PRINSIP TATA KELOLA HARTA ORGANISASI NIRLABA. Ari Khusuma

dokumen-dokumen yang mirip
EFISIENSI PENGELOLAAN ASET TETAP DALAM ORGANISASI NIRLABA. Ari Khusuma

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB ASET TETAP. relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. jarang ditemukan dalam sistem perekonomian sebuah negara saat ini yang. tidak menggunakan uang tunai sebagai alat tukar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mendukung perkembangan zaman dan dunia usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan output yang baik berupa barang maupun jasa. Salah satu. faktor-faktor produksi tersebut adalah aktiva tetap.

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A.

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsinya

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. skripsi ini, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan membutuhkan aktiva tetap, baik aktiva tetap berwujud

BAGIAN IX ASET

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar sesuai dengan kebutuhan, sehingga investasi yang dilakukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dan sifatnya relatif permanen. Aset tetap memiliki masa

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah dana untuk perolehannya juga cukup besar, dan pembuatannya

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN (P3B) SUMATERA UNIT PENGATUR BEBAN (UPB) SUMBAGUT

KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

Cara Merencanakan Arus Kas dalam Organisasi Nirlaba. Ari Khusuma

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

PERSAMAAN AKUNTANSI PERSAMAAN AKUNTANSI. Persamaan Akuntansi menunjukkan perimbangan/kesamaan antara harta/kekayaan dengan sumber pembelanjaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Aset-aset ini

BAB I PENDAHULUAN. rugi laba. Salah satu pos dalam neraca adalah aktiva tetap. Aktiva tetap dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORI. manfaat bagi seseorang atau perusahaan tersebut. Manfaat ekonomi masa depan

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

BAB VII KEBIJAKAN AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai resiko besar dapat bangkrut, apalagi oraganisasi yang berbentuk

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan, hal ini. menuntut adanya kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

diharapkan mampu memahami proses penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis atas

AKTIVA TETAP DAN IA. KLASIFIKASI AKTIVA TETAP BERWUJUD AKTIVA YANG DAPAT DISUSUTKAN. Contoh: Bangunan, mesin dan peralatan yang lain.

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. A. Pengertian Aset Tetap. 1. Definisi Aset Tetap. Aset tetap memiliki peranan besar dalam organisasi atau

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB II LANDASAN TEORI. keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. sarana penunjang yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah aset tetap. Aset

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang, dan

ANALISIS TRANSAKSI DAN PENCATATAN AKUNTANSI UMKM* Oleh: Endra Murti Sagoro

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 9 TAHUN 2014

LAPORAN KEUANGAN NERACA

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam Undang-Undang. Di

LAMPIRAN XI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 10 AKUNTANSI DANA BERGULIR

Kumpulan Soal APK Indonesia CPA Exam

SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin maju sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERDASARKAN PSAK 16 PADA YAYASAN BARUNAWATI BIRU SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

Transkripsi:

PRINSIP TATA KELOLA HARTA ORGANISASI NIRLABA Ari Khusuma Sumber : www.glcabogados.com/ Suatu organisasi nirlaba memperoleh penghasilan (fundrising) tidak hanya bersumber dari sumbangan berupa dana, namun juga dalam bentuk sumbangan barang untuk operasional kegiatan organisasi. Sumbangan dari para donatur tersebut dikenal sebagai aset atau harta, yaitu semua barang yang dimiliki atau klaim terhadap barang lain yang memiliki nilai/harga bagi organisasi. Berdasarkan jenisnya, aset ini terbagi menjadi dua golongan, yaitu : 1. Aset Lancar: Kas dan aset lainnya yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. 2. Aset Tetap/Tak Bergerak: Jenis aset berupa barang berwujud (seperti perlengkapan organisasi, kendaraan, tanah dan bangunan) yang dapat digunakan lebih dari satu tahun. Sedangkan berdasarkan tujuannya, penggunaan aset ini terbagi menjadi dua yaitu : 1. Persediaan (stock): barang/harta yang disalurkan kembali untuk kepentingan kegiatan organisasi. 2. Aset Tetap (Fixed Assets): Barang/harta yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional organisasi. Secara umum, aset tetap atau aktiva tetap dapat juga didefinisikan sebagai sumber daya/ harta yang dimiliki oleh organisasi yang digunakan untuk menjalankan aktivitas operasional organisasi sehingga tujuan program dapat tercapai. Misalnya, penggunaan tanah dan bangunan untuk kegiatan organisasi.

Suatu aset atau kekayaan dikarakteristikkan sebagai suatu aktiva tetap atau aset organisasi apabila memenuhi beberapa persyaratan seperti; (a) usia pakai teknis lebih dari satu tahun; (b) digunakan untuk kegiatan organisasi; (c) harga beli material. Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul terkait dengan aktiva tetap ini adalah kategori penggunaan atau pembelian barang dengan usia pakai kurang dari satu tahun. Pembelian barang tersebut dikategorikan sebagai persediaan/aset habis pakai. Contohnya pembelian peralatan kantor dan sebagainya. Dalam pelaksanaan kegiatan organisasi, kita harus memastikan bahwa harta/aset yang dibeli oleh organisasi tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Sebagai contoh, apabila suatu organisasi memutuskan untuk membeli suatu lahan dan digunakan sebagai kegiatan operasional progam, maka lahan tersebut dianggap sebagai aktiva tetap. Sebaliknya, apabila pembelian lahan tersebut ditujukan untuk sebuah investasi dan organisasi memiliki saldo yang berlebih maka pembelian lahan tersebut dinilai sebagai pembelian persediaan atau lebih dikenal sebagai investasi. Suatu organisasi nirlaba harus mampu mengelompokkan jenis aktiva yang dimiliki karena sifatnya yang berbeda. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan kebijakan akuntansi organisasi yang disesuaikan dengan jumlah aset/kekayaan yang dimiliki. Hal yang harus diperhatikan adalah nilai harga aset tersebut yang mencangkup besaran aset, jenis dan bentuk aset yang beragam. Berikut adalah beberapa cara organisasi nirlaba untuk memperoleh aktiva tetap, yaitu: 1. Pembelian tunai 2. Pembelian angsuran 3. Penukaran dengan surat berharga 4. Penukaran dengan aset tetap yang lain (sejenis/tidak sejenis) 5. Perolehan aset yang dibuat sendiri/ membangun sendiri 6. Perolehan hibah/hadiah Sebelum kita melakukan pembelian atau penukaran aset, langkah yang kita lakukan adalah menentukan besaran nilai dai aset tersebut. Hal ini penting untuk memperkiraan besarnya keluaran yang menyertai aset. Contohnya, apabila kita ingin membeli suatu

lahan, kita juga harus mempehatikan pengeluaran lain misalnya pembiayaan notaris, perantara dan sebagainya. Sehingga kita bisa mendapatkan pencatatan yang detail dan terstruktur. Perlu diingat, bahwa harga perolehan aktiva tetap yang dicatat sebagai harta organisasi adalah harga pembelian barang dan segala biaya yang mengikutinya, hingga barang tersebut siap digunakan.hal yang sama juga diterapkan untuk pembelian kendaraan, tanah, furniture kantor dan sebagainya. Gambar 1.Proses Perencanaan dalam Aset Manajemen Salah satu permasalahan yang muncul adalah pencatatan perolehan aktiva tetap adalah aset yang diperoleh dalam rangka penerimaan hibah. Perjanjian hibah antara donatur dengan organisasi pada umumnya menyatakan bahwa nilai hibah yang diterima akan digunakan untuk membiayai program. Dengan demikian, pada beberapa kasus, hibah atau grant yang diterima dari donatur memperbolehkan adanya pembelian tetap. Permasalahan timbul ketika periode hibah sudah selesai dan seluruh pengeluaran sudah dibukukan sebagai biaya program. Setelah periode hibah selesai, maka aktiva tetap tersebut menjadi milik organisasi. Namun pada pembukuan organisasi tidak tercatat sebagai aktiva karena sewaktu dibeli dianggap sebagai biaya program. Biaya program

sudah ditandingkan dengan nilai hibah yang diterima dan sudah ditutup/disetujui oleh donatur setelah pertanggungjawaban keuangannya diterima. Secara fisik, organisasi memiliki dan menguasai aktiva tersebut. Namun pembukuan yang dilakukan sebelumnya sudah mencatat pembeliannya sebagai biaya program hibah. Solusi yang umumnya dilakukan adalah melakukan dengan melakukan revaluasi atas nilai aset tersebut. Dengan demikian pada Laporan Posisi Keuangan terlihat nilai dari kedua aktiva tetap tersebut meskipun nilainya merupakan perkiraan belaka. Sebagai ilustrasi, diketahui bahwa suatu organisasi nirlaba menerima hibah 100 juta rupiah. Kegiatan program organisasi membutuhkan perlengkapan komputer sebesar 5 juta rupiah. Laporan akhir biaya program sebesar 97 juta rupiah, dengan catatan organisasi telah mengembalikan 3 juta rupiah sebagai hibah yang tidak dapat dihabiskan. Maka, organisasi akan mencatat laporan sebesar 97 juta rupiah. Perlengkapan komputer untuk menunjang kegiatan program masih dapat digunakan dan menjadi milik organisasi walaupun belum tercatat sebagai aktiva tetap organisasi. Oleh karena itu, penting untuk melakukan revaluasi atau penilaian kembali untuk memudahkan dan menghindari debat mengenai perolehan aset. Dengan didukung dokumen yang lengkap, aset tersebut dapat menjadi milik organisasi dengan mengubah nilai transaksi pada awal tahun perolehan aktiva dengan nilai Rp 1(satu rupiah).

Berkenaan dengan itu, butuh pemahanan yang mendasar untuk mengetahui prinsipprinsip tata kelola pengelolaan harta terutama yang berkaitan tentang perolehan aktiva tetap. Hal ini dikarenakan aset menjadi salah satu pondasi utama berjalannya suatu program organisasi. REFERENSI 1. Eka Nicho (20016) dalam artikel Pengertian Aktiva Tetap atau Aset Tetap diakses melalui situs http://nichonotes.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-asettetap-atau-aktiva-tetap.html 2. Pahala Nainggolan (2012). Manajemen Keuangan Lembaga Nirlaba. Jakarta: Yayasan Integrasi-Edukasi 3. Devani Sukma (2013) dalam artikel Istilah-Istilah Manajemen Keuangan Nirlaba diakses melalu situs http://keuanganlsm.com/istilah-istilah-manajemenkeuangan-nirlaba-12/