PENGARUH ENZIM α-amylase DALAM PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH PADAT TAPIOKA YANG MELIBATKAN EFFECTIVE MICROORGANISM (EM) DALAM ANAEROBIC DIGESTER

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH ENZIM α-amylase DALAM PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH PADAT TAPIOKA YANG MELIBATKAN EFFECTIVE MICROORGANISM (EM) DALAM ANAEROBIC DIGESTER

THE EFFECT OF SULPHATE-REDUCTION BACTERIA (SRB) FOR SULPHATE REDUCTION IN THE BIOGAS PRODUCTION FROM BLOTONG

PENGARUH HRT DAN BEBAN COD TERHADAP PEMBENTUKAN GAS METHAN PADA PROSES ANAEROBIC DIGESTION MENGGUNAKAN LIMBAH PADAT TEPUNG TAPIOKA

SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Disusun Oleh: Diyanti Rizki Rahayu Puspita Ardani Ir. Nuniek Hendriani, M.T. Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M.Eng

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISA KINETIKA PERTUMBUHAN BAKTERI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DARI MOLASES PADA CONTINUOUS REACTOR 3000 L

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Macam macam mikroba pada biogas

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI BIOETANOL MELALUI PROSES ANAEROB (FERMENTASI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

Pengaruh Hidrolisa Asam pada Produksi Bioethanol dari Onggok (Limbah Padat Tepung Tapioka) Oleh :

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR TEPUNG IKAN SKRIPSI

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

FERMENTASI SAMPAH BUAH MENJADI ETANOL MENGGUNAKAN BAKTERI Zymomonas mobilis. FERMENTATION OF REFUSED FRUITS FOR ETHANOL USING Zymomonas mobilis

Pembuatan Biogas dari Sampah Sayur Kubis dan Kotoran Sapi Making Biogas from Waste Vegetable Cabbage and Cow Manure

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu gas yang sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

EKSISTENSI WAKTU FERMENTASI TERHADAP RENDEMEN BIOGAS MENGGUNAKAN GREEN PHOSKKO (GP-7)

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN LIMBAH PABRIK TAHU, LIMBAH KULIT SINGKONG DAN KOTORAN SAPI TERHADAP PRODUKSI BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SIRKULASI TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DARI KOTORAN SAPI DENGAN BIOREAKTOR LITER

POTENSI BIOGAS SAMPAH SISA MAKANAN DARI RUMAH MAKAN

PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DENGAN REAKTOR ANAEROBIK LITER BERDISTRIBUTOR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SNTMUT ISBN:

PENGARUH RESIRKULASI LINDI TERHADAP LAJU DEGRADASI SAMPAH DI TPA KUPANG KECAMATAN JABON SIDOARJO

III. METODE PENELITIAN

KOMPOSISI CAMPURAN KOTORAN SAPI DAN LIMBAH PUCUK TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM L) SEBAGAI BAHAN BAKU ISIAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PEMBENTUKAN BIOGAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bahan dasar campuran antara enceng gondok dan kotoran sapi serta air sebagai

Adelia Zelika ( ) Lulu Mahmuda ( )

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PENELITIAN BIOGAS DARI CAMPURAN AMPAS TAHU DAN KOTORAN SAPI : EFEK KOMPOSISI

ANALISIS PERAN LIMBAH CAIR TAHU DALAM PRODUKSI BIOGAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

PENGARUH JENIS SAMPAH, KOMPOSISI MASUKAN DAN WAKTU TINGGAL TERHADAP KOMPOSISI BIOGAS DARI SAMPAH ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

SNTMUT ISBN:

Degradasi Substrat Volatile Solid pada Produksi Biogas dari Limbah Pembuatan Tahu dan Kotoran Sapi

PEMANFATAAN AMPAS TAHU MENJADI BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN HIDROLISA H 2 SO 4

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DAN KOTORAN SAPI DALAM PEMBUATAN BIOGAS MENGGUNAKAN ALAT ANAEROBIC BIODIEGESTER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BATAM, 9 MEI 2014 SUPRAPTONO

Pengolahan Limbah Cair Tahu secara Anaerob menggunakan Sistem Batch

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PENGEMBANGAN PROSES DEGRADASI SAMPAH ORGANIK UNTUK PRODUKSI BIOGAS DAN PUPUK

PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL.

I. PENDAHULUAN. perantara jamu gendong (Muslimin dkk., 2009).

Presentasi Tugas Akhir. Hubungan antara Hydraulic Retention Time (HRT) dan Solid Retention Time (SRT) pada Reaktor Anaerob dari Limbah sayuran.

BAB I PENDAHULUAN. Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) merupakan salah satu produk

PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMBENIHAN DAN AKLIMATISASI PADA SISTEM ANAEROBIK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

SKRIPSI PEMANFAATAN LIMBAH CAIR BIOETANOL MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR (POC)

PRODUKSI BIOGAS SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK KAPASITAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

Hidrolisis Biji Sorgum Menjadi Bioetanol. Menggunakan NaOH Papain Dengan Metode Sakarifikasi Disusun dan Fermentasi Oleh : Simultan

DESAIN PERALATAN KONVERSI BIOMASSA MENJADI BAHAN BAKAR BIOGAS MENGGUNAKAN REAKTOR TIPE PARTITION DENGAN GREEN PHOSKKO (GP-7) SEBAGAI MEDIA BIOKONVERSI

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR PABRIK TAHU DENGAN TINJA SAPI. Dewi Ayu Trisno Wati **) dan Sugito *).

STUDI KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK DARI RUMAH MAKAN SEBAGAI PRODUKSI ENERGI DENGAN MENGGUNAKAN REAKTOR BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BUAH SALAK DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hewani yang sangat dibutuhkan untuk tubuh. Hasil dari usaha peternakan terdiri

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. alternatif penanganan limbah secara efektif karena dapat mengurangi pencemaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH SAPI DAN PEMANFAATAN LIMBAH BIOGAS SEBAGAI PUPUK ORGANIK

ANALISIS PERAN LIMBAH SAYURAN DAN LIMBAH CAIR TAHU PADA PRODUKSI BIOGAS BERBASIS KOTORAN SAPI

BIOGAS FROM SOLID WASTE OF TOFU PRODUCTION AND COW MANURE MIXTURE: COMPOSITION EFFECT

III. METODE PENELITIAN

UJI PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN GAJAH DENGAN VARIASI PENAMBAHAN URINE GAJAH DAN AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan

EFISIENSI PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS TERHADAP PENAMBAHAN EFFECTIVITAS MICROORGANISME

PENGARUH JENIS SAMPAH, KOMPOSISI MASUKAN DAN WAKTU TINGGAL TERHADAP KOMPOSISI BIOGAS DARI SAMPAH ORGANIK PASAR DI KOTA PALEMBANG

Pengaruh Laju Pembebanan Organik terhadap Produksi Biogas dari Limbah Cair Sagu Menggunakan Bioreaktor Hibrid Anaerob

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Chrisnanda Anggradiar NRP

PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton

Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH ENZIM α-amylase DALAM PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH PADAT TAPIOKA YANG MELIBATKAN EFFECTIVE MICROORGANISM (EM) DALAM ANAEROBIC DIGESTER G.A Mertahardianti dan S.R Juliastuti Pasca Sarjana Jurusan Teknik Kimia FTI ITS Jl. Arif Rahman Hakim, Keputih, Sukolilo Surabaya 60111 Telp. (031) 5946240 Fax. (031) 599922 Email : mertahardianti@yahoo.co.id juliaz30@chem-eng.its.ac.id ABSTRACT Conservation of energy is extremely needed to handle crisis of energy using petroleum. One of alternative energy that can be used to biogas. Accumulation of cassava peels contain of organic substance that can be used as biogas material by role of microorganism in cow feces. This research is carried out to use cassava peel as raw material in making bio fuel in form of biogas by involving α- amylase enzyme and Effective Microorganism (EM). α-amylase enzyme that is used in this research is 0% (v/v), 0.05% (v/v),0.1% (v/v) and Effective Microorganis (EM) is 1% (v/v). Methodology of this research is carried out in laboratory scale use batch fermentor. First step before fermentation is production starter process, activation EM and licuification starch process using α-amylase enzyme compatible with deciding variable. The next step is fermentation in anaerobic digester and reactor temperature is kept on constant at 50 0 C with procedure as follows : feed (starter and cassava peel that has been licuificated with ratio 1:2) is included in reactor, added by EM 1% (v/v). During fermentation process for 15 days ph reactor is kept in ph=. Analysis that is done involving MLSS, MLVSS, COD and volume, composition, and heating value from biogas. Analysis is done every 3 days for MLSS, MLVSS, and COD, whereas volume, composition, and heating value from biogas is analyzed in the last day of fermentation process for 15 days. Improvement of α-amylase enzyme concentration cause in volume increase and methane ratio in biogas. Volume biogas increasing in α-amylase 0.05% (v/v) is 4.60% and α-amylase 0.1% (v/v) is 9.90%. Methane ratio increasing in α-amylase 0.05% (v/v) is 1.96 % and α-amylase 0.1% (v/v) is 3.4%. Key words : cassava peel, α-amylase enzyme, EM, anaerobic digester, biogas. INTISARI Konservasi energi banyak dilakukan untuk mengatasi krisis energi yang berasal dari minyak bumi. Salah satu energi alternatif yang bisa digunakan adalah biogas. Menumpuknya limbah padat pabrik tapioka yang banyak mengandung bahan organik dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biogas dengan bantuan mikroorganisme yang terdapat dalam kotoran sapi. Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan limbah padat pabrik tapioka sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar berupa biogas dengan melibatkan enzim α-amylase dan Effective Microorganism (EM). Variabel enzim α-amylase yang digunakan adalah 0% (v/v), 0.05% (v/v) dan 0.1% (v/v) serta EM 1% (v/v). Metodologi penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium menggunakan proses batch. Tahap awal sebelum fermentasi adalah proses pembuatan starter, pengaktifan EM dan proses likuifikasi pati dengan menggunakan enzim α-amylase sesuai dengan variabel yang telah ditetapkan. Tahap selanjutnya adalah fermentasi yang dilakukan pada anaerobic digester dan suhu reaktor dijaga konstan pada 50 0 C dengan prosedur sebagai berikut : feed (starter dan limbah padat yang telah dilikuifikasi dengan perbandingan 1:2) dimasukkan dalam reaktor, ditambahkan EM 1% (v/v). Selama proses fermentasi selama 15 hari ph campuran dalam reaktor dijaga pada ph=. Analisa yang dilakukan meliputi MLSS, MLVSS, COD serta volume, komposisi dan heating value dari biogas yang dihasilkan. Analisa tersebut dilakukan setiap 3 (tiga) hari sekali untuk MLSS, MLVSS dan COD, sedangkan volume, komposisi dan heating value dari biogas di analisa pada akhir proses selama waktu fermentasi 15 hari. Adanya peningkatan konsentrasi enzim α-amylase mengakibatkan kenaikan volume dan kadar methane dalam biogas. Kenaikan volume biogas pada penambahan enzim α- amylase 0.05%(v/v) adalah 4.60% dan pada enzim α-amylase 0.1%(v/v) adalah 9.90%. Kenaikan kadar methane pada penambahan enzim α-amylase 0.05%(v/v) adalah 1.96% dan pada enzim α- amylase 0.1%(v/v) adalah 3.4% bila dibandingkan tanpa penambahan enzim α-amylase. 105

Kata kunci : limbah padat tapioka, enzim α-amylase, EM, anaerobic digester, biogas PENDAHULUAN Industri tapioka merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah yang sangat besar baik berupa limbah cair maupun limbah padat (Deperindag, 2003). Padahal, tidak hanya limbah cair, limbah padat industri tapioka ini sangat besar dan mencapai ratusan ton per tahun (Wiloso dkk., 1995). Dari seluruh limbah padat ini hanya sekitar 21 % diolah lebih lanjut menjadi bahan pangan, makanan ternak, pupuk dan produksi asam sitrat. Sisanya dibuang ke lingkungan seperti yang umum terjadi di industri tepung tapioka di Indonesia. Adanya kandungan air yang cukup tinggi pada limbah padat ini ditambah dengan adanya sisa pati yang ada di dalamnya mengakibatkan limbah ini menjadi media fermentasi padat yang sangat baik bagi pembentukan asam-asam organik dan senyawa-senyawa keton yang sangat berbau (Wiloso dkk., 1995; Cereda and Takahashi, 1996; Sriroth dkk., 1999). Sehingga penumpukan limbah tapioka di tempat pembuangan akhir akan mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar karena menimbulkan bau yang tidak sedap. Enzim alfa-amilase merupakan endoenzim yang memotong ikatan alfa-1,4 amilosa dan amilopektin dengan cepat pada larutan pati kental yang telah mengalami gelatinisasi. Proses ini juga dikenal dengan nama proses likuifikasi pati. Produk akhir yang dihasilkan dari aktivitasnya adalah glukosa (Whelan,191). Pengolahan limbah industri tapioka yang telah dilakukan adalah dengan menggunakan teknologi EM (Effective Microorganism). Mikroorganisme EM memerlukan bahan organik untuk mempertahankan hidupnya seperti karbohidrat, protein, lemak dan mineral lainnya (Higa,199). Bahan-bahan tersebut banyak terdapat dalam limbah padat tapioka. Reaksi fermentasi berlangsung dengan cepat dan EM mampu hidup secara sinergis dengan mikroorganisme lain (Jose dkk, 2000). Alternatif solusi pengolahan limbah padat tapioka adalah pembuatan biogas secara fermentasi anaerobik, yang bisa menjadi alternatif dalam konservasi energi. Secara umum proses pembentukan biogas adalah sebagai berikut : mikroorganisme anaerobik Bahan organik CH 4 + CO2 + H 2 + NH 3 + H 2S Kandungan sianida dalam limbah padat tapioka dapat direduksi dengan menggunakan Effective Microorganism (EM). Selain itu sisa pati yang terdapat dalam limbah padat tapioka didegradasi strukturnya menjadi rantai yang lebih sederhana dengan enzim α-amylase. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konsentrasi enzim α-amylase dalam kenaikan volume dan kadar methane dalam biogas. Bahan-bahan yang digunakan : Effective Microorganism (EM) 1%(v/v), kotoran sapi sebagai starter, limbah padat tapioka, enzim α-amylase 0.05% (v/v) dan 0.1%(v/v), NaOH, HCl/H 2 SO 4. Tahap awal sebelum fermentasi adalah proses pembuatan starter, pengaktifan EM dan proses likuifikasi pati dengan menggunakan enzim α-amylase sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. Starter merupakan hasil fermentasi sari kotoran sapi dengan air dengan perbandingan 1:2 selama 5 hari. Pengaktifan EM 1% (v/v) adalah 10ml EM ditambah 10 ml molases dilarutkan dalam 1000 ml akuades. Proses likuifikasi dilakukan selama 2 jam pada temperatur 90 0 C. Setelah itu didinginkan sampai temperatur 50 0 C. Tahap selanjutnya adalah fermentasi yang dilakukan pada anaerobic digester yang dilengkapi dengan gas holder dengan prosedur sebagai berikut : feed (starter dan limbah padat yang telah dilikuifikasi dengan perbandingan 1:2) dimasukkan dalam reaktor, ditambahkan Effective Microorganism (EM) 1% (v/v). Kemudian difermentasi selama 15 hari dengan suhu dijaga konstan sebesar 50 0 C serta ph dijaga ph= dengan menambahkan NaOH/HCl, tiap hari dilakukan analisa tekanan dan volume produksi biogas dalam gas holder.selain itu dilakukan analisa MLVSS dan COD (APHA, 196) tiap 3 hari dan komposisi biogas serta heating value pada akhir proses. Peralatan yang digunakan disusun seperti pada Gambar 1. sebagai berikut : 106

5 6 13 14 10 10 12 11 11 11 p 4 1 2 3 9 ac Gambar 1. Peralatan Pada Pembuatan Biogas Dari Limbah Padat Tapioka Keterangan : 1. Tangki pencampur. Pump 2. Tangki penampung 9. Coil 3. Reactor digester 10. Stirer 4. Gas holder 11. Termometer 5. Enzyme Tank 12. Manometer 6. Tapioca tank 13. EM tank. Valve 14. Starter tank HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 2 menunjukkan bahwa dengan peningkatan konsentrasi enzim α-amylase berakibat pada kenaikan MLVSS. Hal ini menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme selama proses fermentasi. Sehingga dengan meningkatnya konsentrasi enzim α-amylase, maka semakin banyak bahan organik yang terdapat dalam sisa pati limbah padat tapioka yang telah didegradasi oleh enzim α-amylase menjadi rantai yang lebih sederhana yaitu glukosa, maltosa, dan dekstrin sehingga lebih mudah difermentasi oleh mikroorganisme menjadi asam-asam organik. Kemudian asam-asam organik tersebut dapat dimetanasi oleh bakteri metanogen yang terdapat dalam kotoran sapi. Peningkatan MLVSS diikuti dengan profil penurunan COD terhadap waktu fermentasi dapat dilihat pada Gambar 3. 10

Gambar 2. Profil kenaikan MLVSS terhadap waktu fermentasi Gambar 3. Profil penurunan COD terhadap waktu fermentasi Gambar 4. Produksi biogás kumulatif selama waktu fermentasi 10

Dari Gambar 4. dapat diamati bahwa proses pembentukan biogas untuk variabel penambahan α- amylase mulai hari ke-3, ini menunjukkan proses acetogenic mulai terjadi, setelah itu dilanjutkan proses metanogenesis, sedangkan tanpa penambahan α-amylase pembentukan biogas mulai hari ke-4. Semakin besar penurunan COD maka semakin besar pula bahan organik yang dapat dikonversi menjadi biogas. Kondisi ini sesuai dengan Gambar 3,dimana penurunan COD hingga hari ke-12 sesuai dengan kenaikan produksi biogas terus meningkat hingga hari ke-12.dengan penambahan enzim α-amylase peningkatan produksi biogas relatif besar bila dibandingkan dengan tanpa penambahan enzim α-amylase, hal ini dikarenakan enzim α-amylase telah mengurai limbah padat tapioka yang strukturnya kompleks menjadi struktur yang lebih sederhana sehingga dapat didegradasi oleh mikroorganisme baik dalam EM maupun kotoran sapi. Dengan demikian proses acetogenic dapat berlangsung dan menghasilkan asam-asam organik yang bisa dikonversi menjadi gas metan oleh bakteri methanogenic dalam kotoran sapi. Dari Gambar 5 menunjukkan peningkatan konsentrasi enzim α-amylase diikuti dengan peningkatan prosentase COD removal Gambar 5. Profil COD removal selama fermentasi 15 hari Dengan kenaikan konsentrasi enzim α-amylase, maka semakin banyak asam-asam organik yang dihasilkan untuk dimetanasi oleh bakteri metanogen yang terdapat dalam starter yang berakibat pada kenaikan volume biogas yang dihasilkan. Adapun reaksi yang terjadi dalam tahap metanogenesis adalah sbb : 2CH 3 CH 3 OH + CO 2 2CH 3 COOH + CH 4 CH 3 COOH CH 4 + CO 2 CH 3 OH + H 2 CH 4 + H 2 O CO 2 + 4H 2 CH 4 + 2H 2 O CH 3 COO - + SO 4 2- + H + 2HCO 3 - + H 2 S CH 3 COO - + NO - + H 2 O + H + 2HCO 3 - + NH 4 + 12 10.9 10 volume biogas (liter) 6 4 2 1.09.0 0 a-amylase 0% a-amylase 0,05% a-amylase 0,1% Gambar 6. Profil volume biogas dengan kenaikan konsentrasi α-amylase 109

Gambar. Prosentase kenaikan volume biogas terhadap peningkatan α-amylase Tabel 1. Komposisi biogas yang dihasilkan Variabel CH 4 (%) CO 2 (%) Komposisi Gas NH 3 (%) H 2 S (%) HCN (%) HV (kkal/kg) α amylase 0% 6. 9.65 1.4 1.34 0.021 112 α amylase 0.05% 69.23.5 1.1 1.12 0.016 11432 α amylase 0.1% 0.32.05 0.95 0.9 0.01 11646 Gambar. Prosentase kenaikan kadar methane terhadap peningkatan α-amylase Kenaikan volume biogas seiring dengan kenaikan konsentrasi α-amylase yang ditambahkan pada proses fermentasi seperti pada Gambar bila dibandingkan tanpa penambahan α-amylase. Hal ini 110