8/34/DASP Jakarta,22 Desember 2006 S U R A T E D A R A N

dokumen-dokumen yang mirip
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern

No. 4/ 11 /DASP Jakarta, 13 Agustus 2002 S U R A T E D A R A N

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/24/PBI/2000 TENTANG HUBUNGAN REKENING GIRO ANTARA BANK INDONESIA DENGAN PIHAK EKSTERN GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 9/ 25 /DASP Jakarta, 9 November 2007 S U R A T E D A R A N

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/20/PADG/2017 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

S U R A T E D A R A N

GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 14/ 1 /DPM Jakarta, 4 Januari Maret SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

No.18/32/DPSP Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/15/PBI/2004 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DAN SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 218/PMK.05/2007 TENTANG TATA CARA PEMBUKAAN DAN PENGELOLAAN REKENING MILIK BENDAHARA UMUM NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 89 TAHUN 2017 TENTANG

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Biaya dalam Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/41/PBI/2016 TENTANG BILYET GIRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

No. 17/45/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

DAFTAR ISI BAB II SYARAT FORMAL

No. 9/7/DPM Jakarta, 30 Maret 2007 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM. Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Jadwal Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Perubahan ketentuan Bilyet Giro

1 of 15 21/12/ :53

No. 18/39/DPSP Jakarta, 28 Desember 2016 S U R A T E D A R A N

No. 8/ 33 /DASP Jakarta, 20 Desember 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PESERTA KLIRING DI INDONESIA

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Kliring Antar Wilayah

2016, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan Dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri (Lembaran Negara

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

No. 17/42/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No.11/ 17 /DPM Jakarta, 7 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

No.8/ 8 /DPbS Jakarta, 1 Maret 2006

No.7/37/DPM Jakarta, 8 Agustus S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 9/36/DPNP Jakarta, 19 Desember 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

No.14/15/DPM Jakarta, 10 Mei 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM, PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERUSAHAAN EFEK DI INDONESIA

No.6/9/DPM Jakarta, 16 Februari S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

Kepada Yth. Kepala Bagian Penyelesaian Transaksi Rupiah/Pemimpin Bank Indonesia..1) Bank Indonesia / Kantor Bank Indonesia 1)

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 19 /PBI/2008 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BANK INDONESIA No. 2/21/DPM Jakarta, 30 Oktober S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal: Penyelesaian Pengaduan Nasabah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 3 /PBI/1999 TENTANG

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

No. 17/43/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 1/ 4 /DASP Jakarta, 29 November 1999 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 11/ 6 /DPM Jakarta, 10 Februari 2009 SURAT EDARAN KEPADA SEMUA BANK, PERUSAHAAN EFEK DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 207/PMK.05/2008 TENTANG

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

No. 4/12/DASP Jakarta, 24 September 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.07/2008 TENTANG TATA CARA PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH MENTERI KEUANGAN,


SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/ 29 /PBI/2006 TENTANG DAFTAR HITAM NASIONAL PENARIK CEK DAN/ATAU BILYET GIRO KOSONG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BUPATI KENDAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 57 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 18/ 8 /DPSP Jakarta, 2 Mei 2016 S U R A T E D A R A N

1 of 5 18/12/ :41

2017, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 175/PMK.06/2010 tentang Pejabat Lelang Kelas II (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 14 / 28 /DPM Jakarta, 27 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

No. 2/ 24 /DASP Jakarta, 17 November 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Bank Indonesia Real Time Gross Settlement

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. BANK UMUM. SBI Syariah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4835)

Pasar Uang Antar Bank

No. 17/33/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI

Transkripsi:

8/34/DASP Jakarta,22 Desember 2006 S U R A T E D A R A N Perihal : Hubungan Rekening Giro Antara Bank Indonesia Dengan Pihak Ekstern -------------------------------------------------------------------------- Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia No.2/24/PBI/2000 tanggal 17 November 2000 tentang Hubungan Rekening Giro Antara Bank Dengan Pihak Ekstern (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 205, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 4025) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Bank Indonesia No.7/48/PBI/2005 tanggal 16 November 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4570), selanjutnya disebut PBI Hubungan Rekening Giro, perlu diatur kembali tata cara dan prosedur yang berkaitan dengan hubungan rekening giro antara Bank Indonesia dengan pihak ekstern sebagai berikut: I. KETENTUAN UMUM 1. Rekening Giro adalah rekening pihak eksternal tertentu di Bank Indonesia yang merupakan sarana bagi penatausahaan transaksi dari simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. 2. Rekening Giro Rupiah adalah Rekening Giro dalam mata uang rupiah yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan Cek Bank Indonesia, Bilyet Giro Bank Indonesia, atau sarana lainnya sebagaimana ditetapkan dalam PBI Hubungan Rekening Giro. 3. Rekening Giro Valas adalah Rekening Giro dalam valuta asing yang penarikannya dapat dilakukan dengan cara pemindahbukuan atau sarana

2 sarana lainnya sebagaimana ditetapkan dalam PBI Hubungan Rekening Giro. 4. Rekening Giro Khusus adalah Rekening Giro yang persyaratan dan tata cara pembukaan, penyetoran, penarikan dan penutupannya diatur secara khusus, yang terdiri dari escrow account, special account (Rekening Khusus atau Reksus) dan Rekening Giro Khusus Lainnya. 5. Escrow Account adalah rekening yang dibuka secara khusus untuk tujuan tertentu guna menampung dana yang dipercayakan kepada Bank Indonesia berdasarkan persyaratan tertentu sesuai dengan perjanjian tertulis. 6. Special Account (Rekening Khusus atau Reksus) adalah Rekening Giro yang digunakan khusus untuk menatausahakan pinjaman dan hibah luar negeri Pemerintah yang penarikannya dilakukan secara langsung dari rekening tersebut dan/atau melalui rekening Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) di seluruh kantor Bank Indonesia. 7. Rekening Giro Khusus Lainnya adalah Rekening Giro di luar Escrow Account dan Special Account, yang persyaratan dan tata cara pembukaan, penyetoran, penarikan dan penutupannya diatur secara khusus dalam surat atau perjanjian tertulis. 8. Pemegang Rekening Giro adalah pihak-pihak yang mempunyai Rekening Giro di Bank Indonesia, yaitu: a. Bank; b. instansi pemerintah; c. lembaga keuangan internasional; dan d. lembaga lain yang menurut Bank Indonesia dipandang perlu untuk mempunyai Rekening Giro di Bank Indonesia. 9. Pejabat Yang Mewakili adalah pejabat yang berwenang mewakili Pemegang Rekening Giro untuk melakukan penarikan dana, penandatanganan surat dan/atau kegiatan yang terkait dengan hubungan

3 hubungan Rekening Giro dengan Bank Indonesia, yang dapat terdiri dari Pimpinan, Pejabat Penerima Kuasa dengan Hak Substitusi, dan Pejabat Penerima Kuasa Tanpa Hak Substitusi. 10. Pimpinan adalah direksi atau pejabat yang berwenang mewakili Pemegang Rekening Giro sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi masing-masing Pemegang Rekening Giro sebagai berikut: a. Pimpinan untuk Bank adalah direksi Dalam hal ini yang dimaksud dengan direksi adalah: 1) Bagi Bank berbentuk hukum Perseroan Terbatas, direksi adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas; 2) Bagi Bank berbentuk hukum Perusahaan Daerah, direksi adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah; 3) Bagi Bank berbentuk hukum Koperasi, direksi adalah pengurus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian; 4) Bagi Kantor Cabang Bank Asing, direksi adalah Pimpinan Kantor Cabang, yaitu pemimpin Kantor Cabang dan pejabat satu tingkat di bawah pemimpin Kantor Cabang yang menerima surat kuasa atau power of attorney dari Kantor Pusat dan/atau dari Pimpinan Kantor Cabang. b. Pimpinan untuk instansi pemerintah: 1) Instansi pemerintah pusat: a) Departemen Menteri

4 Menteri atau pejabat di bawah Menteri yang berwenang mewakili departemen, direktorat jenderal, direktorat atau unit kerja lainnya misalnya KPPN. b) Lembaga pemerintah non departemen Pejabat yang berwenang mewakili lembaga pemerintah non departemen. c) Badan Usaha Milik Negara Direksi atau yang dipersamakan dengan direksi. 2) Instansi pemerintah daerah antara lain: a) Pemerintah daerah propinsi Tingkat I adalah Gubernur. b) Pemerintah kota atau Pemerintah kabupaten adalah Walikota atau Bupati. c) Badan Usaha Milik Daerah adalah direksi atau yang dipersamakan dengan itu. c. Pimpinan untuk lembaga keuangan internasional adalah pejabat yang diberi wewenang oleh kantor pusatnya. d. Pimpinan untuk lembaga lain yang menurut Bank Indonesia dipandang perlu untuk mempunyai Rekening Giro di Bank Indonesia adalah direksi atau pejabat berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 11. Pejabat Penerima Kuasa Dengan Hak Substitusi adalah pejabat yang menerima kuasa khusus dengan satu kali hak substitusi dari Pimpinan untuk melakukan kegiatan penarikan dana, penandatanganan surat dan/atau kegiatan hubungan Rekening Giro lainnya dengan Bank Indonesia. 12. Pejabat Penerima Kuasa Tanpa Hak Substitusi adalah pejabat yang menerima kuasa khusus tanpa hak substitusi dari Pimpinan atau Pejabat Penerima Kuasa dengan Hak Substitusi untuk melakukan penarikan

5 penarikan dana, penandatanganan surat dan/atau kegiatan yang terkait dengan hubungan Rekening Giro dengan Bank Indonesia. 13. Petugas adalah pihak penerima kuasa dari Pejabat Yang Mewakili untuk melakukan kegiatan hubungan Rekening Giro selain penarikan dana dan penandatanganan surat yang ditujukan kepada Bank Indonesia. 14. Penyetoran Rekening Giro Rupiah adalah setiap penambahan dana pada Rekening Giro Rupiah yang dilakukan dengan cara penyetoran tunai, pemindahbukuan atau transfer. 15. Penyetoran Rekening Giro Valas adalah setiap penambahan dana pada Rekening Giro Valas yang dilakukan dengan cara pemindahbukuan atau transfer. 16. Penarikan Rekening Giro Rupiah adalah setiap pengurangan dana pada Rekening Giro Rupiah yang dilakukan oleh Pemegang Rekening Giro, Bank Indonesia atau pihak yang diberi kuasa oleh Pemegang Rekening Giro dengan cara penarikan tunai, pemindahbukuan atau transfer untuk Rekening Giro Rupiah dan pemindahbukuan atau transfer untuk Rekening Giro Valas. 17. Penarikan Rekening Giro Valas adalah setiap pengurangan dana pada Rekening Giro Valas yang dilakukan oleh Pemegang Rekening Giro atau pihak yang diberi kuasa oleh Pemegang Rekening Giro dengan cara pemindahbukuan atau transfer. 18. Sarana Penarikan Rekening Giro Rupiah adalah Cek Bank Indonesia (Cek BI), Bilyet Giro Bank Indonesia (Bilyet Giro BI atau BG BI), sarana elektronik dan sarana lainnya. 19. Sarana Penarikan Rekening Giro Valas adalah SWIFT, Teleks dan sarana lainnya. 20. Dokumen adalah Dokumen Bukan Keuangan dan Warkat Pembukuan. 21. Dokumen

6 21. Dokumen Bukan Keuangan adalah dokumen tertulis yang dibuat oleh pihak ekstern maupun intern Bank Indonesia untuk menyampaikan berita, pendapat dan/atau pesan untuk dimaklumi dan/atau dilaksanakan. 22. Warkat Pembukuan adalah dokumen tertulis yang bentuk dan penggunaannya ditetapkan menurut aturan tertentu yang berfungsi sebagai sarana penarikan atau sarana penyetoran Rekening Giro, dan digunakan sebagai bukti transaksi keuangan. II. PROSEDUR DAN TATA CARA HUBUNGAN REKENING GIRO ANTARA BANK INDONESIA DENGAN PIHAK EKSTERN Prosedur dan tata cara hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan pihak ekstern adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Edaran ini yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini sebagai berikut: 1. Pedoman Hubungan Rekening Giro Rupiah, sebagaimana dimaksud pada Lampiran I; dan 2. Pedoman Hubungan Rekening Giro Valas, sebagaimana dimaksud pada Lampiran II. III. PRINSIP HUBUNGAN REKENING GIRO 1. Pemegang Rekening Giro dapat pula membuka Rekening Giro Khusus, antara lain berupa Escrow Account. 2. Setiap Bank sebagaimana dimaksud pada Ketentuan Umum butir I.8.a wajib memiliki 1 (satu) Rekening Giro Rupiah di Bank Indonesia. 3. Bank yang melakukan kegiatan dalam valuta asing wajib memiliki: a. 1 (satu) Rekening Giro Rupiah sebagaimana dimaksud pada angka 2; dan b. 1 (satu) Rekening Giro Valas di Bank Indonesia. 4. Bank

7 4. Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional namun juga melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, wajib memiliki: a. 1 (satu) Rekening Giro Rupiah sebagaimana dimaksud pada angka 2; dan b. 1 (satu) Rekening Giro Rupiah untuk melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. 5. Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan melakukan kegiatan dalam valuta asing serta melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, wajib memiliki: a. 1 (satu) Rekening Giro Rupiah sebagaimana dimaksud pada angka 2; b. 1 (satu) Rekening Giro Valas sebagaimana dimaksud pada butir 3.b; c. 1 (satu) Rekening Giro Rupiah sebagaimana dimaksud pada butir 4.b; dan d. 1 (satu) Rekening Giro Valas untuk melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. 6. Pembukaan Rekening Giro Rupiah dan Rekening Giro Valas sebagaimana dimaksud pada angka 2 sampai dengan angka 5 dilakukan oleh kantor pusat Bank yang bersangkutan. 7. Bagi Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri, kantor Bank yang mengajukan permohonan pembukaan Rekening Giro sebagaimana dimaksud pada angka 6 adalah kantor cabang Bank tersebut di Indonesia. 8. Instansi pemerintah sebagaimana dimaksud pada Ketentuan Umum butir I.8.b meliputi pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sepanjang Rekening Giro yang bersangkutan digunakan untuk menampung

8 menampung dan/atau mengelola dana yang terkait dengan pelaksanaan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD). Khusus untuk instansi pemerintah pusat terdiri dari departemen dan lembaga pemerintah non departemen serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam pengertian instansi pemerintah ini tidak termasuk bendaharawan rutin dan bendaharawan proyek. 9. Lembaga keuangan internasional sebagaimana dimaksud pada Ketentuan Umum butir I.8.c. adalah lembaga-lembaga yang tujuan pembentukannya untuk meningkatkan kerja sama internasional di bidang ekonomi dan atau keuangan dimana Pemerintah Republik Indonesia atau Bank Indonesia menjadi anggota didalamnya, atau lembaga keuangan tersebut memberi bantuan keuangan kepada Pemerintah Republik Indonesia atau Bank Indonesia dan lembaga tersebut mensyaratkan pembukaan rekening pada Bank Indonesia. Pada saat ini lembaga keuangan internasional tersebut antara lain International Monetary Funds (IMF), Asian Development Bank (ADB), International Bank for Restructuring Development (IBRD) dan International Development Agency (IDA). 10. Lembaga lain yang menurut Bank Indonesia dipandang perlu untuk mempunyai Rekening Giro di Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada Ketentuan Umum butir I.8.d. yaitu sepanjang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. diperlukan dalam rangka transisi tugas Bank Indonesia di bidang perbankan, dan di bidang perkreditan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2004; b. terkait

9 b. terkait dengan tugas Bank Indonesia dalam bidang moneter, perbankan dan sistem pembayaran, seperti penyelenggara kliring di luar bank umum, penyelenggara switching, dan instansi pemerintah di luar angka 8. 11. Rekening Giro pada Bank Indonesia tidak dapat dibuka dalam bentuk rekening gabungan (joint account). Yang dimaksud rekening gabungan adalah rekening yang dimiliki oleh lebih dari 1 (satu) pihak, misalnya 1 (satu) rekening dimiliki oleh 2 (dua) instansi pemerintah. 12. Dalam hal tertentu Bank Indonesia dapat memberikan jasa giro atas Rekening Giro yang ditatausahakan di Bank Indonesia. IV. LAIN-LAIN 1. Bagi pihak-pihak yang telah memiliki Rekening Giro sebelum diberlakukannya Surat Edaran ini dan memenuhi persyaratan sebagai pihak yang dapat menjadi Pemegang Rekening Giro berdasarkan Surat Edaran ini, dianggap telah menjadi Pemegang Rekening Giro yang sah. 2. Sarana Penarikan Rekening Giro Rupiah dan/atau Rekening Giro Valas berupa surat masih dapat digunakan oleh Pemegang Rekening Giro sebagai sarana penarikan paling lama 2 (dua) tahun sejak berlakunya Peraturan Bank Indonesia No.7/48/PBI/2005 tanggal 16 November 2005 tentang Perubahan Ketiga Atas PBI No.2/24/PBI/2000 tentang Hubungan Rekening Giro Antara Bank Indonesia Dengan Pihak Ekstern. 3. Sarana Penarikan Rekening Giro Rupiah dan/atau Rekening Giro Valas yang diterbitkan oleh pihak ekstern dan telah disetujui oleh Bank Indonesia serta telah digunakan oleh Pemegang Rekening Giro sebelum diberlakukannya Surat Edaran ini antara lain berupa Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), Surat Perintah Pembebanan SP2D (SPB-SP2D)

10 (SPB-SP2D), dan Surat Perintah Pembukuan/Pengesahan (SP3) tetap dapat digunakan oleh Pemegang Rekening Giro sebagai sarana penarikan. V. PENUTUP Dengan berlakunya Surat Edaran ini, Surat Edaran Bank Indonesia No.4/11/DASP tanggal 13 Agustus 2002 perihal Hubungan Rekening Giro Antara Bank Indonesia Dengan Pihak Ekstern dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Ketentuan dalam Surat Edaran ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Februari 2007. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. BANK INDONESIA, EDI SISWANTO DIREKTUR AKUNTING DAN SISTEM PEMBAYARAN