BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Klasifikasi Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Taksonomi dan Morfologi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus Burchell)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk konsumsi adalah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

I. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C. batracus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki panjang batang mencapai 30 cm. Eceng gondok memiliki daun bergaris

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Budidaya Lele (Clarias gariepinus) di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Klasifikasi ikan lele menurut Djatmika (1986) adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Klasifikasi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelas : Crustacea. Ordo : Decapoda. Webster et al., (2004), menyatakan bahwa lobster merupakan udang air tawar

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman (Widyastuti, et.al.,2008).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lele salah satunya adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

Gambar 2. Ikan Lele Dumbo

Tingkat Kelangsungan Hidup

I. PENDAHULUAN. masamo (Clarias gariepinus >< C. macrocephalus) merupakan lele varian baru.

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Klasifikasi Ikan Lele dumbo (Clarias gariepinus)

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Conqruist (1981), teh diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

I. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam adalah jenis ikan yang secara taksonomi termasuk spesies

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Sistematika dan Morfologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus).

Oleh: Ary Andini. Lokasi: Desa Kedung Banteng, Tanggulangin, Sidoarjo

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.Abstrak. 2.Isi/jenis

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

TINJAUAN PUSTAKA. Genus : Carassius, dan Spesies : Carassius auratus Linnaeus. Ikan mas koki memiliki bentuk badan pendek dan gemuk dengan perangkat

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BUDIDAYA IKAN LELE. TUGAS E-BISNIS ( Electronic Business ) disusun oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Menurut Kottelat dkk., (1993), klasifikasi dari ikan lele dumbo adalah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dumbo (Clarias gariepinus) ke Indonesia pada tahun Keunggulan lele

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi ikan koi (Cyprinus carpio) Ikan koi mulai dikembangkan di Jepang sejak tahun1820, tepatnya di kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

PENDAHULUAN. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat semakin meningkat tentang. manfaat ikan sebagai bahan makanan dan kesehatan menyebabkan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

BAB I PENDAHULUAN. adalah lele dumbo (C. gariepinus). Ikan ini memiliki pertumbuhan yang cepat,

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari Afrika dengan lele lokal yang berasal dari Taiwan (Clarias. beradaptasi terhadap lingkungan (Pamunjtak, 2010).

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan nila merah Oreochromis sp.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias mossambicus dan lele lokal Taiwan spesies Clarias fuscus. Perkawinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara induk betina C. fuscus Taiwan dengan induk jantan C. mossambicus

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

Gambar 4. Kelangsungan Hidup Nilem tiap Perlakuan

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemberian Pakan Alami Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di Desa Sari Kecamatan Sape Kabupaten Bima

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempe Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa, dll merupakan bahan

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RESPON ORGANISME AKUATIK TERHADAP VARIABEL LINGKUNGAN (ph, SUHU, KEKERUHAN DAN DETERGEN)

BAB I PENDAHULUAN. di Jawa Tengah (Purwanti et al., 2014). Lele dumbo merupakan jenis persilangan lele

Transkripsi:

15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Klasifikasi Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Ciri-ciri khusus ikan lele dumbo (C. gariepinus) dapat dilihat dari bagian tubuh antara lain bentuk badannya yang memanjang, bagian kepala gepeng atau pipih bentuk kepala yang umumnya keras dan meruncing kebelakang. Lele dumbo dengan mulut besar dapat memakan organisme dasar perairan dan makanan buatan, bahkan dengan gigi-giginya yang tajam sanggup menghabiskan bangkai dengan cara mencabik-cabik (Suhartono, 2002 dalam Prawiro,2005). Pada beberapa bagian tubuh, seperti kulitnya yang licin serta berpigmen hitam yang terdapat pada bagian punggung dan samping. Tubuh ikan lele dumbo jika terkena sinar matahari maka akan berubah menjadi pucat (Viveen et al.,1987 dalam Suprikhatin, 2007). Sirip ikan lele dumbo terdiri dari lima jenis, yaitu sirip dada, sirip punggung, sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor. Sirip dada berbentuk bulat agak memanjang dengan ujung meruncing dengan dilengkapi sepasang duri yang disebut patil. Patil pada ikan lele dumbo tidak begitu kuat dan tidak begitu beracun terutama yang masih muda (Najiati, 1992 dalam Mulyanto, 2001). Sirip yang sepasang adalah sirip dada, sirip perut, sedangkan sirip tunggal adalah sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur (Santosa, 1995 4

16 dalam Mulyanto, 2001). Ikan lele dumbo memiliki sungut yang berada di sekitar mulutnya dan berjumlah 8 atau 4 pasang, yang terdiri dari sungut nasal 2 buah, sungut mandibular 2 buah, sungut mandibular bagian dalam 2 buah, dan sungut maxilar 2 buah (Santoso, 1995). Klasifikasi lele dumbo menurut Saanin (1984) sebagai berikut: Filum Subfilum Kelas : Chordata : Vetebrata : pisces Subkelas : Teleostaei Ordo :Ostariophysi Subordo : Siluroide Family Genus Spesies : Clariidae : Clarias : Calrias gariepinus Lele dumbo merupakan binatang nokturnal, karena bersifat aktif dimalam hari atau suasana gelap, siang lele dumbo lebih suka bersembunyi atau berlindung di batu atau benda-benda didasar perairan. Selain itu, lele dumbo mempunyai sifat yang unggul, yaitu dapat cepat tumbuhdibandingkan lele lokal. Oleh karena cepat tumbuh dan berbadan gemuk itulah maka dinamakan lele dumbo. Pada umur 8 bulan lele dumbo dapat mencapai 200-300 g (Hernowo & Suyanto, 1999 dalam Purnomo, 2009). Ikan lele memiliki insang dan organ pernafasan tambahan atau arborescent sehingga mampu bernapas secara langsung. Hal ini memungkinkan ikan lele dapat hidup pada tempat yang tidak ada airnya

17 untuk beberapa jam asalkan udara cukup lembab (Santosa,1994 dalam Purnomo, 2005). 2.2.Pakan Pakan merupakan kebutuhan hidup yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan ikan. Fungsi utama pakan adalah untuk kelangsungan hidup dan sisanya untuk pertumbuhan (Prihartono, 2004 dalam Oktarini, 2007) Ketersediaan pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Jumlah pakan yang dibutuhkan oleh ikan setiap harinya berhubungan erat dengan ukuran dan berat tubuh serta umur ikan. Seiring bertambah besar ukuran tubuh dan umur ikan maka kebutuhan akan pakan akan semakin berkurang. Rata-rata jumlah pakan yang dibutuhkan seekor ikan sekitar 10% dari total berat badannya. Ikan muda yang berukuran kecil lebih membutuhkan pakan daripada ikan dewasa yang berukuran besar. Selain itu kebutuhan akan pakan ikan kecil juga sangat membutuhkan gizi yang lengkap (Djarijah, 1995). Pakan yang digunakan seharusnya diusahakan tidak berlebihan, tetapi dapat menjamin pertumbuhan ikan secara maksimal dalam jumlah dan kualitas (Halting & Dickie, 1986 dalam Purnomo, 2009). Pakan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang. Pakan yang mempunyai kualitas tinggi yaitu pakan yang mengandung nutrisi yang lengkap. Beberapa nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral (Buwono, 2002). Rata-rata kebutuhan pakan harian ikan lele menurut ukurannya tersaji pada tabel 2.1

18 Table 2.1 Kebutuhan Pakan Harian Ikan Lele Ukuran ikan (cm) Bentuk pakan Kebutuhan pakan ikan % 1,3-4 Butiran lembut 6-10 4,0-15 Butiran 3-4 >15 Pellet 2-3 Sumber: Djarijah(1995). 2.3 Sintasan Sintasan adalah daya hidup untuk bertahan, tumbuh dan berperan dalam habitatnya. Ikan akan hidup tumbuh dan berkembang baik pada habitat atau lingkungan dalam batasyang dapat ditolelir oleh ikan. Ikan ikan air tawar mempunyai tekanan osmotik cairan internal (dalam tubuh) lebih besar dari tekanan osmotik eksternal (lingkungan), sehingga garam-garam dalam tubuh cenderug keluar sedangkan air cenderung masuk kedalam tubuh (Fujaya 1999 dalam Kadarini, 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi sintasan adalah lingkungan baru, stress, dan keberadaan bibit penyakit, sedangkan faktor dari dalam tubuh ikan adalahkemampuan ikan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan umur ikan. Salah satu kendala dalam budidaya ikan lele adalah tingginya tingkat mortalitas atau nilai sintasan yang rendah (Haryadi et al. 2000 dalam Nurcahyo, 2008). 2.4 Habitat Semua perairan air tawar dijadikan lingkungan hidup atau habitat lele

19 dumbo, misalnya waduk, bendungan, danau, dan rawa. Di alam bebas, lele dumbo lebih menyukai air yang mengalir secara lambat, lele dumbo tidak menyukai pada aliran air yang deras. Oleh karena itu, padasungai yang arusnya lambat sering dijumpai ikan lele. Habitat asli ikan lele adalah air tawar. Namun sering pula dijumpai terdapat di perairan yang agak asin.hal ini terbukti di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara banyak warga sekitar memanfaatkan genangan air payau untuk pembesaran ikan lele dumbo.kini semakin jelas bahwa lele dumbo mampu hidup pada dua perairan yaitu tawar dan payau. Lele dumbo berasal dari afrika, lele dumbo mampu bertahan hidup pada suhu yang cukup tinggi yaitu 20-35 0 C (Santoso, 1995). ph yang baik untuk kehidupan ikan lele dumbo sekitar 7,5-8,5 (Zoenneveld et al.,1991). Oksigen yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele sekitar 3-5 mg/l (Puspowardoyo & Djarijah, 1992). 2.5 Vitamin C Vitamin C dapat berada dalam dua bentuk, yaitu reduksi asam askorbat dan oksidasi asam dehidroaskorbat serta keduanya merupakan struktur biologi yang aktif. Asam askorbat berbentuk bubuk kristal berwarna putih kekuningan. Kristal-kristal ini larut dalam air yang berbentuk persegi dan memanjang serta memantulkan cahaya jika di dalam aseton atau alkohol dosis rendah (0,5%). Vitamin C lebih stabil di dalam asam daripada di media alkaline, stabil di udara kering dan dapat rusak jika terkena ion-ion logam (Russel, 1989).

20 Vitamin C atau asam askorbat merupakan agen pereduksi. Reaksi yang berhubungan dengan fungsi vitamin C adalah hidroksilasi dan reduksi. Selain berperanan di dalam kesehatan ikan atau udang, vitamin C juga berperan sebagai unsur yang dapat mengembalikan fungsi imunitas dalam tubuh ikan atau udang (Rukyani, 1992). Vitamin C telah dinyatakan terlibat di dalam pembentukan epinefrin dan steroid antipendarahan, penyembuhan luka, sistem kekebalan, dan fungsi leukosit. Vitamin C pada dosis antara 250-1000 ppm dapat berfungsi untuk meningkatkan kekebalan pada tubuh ikan. Penambahan vitamin C pada pakan terbukti mampu melindungi ikan dari pengaruh stres lingkungan dan serangan penyakit vibriosis (Rukyani & Sunarto, 1996). Ikan yang kekurangan vitamin C akan mudah dan peka terhadap infeksi dan penyakit bakteri(li & Lovell,1987 dalam Nurcahyo, 2008) dan jika menambahkan vitamin C sebanyak 60mg/kg dalam pakan sudah mencukupi kebutuhan taraf ketersediaan vitamin C dalam hati ikan(durve & Lovell, 1982 dalam Nurcahyo, 2008). Hasil penelitian Andrew & Murai (1975) dalam Nurcahyo (2008) membuktikan bahwa vitamin C juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh ikan terhadap infeksi. Selain itu menurut Watabane (1988) dalam Sunarto et al. (2008) bahwa vitamin C dibutuhkan oleh ikan sebagai katalisator terjadi proses metabolisme di dalam tubuh, untuk pertumbuhan normal dan reproduksi. Selanjutnya Masumoto et al. (1991) dalam Sunarto et al. (2008) melaporkan bahwa vitamin C mutlak dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik, karena vitamin C mampu mempertahankan atom besi pada satuan tereduksi dan memelihara enzim

21 hidroksilase pada simbiosis kalogen, hydroksiprolin, dan hidroksilin yang berfungsi untuk pembentukan rangka tubuh terutama pada tulang rawan. 2.6 Formalin Formalin merupakan campuran dari formaldehid, metanol, dan air. Formalin yang beredar di pasaran mempunyai kadar formaldehide yang bervariasi antara 20-40% (Suparman, 2011). Formaldehide pada konsentrasi 1-10% efektif membunuh mikroorganisme dan spora dalam 1-6 jam. Formaldehide terlalu iritatif untuk digunakan pada jaringan, tetapi digunakann secara luas sebagai desinfektan untuk peralatan (Katzung, 1995 dalam Rahmawati, 2005). Waktu perendaman formalin yang singkat (short bath) adalah sekitar 5-60 menit. Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan Fahmi (2005) dengan konsentrasi 100ppm selama 20 menit. Formalin memiliki sifat-sifat yang khusus (Marhn & Worthing, 1977) dalam Fahmi, 2005) yaitu: 1. pada suhu kamar berbentuk gas yang tidak berwarna dan berbau merangsang; 2. mudah larut dalam air, ethanol; 3. dapat dimanfaatkan sebagai desinfektan; 4. dapat menyebabkan koogulasiprotein, yaitu terjadi pengerasan lapisan protein pada jaringan. Formalin merupakan suatu cairan yang tidak berwarna, berbau, sifat khas, berasa panas, dapat berbentuk endapan putih yang tipis pada penyimpanan (Martindale, 1994 dalam Kurniasih, 2006)

22 2.7 Pertumbuhan Pertumbuhan ikan lele dumbo bervariasi dibandingkan dengan hewan lainnya, karena pertumbuhan lele berhenti setelah mencapai tingkat kematangan seksual (Lagler et al., 1977 dalam Prawiro, 2005). Pertumbuhan merupakan suatu proses hayati yang terjadi secara terus menerus pada tubuh organisme yang ditandai dengan pertambahan bobot, panjang dan volume tubuh, Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal terdiri dari ketersediaan makanan, tingkat kompetisi, kualitas air serta hama dan penyakit, sedangkan faktor internal antara lain genetis, seks, dan kematangan gonad (Djajasewaka, 1990 dalam Prawiro, 2005). 2.8 Kualitas Air Air mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung usaha budidaya ikan. Dalam budidaya ikan kualitas air harus dijaga kualitasnya untuk menjaga kelangsungan hidup ikan yang dipelihara, karena kualitas air mempengaruhi kehidupan ikan dan binatang air lainnya (Zoenneveld et al., 1991) a. Suhu Setiap jenis ikan membutuhkan suhu yang optimal untuk pertumbuhannya, suhu air sangat berpengaruh terhadap proses metabolism mahluk hidup di perairan. Lele dumbo berasal dari afrika, lele dumbo

23 mampu bertahan hidup pada suhu yang cukup tinggi yaitu 20-35 0 C (Santoso, 1995). b. Oksigen terlarut Ikan lele dumbo (C. garepinus) bernafas menggunakan insang dan alat pernafasan tambahan berupa lipatan kulit tipis yang mempunyai spons (arborescent), melalui insang sel darah merah mengikat oksigen yang terlarut dalam air, sedangkan arborescentmengikat oksigen yang bebas di udara (Zonneveld et al., 1991). Jika oksigen dalam air kurang dari 3mg/L akan mengganggu kehidupan ikan (Jangkaru, 1995). Oksigen yang terlarut dalam air paling ideal untuk perumbuhan ikan lele berkisar 3-5 mg/l (Puspowardoyo & Djarijah, 1992). c. Karbondioksida Karbondioksida bebas pada suatu perairan maksimal terdapat 10 mg/l dan dalam kondisi seperti ini ikan mampu bertahan hidup. Hal ini sesuai dengan pernyataan Zonneveld et al. (1991) bahwa pada konsentrasi yang lebih tinggi dari 10 mg/l karbondioksida bersifat sebagai racun, karena berada dalam darah yang mampu menghambat pengikatan oksigen oleh hemoglobin. Kebanyakan ikan air tawar mati pada kadar CO 2 yang terlarut dalam air sebesar 15 ppm, akan tetapi ikan lele dumbo masih mampu bertahan hidup sampai kadar karbondioksida 100 ppm (Puspowardoyo & Djarijah, 1992). d. ph

24 ph sangat berpengaruh terhadap kehidupan perairan, perairan yang baik yaitu yang mengalami sedikit goncangan ph. Ikan tahan terhadap goncangan antara ph 5-8. ph lebih kecil dari 4 dan lebih besar dari 11 akan membunuh ikan lele dumbo (Zonneveld et al., 1991). ph yang sangat baik dalam kehidupan ikan lele dumboantara 7-8 (Puspowardoyo & Djarijah, 1992).