LEMBAR KUESIONER. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya atas kesediaan anda mengisi kuesioner ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Pemerintah Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut: akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah.

LAMPIRAN 1 SURAT IZIN PENELITIAN

Pengelolaan Keuangan Daerah

Pengelolaan Keuangan Daerah & APBD

Hormat Saya, Sally NIM Universitas Sumatera Utara

Siklus Pengelolaan Keuangan Negara Siklus Anggaran Siklus Akuntansi. tedi last 09/16

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

1.1 Latar Belakang PPAS APBD 2016 BAB I 1

Siklus Anggaran Siklus Pengelolaan Keuangan Negara Siklus Akuntansi. tedi last 09/17

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 76 TAHUN 2014

STRATEGI PENGANGGARAN KEGIATAN TIM TERPADU DAN RENCANA AKSI PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

- 2 - Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG ANALISIS STANDAR BELANJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN,

RENCANA KERJA SKPD JANGAN ASAL JADI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1 : Daftar Pertanyaan. Medan, November Hal : Bantuan Mengisi Kuesioner Lampiran : 6 (Enam) halaman

Mekanisme Pengalokasian Anggaran APBA Badan Pengelolaan Keuangan Aceh 2017

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB I P E N D A H U L U A N

KERANGKA ACUAN KERJA (K A K) PELAKSANAAN KEGIATAN (2017)

BAB III METODE PENELITIAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Department of Business Adminstration Brawijaya University

KATA PENGANTAR KUESIONER. kuesioner ini. Penelitian ini digunakan untuk menyusun skripsi dengan judul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

KERANGKA ACUAN KERJA (K A K) PELAKSANAAN KEGIATAN (2017)

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA TIDAK TERDUGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2013

JADWAL TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

Responden yang terhormat,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA SURABAYA TAHUN 2010

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

-1- PETUNJUK TEKNIS PERENCANAAN PEMBIAYAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA I.

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2017 BUPATI KUDUS,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 32 TAHUN 2015

PECAPP. Proses Perencanaan dan. Penganggaran Daerah. Syukriy Abdullah. A-PDF Watermark DEMO: Purchase from to remove the watermark

BAGAN ALIR SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2015

Proses Perencanaan dan Penganggaran Daerah. Syukriy Abdullah

NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

pelayanan umum, menumbuhkan daya saing daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini

BAB III PELEMBAGAAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Purnomo (2015) melakukan penelitian tentang Penilaian Kinerja Berbasis

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011 BUPATI SEMARANG,

Lampiran 1. Ponorogo, Maret : Permohonan Pengisian Kuesioner. Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i. di Tempat

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

KERANGKA ACUAN KERJA (K A K) PELAKSANAAN KEGIATAN (2017)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI MAGELANG PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

BUPATI MALUKU TENGGARA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

TAHUN : 2006 NOMOR : 07

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah akan lebih banyak berhasil apabila disusun dengan kebijakan-kebijakan

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan/Kuesioner DAFTAR PERTANYAAN. A. Demografi Responden. Nama Instansi : Nama Responden : Tanggal Pengisian :

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. 4. Prinsip APBD 5. Struktur APBD

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 2 TAHUN 2007

TENTANG. berdasarkan

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA Tahun 2010 Nomor: 8

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013

Transkripsi:

78 Lampiran I : KUESIONER PENELITIAN LEMBAR KUESIONER Para Respoden yang Terhormat, Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya atas kesediaan anda mengisi kuesioner ini. Adapun kami sampaikan bahwa kuesioner ini dibuat oleh : Nama : Luky Lrestiawan NIM : 11440318 Jurusan / Fakultas Universitas : S1 Akuntansi / Ekonomi : Muhammadiyah Ponorogo Kuesioner ini merupakan bagian dari proses pengumpulan data untuk keperluan tugas akhir/skripsi kami yang berjudul PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Studi Empiris Pada SKPD Kab. Ponorogo). Dalam penyusunan skripsi ini, besar harapan saya kepada Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berkenaan meluangkan waktunya sejenak untuk mengisi kuesioner yang dilampirkan bersama surat ini. Bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i sangat berarti demi terselesainya penelitian ini. Sebelumnya saya juga memohon maaf telah menggangu waktu kerja Bapak/Ibu/Saudara/i. Jawaban yang anda berikan tidak akan dinilai sebagai BENAR atau SALAH dan tidak akan berpengaruh terhadap penilaian kerja Bapak/Ibu/Saudara/i ditempat anda bekerja. Data yang diperoleh akan kami rahasiakan dan tidak akan kami sebar luaskan, karena hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian, sesuai etika peneilitian. Peneliti memohon maaf apabila ada yang tidak berkenan dengan hadirnya kuesioner ini. Atas kerjasama dan kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/Saudari, peneliti mengucapkan terima kasih. Peneliti Luky Krestiawan

79 KUESIONER PENELITIAN A. Demografi Responden Nama Instansi : Nama Responden : Tanggal Pengisian : Jenis Kelamin : Laki Laki / Perempuan Latar Belakang Pendidikan : Ekonomi / Akuntansi Hukum Teknik Sosial Lainnya Pendidikan Terakhir : Jabatan : SLTA/Sederajat Diploma (D3) Strata 1 (Sarjana) Strata 2 (Master) Strata 3 (Doktor) Kepala Badan/Dinas/Instansi Sekretaris/Kabid/Kabag Kasubid/Kasubbag/Kasubdis/Kasie Lainnya Lama Bekerja : Usia : 1 5 tahun 6 10 tahun 11 15 tahun 16 20 tahun 21 tahun 20 30 tahun 31 40 tahun 41 50 tahun 51 tahun

80 B. mengenai Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terimakasih Bapak/Ibu, telah berkenaan meluangkan waktu untuk mengisi daftar pernyataan ini, dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas pernyataanpernyataan berikut dengan memilih skor yang tersedia dengan tanda (X). Jika menurut Bapak/Ibu tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang paling mendekati. Jawaban dituangkan dalam bentuk skala berupa angka antara 1 s.d. 5, dimana semakin besar angka menunjukkan semakin setuju responden terhadap materi pertanyaan/pernyataan. Daftar Singkatan: RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RKPD : Rencana Kerja Pemerintah Daerah KUA : Kebijakan Umum Anggaran PPAS : Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara BUD : Bendahara Umum Daerah LRA : Laporan Realisasi anggaran PPA : Pejabat Pengguna anggaran PPKD : Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah DPA : Dokumen Pelaksanaan anggaran RKA : Rencana kerja dan Anggaran LAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam pernyataan mengenai penerapan anggaran berbasis kinerja dibagi menjadi 4 (empat) variabel. Variabel pertama adalah perencanaan anggaran, variabel kedua pelaksanaan anggaran, variabel ketiga adalah pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran, dan variabel keempat adalah evaluasi kinerja. Skor jawaban adalah sebagai berikut :

81 Keterangan (STS) Sangat Tidak (TS) Tidak (N) Netral (S) (SS) Sangat Skor 1 2 3 4 5 PERENCANAAN ANGGARAN (X1) 1. Dokumen RPJMD menjabarkan mengenai visi, misi, dan program kepala daerah yang ingin dicapai. 2. RKPD memuat mengenai kerja yang teruku dan pendanaannya. 3. Dokumen KUA didasarkan pada dokumen RKPD dalam periode tersebut. 4. SKPD dalam hal perencanaan anggarannya mengikuti prioritas dan PPAS dalam menyusun RKA-SKPD. 5. Penyusunan RKA-SKPD didasarkan pada program dan kegiatan serta pagu anggaran yang tercantum dalam nota kesepakatan PPA antara kepala daerah dan pimpinan DPRD. 6. Adanya sikronisasi program dan kegiatan antara SKPD dengan kinerja SKPD sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan. 7. Dalam penyusunan RKA-SKPD, memperhatikan prinsip prinsip peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja.

82 8. Dalam penyusunan RKA-SKPD, RAPBD serta pembahasannya mengacu pada KUA dan PPAS yang telah disepakati antara pemerintah, DPRD, dan SKPD itu sendiri. 9. PPKD melakukan kompilasi RKA-SKPD menjadi Raperda APBD untuk dibahas dan memperoleh persetujuan bersama dengan DPRD sebelum diajukan dalam proses evaluasi. 10.Penetapan APBD menjadi peraturan daerah dilakukan setelah adanya evaluasi APBD dari provinsi dan evalausi APBD dari kabupaten/kota. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN ANGGARAN (X2) 1. Dalam pelaksanaan anggaran SKPD mengacu kepada DPA dan Rencana Anggaran Kas yang telah disahkan. 2. Dokumen Anggaran Kas dan DPA digunakan oleh BUD sebagai acuan dalam penyedian dana untuk setiap SKPD. 3. SKPD dalam pelaksanaan anggarannya telah mengikuti prosedur dalam pelaksanaan pendapatan dan belanja sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam dokumen DPA dan Anggaran Kas.

83 PELAPORAN / PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN (X3) 1. Setiap SKPD membuat laporan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang tejadi. 2. Laporan keuangan SKPD dan Pemda yang diabuat sesuai dengan SAP yang terdiri dari LRA, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. 3. Pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan APBD telah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dengan menerbitkan laporan keuangan pemda dan laporan keuangan perusahaan untuk diperiksa oleh BPK dan bentuk pertanggungjawaban kepada publik. EVALUASI KINERJA (X4) 1. Adanya evaluasi atas pelaksanaan program dan kegiatan. 2. Adanya evaluasi terhadap ekonomi, efisiensi, dan efektivitas apakah telah sesuai dengan target yang ditetapkan. 3. Setelah melaksanakan evaluasi kinerja adanya reward yang diberikan kepada SKPD yang mencapai target anggaran.

84 C. PERNYATAAN MENGENAI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINATAH (Y) 1. Adanya keterkaitan yang erat antara pencapaian kinerja dengan program dan kebijakan. 2. Kejelasan sasaran anggaran suatu program harus dimengerti oleh semua aparat dan pemimpin 3. Visi dan misi program perlu ditetapkan sesuai rencana strategik organisasi. 4. Indikator kinerja perlu ditetapkan untuk setiap kegiatan atau program. 5. Melakukan analisis keuangan setiap kegiatan atau program selesai dilaksanakan. 6. Membuat laporan kepada atasan setiap kegiatan atau program yang telah dilaksanakan. 7. Melakukan pengecekan terhadap jalannya program. 8. Pelaksanaan kegiatan telah dikontrol dengan ukuran atau indikato kinerja yang jelas untuk menilai tingkat keberhasilan suatu kegiatan atau program. 9. Kegiatan / program yang disusun telah mengakomodir setiap perubahan dan tuntutan yang ada di masyarakat. 10.LAKIP digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan program/kegiatan selanjutnya dan diterbitkan sesuai dengan waktu yang ditentukan.