat, pemuda dan lanjut usia; d. mengadakan pelayanan dan pembinaan kepada Lembaga Pelayanan dan Penempatan Swasta (LPPS) dan Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta ( PPTKIS ) / cabang PPTKIS; e. melaksanakan sosialisasi mengenai penempatan tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri; f. menyelenggarakan pelayanan dan pembinaan tenaga kerja asing pendatang; 19

g. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan penempatan tenaga kerja; h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 30 (1) Seksi Perluasan Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Lapangan Kerja. (2) Seksi Perluasan Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan bimbingan dan penyuluhan perluasan kerja dan usaha mandiri. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Perluasan Kerja mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis dalam bimbingan dan penyuluhan perluasan kerja dan usaha mandiri; b. penyusunan perencanaan kegiatan seksi perluasan kerja; c. penyusunan bahan koordinasi dan fasilitasi dalam bimbingan dan penyuluhan perluasan kerja dan usaha mandiri; d. penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan perluasan kerja dan usaha mandiri. Pasal 31 Rincian tugas Seksi Perluasan Kerja adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi perluasan kerja; b. menginventarisasi data/bahan penyuluhan kepada pencari kerja lulusan SD, SLTP, SLTA dan Sarjana dalam rangka penerapan teknologi padat karya dan Usaha Mandiri; c. melaksanakan penyusunan pedoman pendaftaran pengerahan dan seleksi Tenaga Kerja Mandiri terdidik (TKMT) dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) lulusan SLTA dan Sarjana; d. melaksanakan kegiatan pengembangan usaha mandiri dan wirausaha baru; e. melaksanakan kegiatan padat karya, produktivitas dan infrastruktur; f. mengumpulkan dan menginventarisasi data potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam rangka penerapan teknologi padat karya dan pengembangan usaha mandiri dan perluasan kerja; 20

g. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan perluasan kerja; h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Bagian Keenam BIDANG TRANSMIGRASI Pasal 32 (1) Bidang Transmigrasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas (2) Bidang Transmigrasi mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan pengembangan sarana dan prasarana transmigrasi, pembinaan usaha ekonomi dan sosial budaya masyarakat transmigrasi. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 2, Bidang Transmigrasi mempunyai fungsi : a. penyusunan perencanaan bidang transmigrasi; b. perumusan kebijakan teknis pengembangan sarana dan prasarana transmigrasi, pembinaan usaha ekonomi dan sosial budaya masyarakat transmigrasi; c. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi dalam pengembangan sarana dan prasarana transmigrasi, pembinaan usaha ekonomi dan sosial budaya masyarakat transmigrasi; d. penyelenggaraan pengembangan sarana dan prasarana transmigrasi, pembinaan usaha ekonomi dan sosial budaya masyarakat transmigrasi; e. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pengembangan sarana dan prasarana transmigrasi, pembinaan usaha ekonomi dan sosial budaya masyarakat transmigrasi; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan Pasal 33 (1) Seksi Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Transmigrasi. (2) Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan sarana dan prasarana transmigrasi. 21

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis dalam pengembangan sarana dan prasarana transmigrasi ; b. penyusunan perencanaan kegiatan seksi sarana dan prasarana; c. penyusunan bahan koordinasi dan fasilitasi dalam pengembangan sarana dan prasarana transmigrasi; d. penyelenggaraan pengembangan sarana dan prasarana transmigrasi. Pasal 34 Rincian tugas Seksi Sarana dan Prasarana adalah sebagai berikut ; a. menyusun rencana kerja seksi sarana dan prasarana; b. melakukan kegiatan penyiapan lahan transmigrasi; c. menyiapkan bahan penyusunan perencanaan teknis tata ruang satuan pemukiman transmigrasi; d. menyiapkan bahan pembebasan lahan transmigrasi yang meliputi status tanah, sertifikasi lahan, pengukuran dan pembagian lahan transmigrasi; e. melakukan kegiatan penyusunan spesifikasi teknis lahan dan prasarana; f. melakukan koordinasi dan fasilitasi dalam pelaksanaan pekerjaan pembukaan lahan; g. menginventarisasi kebutuhan rehabilitasi sarana dan prasarana transmigrasi; h. melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengembangan sarana dan prasarana transmigrasi; i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 35 (1) Seksi Pembinaan Usaha Ekonomi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Transmigrasi; (2) Seksi Pembinaan Usaha Ekonomi mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan usaha ekonomi masyarakat yang bermukim di kawasan transmigrasi; 22

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pembinaan Usaha Ekonomi mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis dalam pembinaan usaha ekonomi masyarakat di kawasan transmigrasi; b. penyusunan perencanaan kegiatan seksi pembinaan usaha ekonomi; c. penyusunan bahan koordinasi dan fasilitasi dalam pembinaan usaha ekonomi masyarakat di kawasan transmigrasi d. penyelenggaraan pembinaan usaha ekonomi masyarakat di kawasan transmigrasi; Pasal 36 Rincian tugas Seksi Pembinaan Usaha Ekonomi adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi pembinaan usaha ekonomi; b. melakukan identifikasi usaha ekonomi yang potensial untuk dikembangkan di kawasan transmigrasi; c. melakukan pengembangan kemampuan teknis dan manajerial masyarakat transmigrasi dalam berusaha sesuai dengan potensi unggulan; d. melakukan pengembangan jaringan pemasaran hasil usaha ekonomi di kawasan transmigrasi; e. melakukan pengembangan usaha ekonomi masyarakat dalam rangka pembangunan kota terpadu mandiri di kawasan transmigrasi; f. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pembinaan usaha ekonomi masyarakat taransmigrasi; g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 37 (1) Seksi Pembinaan Sosial Budaya dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Transmigrasi. (2) Seksi Pembinaan Sosial Budaya mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan sosial budaya masyarakat transmigran. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pembinaan Sosial Budaya mempunyai fungsi : 23

a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis dalam pembinaan sosial budaya masyarakat transmigrasi; b. penyusunan perencanaan kegiatan seksi pembinaan sosial budaya; c. penyusunan bahan koordinasi dan fasilitasi dalam pembinaan sosial budaya masyarakat transmigrasi; d. penyelenggaraan pembinaan sosial budaya masyarakat transmigrasi. Pasal 38 Rincian tugas Seksi Pembinaan Sosial Budaya adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi pembinaan sosial budaya; b. melakukan kegiatan pengerahan calon lokasi transmigrasi; c. melakukan urusan pendaftaran dan seleksi calon transmigran; d. melakukan urusan pemantapan dan bimbingan mental, pemberian identifikasi dan legitimasi calon transmigran; e. melakukan urusan pengangkutan transmigran dan pengelolaan transito; f. melakukan urusan pemberian perbekalan dan perawatan kesehatan, pengawalan perjalanan dan penempatan transmigran; g. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanan kegiatan pembinaan sosial budaya; h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Bagian Ketujuh UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS Pasal 39 (1) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Loka Latihan Kerja dipimpin oleh seorang Kepala UPT yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (2) Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Loka Latihan Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan pelatihan kerja. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Unit Pelaksana Teknis (UPT) Loka Latihan Kerja menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana kerja; b. pelaksanaan pelatihan kerja dan uji ketrampilan; c. pemeliharaan sarana dan prasarana UPT; 24

d. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Pasal 40 Rincian tugas Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Loka Latihan Kerja adalah sebagai berikut : a. melaksanakan penyusunan rencana kegiatan pelatihan kerja; b. melaksanakan pelatihan kerja dan uji ketrampilan; c. melaksanakan pengkajian dan analisis teknis pelatihan kerja; d. melaksanakan program kerjasama pelatihan; e. melaksanakan penyebaran informasi pelatihan kerja; f. melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana UPT; Pasal 41 (1) Sub Bagian Tata Usaha UPT dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT. (2) Sub Bagian Tata Usaha UPT mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi kepegawaian dan administrasi keuangan. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2), Sub Bagian Tata Usaha UPT menyelenggarakan fungsi : a. pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi kepegawaian dan administrasi keuangan ; b. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT. Pasal 42 Rincian tugas Sub Bagian Tata Usaha UPT adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja ; b. melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran ; c. melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian ; d. melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan ; e. menyelenggrakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kerja ; f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan 25

Bagian Kedelapan KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 43 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Pasal 44 (1) Kelompok Jabatan Fungsional dimaksud pasal 43, terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang Jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagi kelompok sesuai dengan bidang keahliannya (2) Setiap kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud ayat (1) dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Bupati; (3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja; (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan Peraturan Perudang-undangan yang berlaku. BAB IV ESELONERING Pasal 45 (1) Kepala Dinas merupakan jabatan struktural eselon IIb. (2) Sekretaris Dinas merupakan jabatan struktural eselon IIIa. (3) Kepala Bidang merupakan jabatan struktural eselon IIIb. (4) Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas merupakan jabatan struktural eselon IVa. (5) Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Unit Pelaksana Teknis Dinas merupakan jabatan struktural eselon IVb. 26

BAB V KEPEGAWAIAN Pasal 46 Para pejabat di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi diangkat dan diberhentikan oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 47 Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sumbawa serta sumber lain yang sah. BAB VII TATA KERJA Pasal 48 Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan unit kerja dalam satuan kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan kelompok jabatan fungsional, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan unit kerja masing-masing maupun antar unit kerja dalam lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta instansi lain sesuai dengan tugas masing-masing. Pasal 49 (1) Apabila Kepala Dinas berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, maka dapat diwakili oleh Sekretaris Dinas ; (2) Apabila Sekretaris Dinas berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, maka dapat diwakili oleh Kepala Bidang dalam lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan memperhatikan senioritas kepangkatan. 27

Pasal 50 Setiap pimpinan unit kerja dalam lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang di perlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 51 Setiap pimpinan unit kerja dalam lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi bertanggung jawab dalam memimpin dan membina bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Pasal 52 Setiap pimpinan unit kerja dalam lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi, wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan hasil pelaksanaan tugas dilaporkan tepat pada waktunya. Pasal 53 Kepala Dinas dan pimpinan unit kerja dalam lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, wajib mengadakan rapat staf secara berkala dalam rangka pemberian arahan, petunjuk dan bimbingan kepada bawahan untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Pasal 54 Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas, wajib menyampaikan laporan kepada Bupati dan tembusan laporan disampaikan kepada satuan kerja perangkat daerah dan instansi lainnya yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. 28

BAB VIII P E N U T U P Pasal 55 Pada saat berlakunya Peraturan Bupati ini, maka semua Peraturan yang telah dikeluarkan dan mengatur hal yang sama dinyatakan tidak berlaku. Pasal 56 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 57 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sumbawa. Ditetapkan di Sumbawa Besar pada tanggal 21 Januari 2008 BUPATI SUMBAWA, JAMALUDDIN MALIK Diundangkan di Sumbawa Besar pada tanggal 21 Januari 2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMBAWA A. KAHAR KARIM BERITA DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2008 NOMOR 8 29