PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 04 TAHUN 2009 TENTANG TATA NASKAH DINAS KOMISI PEMILIHAN UMUM KOMISI PEMILIHAN UMUM,

dokumen-dokumen yang mirip
BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH DINAS

- 3 - penyelenggara pemilihan umum dan diberikan

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas. Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 100 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

2015, No Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19)

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAGI PEMERINTAHAN DESA

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN

4. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

-5- BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS PEMERINTAH DAERAH

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 26 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DEPOK

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 24 TAHUN 2012

-1- GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 125 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik I. Umum II. Pasal Demi Pasal...

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

Powered by TCPDF (

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

BUPATI CIAMIS. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 21A TAHUN 2013 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-AA TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

2014, No

III. MEKANISME KERJA KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN/KOTA, PPK, PPS KPPS DAN PPDP

- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan L

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA PENYELENGGARA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. D. Asas...

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KOMISI PEMILIHAN UMUM

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 90 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

- 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS.

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILIHAN UMUM.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 04 TAHUN 2009 TENTANG TATA NASKAH DINAS KOMISI PEMILIHAN UMUM KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang : a. bahwa ketentuan Pasal 22 E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Komisi Pemilihan Umum adalah Penyelenggara Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri; b. bahwa ketentuan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menyatakan bahwa Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota bersifat hirarkis; c. bahwa dalam menjalankan tugas, wewenang, dan kewajiban, Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dibantu oleh Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota; d. bahwa ketentuan Pasal 8 ayat (4 huruf e, Pasal 9 ayat (4 huruf f, dan Pasal 10 ayat (4 huruf f Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menyatakan antara lain bahwa Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota berkewajiban memelihara arsip dan dokumen pemilihan umum; e. bahwa ketentuan Pasal 67 ayat (2 dan ayat (3, Pasal 68 ayat (2 dan ayat (3, dan Pasal 69 ayat (2 dan ayat (3 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menyatakan bahwa Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota berwenang memberikan layanan administrasi, ketatausahaan, dan kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta berkewajiban memelihara arsip dan dokumen pemilihan umum; f. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e serta untuk melaksanakan tertib administrasi dan penyeragaman sistim administrasi perkantoran dalam rangka mendukung penyelenggaraan fungsi administrasi kesekretariatan Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, perlu ditetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Tata Naskah Dinas Komisi Pemilihan Umum; 1

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389; 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633; 3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721; 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4836; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Nomor 176; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1958 tentang Penggunaan Lambang Negara (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 1971, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1636; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1976 tentang Jadual Retensi Arsip (Lembaran Negara Tahun 1976 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3151; 8. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 21 Tahun 2008 dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 37 Tahun 2008; 9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008; 10. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 71 Tahun 1993 tentang Pedoman Umum Tata Persuratan Dinas; Memperhatikan : Hasil Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 2 Pebruari 2009 MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG TATA NASKAH DINAS KOMISI PEMILIHAN UMUM. 2

Pasal 1 Tata Naskah Dinas Komisi Pemilihan Umum merupakan dasar bagi Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban sebagai penyelenggara pemilihan umum. Pasal 2 Penyelenggara Pemilihan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, adalah lembaga yang menyelenggarakan Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Presiden dan Wakil Presiden, serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung oleh rakyat. Pasal 3 Tata Naskah Dinas Komisi Pemilihan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2, berlaku bagi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK, Panitia Pemungutan Suara (PPS, Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS/ Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN dalam melaksanakan tugas wewenang dan kewajiban Komisi Pemilihan Umum. Pasal 4 Tata Naskah Dinas Komisi Pemilihan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan pendukung fungsi administrasi kesekretariatan bagi penyelenggara pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Bagian Kesembilan Paragraf 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Pasal 5 Tata Naskah Dinas Komisi Pemilihan Umum sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, wajib ditaati dan dilaksanakan oleh penyelenggara pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 termasuk Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Sekretariat PPK dan Sekretariat PPLN. Pasal 6 Dalam Tata Naskah Dinas Komisi Pemilihan Umum sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, termasuk mengatur berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan tata kearsipan Komisi Pemilihan Umum. Pasal 7 Hal-hal berkenaan dengan tata naskah dinas Komisi Pemilihan Umum untuk Provinsi Aceh dan Kabupaten/Kota di wilayah Komisi Pemilihan Umum Provinsi Aceh, disesuaikan dengan nomenklatur sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Pasal 8 Uraian tentang tata naskah dinas Komisi Pemilihan Umum sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini, dan merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 9 Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 631 Tahun 2003 tentang Tata Naskah Dinas Komisi Pemilihan Umum, dinyatakan tidak berlaku. 3

Pasal 10 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal KETUA, Ttd Prof. Dr. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, MA Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT JENDERAL KPU Kepala Biro Hukum W.S Santoso 4

Lampiran Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor : Tanggal : BAB I PENDAHULUAN A. Umum Ketentuan Pasal 5 dan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menyatakan bahwa Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugas, wewenang dan kewajibannya dibantu oleh Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota. Ketentuan Pasal 67 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menyatakan bahwa Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum bertugas membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu; memberikan dukungan teknis administratif; membantu pelaksanaan tugas Komisi Pemilihan Umum dalam menyelenggarakan Pemilu; membantu perumusan dan penyusunan rancangan peraturan dan keputusan Komisi Pemilihan Umum; memberikan bantuan hukum dan memfasilitasi penyelesaian sengketa Pemilu; membantu penyusunan laporan penyelenggaraan kegiatan dan pertanggungjawaban Komisi Pemilihan Umum; dan membantu pelaksanaan tugas-tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum berwenang mengadakan dan mendistribusikan perlengkapan penyelenggaraan pemilu berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kebutuhan yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum; mengadakan perlengkapan penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan peraturan perundang-undangan; mengangkat tenaga pakar/ahli berdasarkan kebutuhan atas persetujuan Komisi Pemilihan Umum; dan memberikan layanan administrasi, ketatausahaan, dan kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta berkewajiban menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan; memelihara arsip dan dokumen pemilu; dan mengelola barang inventaris Komisi Pemilihan Umum. Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum bertanggungjawab dalam hal administrasi keuangan serta pengadaan barang dan jasa berdasarkan peraturan perundang-undangan. Ketentuan Pasal 68 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi bertugas membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu; memberikan dukungan teknis administratif; membantu pelaksanaan tugas Komisi Pemilihan Umum Provinsi dalam menyelenggarakan Pemilu; membantu pendistribusian perlengkapan penyelenggaraan Pemilu anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; membantu perumusan dan penyusunan rancangan keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi; memfasilitasi penyelesaian masalah dan sengketa Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah provinsi; membantu penyusunan laporan penyelenggaraan kegiatan dan pertanggungjawaban Komisi Pemilihan Umum Provinsi; dan membantu pelaksanaan tugas-tugas lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi berwenang mengadakan dan mendistribusikan perlengkapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berdasarkan norma, standar, prosedur dan kebutuhan yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum ; dan mengadakan perlengkapan penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan peraturan perundang - undangan; memberikan 5

layanan administrasi, ketatausahaan, dan kepegawaian sesuai dengan peraturan perundangundangan; serta berkewajiban menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan; memelihara arsip dan dokumen Pemilu; dan mengelola barang inventaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi. Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi bertanggungjawab dalam hal administrasi keuangan serta pengadaan barang dan jasa berdasarkan peraturan perundang-undangan. Ketentuan Pasal 69 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota bertugas membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu; memberikan dukungan teknis administratif; membantu pelaksanaan tugas Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan Pemilu; membantu pendistribusian perlengkapan penyelenggaraan Pemilu anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi; membantu perumusan dan penyusunan rancangan keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota; memfasilitasi penyelesaian masalah dan sengketa Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota; membantu penyusunan laporan penyelenggaraan kegiatan dan pertanggungjawaban Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota; dan membantu pelaksanaan tugas-tugas lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota berwenang mengadakan dan mendistribusikan perlengkapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan norma, standar, prosedur dan kebutuhan yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum ; dan mengadakan perlengkapan penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan peraturan perundang-undangan; memberikan layanan administrasi, ketatausahaan, dan kepegawaian sesuai dengan peraturan perundangundangan; Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota berkewajiban menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan; memelihara arsip dan dokumen Pemilu; dan mengelola barang inventaris Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota. Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota bertanggungjawab dalam hal administrasi keuangan serta pengadaan barang dan jasa berdasarkan peraturan perundang-undangan. Untuk menunjang pelaksanaan tugas kewenangan dan kewajiban tersebut, perlu pengaturan penyeragaman sistem administrasi, sehingga terdapat suatu kepastian hukum. Berkenaan dengan hal tersebut, tata naskah dinas Komisi Pemilihan Umum diperlukan untuk mengatur Komunikasi kedinasan dalam mendukung penyelenggaraan fungsi administrasi kesekretariatan Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, serta kesekretariatan PPK dan PPLN. Tata naskah dinas Komisi Pemilihan Umum, antara lain berperan mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, menyediakan informasi bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan dan atau tindakan yang cepat dan tepat, serta membantu kelancaran kegiatan organisasi Komisi Pemilihan Umum. Selain mempunyai peran tersebut, tata naskah dinas Komisi Pemilihan Umum mempunyai ciri-ciri, yaitu sifat memberi dukungan guna memudahkan pekerjaan lain sehingga dapat terlaksana sebagaimana mestinya serta mencakup seluruh bagian organisasi dan diperlukan pada setiap satuan kerja serta dilaksanakan di seluruh bagian organisasi tanpa memandang tugas pokoknya. 6

B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Tata naskah dinas Komisi Pemilihan Umum adalah sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan komunikasi kedinasaan di lingkungan Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota serta PPK dan PPLN. 2. Tujuan Tata naskah dinas Komisi Pemilihan Umum bertujuan : a. memperoleh keseragaman dalam penyelenggaraan administrasi pemilihan umum; b. mewujudkan tata kearsipan yang berdaya guna dan berhasil guna; c. menunjang kelancaran komunikasi kedinasan dan kemudahan dalam pengendalian pelaksanaannya; d. meningkatkan daya guna dan hasil guna secara berkelanjutan dalam penyelenggaraan tugas, wewenang dan kewajiban Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/ Kota serta PPK dan PPLN. C. Asas Tata naskah dinas Komisi Pemilihan Umum berpedoman kepada asas : 1. Asas Keamanan Pada dasarnya semua naskah dinas bersifat tertutup, sehingga kerahasiaan isinya harus tetap dijaga. Oleh karena itu, para pejabat dan petugas yang terkait dengan tata naskah dinas tidak dibenarkan memberikan informasi kepada yang tidak berkepentingan, baik secara tertulis maupun secara lisan. 2. Asas Pembakuan Naskah dinas wajib dibuat atau disusun menurut tata naskah dinas yang telah ditetapkan. 3. Asas Pertanggungjawaban Secara administrasi, naskah dinas hendaknya dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi isi, format maupun prosedurnya. Pada hakekatnya asas ini mendasari pemikiran bahwa diikutinya kaidah tata naskah dinas terkait dengan fungsi dan kewenangan pejabat yang menandatangani naskah dinas tersebut sesuai dengan ketentuan yang bcrlaku. 4. Asas Kecepatan Untuk mendukung kelancaraan penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja dan atau satuan organisasi, semua kegiatan naskah dinas harus dapat diselesaikan secara terkendali. Penegasan tentang tingkat pengendalian pemprosesan naskah dinas dinyatakan secara tertulis saat penyampaian. 5. Asas Ketepatan Tugas dan fungsi satuan kerja dan atau satuan organisasi, dalam proses penyaluran naskah dinas harus tepat dan terkendali, agar ada penyelesaian tindak lanjut. 6. Asas Keterkaitan Tata naskah dinas sebagai bagian dari administrasi dan mempunyai keterkaitan dengan administrasi kearsipan. Dengan demikian seluruh kegiatan tata naskah dinas merupakan bagian integral dari tatalaksana administrasi dan tatalaksana kearsipan. 7

D. Pengertian Umum 1. Tata naskah dinas Komisi Pemilihan Umum yang ditetapkan dalam Peraturan ini, adalah dalam bentuk pengaturan yang digunakan sebagai petunjuk dan atau pedoman dalam melaksanakan tugas-tugas administrasi kesekretariatan Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota serta PPK dan PPLN. 2. Naskah dinas adalah pernyataan tertulis dalam segala corak dan bentuk yang digunakan sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi kedinasan dari pihak yang satu kepada pihak lain secara intern maupun ekstern, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Tata naskah dinas adalah ketentuan-ketentuan yang berlaku dan mengatur serta menetapkan bentuk, sifat dan prosedur tetap serta menjadi dasar dalam komunikasi kedinasan tertulis. E. Ruang Lingkup Tata Naskah Dinas Komisi Pemilihan Umum mengatur ruang lingkup komunikasi kedinasan, meliputi sarana komunikasi perkantoran, dengan susunan sistimatika: BAB I : PENDAHULUAN Bab II : SUSUNAN DAN BENTUK NASKAH DINAS BAB III : KOP NASKAH DINAS, STEMPEL DINAS, SAMPUL SURAT, MAP DAN PAPAN NAMA. BAB IV : KEWENANGAN DAN PELIMPAHAN WEWENANG DALAM PENANDATANGANAN NASKAH DINAS BAB V : PROSEDUR ADMINISTRASI NASKAH DINAS KOMISI PEMILIHAN UMUM BAB VI : PENUTUP 8

BAB II SUSUNAN DAN BENTUK NASKAH DINAS Naskah dinas sebagai sarana komunikasi kedinasan terdiri dari berbagai bentuk dan susunan sesuai dengan kriteria dari naskah dinas tersebut, yaitu naskah dinas dalam susunan dan bentuk peraturan perundang-undangan dan dalam susunan dan bentuk surat. A. Naskah Dinas dalam susunan dan bentuk Peraturan Perundang-undangan, terdiri dari : 1. Peraturan Komisi Pemilihan Umum; 2. Keputusan Komisi Pemilihan Umum; 3. Keputusan Bersama; 4. Keputusan Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum; 5. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Keputusan Komisi Independen Pemilihan Provinsi Aceh; 6. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota/ Keputusan Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota (di wilayah provinsi Aceh; 7. Keputusan Panitia Pemilihan Kecamatan; 8. Keputusan Panitia Pemungutan Suara; 9. Keputusan Panitia Pemilihan Luar Negeri. 10. Keputusan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara 11. Keputusan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri. B. Naskah Dinas dalam susunan dan bentuk surat adalah : 1. Surat Edaran; 2. Surat Biasa; 3. Surat Keterangan; 4. Surat Perintah; 5. Perjanjian; 6. Surat Kuasa; 7. Surat Ijin; 8. Undangan; 9. Surat Panggilan; 10. Nota Dinas; 11. Pengumuman; 12. Laporan; 13. Surat Pengantar; 14. Lembar Disposisi; 15. Berita Acara; 16. Telaahan Staf; 17. Rekomendasi; 18. Daftar Hadir; 19. Piagam; 20. Surat Tugas; 21. Surat Pernyataan; 22. Surat Peringatan; 23. Risalah Rapat. Ad.A1. Peraturan Komisi Pemilihan Umum l. Pengertian Naskah dinas yang mengatur pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, serta mengikat penyelenggara pemilihan umum dan pihak lain. 9

2. kriterianya adalah : a. Untuk Peraturan Komisi Pemilihan Umum, di atas kertas berukuran folio dengan lambang garuda dan bertuliskan Komisi Pemililian Umum warna kuning emas. b. Isinya bersifat pengaturan. c. Bentuk dan sistimatika isinya sesuai dengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004. d. Sebagai pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. e. Menggunakan nomor angka bulat dan tahun penetapan. f. Mempunyai nama judul setelah kata "Menetapkan: g. Menggunakan konsiderans "Menimbang" dan "Mengingat", serta "Memperhatikan". 3. Cara Penyusunan Peraturan Komisi Pemilihan Umum terdiri atas : a. Bagian awal. b. Pembukaan. c. Isi d. Bagian akhir ad.a. Bagian awal Peraturan Komisi Pemilihan Umum terdiri atas: 1 Judul Peraturan; 2 Nomor dan tahun; 3 Nama Peraturan. ad.b. Pembukaan Peraturan Komisi Pemilihan Umum terdiri atas: 1 Tulisan Komisi Pemilihan Umum dengan huruf kapital 2 Konsiderans "Menimbang" dan "Mengingat" serta "Memperhatikan"; 3 "Memutuskan:" 4 Menetapkan : Judul Peraturan. ad.c. Isi Peraturan Komisi Pemilihan Umum terdiri atas : 1 Bab-bab; 2 Bagian-bagian; 3 Paragraf-paragraf; 4 Pasal-pasal; 5 Ayat-ayat. ad.d. Bagian akhir Peraturan Komisi Pemilihan Umum terdiri atas: 1 Nama tempat ditetapkan; 2 Tanggal, Bulan dan Tahun; 3 Nama Jabatan; 4 Tanda tangan Pejabat; 5 Nama Terang; 6 Stempel Komisi Pemilihan Umum. 4. Pengesahan a. Peraturan Komisi Pemilihan Umum ditandatangani oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum, dengan menggunakan tinta berwarna biru atau ungu. b. Peraturan Komisi Pemilihan Umum yang ditandatangani oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum, asli disimpan oleh pemrakarsa peraturan Komisi Pemilihan Umum. 10

c. Peraturan Komisi Pemilihan Umum yang diedarkan dan/atau digandakan adalah salinan sesuai dengan aslinya dan ditandatangani oleh Kepala Biro Hukum dan disertai stempel Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum dengan menggunakan tinta berwarna biru atau ungu. 5. Bentuk Bentuk Peraturan Komisi Pemilihan Umum, sebagaimana tercantum pada Lampiran I. Ad.A2. Keputusan Komisi Pemilihan Umum l. Pengertian Naskah Dinas yang mengatur pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, serta mengikat penyelenggara pemilihan umum dan pihak lain. 2. kriterianya adalah : a. Keputusan Komisi Pemilihan Umum, di atas kertas berukuran folio dengan lambang garuda dan bertuliskan Komisi Pemililian Umum warna kuning emas. b. Isinya bersifat penetapan. c. Bentuk dan sistimatika sesuai dengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004. d. Sebagai pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. e. Menggunakan nomor angka bulat, kode penetapan dan tahun penetapan. f. Mempunyai nama judul setelah kata "Menetapkan; g. Menggunakan konsiderans "Menimbang" dan "Mengingat", serta "Memperhatikan". h. Dapat menggunakan tembusan, apabila diperlukan. 3. Cara Penyusunan Keputusan Komisi Pemilihan Umum terdiri atas : a. Bagian awal. b. Pembukaan. c. Isi. d. Bagian akhir. ad.a. Bagian awal Keputusan Komisi Pemilihan Umum terdiri atas : 1 Judul Keputusan; 2 Nomor, kode penetapan, dan tahun; 3 Nama Keputusan. ad.b. Pembukaan Keputusan Komisi Pemilihan Umum terdiri atas: 1 Tulisan Komisi Pemilihan Umum dengan huruf kapital; 2 Konsiderans "Menimbang" dan "Mengingat" serta "Memperhatikan"; 3 "Memutuskan:"; 4 Menetapkan : Judul Keputusan. ad.c. Isi Keputusan Komisi Pemilihan Umum terdiri atas : 1 Diktum-diktum; atau 2 Pasal-pasal. 11

ad.d. Bagian akhir Keputusan Komisi Pemilihan Umum terdiri atas: 1 Nama tempat ditetapkan; 2 Tanggal, bulan dan tahun; 3 Nama Jabatan; 4 Tanda tangan Pejabat; 5 Nama terang; 6 Stempel Komisi Pemilihan Umum. 4. Pengesahan a. Keputusan Komisi Pemilihan Umum ditandatangani oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum, dengan menggunakan tinta bewarna biru atau ungu. b. Keputusan Komisi Pemilihan Umum yang ditandatangani oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum, asli disimpan oleh pemrakarsa keputusan Komisi Pemilihan Umum. c. Keputusan Komisi Pemilihan Umum yang diedarkan dan/atau digandakan adalah salinan sesuai dengan aslinya dan ditandatangani oleh Kepala Biro Hukum dan disertai stempel Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum dengan menggunakan tinta berwarna biru atau ungu. 5. Bentuk Bentuk Keputusan Komisi Pemilihan Umum sebagaimana tercantum pada Lampiran II Ad.A3. Keputusan Bersama 1. Pengertian Naskah Dinas yang dibuat oleh Komisi Pemilihan Umum dengan instansi lain untuk mengatur sesuatu yang menyangkut kepentingan bersama. 2. Kriterianya adalah: a. Keputusan bersama ditandatangani oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum dan pimpinan instansi yang melakukan kerjasama, di atas kertas berukuran folio, tanpa kop. b. Isinya bersifat mengatur pelaksanaan teknis. c. Mempunyai nama judul setelah kata "Menetapkan:". d. Menggunakan nomor masing-masing instansi. e. Dirumuskan dalam pasal-pasal dan ayat-ayat. 3. Cara Penyusunan Keputusan Bersama terdiri atas : a. Bagian awal. b. Pembukaan. c. Isi. d. Bagian akhir. Ad a. Bagian awal Keputusan Bersama terdiri atas : 1 Tulisan keputusan bersama Komisi Pemilihan Umum dengan Instansi/lembaga yang melakukan kerjasama, dengan huruf kapital; 2 Nomor dan tahun dari KPU serta nomor dan tahun dari Instansi yang melakukan kerjasama; 3 Nama Keputusan Bersama dengan huruf kapital. 12

Ad b. Pembukaan Keputusan Bersama terdiri atas: 1 Konsiderans "Menimbang" dan "Mengingat"; 2 Kata "Memutuskan:" 3 Menetapkan : nama judul Keputusan Bersama. Ad c. Isi Keputusan Bersama terdiri atas: 1 Bab-bab; 2 Bagian-bagian; 3 Paragraf-paragraf; 4 Pasal-pasal; 5 Ayat-ayat. Ad d. Bagian Akhir Keputusan Bersama terdiri atas: 1 Nama tempat ditetapkan; 2 Tanggal, bulan dan tahun; 3 Nama Jabatan masing-masing instansi; 4 Tandatangan Pejabat masing-masing instansi; 5 Nama Terang Pejabat masing-masing instansi; 6 Dibubuhi stempel masing-masing instansi. 4. Pengesahan a. Keputusan Bersama ditandatangani oleh masing-masing yang melakukan kerjasama, dengan menggunakan tinta bewarna biru atau ungu dibuat di atas kertas bermaterai cukup dengan ukuran dan jenis kertas tertentu tanpa kop; b. Keputusan Bersama yang ditandatangani oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum dan pimpinan Instansi/lembaga lain, dibuat rangkap dua dengan ketentuan masing-masing mendapat satu keputusan bersama yang asli. 5. Bentuk Bentuk Keputusan Bersama sebagaimana tercantum pada Lampiran III. Ad.A4 Keputusan Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum 1. Pengertian Naskah Dinas yang mengatur pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, serta mengikat penyelenggara pemilihan umum dan pihak lain, dan bersifat penetapan. 2. Kriterianya adalah : a. Dibuat di atas kertas berukuran folio dengan lambang garuda dan bertuliskan Komisi Pemilihan Umum berwarna hitam. b. Isinya bersifat penetapan. c. Bentuk dan sistematika sesuai dengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004. d. Sebagai pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. e. Menggunakan nomor bulat, kode penetapan dan tahun penetapan. f. Mempunyai nama judul setelah kata "Menetapkan:". g. Menggunakan konsiderans "Menimbang" dan "Mengingat", serta "Memperhatikan" apabila diperlukan. h. Dapat menggunakan tembusan apabila diperlukan. 13

3. Cara Penyusunan Keputusan Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum terdiri atas : a. Bagian awal. b. Pembukaan. c. Isi. d. Bagian akhir. ad. a. Bagian awal terdiri atas : 1 Judul keputusan; 2 Nomor bulat, kode penetapan dan tahun; 3 Nama Keputusan. ad. b. Pembukaan terdiri atas : 1 Tulisan Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum dengan huruf kapital; 2 Konsiderans "Menimbang" dan "Mengingat" serta "Memperhatikan" apabila diperlukan; 3 "Memutuskan:" 4 Menetapkan : Judul keputusan. ad. c. Isi terdiri atas Diktum-diktum. ad. d. Bagian Akhir terdiri atas: 1 Nama tempat ditetapkan; 2 Tanggal, bulan dan tahun; 3 Nama Jabatan; 4 Tanda tangan Pejabat; 5 Nama Terang 6 Stempel Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum. 4. Pengesahan a. Keputusan Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum, dengan menggunakan tinta bewarna biru atau ungu. b. Keputusan Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum, asli disimpan oleh pemrakarsa keputusan Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum. c. Keputusan Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum yang diedarkan dan/atau digandakan adalah salinan sesuai dengan aslinya dan ditandatangani oleh Kepala Biro Hukum dan disertai stempel Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum dengan menggunakan tinta berwarna biru atau ungu. 5. Bentuk Bentuk Keputusan Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum sebagaimana tercantum pada Lampiran IV. 14

Ad.A5. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi 1. Pengertian Naskah Dinas yang mengatur pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, serta mengikat penyelenggara pemilihan umum dan pihak lain, dan bersifat penetapan. 2. Kriterianya adalah : a. Dibuat di atas kertas berukuran folio dengan kop Komisi Pemilihan Umum Provinsi (berwarna. b. Isinya bersifat penetapan. c. Bentuk dan sistematika sesuai dengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004. d. Sebagai pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan. e. Menggunakan nomor bulat, kode penetapan dan tahun penetapan. f. Mempunyai nama judul setelah kata " Menetapkan:". g. Menggunakan konsiderans Menimbang dan Mengingat, serta Memperhatikan apabila diperlukan. h. Dapat menggunakan tembusan apabila diperlukan. 3. Cara Penyusunan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi terdiri atas : a. Bagian awal; b. Pembukaan; c. Isi; d. Bagian akhir. ad. a. Bagian awal terdiri atas : 1 Judul Keputusan; 2 Nomor bulat, kode penetapan dan tahun; 3 Nama Keputusan. ad. b. Pembukaan terdiri atas : 1 Tulisan Komisi Pemilihan Umum Provinsi dengan huruf kapital; 2 Konsiderans "Menimbang" dan "Mengingat" serta "Memperhatikan" apabila diperlukan; 3 "Memutuskan:" 4 Menetapkan : Judul Keputusan. ad. c. Isi terdiri atas Diktum-diktum. ad. d. Bagian akhir terdiri atas : 1 Nama tempat ditetapkan; 2 Tanggal, bulan dan tahun; 3 Nama Jabatan; 4 Tanda tangan Pejabat; 5 Nama Terang; 6 Stempel Komisi Pemilihan Umum Provinsi. 4. Pengesahan a. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi ditandatangani oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi dengan menggunakan tinta bewarna biru atau ungu. 15

b. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi yang diedarkan dan/atau digandakan adalah salinan sesuai dengan aslinya dan ditandatangani oleh Pejabat yang menangani masalah hukum dan disertai stempel Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi dengan menggunakan tinta berwarna biru atau ungu. 5. Bentuk Bentuk Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi sebagaimana tercantum pada Lampiran V. Ad.A6. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota. l. Pengertian Naskah Dinas yang mengatur pelaksanaan peraturan perundang-undangan serta mengikat penyelenggara pemilihan umum dan pihak lain, dan bersifat penetapan. 2. Kriterianya adalah : a. Dibuat di atas kertas berukuran folio dengan kop Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/ Kota (berwarna. b. Isinya bersifat penetapan. c. Bentuk dan sistematika sesuai dengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004. d. Sebagai pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan. c. Menggunakan nomor bulat, kode penetapan, dan tahun penetapan. f. Mempunyai nama judul setelah kata " Menetapkan". g. Menggunakan konsiderans "Menimbang" dan "Mengingat", serta "Memperhatikan" apabila diperlukan. h. Dapat menggunakan tembusan apabila diperlukan. 3. Cara penyusunan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota terdiri atas : a. Bagian awal. b. Pembukaan. c. Isi. d. Bagian akhir. ad.a. Bagian awal terdiri atas : 1 Judul Keputusan; 2 Nomor bulat, kode penetapan dan tahun; 3 Nama Keputusan. ad.b. Pembukaan terdiri atas : 1 Tulisan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dengan huruf kapital; 2 Konsiderans "Menimbang" dan "Mengingat" serta "Memperhatikan" apabila diperlukan; 3 "Memutuskan:" 4 Menetapkan : Judul Keputusan. ad.c. Isi terdiri atas Diktum-diktum. ad.d. Bagian akhir terdiri atas : 1 Nama tempat ditetapkan; 2 Tanggal, bulan dan tahun; 16

3 Nama Jabatan; 4 Tandatangan Pejabat; 5 Nama Terang; 6 Stempel Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota. 4. Pengesahan a. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota ditandatangani oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota. b. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota yang diedarkan dan/atau digandakan adalah salinan sesuai dengan aslinya dan ditandatangani oleh pejabat yang menangani masalah hukum dan disertai stempel Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dengan menggunakan tinta berwarna biru atau ungu. 5. Bentuk Bentuk Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/ Kota sebagaimana tercantum pada Lampiran VI. Ad.A7. Keputusan Panitia Pemilihan Kecamatan/Panitia Pemungutan Suara/Panitia Pemilihan Luar Negeri/ Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara/ Kelompok Penyenggara Pemungutan Suara Luar Negeri. l. Pengertian Naskah Dinas yang mengatur pelaksanaan peraturan perundang-undangan serta mengikat penyelenggara pemilihan umum dan pihak lain, dan bersifat penetapan. 2. Kriterianya adalah : a. Dibuat di atas kertas berukuran folio dengan kop PPK/PPS/PPLN/KPPS/KPPSLN. b. Isinya bersifat penetapan. c. Bentuk dan sistematika sesuai dengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004. d. Sebagai pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan. c. Menggunakan nomor bulat, kode penetapan, dan tahun penetapan. f. Mempunyai nama judul setelah kata " Menetapkan". g. Menggunakan konsiderans "Menimbang" dan "Mengingat", serta "Memperhatikan" apabila diperlukan. h. Dapat menggunakan tembusan apabila diperlukan. 3. Cara penyusunan Keputusan PPK/PPS/PPLN/KPPS/KPPSLN terdiri atas : a. Bagian awal. b. Pembukaan. c. Isi. d. Bagian akhir. ad.a. Bagian awal terdiri atas : 1 Judul Keputusan; 2 Nomor bulat, kode penetapan dan tahun; 3 Nama Keputusan. 17

ad.b. Pembukaan terdiri atas : 1 Tulisan PPK/PPS/PPLN/KPPS/KPPSLN dengan huruf kapital; 2 Konsiderans "Menimbang" dan "Mengingat" serta "Memperhatikan" apabila diperlukan; 3 "Memutuskan:" 4 Menetapkan : Judul Keputusan. ad.c. Isi terdiri atas Diktum-diktum. ad.d. Bagian akhir terdiri atas : 1 Nama tempat ditetapkan; 2 Tanggal, bulan dan tahun; 3 Nama Jabatan; 4 Tandatangan Pejabat; 5 Nama Terang; 6 Stempel PPK/PPS/PPLN/KPPS/KPPSLN. 4. Pengesahan a. Keputusan Panitia Pemilihan Kecamatan/Panitia Pemungutan Suara/Panitia Pemilihan Luar Negeri/Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara/Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri ditandatangani oleh Ketua PPK/PPS/PPLN/KPPS/KPPSLN. b. Keputusan Panitia Pemilihan Kecamatan/Panitia Pemungutan Suara /Panitia Pemilihan Luar Negeri/Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara/Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri yang diedarkan dan/atau digandakan disertai stempel Sekretariat Panitia PPK/PPS/PPLN/KPPS/KPPSLN dengan menggunakan tinta berwarna biru atau ungu. 5. Bentuk Bentuk Keputusan PPK/PPS/PPLN/KPPS/KPPSLN sebagaimana tercantum pada Lampiran VII.1 s/d lampiran VII.2 Ad.B1. Surat Edaran 1. Pengertian Naskah dinas yang memuat pemberitahuan dan penjelasan atau petunjuk tata cara melaksanakan peraturan atau kebijakan Komisi Pemilihan Umum dan ditujukan kepada penyelenggara pemilihan umum di provinsi/kabupaten/kota atau pihak lain. 2. Cara Penyusunan Surat Edaran terdiri atas : a. Bagian awal. b. Isi. c. Bagian akhir. ad. a. Bagian awal, terdiri atas : 1 Nama Tempat; 2 Tanggal, bulan dan tahun; 3 Kepada pejabat/ alamat yang dituju; 4 Nomor; 5 Sifat (klasifikasi/derajat; 6. Lampiran; 7. Perihal; 8. Tulisan surat edaran dengan huruf kapital ditempatkan di tengah bagian awal lembar naskah. 18

ad. b. Isi Surat Edaran berbentuk uraian ad. c. Bagian akhir, terdiri atas : 1 Nama Jabatan; 2 tanda tangan pejabat; 3 Nama Pejabat; 4 Stempel; 5 Tembusan, apabila diperlukan. 3. Pengesahan. Ditandatangani oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum, Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum atau Wakil Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum, dan Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota serta Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota, dengan ketentuan : a. yang ditandatangani Ketua Komisi Pemilihan Umum dengan menggunakan tinta warna biru atau ungu dan kertas berukuran folio dengan lambang garuda dan tulisan Komisi Pemilihan Umum dengan huruf kapital berwarna kuning emas. b. yang ditandatangani Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum atau Wakil Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum dengan menggunakan tinta warna biru atau ungu dan kertas berukuran folio dengan lambang garuda dan tulisan Komisi Pemilihan Umum dengan huruf kapital berwarna hitam. c. yang ditandatangani Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota serta Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota dengan menggunakan tinta warna biru atau ungu dan kertas berukuran folio dengan kop Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota yang bersangkutan (berwarna. 4. Bentuk Bentuk Surat Edaran yang ditandatangani oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum, Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum atau Wakil Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota serta Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi/ Kabupaten/ Kota sebagaimana tercantum pada Lampiran VIII.1 sampai dengan Lampiran VIII.5 Ad.B2. Surat Biasa 1. Pengertian Naskah dinas yang memuat penyampaian berita/informasi secara tertulis yang berisi penjelasan, pemberitahuan, pertanyaan, permintaan, jawaban, tanggapan, saran atas sesuatu masalah kepada berbagai lembaga atau perorangan. 2. Cara Penyusunan Surat Biasa terdiri atas : a. Bagian awal. b. Isi. c. Bagian akhir. 19

ad. a. Bagian awal surat terdiri atas : 1 Nama tempat; 2 Tanggal, bulan dan tahun; 3 Nama/instansi dan alamat yang dituju; 4 Nomor; 5 Sifat; 6 Lampiran; 7 Perihal. ad. b. Isi Surat Biasa dirumuskan dalam bentuk uraian; ad. c. Bagian akhir, terdiri atas : 1 Nama Jabatan; 2 Tanda Tangan Pcjabat; 3 Nama Pejabat; 4 Stempel. 3. Pengesahan Ditandatangani oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum, Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum atau Wakil Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum, atau Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota atau Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten Kota dengan ketentuan : a. yang ditanda tangani Ketua Komisi Pemilihan Umum dengan menggunakan tinta warna biru atau ungu dan kertas berukuran folio dengan lambang garuda dan tulisan Komisi Pemilihan Umum dengan huruf kapital berwarna kuning emas. b. yang ditanda tangani Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum atau Wakil Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum dengan menggunakan tinta warna biru atau ungu dan kertas berukuran folio dengan lambang garuda dan tulisan Komisi Pemilihan Umum dengan huruf kapital berwarna hitam. c. yang ditandatangani Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota atau Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten Kota dengan menggunakan tinta warna biru atau ungu dan kertas berukuran folio dengan kop Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota yang bersangkutan (berwarna. 4. Bentuk Bentuk Surat Biasa yang ditandatangani oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum, Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum atau Wakil Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota atau Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten Kota, sebagaimana tercantum pada Lampiran IX.1 sampai dengan Lampiran IX.7 Ad.B3. Surat Keterangan 1. Pengertian Naskah dinas yang memuat mengenai penjelasan atau keterangan secara tertulis terhadap perseorangan pejabat atau personil. 20

2. Cara Penyusunan Surat Keterangan terdiri atas : a. Bagian awal. b. Isi. c. Bagian akhir. ad. a. Bagian awal, terdiri atas : 1 Tulisan surat keterangan dengan huruf kapital ditempatkan di tengah bagian awal lembar naskah dinas. 2 Nomor dan tahun. ad. b. Isi Surat Keterangan terdiri atas : 1 Nama lengkap; 2 Jenis kelamin; 3 Tempat tanggal lahir; 4 Status perkawinan; 5 Agama; 6 Pekerjaan/ pangkat; 7 Alamat; 8 Uraian penjelasan. ad. c. Bagian akhir, terdiri atas : 1 Nama Tempat; 2 Tanggal, Bulan dan Tahun; 3 Nama Jabatan; 4 Tanda Tangan Jabatan; 5 Nama Pejabat; 6 Stempel. 3. Pengesahan Ditandatangani oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum, Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum atau Wakil Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota atau Pejabat Eselon II dan III Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, atau Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota, atau Pejabat Eselon III dan IV Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota dengan ketentuan : a. Ditandatangani oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum dengan menggunakan tinta warna biru atau ungu dan kertas berukuran folio dengan lambang garuda dan tulisan Komisi Pemilihan Umum dengan huruf kapital berwarna kuning emas. b. Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum atau Wakil Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum dengan menggunakan tinta warna biru atau ungu dan kertas berukuran folio dengan lambang garuda dan tulisan Komisi Pemilihan Umum dengan huruf kapital berwarna hitam. c. Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota serta Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota dengan menggunakan tinta warna biru atau ungu dan kertas berukuran folio dengan kop Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota yang bersangkutan (berwarna. d. Pejabat Eselon II dan III Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum dengan menggunakan kertas berukuran folio. 21

e. Pejabat Eselon III dan IV Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/ Kota dengan menggunakan kertas berukuran folio. 4. Bentuk Bentuk surat keterangan sebagaimana tercantum pada Lampiran X.1 sampai dengan Lampiran X.10. Ad.B4. Surat Perintah l. Pengertian Naskah dinas yang memuat perintah untuk melaksanakan tugas tertentu dari pejabat atasan yang ditujukan kepada pejabat di bawahnya. 2. Cara Penyusunan Surat Perintah terdiri atas : a. Bagian awal. b. Isi. c. Bagian akhir. ad. a. Bagian awal, terdiri atas : 1 Tulisan surat perintah dengan huruf kapital, ditempatkan di bagian awal lembar naskah dinas; 2 Nomor dan tahun. ad. b. Isi Surat Perintah memuat nama pejabat dan jabatan yang diberi tugas tertentu yang akan dilaksanakan, dan waktu pelaksanaan tugas. ad. c. Bagian akhir, terdiri atas : 1 Nama Tempat; 2 Tanggal, bulan dan tahun; 3 Nama Jabatan; 4 Tanda Tangan Jabatan; 6 Stempel. 3. Pengesahan Ditandatangani oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum, Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum atau Wakil Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum, atau Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota atau Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten Kota, dengan ketentuan : a. yang ditanda tangani Ketua Komisi Pemilihan Umum dengan menggunakan tinta warna biru atau ungu dan kertas berukuran folio dengan lambang garuda dan tulisan Komisi Pemilihan Umum dengan huruf kapital berwarna kuning emas. b. yang ditanda tangani Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum atau Wakil Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum dengan menggunakan tinta warna biru atau ungu dan kertas berukuran folio dengan lambang garuda dan tulisan Komisi Pemilihan Umum dengan huruf kapital berwarna hitam. 22

c. yang ditandatangani Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota atau Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten Kota dengan menggunakan tinta warna biru atau ungu dan kertas berukuran folio dengan kop Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota yang bersangkutan (berwarna. 4. Bentuk Bentuk surat perintah sebagaimana tercantum pada Lampiran XI.1 sampai dengan Lampiran XI.7. Ad.B5. Perjanjian l. Pengertian. Naskah dinas yang memuat persetujuan yang mengikat antara Komisi Pemilihan Umum dengan pihak lain dalam melaksanakan suatu tindakan atau perbuatan hukum yang telah disepakati atau disetujui bersama. 2. Susunan terdiri atas : 1 Bagian awal; 2 Identitas jabatan para pihak yang membuat perjanjian; 3 Obyek Perjanjian; 4 Ketentuan-ketentuan perjanjian; 5 Bagian akhir. Ad. l. Bagian awal, terdiri atas : 1 Tulisan perjanjian dengan huruf kapital ditempatkan di tengah bagian awal lembar naskah dinas. 2 Nama Perjanjian 3 Nomor bulat, kode dan tahun. Ad. 2. Identitas jabatan para pihak terdiri atas : 1 Nama, pekerjaan/jabatan dan alamat pihak yang membuat perjanjian atas nama Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pihak pertama. 2 Nama, pekerjaan/jabatan dan alamat pihak lain yang menyepakati adanya perjanjian, yang selanjutnya disebut Pihak kedua. 3 Tempat dan waktu penandatanganan perjanjian. Ad.3. Obyek perjanjian, meliputi hal-hal pokok yang disepakati diperjanjikan antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua yang seyogyanya hal-hal pokok tersebut terdiri dari satu jenis prestasi yang harus dipenuhi dalam perjanjian tersebut, misalnya mengenai perjanjian rehabilitasi gedung kantor yang terletak di jalan dan atau dikenal umum dengan nama Jalan Imam Bonjol Nomor 29 Jakarta Pusat. Ad.4. Ketentuan-ketentuan dalam perjanjian, meliputi hak dan kewajiban bagi Pihak pertama dan Pihak kedua yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari pokok perjanjian. Ketentuanketentuan dalam perjanjian dituangkan secara sistematika dalam pasal-pasal dan ayat-ayat, yang diawali dengan pasal yang bersifat umum, kemudian pasal berikutnya menjabarkan pasal di atasnya, dan ditutup dengan administrasi perjanjian sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 23

Ad.5. Bagian akhir meliputi keadaan pihak-pihak yang menandatangani perjanjian serta penandatanganan oleh kedua belah pihak yang masing-masing dibubuhi materai. Untuk menguatkan perjanjian, dalam bagian akhir dapat diikutkan saksi-saksi dan membubuhkan tanda tangan dalam perjanjian. 3. Pengesahan Ditandatangani oleh para pihak yang mengadakan perjanjian. 4. Bentuk Bentuk Perjanjian sebagaimana tercantum pada Lampiran XII.1 sampai dengan Lampiran XII.6 Ad.B6. Surat Kuasa l. Pengertian. Naskah dinas yang memuat pelimpahan kewenangan dari pimpinan/pejabat yang mempunyai hak dan kewenangan atas sesuatu kepada pejabat/pegawai atau orang lain agar bertindak untuk dan atas namanya dalam melakukan suatu perbuatan hukum mengenai hak dan kewenangan tersebut, dalam hal dan jangka waktu tertentu. 2. Susunan a. Surat Kuasa terdiri atas : 1 Bagian awal; 2 Identitas Pemberi Kuasa dan Penerima Kuasa; 3 Jenis tindakan hukum yang dikuasakan; 4 Klausul atau hal tertentu; 5 Bagian akhir. b. Bagian awal, terdiri atas : 1 Tulisan surat kuasa dengan huruf kapital ditempatkan di tengah bagian awal dari naskah surat kuasa; 2 Nomor Surat Kuasa c. Identitas Pemberi Kuasa dan Penerima Kuasa, meliputi : 1 Nama, pekerjaan/ jabatan dan alamat pemberi kuasa, yang selanjutnya disebut Pemberi Kuasa. 2 Nama, pekerjaan/ jabatan dan alamat Penerima kuasa, yang selanjutnya disebut Penerima Kuasa. d. Jenis tindakan hukum yang dikuasakan, meliputi uraian tindakan/ perbuatan hukum yang harus dilakukan Penerima Kuasa yang didahului dengan kata khusus dengan huruf kapital. e. Klausul atau hal tertentu, meliputi uraian tindakan/ perbuatan hukum untuk melaksanakan kuasa tersebut, yang dapat memberikan kewenangan untuk melimpahkan kuasa tersebut kepada pihak lain yang disebut hak subsitusi. f. Bagian akhir, meliputi tempat, tanggal, bulan dan tahun ditandatanganinya surat kuasa oleh Pemberi Kuasa dan Penerima Kuasa. 24

3. Pengesahan Ditandatangani oleh pemberi kuasa dan penerima kuasa. 4. Bentuk Bentuk Surat Kuasa sebagaimana tercantum pada Lampiran XIII. Ad.B7. Surat Izin 1. Pengertian Naskah dinas yang memuat persetujuan terhadap permohonan yang diajukan dan dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang menurut peraturan perundangan yang berlaku. 2. Susunan terdiri atas : a. Bagian awal. b. Isi. c. Bagian akhir. ad. a. Bagian awal, terdiri atas : 1 Tulisan surat izin dengan huruf kapital ditempatkan di tengah awal lembar naskah; 2 Nomor dan tahun; 3 Nama judul Surat izin; 4 Dasar. ad. b. Isi Surat Izin : Memuat persetujuan atas permohonan dengan mencantumkan persyaratan tertentu. ad. c. Bagian akhir, terdiri atas : 1 Nama tempat; 2 Tanggal, bulan dan tahun; 3 Tanda tangan pejabat; 4 Nama pejabat; 5 Stempel. 6 Perihal 3. Pengesahan Ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. 4. Bentuk Bentuk Surat Izin sebagaimana tercantum pada Lampiran XIV. Ad.B8. Undangan 1. Pengertian Naskah dinas yang memuat pemberitahuan kepada pejabat/personil atau pihak lain untuk menghadiri suatu acara tertentu pada waktu dan tempat yang ditentukan. 2. Susunan terdiri atas : a. Bagian awal. b. Isi. c. Bagian akhir. 25

ad. a. Bagian awal, terdiri atas : 1 Nama tempat; 2 Tanggal, bulan dan tahun; 3 Nama pejabat/personil dan pihak lain serta alamat yang diundang; 4 Sifat; 5 Lampiran, dan 6 Perihal; ad. b. Isi Undangan terdiri atas : 1 Hari; 2 Tanggal; 3 Waktu dan tempat; 4 Acara; 5 Pimpinan rapat, apabila undangan yang bersifat rapat. ad. c. Bagian akhir Undangan terdiri atas : I Nama jabatan; 2 Tanda tangan pejabat; 3 Nama pejabat; 4 Stempel; 5 Tembusan. 3. Pengesahan Undangan ditandatangani oleh pejabat yang mengundang, serendahrendahnya Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum atau Wakil Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum atau Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota. 4. Tata tertib penerbitan undangan a. Bagian Persidangan dan Protokol pada Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum serta sub bagian umum dan logistik pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota mengurus proses penerbitan undangan berdasarkan perintah tertulis Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum, atas permintaan Ketua dan atau Anggota Komisi Pemilihan Umum, Biro-Biro atau Inspektorat pada Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi atas permintaan Ketua dan atau Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi, bagian pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Sekretaris Kabupaten/Kota, sub bagian pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota atas permintaan Ketua dan atau Anggota Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota. b. Permintaan Ketua dan atau Anggota Komisi Pemilihan Umum, Biro-Biro atau Inspektorat pada Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi atas permintaan Ketua dan atau Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi, bagian pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Sekretaris Kabupaten/Kota, sub bagian pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota atas permintaan Ketua dan atau Anggota Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dengan dilampiri : 26