TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.10/22 /PBI/2008 TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING DOMESTIK KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK

dokumen-dokumen yang mirip
-2- M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK

Pokok-Pokok Materi Pengaturan PBI NO.15/8/PBI/2013 tentang TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK BANK INDONESIA OKTOBER 2013

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO. 15/17/PBI/2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 28 /PBI/2008 TENTANG PEMBELIAN VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/7/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI BANK KEPADA BANK INDONESIA DALAM RANGKA BILATERAL CURRENCY SWAP ARRANGEMENT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.18/13/DPM Jakarta, 24 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/17/PBI/2015 TENTANG SURAT BERHARGA BANK INDONESIA DALAM VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 3/ 5 /DPD Jakarta, 31 Januari 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

2 e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia tenta

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Umum. Transaksi. USD. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4979)

No.17/20/DPM Jakarta, 28 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 37 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 14/ 18 /DPM Jakarta, 8 Juni 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran N

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

No.17/ 23 /DPM Jakarta, 30 September Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran N

No. 16/ 2 /DPM Jakarta, 28 Januari 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/ 3 /PBI/2001 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan atas Peraturan Bank Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.18/12/DPM Jakarta, 24 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 14 / PBI / 2005 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK

No.17/21/DPM Jakarta, 28 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 4 /PBI/2009 TENTANG TRANSAKSI USD REPURCHASE AGREEMENT BANK KEPADA BANK INDONESIA

No. 15/24/DPM Jakarta, 5 Juli 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

No. 17/48/DPD Jakarta, 7 Desember SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

No. 17/29/DPM Jakarta, 26 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/ 34 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI PEMBELIAN WESEL EKSPOR BERJANGKA OLEH BANK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.10/ 42 /DPD Jakarta, 27 November S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 11 /PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/ 12 /PBI/2016 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 3 Angka 2 Pasal 5 Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan penerbitan SBI adalah penjualan S

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1 / 9 /PBI/1999 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/30/PBI/2005 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NO. 4/9/PBI/2002 TENTANG OPERASI PASAR TERBUKA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/2/PADG/2018 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/11/PBI/1999

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 9 /PBI/2014 TENTANG

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/201 /PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

No.14/ 11 /DPM Jakarta, 21 Maret Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

2016, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia te

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/8/PADG/2017 TENTANG PEMBIAYAAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

No Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah antara Bank dengan Pihak Asing. II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 2 Yang dimaksud dengan ko

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14

SEBI No.17/11/DKSP tanggal 1 Juni 2015 Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14

GUBERNUR BANK INDONESIA,

No 18/35/DPPK Jakarta, 13 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 5 /PBI/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/11/PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

No.6/4/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

GUBERNUR BANK INDONESIA,

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO

No II. PASAL PER PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Penunjukan Bank ACCD dilakukan berdasarkan kerja sama antara Bank Indonesia dengan bank sen

No.15/33/DPM Jakarta, 27 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 5 / PBI / 2003 TENTANG PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/5/ PBI/ 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/11/PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

2012, No Mengingat Indonesia Nomor 12/11/PBI/2010 tentang Operasi Moneter; : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Neg

No.17/49/DPM Jakarta, 21 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

2017, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia t

Ketentuan Umum. Bank ACCD

Ketentuan Umum. Bank ACCD

No.15/3/DPM Jakarta, 28 Februari Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara emerging economy. berkembang pembangunan ekonomi dan penerapan demokrasi.

No. 18/31/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/18/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

Transkripsi:

PERATURAN BANK INDONESIA NO.10/22 /PBI/2008 TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING DOMESTIK KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK I. PELAKU TRANSAKSI 1. Q : Apakah bank dapat melakukan transaksi pemenuhan valuta asing kepada Bank Indonesia dengan underlying kegiatan ekonomi Utang Valas atau Impor untuk kepentingannya sendiri atau untuk kepentingan Bank lain yang merupakan nasabahnya? Sesuai dengan pasal 1 angka 2, Bank tidak termasuk dalam definisi Korporasi Domestik sehingga Bank tidak dapat melakukan transaksi pemenuhan kebutuhan valas kepada Bank Indonesia untuk kepentingan sendiri atau untuk kepentingan Bank lain yang merupakan nasabahnya. 2. Q : Apakah perusahaan Indonesia di luar negeri dapat mengajukan permintaan pemenuhan kebutuhan valasnya kepada Bank Indonesia melalui Bank? Sesuai dengan pasal 2 ayat (1), Bank hanya dapat mengajukan permintaan kebutuhan valas kepada BI untuk Korporasi Domestik yang didefinisikan sebagai badan usaha selain Bank yang berbadan hukum Indonesia, berdomisili di Indonesia dst, sebagaimana definisi dalam pasal 1 angka 2.Dengan demikian perusahaan Indonesia di luar negeri tidak diperkenankan untuk mengajukan pemenuhan valas melalui Bank kepada BI. II. UNDERLYING TRANSAKSI 1. Q : Apabila Korporasi Domestik akan melakukan investasi dalam bentuk pembelian saham asing atau obligasi yang diterbitkan dalam mata uang USD, apakah hal ini diperkenankan sebagai underlying transaksi? Pembelian saham termasuk dalam pengertian investasi di pasar keuangan yang tidak diperkenankan untuk digunakan sebagai underlying transaksi sebagai dalam pasal 3 ayat (3). 2. Q : Apakah bank dapat mengajukan transaksi pemenuhan kebutuhan valas untuk kepentingan lebih dari satu Korporasi Domestik? Bank dapat mengajukan kebutuhan valas untuk kepentingan lebih dari 1 Korporasi Domestik. Pengajuan ke BI dilakukan secara gabungan dari seluruh Korporasi Domestik yang mengajukan kepada Bank melalui RMDS. Bank juga harus menyampaikan rincian NPWP dan SPT 1 tahun terakhir atas nama masing-masing Korporasi Domestik sesuai dengan PBI Pasal 5 ayat (5). 3. Q : Rincian NPWP dan SPT masing-masing Korporasi Domestik disampaikan kemana? Bank menyampaikan rincian NPWP dan SPT 1 tahun terakhir masing-masing Korporasi Domestik yang mengajukan melalui Faksimili ke: 1

Biro Manajemen Devisa dan Nilai Tukar Kelompok Pasar Valas Rupiah u.p. Sdr. Delfianto Ras atau Sdr. Bayront Yudit R. Faks No. 021-2311918 atau 021-2311537 4. Q : Berapa kali Bank dapat mengajukan pemenuhan kebutuhan valas Korporasi Domestik kepada Bank Indonesia? Bank hanya dapat melakukan satu kali pengajuan dalam satu hari sebagaimana pasal 5 ayat (4). 5. Q : Terkait dengan pernyataan tertulis dari Korporasi Domestik yang harus tersedia di Bank, siapakah yang menandatangani pernyataan tertulis tersebut? Penandatangan pernyataan tertulis adalah pejabat yang berwenang pada Korporasi Domestik dan hal ini diserahkan kepada kebijakan yang berlaku pada Korporasi Domestik. 6. Q : Apakah Bank wajib menyerahkan dokumen underlying kepada Bank Indonesia? Dokumen underlying tidak wajib disampaikan kepada Bank Indonesia namun Bank wajib menatausahakan dokumen underlying dan dokumen terkait lainnya sebagaimana pasal 5 ayat (9) untuk keperluan post Audit. III. MEKANISME TRANSAKSI 1. Q : Apakah yang dimaksud dengan batas maksimal nominal yang dapat diajukan oleh Bank sebesar 25% dari modal Bank dalam periode settlement pada pasal 5 ayat (11)? Pada bagian penjelasan tercantum bahwa yang dimaksud dengan 25% dari modal Bank dalam periode settlement adalah seluruh jumlah transaksi valas Bank dengan Bank Indonesia sampai dengan tanggal valuta. Dengan demikian, apabila dalam periode settlement tersebut Bank telah sampai pada batas maksimum 25% modal, maka Bank tidak dapat mengajukan transaksi kepada Bank Indonesia sampai dengan settlement transaksi dilakukan. 2. Q : Apabila nilai underlying yang dimiliki Bank lebih besar daripada batas maksimum 25% modal Bank, nilai manakah yang diperkenankan untuk diajukan kepada Bank Indonesia? Nilai maksimum yang dapat diajukan adalah 25% dari modal Bank dalam periode settlement. 3. Q : Apakah Bank dapat melakukan koreksi atas data pendukung yang wajib dicantumkan pada saat dilakukan pengajuan transaksi kepada Bank Indonesia? Bank diperkenankan untuk melakukan koreksi / atau perbaikan data sepanjang hal tersebut dilakukan pukul 15.00 15.45 yaitu sebelum window time ditutup sebagaimana diatur dalam pasal 6. 2

4. Q : Berapakah nilai kebutuhan valuta asing yang dapat diajukan oleh setiap Korporasi Domestik? Setiap Korporasi Domestik hanya dapat mengajukan pemenuhan kebutuhan valas maksimal sebesar nilai underlying kegiatan ekonomi yang dimiliki. IV. PENGENAAN SANKSI 1. Q : Apakah total pengenaan sanksi sebesar Rp 20.000.000.000 (dua puluh milyar rupiah) dihitung secara total antara pengenaan sanksi untuk pasal 9 ayat (1) dan pasal 9 ayat (3)? Total sanksi kewajiban membayar sebesar Rp 20.000.000.000 (dua puluh milyar rupiah) merupakan total untuk pengenaan sanksi atas pelanggaran yang diatur dalam pasal 9 ayat (1). Jumlah tersebut tidak termasuk pengenaan sanksi yang diatur dalam pasal 9 ayat (3). 2. Q : Bagaimana contoh kesalahan yang terkait dengan data gabungan sebagaimana dalam pasal 9 ayat (3) huruf a? Contoh pelanggaran terkait dengan data gabungan antara lain kesalahan dalam mencantumkan total nilai nominal kebutuhan Valas dari gabungan Korporasi Domestik yang tidak sesuai dengan rincian. C:yuli\My Documents\PBI valas korporasi\tanya Jawab.doc 3

PERATURAN BANK INDONESIA NO.10/ 22 /PBI/2008 TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK Underlying 1. Q : Korporasi Domestik memiliki utang dalam valas kepada Bank A. Korporasi dimaksud ingin meng-konversi utang valas tersebut menjadi utang dalam Rupiah, dengan cara melunasi utang valas dan membuka utang baru dalam rupiah. Apakah pelunasan utang valas tersebut dapat diajukan ke Bank Indonesia sebagai underlying dalam rangka transaksi pemenuhan kebutuhan korporasi domestik? Transaksi dengan underlying dimaksud tidak dapat diajukan kepada Bank Indonesia karena mekanisme tersebut bukan dalam rangka pelunasan utang, namun hanya merupakan konversi utang valas menjadi utang rupiah. 2. Q : Apakah pelunasan utang valas korporasi domestik yang direstrukturisasi, dapat diajukan sebagai underlying dari transaksi pemenuhan kebutuhan valas korporasi domestik ke Bank Indonesia? Utang valas yang telah direstrukturisasi tidak dapat diajukan sebagai underlying dalam pemenuhan kebutuhan valas korporasi domestik karena utang yang di-restrukturisasi merupakan utang yang perjanjiannya telah berubah dari perjanjian awal.

PERATURAN BANK INDONESIA NO.10/ 22 /PBI/2008 TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK 4 November 2008 1. Q : Apakah Bank dapat mengajukan pemenuhan kebutuhan valas korporasi domestik kepada Bank Indonesia dengan underlying berupa utang valas non-konvensional, seperti transaksi Repo surat-surat berharga, transaksi swap, atau sejenisnya? Utang valas non-konvensional seperti Transaksi Repo surat-surat berharga, transaksi swap, atau sejenisnya tidak dapat diajukan sebagai underlying transaksi pemenuhan kebutuhan valas kepada Bank Indonesia, karena tidak termasuk dalam underlying kegiatan ekonomi di Indonesia sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat (2) PBI No.10/22/PBI/2008. 2. Q : Apakah penyerahan atau penyelesaian Rupiah untuk transaksi pembelian USD yang diajukan kepada Bank Indonesia dapat dilakukan dengan penyerahan surat-surat berharga dalam rupiah atau sejenisnya? Penyerahan atau penyelesaian Rupiah untuk transaksi pembelian USD yang diajukan kepada Bank Indonesia wajib dilakukan berdasarkan good fund basis dalam bentuk tunai (cash) berdenominasi Rupiah.