PENTINGNYA WORKSHOP DAN PELATIHAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIDYAISWARA DALAM MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI WIDYAISWARA

RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

2 Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

URAIAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA

dan menilai hasil pembelajaran, menganalisis hasil pembelajaran, melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

Strategi Peningkatan Kapasitas Widyaiswara dalam Rangka Penjaminan Mutu Diklat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINCIAN KEGIATAN GURU DAN ANGKA KREDITNYA

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ORASI ILMIAH WIDYAISWARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TAHUN 2010

2017, No atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN PENGEMBANGAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

JABATAN FUNGSIONAL GURU

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

2016, No Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU


BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGARAAN PELATIHAN KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU NOMOR :. 1) Instansi :.. 2) Masa penilaian Bulan..s.d. 3) KETERANGAN PERORANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU NOMOR :. 1) Instansi :.. 2) Masa penilaian Bulan..s.d. 3) KETERANGAN PERORANGAN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

2014, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lemb

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Keterkaitannya dengan PUBLIKASI ILMIAH

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

NOMOR :.. Instansi : SMA Negeri 89 Jakarta MASA PENILAIAN: JULI 2010 S.D. DESEMBER Lama

RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDIT

Keterkaitan PUBLIKASI ILMIAH Dengan PKB

PROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan)

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DILEMA ATAU TANTANGAN. Oleh Rahmatiah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan

RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL PEMBINA JASA KONSTRUKSI DAN ANGKA KREDITNYA

TELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Faraserianti, 2013

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/Permentan/OT.140/2/ / 07/2003 TENTANG

LAMPIRAN I RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR AHLI PERTAMA

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DAN ANGKA KREDITNYA BAGI PEGAWAI NEGERI SIP

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. tantangan menuju profesionalisme. Oleh Rahmatiah

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

TELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Jabatan Fungsional Pustakawan Berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER PENYELIA

RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR PENYELIA NO UNSUR SUB UNSUR KEGIATAN. Teknis Pengawasan

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER PELAKSANA PEMULA

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL

PERMASALAHAN DALAM MENGUMPULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT

- 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

- 5 - k. memfasilitasi

SOSIALISASI PENILAIAN JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT BIDANG KEPERAWATAN RSCM AGUSTUS 2016

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL

KARYA TULIS ILMIAH DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

2017, No Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2016 tentang Badan Nasional Pencariaan dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Penilaian Angka Kredit. Calon Widyaiswara.

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/128/M.PAN/9/2004 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TUNTUTAN KOMPETENSI PENELITI / PENGKAJI TERKAIT DENGAN JENJANG FUNGSIONAL. Elna Karmawati. Lembang, 02 November 2014

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER MADYA

5. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 71/Permentan/OT.140/6/2014 TENTANG

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER UTAMA

Dr. Ali Mustadi, S. Pd, M. Pd

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

Standar Kompetensi Widyaiswara sesuai Perka LAN Nomor 5 Tahun 2008

RINCIAN BUTIR KEGIATAN DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DAN ANGKA KREDITNYA. Ijazah 100 Semua jenjang

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH

Aturan Publikasi Ilmiah dan Angka Kreditnya

2018, No Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31

PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI PEJABAT FUNGSIONAL RUMPUN ILMU HAYAT LINGKUP PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

PENTINGNYA WORKSHOP DAN PELATIHAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIDYAISWARA DALAM MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH Oleh : Alfian Jamrah Widyaiswara Ahli Madya pada Bandiklatprov Sumatera Barat A Pendahuluan Widyaiswara adalah salah satu jabatan fungsional yang cukup menentukan dalam berjalannya roda pemerintahan, terutama dalam mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) dan membentuk lembaga pemerintah yang bersih (clean government) Widyaiswara-lah salah satu unsur yang membangun karakter dan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui kegiatan pendidikan, pengajaran dan pelatihan Maka sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kapasitas ASN perlu terus dikembangkan agar dapat menjalankan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat yang berkualitas Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ditentukan oleh empat pilar kediklatan, yaitu widyaiswara, program diklat, penyelenggara diklat yang melayani para peserta, dan tersedianya sarana prasarana Keempat pilar ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan Namun widyaiswara sebagai salah satu pilar memiliki peran yang sangat strategis, karena widyaiswara punya tugas mendidik, mengajar dan melatih ASN Artinya bahwa secara tidak lansung kualitas ASN akan sangat tergantung pada kemampuan widyaiswara melaksanakan tugasnya, terutama dalam merancang dan menyajikan pembelajaran Oleh karena itu widyaiswara memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam membangun kompetisi ASN dan terus-menerus mengembangkannya Bahkan seterusnya peran widyaiswara tidak hanya terbatas pada kemampuan kompetensi yang diajarkan, tetapi harus dapat pula berperan sebagai konsultan dalam bentuk implementasi pembelajaran dan program-program kediklatan Secara garis besar profesionalisme widyaiswara tercermin pada kompetensinya dalam empat aspek yaitu kompetensi pengelolaan pembelajaran, sikap dan perilaku, kompetensi sosial, kompetensi bidang/substansi

Dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men-PAN RB) Nomor 14 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya disebutkan bahwa jenjang jabatan widyaiswara terdiri atas empat tingkatan, yaitu Widyaiswara Pertama, Widyaiswara Muda, Widyaiswara Madya dan Widyaiswara Utama Untuk masing-masing jenjang tersebut telah ditentukan kompetensi yang dipersyaratkan guna menunjang tugas dan fungsinya B Keterampilan Menulis bagi Widyaiswara Kemudian dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (Perka-LAN) Nomor 9 tahun 2008 tentang Pendoman Penyelenggaraan Diklat Kewidyaswaraan Berjenjang, dinyatakan bahwa setiap jenjang widyaiswara memiliki standar kompetensi dalam melaksanakan tugas, yaitu : a Widyaiswara Pertama, memiliki kompetensi dalam membuat rancang bangun kegiatan pembelajaran mulai dari penyusunan GBPP, SAP, bahan diklat sampai teknik evaluasi pembelajaran Kemudian juga menguasai analisis kebutuhan diklat, mampu memberikan pelayanan prima dalam bidang pembelajaran sesuai dengan proses pembelajaran orang dewasa, serta mampu membuat karya tulis ilmiah dan menguasai teknik evaluasi diklat, b Widyaiswara Muda, memiliki kompetensi mampu dalam membuat rancang bangun kegiatan pembelajaran yang diterapkan secara konvensional maupun diklat jarak jauh sesuai dengan prinsip pembelajaran orang dewasa Kemudian mampu mengobservasi proses pembelajaran, membuat karya tulis dan mengelola forum ilmiah, serta mampu membimbing praktek kerja lapangan dan penulisan kertas kerja, c Widyaiswara Madya, memiliki kompetensi dalam membuat rancang bangun kurikulum diklat sesuai dengan prinsip andragogi yang diterapkan secara konvensional maupun diklat jarak jauh Kemudian juga mampu membuat karya tulis dan mengelola forum ilmiah, mampu menilai angka kredit jabatan fungsional widyaiswara, serta dapat membimbing praktek kerja lapangan dan penulisan kertas kerja, d Widyaiswara Utama, memiliki kompetensi dalam membuat rancang bangun kurikulum melalui analisis mikro kebutuhan diklat sesuai dengan filsafat belajar andragogi yang diterapkan secara konvensional maupun diklat secara jarak jauh Kemudian dapat menerapkan teknik komunikasi interpersonal, merancang penelitian kualitatif, dan perkonsultasian penyelenggaraan diklat Diharapkan dapat

membimbing praktek kerja lapangan dalam segala jenis diklat serta menerapkan teknik observasi dan evaluasi portofolio diklat Dari semua tingkatan widyaiswara tersebut dibutuhkan kompetensi menulis, terutama dalam membuat karya tulis ilmiah Bahkan untuk naik ke jenjang Widyaiswara Ahli Utama diharuskan melakukan penelitian dan membuat karya tulis ilmiah yang kemudian disampaikan dalam sebuah acara orasi ilmiah Dalam Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 3 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Orasi Ilmiah Widyaiswara, dinyatakan bahwa setiap widyaiswara diharuskan untuk melakukan orasi ilmiah sebagai persyaratan untuk naik jabatan ke Widyaiswara Ahli Utama Sebagai salah satu elemen penting dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat) Aparatur Sipil Negara (ASN), widyaiswara sebagai pejabat fungsional yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mendidik, mengajar, dan melatih ASN pada lembaga diklat pemerintah harus mampu meningkatkan kualitas bidang profesinya di ranah akademik secara berkesinambungan Dalam kebijakan mengenai jabatan fungsional widyaiswara ditegaskan bahwa salah satu upaya untuk mengembangkan profesionalisme widyaiswara adalah melalui butir kegiatan penyusunan karya tulis ilmiah (KTI) Pengembangan profesi melalui penyusunan KTI dapat mendorong para Widyaiswara untuk memperkaya wawasan dan memperdalam penguasaan bidang studi yang ditekuni dalam memantapkan spesialisasinya Dalam Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 9 tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dinyatakan bahwa karya tulis ilmiah juga merupakan indikator penguasaan kompetensi profesional widyaiswara dan sekaligus media atau sarana komunikasi bagi widyaiswara dalam menuangkan gagasan dan pengetahuannya dalam rangka mengembangkan bahan ajar dan menjamin efektifitas proses pembelajaran Kemudian dapat memahami secara tepat jalan fikiran dan kandungan materi yang termuat dalam KTI widyaiswara yang bersangkutan Kemampuan membuat karya tulis ilmiah adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap widyaiswara, mulai dari tingkat pertama hingga utama, karena semua tugas widyaiswara tersebut behubungan dengan tulis-menulis Kemudian dalam pasal 8 huruf d Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Nomor 22 tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara disebutkan bahwa salah satu unsur pengembangan widyaiswara adalah membuat karya tulis ilmiah dalam bidang keahliannya dalam lingkup kediklatan

Pada pasal 8 huruf d Peraturan Menteri PAN Nomor 22 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara, dinyatakan sub unsur pengembangan profesi terdiri atas : (1) Pembuatan karya tulis / karya ilmiah dalam bidang spesialisasi keahliannya dan lingkup kediklatan, (2) Penemuan inovasi yang dipatenkan dan telah masuk daftar paten sesuai bidang spesialisasi keahliannya, (3) Penyusunan buku pedoman / ketentuan pelaksanaan / ketentuan teknis di bidang kediklatan, (4) Pelaksanaan orasi ilmiah sesuai spesialisasinya Kemudian pada huruf e pasal tersebut dinyatakan kegiatan penunjang Jabatan Fungsional Widyaiswara, meliputi : (1) Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi di bidang kediklatan, (2) Keanggotaan dalam organisasi profesi, (3) Pembimbingan kepada widyaiswara dibawah jenjang jabatannya, (4) Penulisan artikel pada surat kabar, (5) Penulisan artikel pada website, (6) Perolehan gelar/ijazah kesarjanaan lainnya, (7) Perolehan penghargaan/tanda jasa Dari pasal tersebut tersirat bahwa pekerjaan widyaiswara tidak bisa lepas dari kompetensi dan kemampuan membuat karya tulis ilmiah Menulis adalah bagian penting bagi widyaiswara, disamping mendidik, mengajar, melatih, mengevaluasi dan pengembangan Begitu juga dengan angka kredit yang diperoleh dari aktifitas menulis yang cukup besar dibandingkan kegiatan lainnya, sebagaimana rincian berikut ini : Tabel Angka Kredit Aktifitas Menulis Bagi Widyaisawara No Kegiatan Menulis Angka Kredit 1 Buku dengan ISBN diterbitkan secara 25 Nasional 2 Jurnal Ilmiah Internasional 20 3 Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi 10 4 Jurnal Ilmiah Nasional tidak terakreditasi 5 5 Majalah Ilmiah 2,5 6 Buku Proceeding Internasional 5 7 Buku Proceeding Nasional 2,5 8 Buku Proceeding Instansi 1 9 Makalah Pertemuan Ilmiah Internasional 5 10 Makalah Pertemuan Ilmiah Nasional 2,5 11 Makalah Pertemuan Ilmiah Instansi 1 12 Penulisan buku pedoman/ketentuan 0,5

pelaksanaan/ketentuan teknis di bidang kediklatan 13 Orasi Ilmiah 5 14 Menulis Artikel di surat kabar Nasional 3 15 Menulis Artikel di surat kabar 1,5 provinsi/kabupaten 16 Menulis Atikel di website 1 Sumber : Lampiran Permen PAN Nomor 22 Tahun 2014 Pada tabel di atas terlihat minimal ada 16 aktifitas yang berhubungan lansung dengan kompetensi menulis Masih banyak kegiatan lain yang juga membutuhkan kemampuan menulis, seperti membuat bahan ajar, membuat makalah untuk seminar, membuat laporan, menyusun proposal, dan lain sebagainya Angka kredit yang diberikan juga cukup besar dibanding kegiatan lainnya Namun selama ini dirasakan bahwa kemampuan menulis para widyaiswara sangatlah terbatas dan cenderung kurang dapat memenuhi target Indikasinya antara lain pada waktu pengusulan Daftar Usulan Penghitungan Angka Kredit (DUPAK) yang banyak diantaranya tidak mengusulkan hasil karya tulis Kemudian juga relatif rendahnya widyaiswara mengirimkan karya tulis ilmiah ke media masa, majalah, bulettin dan jurnal Apalagi dalam menulis buku, terasa sangat kurang sekali Padahal kemampuan intelektual menulis buku tersebut sangatlah dibutuhkan, terutama bagi widyaiswara ahli utama dan widyaiswara ahli madya C Permasalahan dalam Kegiatan Menulis Selain tugas pokok widyaiswara dalam mendidik, mengajar, melatih, pengembangan dan mengevaluasi, maka yang termasuk penting adalah tugas-tugas menulis dan membuat karya tulis Hampir semua kegiatan widyaiswara tidak terlepas dari aktifitas menulis, seperti membuat artikel, karya tulis ilmiah, laporan, makalah, buku panduan, buku pedoman, bahan ajar, karya tulis orasi ilmiah dan lain sebagainya Maka semua widyaiswara harus punya kemampuan menulis agar dapat melaksanakan tugas-tugas pokoknya dengan baik Untuk penulisan ini juga telah ada Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 9 Tahun 2008 tentang Penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi Widyaiswara Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa salah satu upaya untuk mengembangkan profesionalisme Widyaiswara adalah melalui butir kegiatan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Pengembangan profesi melalui penyusunan KTI dapat mendorong para Widyaiswara

untuk memperkaya wawasan dan memperdalam penguasaan bidang studi yang ditekuni dalam memantapkan spesialisasinya Karya Tulis Ilmiah juga merupakan indikator penguasaan kompetensi profesional Widyaiswara sekaligus media atau sarana komunikasi bagi Widyaiswara dalam menuangkan gagasan dan pengetahuannya dalam rangka mengembangkan bahan ajar dan dan menjamin efektifitas proses pembelajaran Ada beberapa macam Karya Tulis Ilmiah (KTI) bagi widyaiswara yang telah diatur dalam Perka-LAN Nomor 9 Tahun 2008 tersebut, yaitu : 1 KTI adalah karya ilmiah dalam bentuk tulisan cetak atau non cetak, yang disusun secara perorangan atau kelompok mengenai penelitian/pengkajian suatu pokok bahasan atau pengembangan gagasan tertentu, dengan cara melakukan identifikasi, deskripsi, analisis, dan memberikan konklusi ataupun rekomendasi, 2 KTI Populer adalah karya ilmiah yang bertujuan memperkenalkan dan atau menyebar luaskan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat kontemporer atau aktual dengan perumusan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat umum, 3 KTI yang terkait lingkup kediklatan adalah karya ilmiah yang secara substantif berkenaan dengan jenis, isi, dan bidang program diklat, serta sistem diklat, termasuk proses penyelenggaraan dan pembinaan diklat serta aspek-aspek lainnya yang berhubungan dengan diklat, 4 KTI yang terkait spesialisasi Widyaiswara adalah karya ilmiah yang secara substantif berkenaan dengan bidang keahlian khusus, yang dimiliki Widyaiswara sesuai dengan latar belakang pendidikan (rumpun keilmuan yang ditekuni) dan/atau pengalaman kerjanya, 5 Penelitian atau pengkajian adalah proses kegiatan yang dilakukan secara sistematis mengikuti kaidah, prosedur dan metode ilmiah untuk memperoleh data, dan atau informasi (keterangan) tertentu yang diperlukan dalam penguraian, pembahasan, dan pembuktian asumsi atau pengujian hipotesis, serta menarik kesimpulan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang tertentu atau penerapannya, 6 Pertemuan ilmiah adalah forum/wadah kegiatan berupa diskusi panel, seminar, lokakarya, konferensi, atau pertemuan sejenisnya yang menyangkut persoalan ilmiah yang diselenggarakan oleh institusi pemerintah atau non-pemerintah Namun ternyata belum semua widyaiswara dapat memenuhi tuntutan untuk menulis, dan sebagian besar kegiatannya lebih banyak mendidik, mengajar dan melatih (dikjartih), padahal angka kredit dari aktifitas menulis tersebut jauh lebih besar dibandingkan kegiatan lainnya

D Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Selanjutnya untuk meningkatkan ketrampilan menulis bagi Widyaiswara dapat dikemukakan kegiatan sebagai berikut, yaitu program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang sebagaimana tabel berikut ini : Tabel Peningkatan Kompetensi Widyaiswara dalam Menulis No Rekomendasi Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang 1 Mengusulkan pengiriman widyaiswara untuk mengikuti kegiatan diklat, seminar, workshop tentang penulisan, 2 Mengusulkan untuk mengajak widyaiswara membuat karya tulis dan mengirimkannya ke media masa, Mengusulkan pelaksanakan seminar sehari bagi widyaiswara Sumatera Barat, Mengusulkan untuk membuat bengkel karya tulis guna membahas karya tulis widyaiswara, Mengusulkan pelaksanakan Diklat Karya Tulis Ilmiah (KTI) bagi seluruh widyaiswara Sumatera Barat, Mengusulkan untuk membuat penerbitan ilmiah, seperti jurnal yang diakreditasi oleh LIPI, Dalam tabel tersebut ada tiga kelompok jangka waktu kegiatan, yaitu : 1 Rekomendasi Kegiatan Jangka Pendek a Mengusulkan pengiriman widyaiswara untuk mengikuti kegiatan diklat, seminar, workshop tentang penulisan, b Mengusulkan untuk mengajak widyaiswara membuat karya tulis dan mengirimkannya ke media masa, 2 Rekomendasi Kegiatan Jangka Menengah a Mengusulkan pelaksanakan seminar atau workshop bagi widyaiswara Sumatera Barat Pelaksanaan workshop dilaksanakan selama dua hari dalam bentuk praktek langsung di bawah bimbingan narasumber Maka semua peserta mempersiapkan diri dengan laptop dan printer disediakan oleh panitia Disamping praktek lansung menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah oleh setiap widyaiswara, maka juga ada pengarahan tentang tata cara menulis di surat kabar dan jurnal ilmiah Dalam workshop ini setiap widyaiswara ditugaskan untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah yang layak dimuat pada jurnal, layak pada surat kabar, layak pada majalah dan sebagainya

b Mengusulkan untuk membuat bengkel karya tulis guna membahas karya tulis widyaiswara Setelah pelaksanaan workshop penulisan karya tulis ilmiah, maka selanjutnya diadakan bengkel penulisan selama dua bulan, yaitu berupa bimbingan dan pembedahan karya tulis oleh nara sumber Seperti bimbingan membuat skripsi, maka widyaiswara mempunyai pembimbing masing-masing dan disusun jadwal pertemuannya Setelah dua bulan maka bengkel penulisan dapat diteruskan sesuai kebutuhan dan diharapkan widyaiswara aktif untuk mengikutinya 3 Rekomendasi Kegiatan Jangka Panjang a Mengusulkan pelaksanakan Diklat Karya Tulis Ilmiah (KTI) bagi seluruh widyaiswara Sumatera Barat b Mengusulkan untuk membuat penerbitan ilmiah, seperti jurnal yang diakreditasi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) E Kesimpulan Dari semua tugas pokok widyaiswara yang terdiri atas pendidikan, pengajaran, pelatihan, pengembangan diklat dan evaluasi diklat, maka salah satu yang terpenting adalah kemampuan dalam menulis Kompetensi membuat karya tulis ilmiah ini penting dimiliki oleh seluruh widyaiswara karena semua unsur tugas pokok dapat dilaksanakan atas kemampuan menulis Maka hampir semua tugas widyaiswara berhubungan tulis-menulis, seperti membuat bahan ajar, membuat artikel, membuat karya tulis ilmiah, membuat proceeding, membuat proposal, membuat laporan ataupun membuat buku Bahkan karya tulis memiliki point nilai tinggi untuk angka kredit widyaiswara Namun saat ini kompetensi menulis para widyaiswara diduga masih relatif rendah Indikasinya adalah tidak banyak widyaiswara yang membuat tulisan yang dapat dimuat pada majalah, surat kabar, buletin, website ataupun buku Hal ini juga terlihat dari usulan angka kredit oleh widyaiswara yang sangat kurang dari unsur-unsur karya tulis ilmiah meskipun angka kreditnya cukup tinggi Maka potensi dan kompetensi menulis widyaoswara perlu terus ditingkatkan agar dapat menunjang tugas pokok dan aktualisasi dirinya Untuk meningkatkan kemampuan menulis widyaiswara tersebut diusulkan program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dalam upaya meningkatkan kompetensi tersebut, seperti melaksanakan workshop dan bengkel penulisan, melaksanakan diklat karya tulis ilmiah, membuat penerbitan berupa jurnal ilmiah, membuat penerbitan buku, dan

lainnya Sedangkan untuk jangka pendek yang diusulkan adalah melaksanakan workshop dan bengkel penulisan karya tulis bagi widyaiswara Dari kegiatan workshop dan bengkel penulisan tersebut diharapkan akan lahir karya tulis ilmiah, artikel ilmiah, buku proceeding dan tulisan lainnya Lebih jauh lagi diharapkan akan timbul kemauan dan kebiasaan menulis di kalangan widyaiswara sehingga dapat menunjang tugas pokoknya dan mendapatkan angka kredit yang cukup tinggi Bahkan lebih jauh para widyaiswara diharapkan tidak hanya menghasilkan karya tulis ilmiah, tetapi juga bisa membuat buku-buku yang berhubungan dengan keahlian dan tugasnya F Rekomendasi 1 Kompetensi menulis karya tulis ilmiah bagi widyaiswara hendaknya dapat terus ditingkatkan melalui berbagai kegiatan, seperti workshop, seminar, Diklat Karya Tulis Ilmiah, diskusi ataupun bimbingan melalui bengkel penulisan karya tulis ilmiah, 2 Jumlah penerbitan berupa majalah ilmiah dan jurnal ilmiah hendaknya terus ditambah sebagai media bagi widyaiswara untuk menyalurkan karya tulis - karya tulisnya guna memenuhi tugas sebagai widyaiswara, 3 Sebaiknya setiap lembaga pendidikan dan pelatihan memiliki penerbitan yang dapat menjadi fasilitator dalam menerbitkan buku yang ditulis oleh widyaiswara Karena kurangnya jumlah widyaiswara yang menulis naskah buku, maka sebaiknya instansi terkait memotivasi dengan cara membantu biaya penerbitan dan memberi penghargaan bagi widyaiswara yang menulis buku, 4 Untuk meningkatkan kompetensi menulis para widyaiswara, maka lembaga terkait sebaiknya juga melaksanakan lomba-lomba karya tulis yang bersifat inovatif dalam penyelenggaraan pemerintahan secara luas, sehingga nanti akan lahir ide-ide baru yang dapat dikembangkan, 5 Selain memfasilitasi kompetensi menulis bagi widyaiswara, maka sebaiknya juga disediakan dana bantuan penelitian ataupun kegiatan penelitian oleh lembaga yang mengikutsertakan widyaiswara Tujuannya adalah juga untuk membiasakan menyusun karya tulis ilmiah hasil penelitian,