Buletin Kemanusiaan Bulanan Indonesia Edisi 5 2013 SOROTAN Bencana hidrometeorologi tetap menjadi bencana alam yang paling umum. TNI Isi Ikhtisar kejadian bencana H.1 Respon Bencana dan Kesiapsiagaan H.4 Pendanaan H.5 Meskipun terjadi lebih sedikit kejadian banjir selama beberapa bulan terakhir, dampak kemanusiaan meningkat dengan 16 orang tewas dan lebih dari 197.000 orang yang terkena dampak. Dampak Bencana Alam Meningkat Bencana hidrometeorologi tetap menjadi bencana alam yang paling umum dan berlanjut memiliki dampak kemanusiaan terbesar. Angin puting beliung terjadi lebih sering selama dan dengan peningkatan pada angka kematian dan kerusakan struktural di daerah yang terkena dampak. Setelah mengalami musim hujan yang berkepanjangan hingga Agustus 2013, Indonesia mengalami musim kemarau yang singkat, yang pada akhir dan, telah berganti menjadi musim hujan tahun 2013-2014 di sebagian besar wilayah Indonesia. Badan Nasional Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memperkirakan musim hujan 2013-2014 normal, diperkirakan berlangsung mulai hingga Maret 2014 Lebih dari 17.000 orang telah dievakuasi setelah aktivitas letusan Gunung Sinabung menjadi intensif pada bulan. ANGKA-ANGKA Bencana Alam (.) Pada bulan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan secara sementara adanya 82 1 kejadian bencana - dengan angin puting beliung yang paling umum terjadi, diikuti oleh tanah longsor dan banjir - menyebabkan total 35 korban, setidaknya 38.686 orang yang terkena dampak dan total 6.648 rumah rusak. Hampir setengah dari jumlah orang yang terkena dampak adalah hasil dari evakuasi masyarakat sekitar Gunung Sinabung. JUMLAH KEJADIAN BENCANA ALAM SEPTEMBER - NOVEMBER 2013 Bencana alam 218 Total populasi terdampak Korban Meninggal 247,323 53 13 18 BANJIR 14 6 8 12 TANAH LONGSOR 9 55 54 PUTING BELIUNG 5 6 1 AIR PASANG 2 1 KEBAKARAN HUTAN 2 BANJIR & TANAH LONGSOR 11 KEKERINGAN 1* 1 LETUSAN GUNUNG BERAPI *Aktivitas letusan gn.sinabung masih terus berlanjut sepanjang October sampai akhir Pada bulan, BNPB melaporkan 88 kejadian bencana - dengan angin puting beliung yang paling umum terjadi, diikuti oleh banjir dan kemudian longsor - sehingga total sembilan korban jiwa dan 149.579 orang yang terkena dampak. Banjir menyebabkan dampak kemanusiaan terbesar, yang mendampak pada 137.076 orang; diikuti oleh angin puting beliung yang mendampak pada 9.021 orang. Sebanyak 4.153 rumah rusak, serta 49 fasilitas umum. Jumlah yang lebih besar atas kerusakan properti 1 Harap dicatat bahwa angka-angka ini adalah angka indikatif dan memungkinkan untuk berubah sesuai revisi dari pemerintah.
Buletin Kemanusiaan Indonesia 2 sebagian besar disebabkan oleh peningkatan jumlah angin puting beliung yang terjadi di daerah-daerah selama bulan tersebut. Pada bulan, BNPB melaporkan 49 kejadian bencana - banjir yang paling umum diikuti oleh kekeringan dan angin puting beliung - sehingga total sembilan korban jiwa dan 58.975 orang yang terkena dampak. Sebanyak 687 rumah dan puluhan fasilitas umum rusak. JUMLAH PENDUDUK TERDAMPAK & MENGUNGSI SEPTEMBER - NOVEMBER 2013 137,076 41,365 19,256 2,610 9 412 9,021 3,070 14,991 19,430 15 68 BANJIR BANJIR & TANAH LONGSOR TANAH LONGSOR PUTING BELIUNG GEMPABUMI LETUSAN GUNUNG BERAPI Banjir Secara keseluruhan, frekuensi banjir tetap rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya, namun dampak kemanusiaan yang terjadi tahun ini lebih tinggi. Pada bulan, BNPB melaporkan bahwa 14 kejadian banjir mengakibatkan 10 kematian, berdampak pada 19.256 orang dan merusak sekitar 4.748 rumah dengan berbagai tingkat keparahan. Banjir paling parah terjadi di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo ketika hujan lebat memicu banjir dan tanah longsor yang mendampak pada 11.175 orang di tiga kecamatan pada kabupaten tersebut. Pada bulan dan tercatat total 31 kejadian banjir - sebagian besar terkonsentrasi di Sumatera, Sulawesi dan daerah Kalimantan - dengan enam orang luka serius dan total 178.441 orang yang terkena dampak atau mengungsi sementara. Tanah longsor Aktivitas longsor selama periode pelaporan jauh lebih tinggi dari pada periode yang sama tahun 2012. Pada bulan, 12 tanah longsor menyebabkan 21 kematian, merusak sekitar 254 rumah dengan berbagai tingkat keparahan, dan memblokir jalanjalan di Jambi, Lampung, Bengkulu, Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah. Pada bulan dan, 16 kejadian longsor - kebanyakkan dipicu oleh hujan lebat dan banjir - menyebabkan 10 kematian, tujuh orang luka berat, 421 orang yang terkena dampak dan puluhan rumah dan fasilitas umum rusak. Angin puting beliung Terjadi peningkatan frekuensi angin puting beliung dan keparahannya selama beberapa bulan terakhir. Pada bulan tercatat 54 kejadian angin puting beliung yang mengakibatkan tiga korban jiwa dan merusak 1.795 rumah dengan berbagai tingkat keparahan. Aktivitas angin puting beliung melejit pada bulan menjadi 55 kejadian, meningkat dari hanya sembilan di bulan. Dalam dua bulan terdapat empat korban jiwa, 26 orang luka berat, 9.021 orang terkena dampak dan 3.559 rumah dan beberapa fasilitas umum rusak. Gunung berapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yang memonitor aktivitas gunung berapi di seluruh negeri, menetapkan status (dengan level 1-4) dari
Buletin Kemanusiaan Indonesia 3 Ribuan masyarakat telah diungsikan selama berbulan-bulan akibat letusan gunung berapi Sinabung di Kabupaten Karo Sumatera Utara. beberapa gunung berapi: Gunung Karangetang ditingkatkan menjadi level 3, Gunung Tangkubanparahu ditingkatkan ke level 2, Gunung Lewotobi Perempuan ditingkatkan menjadi Level 2 dan Gunung Iliwerung diturunkan menjadi Level 2. Sekitar 2.400 orang (sekitar 600 rumah tangga) dievakuasi sementara saat Gunung Merapi meletus dan memuntahkan abu vulkanik dan asap hingga 2 km ke langit pada tanggal 18. Para pengungsi kembali ke rumah mereka setelah letusan dan PVMBG menetapkan Gunung Merapi status siaga di level 1. Gunung Lokon di Sulawesi Utara meletus pada tanggal 9, memuntahkan abu vulkanik dan debu hingga 1.500 m ke langit dan menutupi desa dan jalan di dekatnya dengan lapisan abu vulkanik. Pemerintah setempat menetapkan radius 2,5 km dari kawah dan menetapkan status siaga gunung berapi di Level 3. Letusan Gunung Sinabung Ribuan orang telah mengungsi selama berbulan-bulan karena letusan gunung berapi yang sedang berlangsung dari Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Gunung berapi ini telah memuntahkan abu vulkanik dan asap dan juga memproduksi aliran awan panas sejak awal. Pada akhir BNPB melaporkan 17.030 orang telah dievakuasi dan ditampung di 31 pusat-pusat pengungsian. Gunung Sinabung telah meletus sejak awal, ribuan mengungsi. Photo Credit: WFP Gunung Sinabung tidak aktif selama berabad-abad hingga menjadi aktif pada bulan Agustus dan 2010. Pada awal 2013, bagian pemantauan menemukan peningkatan tremor vulkanik dan tektonik. Pada akhir aktivitas Gunung Sinabung telah menurun. Selama hampir sebulan, aktivitas vulkanik Gunung Sinabung tenang sebelum letusan kembali intensif kembali pada pertengahan, sehingga memicu evakuasi masyarakat sekitar. Aktivitas yang intensif serta letusan pada 24 menyebabkan PVMBG meningkatkan status siaga gunung berapi menjadi level 4, yaitu tingkat siaga tertinggi, dan mengevakuasi semua masyarakat dalam radius 5 kilometer dari kawah. Gempa bumi Terdapat total 32 gempa bumi di atas 5.0 Skala Richter selama periode pelaporan, penurunan yang signifikan dari periode yang sama pada tahun 2012. Sebagian besar gempa bumi terkonsentrasi di wilayah Maluku dan Sulawesi, dengan beberapa yang terjadi di Sumatera. Sebuah 5.6 Skala Richter gempa yang melanda Kabupaten Pidie di Banda Aceh menyebabkan beberapa orang terluka dan 547 rumah rusak dengan berbagai tingkat keparahan, yaitu terdiri dari 12 masjid, 17 sekolah, satu puskesmas, empat kantor pemerintah dan 36 toko di seluruh kecamatan yang terkena dampak, di kecamatan Tangse, Mane dan Geumpang.
Buletin Kemanusiaan Indonesia 4 Pemerintah Indonesia bergerak di bidang penanganan pengungsi, terus memantau aktivitas gunung berapi dan sedang dalam proses mempersiapkan rencana kontinjensi jika terjadi letusan besar dari Gunung Sinabung. Respon Bencana dan Kesiapsiagaan Respon Gunung Sinabung: Dalam merespon letusan Gunung Sinabung, Pemerintah Indonesia - yang didukung oleh PMI sejumlah LSM - terlibat dalam kegiatan penanganan pengungsi. Pemerintah terus memantau aktivitas gunung berapi dan sedang dalam proses mempersiapkan rencana kontinjensi jika terjadi letusan besar. Kementerian pemerintah - termasuk Korban evakuasi dari Gunung Sinabung berkumpul bersama di pusat penampungan pengungsi di Kabanjahe, Kabupaten Karo. PVMBG, Kesehatan, Photo Credit: OCHA Pekerjaan Umum, dan Kesejahteraan Sosial, membantu BNPB dalam mendukung Pos Komando Tanggap Darurat yang dikelola secara lokal. Pihak berwenang BNPB juga memobilisasi sumber daya (termasuk kendaraan darurat dan peralatan) dari kabupaten dan provinsi di dekatnya. Perwakilan dari OCHA, WFP dan UNICEF melanjutkan misi bersama untuk mengobservasi situasi pengungsi dan tanggap darurat yang sedang berlangsung Saat ini, terdapat 17.030 pengungsi yang ditampung di 31 pusat-pusat pengungsian. Dapur umum menyediakan pengungsi dengan makanan harian, terdapat pengiriman reguler air bersih, peralatan kebersihan telah didistribusikan, dan pengungsi memiliki akses ke perawatan kesehatan di pos kesehatan di pusat pengungsian. Anak-anak menghadiri kelas di sekolah terdekat. Jumlah pengungsi di pusat-pusat pengungsian berfluktuasi sepanjang hari karena pengungsi kembali ke tanah mereka untuk memanen tanaman sebelum kembali ke pusat-pusat pengungsian di malam hari. Abu vulkanik menimbulkan masalah kesehatan karena partikel abu yang sangat halus dan tajam dapat menyebabkan masalah pernapasan. Kekhawatiran lainnya adalah bahaya sekunder tremor vulkanik dan letusan seperti tanah longsor dan aliran lahar dingin. Pos Komando Tanggap Darurat - dengan dukungan dari BNPB, PVMBG dan instansi pemerintah kabupaten, menyiapkan rencana kontinjensi jika terjadi kegiatan intensif atau letusan besar mendorong PVMBG untuk mendeklarasikan kawasan rawan bencana dalam radius 10km dari kawah dan mengevakuasi masyarakat di area itu. Pertemuan Pengembangan Kemitraan Strategis diselenggarakan oleh OCHA pada tanggal 25 untuk membangun ketahanan masyarakat Kabupaten Karo dan membantu mereka menyesuaikan diri bilamana hidup di sebelah gunung berapi aktif. Seorang pakar pengembangan masyarakat dari Gunung Merapi di Yogyakarta berbagi pengalaman dengan masyarakat bagaimana keselarasan tinggal dengan gunung berapi. Pertemuan ini membahas dua isu utama: tanggap darurat jangka pendek dan dampak jangka panjang. Sebagai hasil dari diskusi ini tiga kelompok kerja telah dibentuk berdasarkan tema-tema berikut: (i) memperkuat pembagian informasi antara populasi berdasarkan pengalaman dari Komunitas Gunung Merapi, (ii) pendidikan, dan (iii) mata pencaharian. Kelompok kerja telah menyepakati rencana aksi mereka untuk Desember 2013. Pertemuan ini dihadiri oleh 40 peserta dari Pemerintah Indonesia (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan BNPB), perusahaan swasta dan tokoh masyarakat dari daerah Kabupaten Karo, LSM internasional dan nasional, DRP, WFP, dan PMI.
Buletin Kemanusiaan Indonesia 5 Lokakarya Kajian Ulang Bersama Rencana Kontinjensi Antar Badan OCHA dan BNPB bersama-sama mengadakan lokakarya satu hari tentang kajian ulang bersama atas rencana kontinjensi antar badan pada tanggal 17, untuk meninjau hasil-hasil pembelajaran dari bencana yang baru-baru ini terjadi dan membuka diskusi tentang cara-cara untuk menyelaraskan sistem cluster internasional dengan cluster Pemerintah Indonesia, dalam rangka mendukung kepemimpinan pemerintah dalam merespon bencana. Diskusi pembelajaran dari respon bencana masa lalu difokuskan pada efektivitas struktur koordinasi, kolaborasi antara PBB dan pemerintah, keterlibatan penduduk yang terkena dampak, dan kajian dampak bencana serta diseminasinya. Kemudian diskusi beralih ke proses perencanaan kontinjensi, termasuk perencanaan kontinjensi nasional dan Mekanisme Reaksi Cepat Antar Badan. Sistem peringatan dini dan isu-isu manajemen informasi bencana juga dibahas. Sekitar 80 peserta dari seluruh cluster dan anggotanya, perwakilan dari kementerian, militer, polisi dan cluster kerja Sistem Tanggap Darurat hadir. Lokakarya ini berfungsi sebagai titik awal untuk diskusi lebih lanjut, walaupun demikian, lokakarya ini menghasilkan rekomendasi awal untuk pelatihan-pelatihan bagi cluster-cluster dan penguatan kesiapsiagaan bersama-sama dengan kementerian. HRF Indonesia telah menyetujui proposal untuk Humanitarian Forum Indonesia untuk bekerja dengan komunitas yang terkena dampak letusan Gunung Sinabung. Pendanaan Karena pengeluaran beberapa proyek yang sedang berlangsung masih di bawah target anggaran, HRF Indonesia memiliki saldo sekitar US $ 50.000 pada akhir 2013. Pada bulan, sebuah proposal senilai $ 43.492, dari Humanitarian Forum Indonesia, disetujui dengan tujuan proyek memberdayakan masyarakat menghadapi situasi darurat. Proyek ini akan menargetkan masyarakat Kabupaten Karo, Sumatera Barat, yang terdampak oleh letusan Gunung Sinabung. Pada akhir, terdapat lima proyek HRF yang sedang berlangsung : proyek WASH di Kecamatan Lindu Sigi, Sulawesi Tengah untuk mengatasi memburuknya kondisi air dan sanitasi yang disebabkan oleh kerusakan utilitas infrastruktur tahun lalu akibat gempa, dua proyek di Kabupaten Sikka dan Ende, Nusa Tenggara Timur, untuk membantu memenuhi kebutuhan kemanusiaan pasca letusan Gunung Rokatenda, sebuah proyek WASH di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, di mana terjadi berulang kali kerusakan pada fasilitas sanitasi akibat sering banjir, dan proyek kelima yaitu untuk menangani kebutuhan perlindungan anak dalam masyarakat Aceh Tengah yang terkena dampak gempa di bulan Juli. Kelima proyek HRF ini telah disetujui dengan total dana US $ 807.835. LSM yang melaksanakan proyek HRF ini telah diberitahu bahwa Dana akan ditutup pada tahun 2014. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi: Rajan Gengaje, Head of Office, gengaje@un.org, Tel. (+62) 21 314 1308 ext. 215 Andrew Farquhar, Reporting Officer, farquhar@un.org, Tel. (+62) 21 314 1308 ext. 126 Buletin Kemanusiaan OCHA dapat diunduh di : http://indonesia.humanitarianresponse.info www.reliefweb.int
INDONESIA: Humanitarian Snapshot ( - 2013) Highlights Meskipun terjadi lebih sedikit kejadian banjir selama beberapa bulan terakhir, dampak kemanusiaan meninggi dengan 16 orang tewas dan lebih dari 197.000 orang yang terkena dampak. Bencana hidrometeorologi tetap menjadi bencana alam yang paling umum dan tetap menjadi bencana alam dengan dampak kemanusiaan terbesar. ACEH Lebih dari 17.000 orang telah dievakuasi setelah aktivitas letusan Gunung Sinabung menjadi intensif pada bulan. RIAU ISLANDS NORTH SUMATRA NORTH SULAWESI EAST KALIMANTAN NORTH MALUKU WEST KALIMANTAN RIAU Pemerintah Indonesia bergerak di bidang penanganan pengungsi, terus memantau aktivitas gunung berapi dan sedang dalam proses mempersiapkan rencana cadangan jika terjadi letusan besar dari Gunung Sinabung. WEST SUMATRAJAMBI BANGKA BELITUNG ISLANDS GORONTALO WEST SULAWESI SOUTH SUMATRA MALUKU SOUTH KALIMANTAN BENGKULU PAPUA SOUTH SULAWESI LAMPUNG SOUTHEAST SULAWESI DKI JAKARTA CENTRAL JAVA EAST JAVA BANTEN Terjadi peningkatan frekuensi angin puting beliung dan tingkat keparahannya selama beberapa bulan terakhir. WEST PAPUA CENTRAL SULAWESI CENTRAL KALIMANTAN WEST JAVA DI YOGYAKARTA BALI WEST NUSA TENGGARA EAST NUSA TENGGARA Legend: GAMBARAN POPULASI TERDAMPAK Gunung meletus Earthquake Points Disaster Events 40 32 < 5.9 RS > 5.9 RS 5 Puting beliung Flood Angka meninggal dunia (Sep - Nov 2013) Gempa bumi Tanah longsor Banjir & tanah longsor 0 197,697 9 9 ANGKA - ANGKA Ada 219 kejadian bencana alam periode - 2013. 35 53 meninggal dunia Kejadian bencana alam (Sep - Nov 2013) Total jumlah populasi terdampak 49 88 82 The boundaries and names shown and the designations used on this map do not imply official endorsement or acceptance by the United Nations Creation date: 9 December 2013 Sources: OCHA, BNPB, BPS, BMKG and BIG www.indonesiahumanitarianresponse.info www.unocha.org www.reliefweb.int 253,874 jiwa In million Indonesia: Province Population < 1,5 1,5-3,5 3,5-7 7-12 12-43