dalam hal penyaringan A. Latar Belakang pembuangan elektrolit tubuh, Gagal Ginjal adalah menjaga keseimbangan cairan sebuah penyakit dimana fungsi

dokumen-dokumen yang mirip
Afniwati, Amira Permata Sari Tarigan, Yunita Ayu Lestari Tarigan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi


BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping merupakan

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI TINDAKAN HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

jenis penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran profil penderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang.

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENJALANI HEMODIALISA PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

Idea Nursing Journal Vol. V No ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode. adanya perlakuan dari peneliti (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

ejournal Keperawatan (e-kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) dalam jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel. Ginjal berfungsi sebagai. kerusakan pada sistem endokrin akan menyebabkan terganggunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB III METODE PENELITIAN. adalah komorbiditas pada pasien hemodialisa. Kualitas hidup diukur setelah 2

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN HEMODIALISA PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG HEMODIALISA RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak

BAB I PENDAHULUAN. volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh, sebagian besar dijalankan oleh Ginjal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan mendeskripsikan/memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009 menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Kata kunci : Dukungan Sosial Keluarga, Hemodialisis, Penyakit Ginjal Kronis

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit menurut World Health Organization (1957) adalah suatu bagian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DALAM MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUP DR.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Cornelia Dede Yoshima Nekada INTISARI Latar Belakang : Gagal ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal secara progresif sehingga terjadi akumulasi toksin dalam tubuh. Penyakit gagal ginjal kronik kini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dipertahankan dengan cara dialysis dan tentunya membutuhkan biaya mahal untukpengobatan yang terus berlangsung seumur hidup pasien. Dalam upaya mempertahankan keadaan pasien salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan hemodialisis. Untuk mendukung pasien dalam manjalani hemodialisis sangat dibutuhkan dukungan keluarga sehingga dapat mempengaruhi kepatuhan pasien. Hal ini dimaksudkan dapat mempertahankan kondisi pasien dan juga dapat mencegah kondisi pasien yang lebih buruk. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Data diambil dengan teknik accidental sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 pasien gagal ginjal kronik yang minimal telah menjalani hemodialisis selama 3 bulan dengan jadwal 2-3 kali seminggu. Data diolah dan dianalisis dengan analisis chi square dengan α=0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian terhadap 50 pasien gagal ginjal kronik yang minimal telah menjalani hemodialisis selama 3 bulan di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten diperoleh 86,0% yang termasuk kategori ada dukungan keluarga dan 82,0% patuh dalam menjalani hemodialisis. Hasil pengujian hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten didapatkan nilai chi square hitung (X 2 ) sebesar 11,814 ( > chi square tabel yaitu 3,841) dengan P- value atau asympd sig (2-sided) sebesar 0,001. Keeratan hubungannya dilihat dari nilai C yaitu 0,267 yang artinya termasuk kategori rendah (0,200-0,399).. Kesimpulan : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. Kata Kunci : Dukungan keluarga, Kepatuhan, Hemodialisis. A. Latar Belakang Gagal Ginjal adalah sebuah penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau produksi urine.

Penyakit ginjal memang tidak menular, tetapi bisa mengakibatkan kematian dan dibutuhkan biaya mahal untuk pengobatan yang terus berlangsung seumur hidup pasien.penyakit gagal ginjal dapat dibagi menjadi dua macam yakni Gagal Ginjal Akut (GGA) dan Gagal Ginjal Kronik (GGK). Gagal ginjal akut biasanya terjadi secara tibatiba.pada kasus ini fungsi ginjal mengalami penurunan secara mendadak.meskipun begitu, bila ditangani dengan baik, penderita apabila penderita tidak melakukan pengobatan secara teratur. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di unit hemodialisis RSUP dr.soeradji Tirtonegoro Klaten pada tanggal 6 Desember 2011 tertulis jumlah pasien gagal ginjal kronik pada bulan November- Desember yang rutin menjalani hemodialisis sebanyak 94 orang, dengan kunjungan dua kali dalam seminggu (data rekam medik ruang hemodialisis RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten). Gagal Ginjal Akut dapat sembuh Berdasarkan latar dengan sempurna.sedangkan, belakang dan hasil studi Gagal Ginjal Kronik terjadi perlahan-lahan, bisa dalam hitungan bulan, bahkan dalam hitungan tahun.sifatnya GGK pendahuluan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan antara Dukungan Keluarga tidak dapat dengan Kepatuhan Pada Pasien disembuhkan.memburuknya Gagal Ginjal Kronik Dalam fungsi ginjal bisa dihambat

Menjalani Hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. a. Diketahuinya gambaran dukungan keluarga pada pasien gagal ginjal kronik B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dalam hemodialisis. mengantarkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik dalam Menjalani Hemodialisisdi RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten? b. Diketahuinya gambaran kepatuhan pada pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis. c. Diketahuinya keeratan hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pada pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pada Pasien Gagal hemodialisis. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Ginjal Kronik dalam Menjalani kuantitatif non-eksperimental, Hemodialisis di RSUP rancangan penelitian yang Dr.Soeradji Klaten. 2. Tujuan Khusus Tirtonegoro digunakan adalah deskriptif analitik dengan studi korelasi yaitu penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi yang

bertujuan mendiskripsikan atau mendapat gambaran secara keseluruhan terhapdap objek yang diteliti melalui data sampel dan populasi (Notoatmodjo, 2010). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu metode pengambilan data variabel bebas dan terikat hanya dalam waktu satu kali dan tidak ada tindak lanjut. Pada penelitian ini meneliti tentang dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis dalam waktu yang bersamaan dengan subjek yang telah ada. Metode ini bertujuan memperoleh data yang lengkap dalam waktu yang relatif cepat. B. Tempat Dan Waktu Penelitian RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten karena rumah sakit ini merupakan salah satu rumah sakit yang memiliki fasilitas hemodialisis serta merupakan rumah sakit rujukan terbesar di kota Klaten, khususnya rujukan pada pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis sehingga dimungkinkan pasiennya cukup banyak. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 26 April sampai 28 April 2012. C. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik Penelitian ini dilakukan di kesimpulan (Sugiyono,2007). ruang hemodialisis RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. Peneliti melakukan penelitian di Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien gagal ginjal kronik yang rutin menjalani

hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji 1) Pasien gagal ginjal kronik Tirtonegoro Klaten sebanyak 94 yang menjalani orang dengan jadwal rutin hemodialisis di RSUP seminggu dua kali, dari bulan Dr.Soeradji Tirtonegoro November 2011 sampai Januari 2012. 2. Sampel penelitian Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan Klatendengan jadwal 2-3 kali dalam seminggu, selama minimal 3bulan. 2) Pasien yang bersedia menjadi responden dengan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2003). menandatangani consent. 3) Bisa membaca. informed Dalam melakukan penelitian b. Kriteria eksklusi meliputi keperawatan, ketika sebagai berikut menentukan sampel digunakan kriteria, yaitu kriteria inklusi dan eksklusi, dimana kedua kriteria tersebut yang menentukan dapat atau tidaknya sampel digunakan. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dari subjek penelitian adalah sebagai berikut: a.kriteria inklusi meliputi sebagai berikut : Pasien dengan keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian (sudah parah kondisi fisiknya). Perhitungan besar sampel yang harus diambil diperoleh dengan perhitungan rumus menurut Sugiyono (2007) yaitu sebagai berikut: N n= 1+ N(d 2 )

Keterangan : n : besar sampel N : besar populasi d : tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan Jadi pasien yang menjalani hemodialisis yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak ada di kriteria ekslusi adalah 49 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling yaitu metode pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sampel atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di tempat penelitian. Pada penelitian ini peneliti akan mengambil responden yang ada di tempat penelitian yaitu pasien gagal ginjal yang kebetulan ada di unit hemodialisis RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang telah ditentukan dan bersedia menjadi responden dengan mengisi informed consent. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dulunya bernama RSUP Tegalyoso yang kemudian berganti nama sesuai SK Menteri Kesehatan RI Nomor 142/Menkes/SK/XII/1997 pada tanggal 20 Desember 1997. RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro merupakan rumah sakit kelas B pendidikan. RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ini berada di Jl. Dr. RT. Soeradji Tirtonegoro No.1 Klaten, Jawa Tengah. Visi dari RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro adalah menjadi rumah sakit yang berkualitas dan mandiri alam pelayanan, pendidikan, dan penelitian di bidang kesehatan tingkat nasional. Sedangkan misinya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna, berkualitas dan terjangkau; menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan ilmu bidang kesehatan dengan standar mutu yang tinggi; mewujudkan kepuasan pelanggan untuk mencapai kemandirian rumah sakit; meningkatkan kesejahteraan karyawan. RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro memiliki beberapa unit pendukung antara

lain Instalasi Rawat Darurat, Instalasi Desember 2011 dengan rata-rata pasien Radiologi, Instalasi Laboratorium, lima hingga enam orang. Pasien rutin Instalasi Bedah Sentral, Unit Hemodalisis, Unit CT Scanner, Instalasi Pemulangan Jenasah, Instalasi Rehabilitasi Medik dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan di salah satu unit tersebut tepatnya di Unit Hemodialisis. Unit Hemodialisis yaitu salah satu unit yang berada dibawah naungan Direktur Pelayanan dan Keperawatan. Unit Hemodialisis beroperasi sejak bulan Mei 2003 dengan empat mesin dan tempat tidur. Unit Hemodialisis memiliki sepuluh orang staf yang terdiri dari satu orang dokter spesialis penyakit dalam, dan sembilan orang perawat termasuk kepala ruang. Sampai saat ini per tahun 2012 unit hemodialisis RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten memiliki Sembilan belas mesin dan tempat tidur. Setiap hari jam operasional unit hemodialisis terdiri dari tiga shift yaitu pagi dimulai pukul 06.00-11.00 WIB, siang dimulai pukul 12.00-16.00 WIB, malam 17.00-21.00. Untuk shift malam mulai beroperasi sejak melakukan hemodialisis dua kali seminggu dengan jadwal Senin dan Kamis, Selasa dan Jumat, serta Rabu dan Sabtu. Unit Hemodialisis sudah seperti rumah kedua bagi pasien yang melakukan hemodialisis. Hal ini terlihat saat peneliti melakukan penelitian, interaksi antara perawat dengan pasien dan keluarganya terlihat sangat akrab. Pasien dan keluarga juga menyiapkan peralatan secara mandiri seperti linen, selimut dan menggunting plester untuk persiapan dialisis. Sebagai salah satu unit penyakit terminal, pelayanan secara psikososial dan spiritual sangat diperlukan untuk membantu pasien agar lebih optimis dan tetap semangat menjalani hidup dengan rutin melakukan hemodialisa. Selama melakukan penelitian, peneliti tidak melihat bahwa di unit hemodialisa ada pelayanan psikososial maupun secara spiritual secara terpisah misalnya ada staff seorang psikiater maupun tokoh agama. Tetapi saat penelitian, peneliti melihat

bahwa ada beberapa perawat memberikan semangat dan dukungan moril pada pasien bersamaan saat memberikan asuhan keperawatan meskipun ada juga perawat yang tidak melakukan hal tersebut. 2. Deskripsi Karakteristik Responden Responden penelitian ini adalah pasien gagal ginjal kronis di Unit Tirtonegoro Klaten yang telah menjalani hemodialisis dengan jadwal rutin 2-3 kali per minggu selama minimal 3 bulan telah menjalani hemodialisis dan pasien tersebut bersedia menjadi responden yaitu sejumlah 50 orang. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.1 Hemodialisis RSUP Dr.Soeradji berikut ini Tabel 4.1. Karakteristik responden di Unit Hemodialisis RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada tanggal 26 sampai 29 April 2012 (n=50). Karakteristik Jumlah Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-laki Perampuan Status Perkawinan Kawin Janda/duda Belum kawin Pendidikan SD SMP SMA D3 SARJANA Pekerjaan PNS Wiraswasta Swasta Buruh Tidak bekerja 26 24 37 2 11 10 9 24 2 5 7 4 1 14 24 52,0 48,0 74,0 4,0 22,0 20,0 18,0 48,0 4,0 10,0 14,0 8,0 2,0 28,0 48,0 Total 50 100 Sumber : Data primer 2012 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa pasien yang menjalani hemodialisis mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 26 responden (52,0%) dan perempuan sebanyak 24 responden (48,0%). Berdasarkan status

perkawinan mayoritas responden sudah kawin yaitu sebanyak 37 responden (74,0%), janda/duda sebanyak 2 responden (4,0%) dan belum kawin sebanyak 11 responden (22,0%). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 24 responden (48,0%), SD sebanyak 10 responden (20,0%), SMP sebanyak 2 responden (4,0%) dan Sarjana sebanyak 5 responden (10,0%). Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden tidak bekerja yaitu sebanyak 24 responden (48,0%), Buruh sebanyak 14 responden (28,0%), PNS sebanyak 7 responden (14,0%), Wiraswasta sebanyak 4 responden (8,0%) dan Swasta sebanyak 1 responden (2,0%) sebanyak 9 responden (18,0%), D3 3. Analisis Univariat a. Dukungan Keluarga Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam Mengantarkan Hemodialisis. Analisis data tentang dukungan keluarga pasien gagal ginjal kronik dalam mengantarkan hemodialisis yang disajikan pada tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi dukungan keluarga pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP.Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada tanggal 26 sampai 29 April 2012 (n=50). Dukungan keluarga Jumlah Persentase (%) Tidak ada dukungan keluarga 7 14,0 Ada dukungan keluarga 43 86,0 Total 50 100 Sumber: data primer (2012) Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dukungan keluarga pasien gagal hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoto Klaten adalah sebanyak 7 ginjal kronik dalam menjalani responden (14,0%) termasuk kategori

tidak ada dukungan keluarga dan sebanyak 43 responden (86,0%) b. Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam Menjalani Hemodialisis. termasuk kategori ada dukungan keluarga. menjalani hemodialisis yaitu terkait jadwal rutin yang telah ditentukan oleh tim medis. Analisis data tentang kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP.Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada tanggal 26 sampai 29 April 2012 (n=50). Kepatuhan Jumlah Persentase (%) Tidak patuh 9 18,0 Patuh 41 82,0 Total 50 100 Sumber : data primer (2012) Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di Adalah sebanyak 41 responden, termasuk kategori patuh dan 9 respon termasuk kategori tidak patuh (18,0 %) RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoto Klaten 4. Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi chi square, guna mencari hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada tanggal 26 sampai 29 April 2012. Tabel berikut hasil analisis chi-square. Tabel 4.4. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada tanggal 26 sampai 29 April 2012 (Chi-Square). Variabel Kepatuhan

Dukungan keluarga : a. Ada dukungan keluarga b. Tidak ada dukungan keluarga Patuh Tidak Patuh Jumlah X 2 P-value n % n % n % 39 78,0 4 8,0 43 86,0 2 4,0 5 10,0 7 14,0 Total 41 82,0 9 18,0 50 100 Sumber : data primer (2012) 11,814 0,001 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis diperoleh hasil yaitu chi square hitung (X 2 ) sebesar 11,814 sedangkan nilai chi square (X 2 ) tabel 3,841 dengan P- value atau asympd sig (2-sided) sebesar 0,001. Keeratan hubungannya dilihat dari nilai C yaitu 0,267 yang termasuk kategori rendah (0,200-0,399) karena dimungkinkan selain dukungan keluarga terdapat faktor lain yang lebih kuat dalam mempengaruhi kepatuhan pasien seperti misalnya faktor mekanisme koping, pemahaman terapi dan kualitas interaksi ( Niven, 2002). Nilai chi square hitung (X 2 ) sebesar 11,814 artinya nilai ini menunjukkan bahwa chi square hitung (X 2 ) lebih besar dari X 2 tabel yaitu 11,814 > 3,841, sehingga H 0 ditolak yang berarti bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. B. Pembahasan Hasil olah data yang telah dilakukan memperoleh penjelasan data yang masing-masing dikelompokan sesuai dengan karakter dari data yang diperoleh adalah sebagai berikut: terhadap instruksi, perubahan model

pasien tidak sensitif dan hanya 1. Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 50 orang responden yang telah terdiagnosa gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di unit hemodialisis RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten, mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 26 responden (52,0%). Menurut wawancara, kemungkinan pasien yang berjenis kelamin laki-laki mengalami gagal ginjal kronik dan menjalani hemodialisis dikarenakan sebelumnya menderita hipertensi dan kurang mengkonsumsi air putih serta sering mengkonsumsi soft drink. Sedangkan 24 (48,0%) responden yang berjenis kelamin perampuan dikarenakan sebelumnya mereka mengalami riwayat penyakit diabetes mellitus dan hipertensi. Pada penelitian ini ada kemungkinan lakilaki cenderung mengabaikan gejala awal yang menurut teori Colvy, 2010 mengatakan bahwa gejala gagal ginjal awal bersifat asymptomatis sehingga mengkonsumsi obat antihipertensi secara terus menerus tanpa kontrol ke dokter, kemudian kemungkinan juga dikarenakan pasien kurang mengkonsumsi air putih itulah yang menimbulkan gagal ginjal kronik. Sedangkan pada wanita kemungkinan karena proses perjalanan penyakit DM dan hipertensi yang sudah lama diderita dan gagal ginjal kronik ini merupakan komplikasi dari penyakit tersebut. Karakteristik berdasarkan status perkawinan menggambarkan bahwa sebagian besar responden sudah kawin yaitu sebanyak 37 responden (74,0%). Bentuk dukungan yang diberikan terlihat saat menjalani cuci darah di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, sebagian besar responden yang sudah menikah ditemani saat cuci darah oleh pasangannya walaupun terkadang ada beberapa responden yang tidak ditemani oleh pasangannya tetapi ditemani oleh keluarga (anak, saudara kandung). Karakteristik responden yang menderita gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten, mayoritas tidak bekerja yaitu sebanyak 24 responden (48,0%). Kemungkinan hal

ini dikarenakan rata-rata pasien yang melakukan hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten menggunakan jamkesmas dan askes untuk membiayai cuci darah mereka. Santoso (2009) menyatakan bahwa di Indonesia biaya cuci darah ditanggung negara melalui Askeskin (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin) sejak tahun 2005. Hal ini adalah salah satu sumber dukungan instrumental dari aset materi yang membantu dukungan keluarga kearah patuh karena dapat mengatasi sarana dari segi biaya. 2. Dukungan keluarga pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. Dukungan keluarga pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten sebanyak 7 responden (14,0%) termasuk kategori tidak ada dukungan keluarga dan sebanyak 43 responden (86,0%) termasuk kategori ada dukungan keluarga. Secara umum dukungan keluarga yang diperolah pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis termasuk kategori ada dukungan keluarga sebanyak 43 responden (86,0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai dukungan keluarga yang baik dalam menjalani hemodialisis. Artinya bahwa responden memperoleh dukungan emosional (kepercayaan, perhatian, mendengarkan atau didengarkan), instrumental (informasi, saran atau usulan dan petunjuk), dan penghargaan (memberikan support dan pengakuan) yang bagus sehingga mampu meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani hemodialisis. Sumber dukungan yang diperoleh responden ini berasal dari keluarga yaitu ayahnya, ibunya, keluarga inti (suami, istri, anak) atau dukungan dari saudara kandung (Friedman, 1998).

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit. Keluarga juga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya dan anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan jika diperlukan. Dukungan keluarga dapat dibedakan menjadi empat, yaitu dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan emosional. (Friedman, 1998) cit (Sutantri, 2008). Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian Budiman (1994) cit Sutantri (2008) yang menunjukkan bahwa partisipasi keluarga terhadap perawatan penderita diabetes melitus ada dalam partisipasi sedang (73,73%). Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena gagal ginjal kronik merupakan tahap akhir dari komplikasi penyakit diabetes melitus dan hipertensi sehingga membutuhkan dukungan keluarga yang lebih dan waktu yang lama, seperti yang diungkapkan oleh Pilisuk & Parks (1983) cit Friedman (1998) yang menyatakan bahwa penyakit kronis biasanya menuntut pengorbanan ekonomi, sosial/keluarga, dan psikologis yang lebih besar. 3. Kepatuhan pada pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. Kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten termasuk pada kategori patuh sebanyak 41 responden (82,0%) dan sebanyak 9 responden (18,0%) termasuk kategori tidak patuh. Secara umum kepatuhan responden dalam menjalani hemodialisis termasuk kategori patuh. Kepatuhan klien adalah sejauhmana perilaku klien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh professional kesehatan (Niven, 2002). Pada penelitian ini responden yang dianggap patuh yaitu menjalani

jadwal rutin hemodialisis selama 2-3 kali dalam seminggu dan tidak ada keterangan tidak hadir. Adapun pada responden yang tidak patuh dapat terlihat tidak adanya anggota keluarga yang menemani ataupun keadaan badannya yang membengkak karena timbunan cairan yang tidak dapat diekskresi melalui berkemih ataupun berkeringat dan dapat berujung pada mortalitas. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian Suparno (2008) yang menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan penderita DM dalam menjalankan pengobatan berada dalam kategori patuh diketahui termasuk pada kategori ada dukungan keluarga sebanyak 43 responden (86,0%) dan tingkat kepatuhannya termasuk pada kategori patuh sebanyak 41 responden (82,0%). Dukungan keluarga adalah menerima dan merasakan kenyamanan, perhatian, penghargaan, dan bantuan moril maupun materi yang diberikan oleh anggota keluarga sehingga dapat meningkatkan kesehatan (Cohen & Wills, 1985) cit (Suparno, 2008). Kepatuhan klien adalah sejauhmana perilaku klien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh professional kesehatan (Niven, 2002). (55,0%) karena responden selalu Hasil uji chi square untuk diingatkan dan diantar oleh keluarganya setiap jadwal berobat. 4. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. Analisis bivariat dukungan keluarga responden dalam penelitian ini hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis diperoleh hasil yaitu chi square hitung (X 2 ) sebesar 11,814 sedangkan nilai chi square (X 2 ) tabel 3,841 dengan P- value atau asympd sig (2-sided) sebesar 0,001, jadi asympd sig (2-sided) sebesar 0,001 < 0,05 yang berarti dukungan

keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis terdapat hubungan yang signifikan dan terdapat hasil yang bermakna. Sedangkan apabila dilihat dari hilai chi square hitung (X 2 ) sebesar 11,814 artinya nilai ini menunjukkan bahwa chi square hitung (X 2 ) lebih besar dari X 2 tabel yaitu 11,814 > 3,841, artinya H0 ditolak yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan dan hasil yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kepatuhan karena dimungkinkan selain dukungan keluarga terdapat faktor lain yang lebih kuat dalam mempengaruhi kepatuhan pasien seperti misalnya faktor mekanisme koping, pemahaman terhadap instruksi, perubahan model terapi dan kualitas interaksi pasien dengan orang lain ( Niven, 2002). Gagal ginjal kronik merupakan penyakit terminal yang diderita seseorang seumur hidup. Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara progresif sehingga pasien gagal ginjal kronik dalam membutuhkan terapi dialysis. Pada menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. Dari penelitian ini cara untuk pengelolaan gagal ginjal kronik adalah dengan hasil nilai X 2 dan P-value dapat hemodialisis. Hemodialisis adalah disimpulkan bahwa kedua hasil mendukung hipotesis. Keeratan hubungannya dilihat dari nilai C yaitu 0,267 yang artinya keeratan hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis termasuk kategori rendah (0,200-0,399) dialisis dengan menggunakan mesin dialiser yang memiliki fungsi sebagai pengganti ginjal dengan proses yaitu darah dipompa keluar dari tubuh kemudian darah masuk ke dalam mesin dialiser, di dalam mesin dialiser darah dibersihkan dari zat-zat racun oleh dialisat (suatu cairan khusus untuk

dialisis), lalu setelah darah dibersihkan akan dialirkan kembali ke dalam tubuh. Proses dialisis ini dilakukan 1-3 kali dalam seminggu di rumah sakit dan setiap kalinya membutuhkan waktu sekitar 2-4 jam lamanya. Terapi ini sangat membutuhkan adanya dukungan keluarga sehingga mempengaruhi kepatuhan dari pasien dalam menjalani hemodialisis. Dukungan keluarga yang dimaksud adalah dorongan atau penyemangat pasien yang berasal dari anggota keluarga sedarah, suami, istri dan anak dalam bentuk informasional (informasi, saran, usulan, dan petunjuk), instrumental (materi, tenaga dan sarana), emosional (kepercayaan, perhatian, mendengarkan atau didengarkan) dan penghargaan (memberikan support dan pengakuan) merupakan faktor-faktor penting dalam kepatuhan terhadap program-program medis. Peran keluarga sangat berpengaruh dalam setiap segi kehidupan individu karena keluarga merupakan konteks awal individu memulai suatu hubungan interpersonal. Menurut Niven (2002) salah satu syarat untuk mengembangkan kepatuhan adalah mengembangkan tujuan kepatuhan. Adapun tujuan kepatuhan pada penelitian ini yaitu agar kondisi pasien tetap dapat dipertahankan dan dapat dipantau dari komplikasi yang mungkin terjadi seperti anemia dan hipertensi yang kemudian dapat dicegah atau dihambat dengan pemberian antihipertensi, eritropoetin, suplemen besi dan suplemen kalsium. Banyak dari pasien-pasien yang tidak patuh pernah memiliki tujuan untuk mematuhi nasihat-nasihat medis pada awalnya akan tetapi setelah lama menjalani hemodialisis mengalami kebosanan dan menganggap bahwa keadaanya tidak membaik dan kurangnya dukungan keluarga. Sedangkan mereka yang patuh akan dengan senang hati

mengemukakan tujuannya mengikuti program pengobatan disertai pasien memiliki keyakinan dan sikap positif bahwa kepatuhannya menjalani hemodialisis dapat mempertahankan kondisinya lebih baik dan keluarganya tetap memberikan semangat dan kepercayaan atau perhatian yang kuat seperti selalu memberikan petunjuk terkait dampak yang dapat muncul jika tidak patuh untuk hemodialisis, menyediakan materi, tenaga dan alat transportasi/sarana untuk hemodialisis meskipun responden yang ada pada penelitian ini mayoritas menggunakan askeskin atau askes. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Dukungan keluarga terhadap pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten mayoritas berada pada kategori ada dukungan keluarga yaitu 43 responden (86,0%). 2. Kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten mayoritas termasuk pada kategori patuh yaitu 41 responden (82,0%). 3. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan di atas terdapat beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut adalah sebagi berikut: 1. Bagi Profesi Perawat. 55

Diharapkan bagi profesi perawat khususnya di unit hemodialisis dapat memperhatikan bagi pasien yang tidak memiliki dukungan keluarga dan yang tidak patuh supaya perawat memberikan dorongan baik dalam bentuk perhatian, saran atau petunjuk-petunjuk akan pentingnya kepatuhan dalam menjalani hemodialisis sehingga pasien dapat memunculkan semangat didalam dirinya sendiri untuk dapat mempengaruhi keluarganya karena betapa pentingnya dukungan keluarga itu dalam proses pengobatan seperti ini. Selain itu perawat juga harus tetap memberikan pelayanan yang optimal dalam proses pemberian asuhan keperawatan kepada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis sehingga keadaan yang lebih buruk dari penyakit tersebut dapat dicegah atau diminimalisir. 2. Bagi Ilmu Keperawatan Diharapkan dalam ilmu keperawatan keperawatan dapat melakukan riset-riset terkait dukungan keluarga terhadap kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam penelitian selanjutnya. Sebaiknya peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian terkait dukungan keluarga terhadap kepatuhan dengan menggunakan alat ukur yang lain, menggunakan sampel yang lebih banyak, dan meneliti variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan selain dukungan sosial atau keluarga seperti faktor pengetahuan, perubahan model terapi, kualitas interaksi atau psikososial, demografi (khususnya dari segi sosio ekonominya) dan riwayat penyakit. Serta dapat mentabulasi silang antara karakteristik responden dengan variabelnya sehingga didapatkan hasil yang lebih mendetail. yang semakin berkembang seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, bidang

Daftar Pustaka Arikunto, S.(2006). Prosedur Penelitian Satu Pendekatan Praktek. Edisi V. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, S.(2009). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar Cahyaningsih, Niken D.(2009). Hemodialisa (Cuci Darah) : Panduan Praktis Perawatan Gagal Ginjal. Jogjakarta : Mitra Cendikia Chalampa, Bams. (2011). Hubungan antara dukungan keluarga dengan kemampuan sosialisasi pada pasien menarik diri di polik jiwa di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi (tanpa tercantum universitas). http://bamschalampaaskep.blogspot.com/2011/02/skr ipsi-hubungan-antaradukungan.html [Diakses 27 Oktober 2011] Colvy, Jack.(2010). Gagal Ginjal : Tips Cerdas Mengenali dan Mencegah Gagal Ginjal. Yogyakarta: DAFA Publishing Friedman, M.M.(1998). Keperwatan Keluarga:Teori Dan Praktik. Edisi 3. Jakarta:EGC Nursalam dan Dian N.D.K.(2007). Asuhan Keperawatan Pada Pasien HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika Nursalam dan Fransiska B. B.(2010). Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika Price, Sylvia A dan Lorraine McCarty Wilson.(2006). Patofisiologi. Jakarta: EGC Saragih, Dasita A.(2010). Internet. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di RSUP Adam Malik Medan. Iskandar.(2008). Metodologi Penelitian dan Sosial. Jakarta: GP Press Kartama, Novi I G.(2011). Hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan lansia dalam melaksanakan senam lansia di wilayah kerja Puskesmas Kubu I Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem Bali. Skripsi, Universitas Respati Yogyakarta KDOQI.(2006). Chronic Kidney Disease 2006: A guide to select NKF- KDOQI Guidelines and Recommendations. National Kidney Foundation:USA.http://www.kid ney.org Machfoedz, I.(2008). Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian. Yogyakarta: Fitramaya Niven, N.(2002). Psikologi Kesehatan.Jakarta:EGC Notoatmodjo.(2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo.(2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan Pertama. Jakarta: PT.Rineka Cipta Nursalam.(2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba medika Skripsi, Universitas Sumatra Utara. http://www.google.co.id [Diakses 27 Oktober 2011] Smeltzer, S.C dan Bare, B, G(eds).(2002). Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah Brunner Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta : EGC Smet, B.(1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT.Grasindo Sugiyono.(2007). Statistik Untuk Penelitian. ALFABETA: Bandung Sukardi.(2002). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi Kekambuhan Penderita Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Skripsi,

Fakultas Ilmu Keperawatan UGM Sutantri.(2008). Hubungan antara sikap dengan kepatuhan pasien Diabetes Mellitus dalam menjalankan pengobatan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. Skripsi, Fakultas Kedokteran UGM