Journal of Sport Sciences and Fitness

dokumen-dokumen yang mirip
Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

MEDIKORA Vol. VIII, No 2 April 2012

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT WEIHGT TRAINING TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT

Putu Asti Wulandari 1, Susy Purnawati 2

Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness

KEBUGARAN. Nani Cahyani Sudarsono. pengantar

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN KESEHATAN

OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

Journal of Sport Sciences and Fitness

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

BAHAN AJAR TEORI & METODOLOGI LATIHAN ORKES KOMPONEN KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHANNYA. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA SENAM AEROBIK LOW IMPACT DENGAN JOGGING TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

KONTRIBUSI POWER LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG. Jurnal. Oleh ENO IRDIANTO

Kesehatan bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Journal of Sport Sciences and Fitness

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Pola kehidupan sehari-hari mahasiswi memiliki kegiatan yang cukup banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas/olahraga secara teratur, tidur yang cukup dan tidak merokok

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi modern dewasa ini telah membuat manusia lebih

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (2004:2). Sedangkan perbedaan adalah sesuatu yg menjadikan berlainan. berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irman Rediansyah, 2015

Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness

NARASI MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI JAMAAH HAJI DENGAN LATIHAN BEBAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

EFEKTIVITAS LATIHAN BEBAN DENGAN METODE CIRCUIT WEIGHT TRAINING DENGAN SUPER SET

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

Journal of Sport Sciences and Fitness

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PEGAWAI ADMINISTRASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

Journal of Physical Education, Health and Sport

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

Pengaruh Latihan Aerobic Class dan Body Language terhadap Penurunan Persentase Lemak Tubuh

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Journal of Physical Education, Health and Sport

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

OLAHRAGA PADA USIA LANJUT (LANSIA) Oleh : Akmarawita Kadir Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Abstrak

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Untuk mendapatkan kekuatan fisik serta kesehatan tubuh selain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, BERAT BADAN, KESEIMBANGAN, DAN KOORDINASI DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh WINDY ANUGRAH KURNIAWAN

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SENAM MASSAL DALAM RANGKA MEMPERINGATI DIES NATALIS UNY ke-46. Endang Rini Sukamti, dkk

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN HANDSPRING JURNAL. Oleh CANDRA GAMALI PUTRA

MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI ANAK SD MELALUI LATIHAN KEBUGARAN AEROBIK. Oleh: Banu Setyo Adi Dosen Jurusan PPSD FIP UNY

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

Transkripsi:

JSSF 2 (3) (2013) Journal of Sport Sciences and Fitness http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf PENGARUH AKTIVITAS OLAHRAGA TERHADAP KEBUGARAN JASMANI Gilang Okta Prativi, Soegiyanto, Sutardji Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Oktober 2013 Disetujui November 2013 Dipublikasikan Desember 2013 Keywords: Sport Activity; Fitnes Level ; Abstrak Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh aktivitas olahraga terhadap kebugaran jasmani pada member wanita usia 30 tahun keatas Celebrity Fitness Paragon Mall Semarang. Metode yang digunakan adalah eksperimen semu dengan teknik tes dan pengukuran. Variabel bebas penelitian ini adalah aktivitas olahraga dan variabel terikat adalah kebugaran jasmani. Tes jalan/lari 12 menit digunakan untuk menentukan daya tahan kardiovaskuler, tes Back Dynamometer untuk mengukur kekuatan otot punggung, tes Leg Dynamometer untuk mengukur kekuatan otot kaki, tes Pull Dynamometer untuk mengukur kekuatan otot lengan (menarik), tes Push Dynamometer untuk mengukur kekuatan otot lengan (mendorong) dan tes Sit and Reach untuk menentukan kelentukan tubuh. Penelitian ini menggunakan analisis data statistik non parametrik uji wilcoxon Diperoleh hasil, aspek kebugaran jasmani sebelum dan setelah diberikan latihan olahraga yang meliputi latihan aerobik, latihan resisten dan latihan fleksibilitas, dimana kebugaran jasmani setelah diberikan latihan aktivitas olahraga lebih baik dibandingkan dengan sebelum diberikan latihan olahraga. Kesimpulan penelitian ini adalah aktivitas olahraga berpengaruh terhadap tingkat kebugaran jasmani. Abstract There was a research to know influence of sports activity to fitness level of on the women member Celebrity Fitness Paragon Mall Semarang. The method used is false eksperiment techniques to test and measurement. Independent variable is sport activity and dependent variable is fitness level. 12 minute walk/run test are used to determain cardiovaskuler capacity, back test used to measure back muscle strength, leg test used to measure leg muscle strength, pull test used to measure arm muscle strength (pull), push test used to measure arm muscle strength (push), sit and reach test used to determain flexibility body. A researh use non parametrik wilcoxon statistic. Obtained result, there are different about fitness aspec betwen before and after given for exercise with include aerobic, resistance exercise, and flexibility. Then for fitness level after given for exercise more better given with before exercise. Conclude is sport activity influential to fitness level. 2013 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung F1 Lantai 3 FIK Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: ah.gilang@yahoo.com ISSN 2252-6528 32

PENDAHULUAN Pergeseran pola hidup dari banyak bekerja secara dinamis menjadi jarang bekerja ditengarahi sebagai penyebab menurunnya tingkat kebugaran. Hal tersebut merupakan dampak negatif dari semakin lajunya perkembangan teknologi. Orang berlombalomba menciptakan berbagai peralatan serba otomatis untuk mengganti hampir semua kerja manusia. Orang yang mulanya harus bekerja secara fisik, misalnya berjalan dari rumah ke tempat bekerja, diganti oleh peran motor atau mobil sehingga orang cenderung statis kurang kerja fisik dan bermalas-malasan (sedentary). Keadaan kurang gerak (Hipokinetik) dapat menyebabkan berbagai problematika kesehatan yang ditandai dengan semakin banyaknya orang terkena penyakit degeneratif atau non infeksi seperti jantung koroner, hipertensi, aterosklerosis, diabetes mellitus, osteoporosis, sakit pinggang, gampang kelelahan, dan sebagainya, (Djoko Pekik Irianto, 2004: 5). Aktivitas olahraga sangat mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang, terlebih lagi memang aktivitas itu memberikan kontribusi langsung pada komponen kebugaran jasmani. Aktivitas olahraga tetap harus disesuaikan dengan usia seseorang, misalnya jenis aktivitas, faktor keselamatan dan peralatan yang digunakan. Aktivitas olahraga tidak bisa dilakukan sembarangan, tetap harus dilakukan dengan teknik dan aturan yang benar. Walaupun senang terhadap olahraga, tetap harus melihat usia dan kondisi fisik sehingga tetap terkontrol dengan baik. Dari sudut pandang Ilmu Faal Olahraga, Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya, sesuai dengan tujuannya melakukan olahraga. Olahraga dibagi berdasarkan sifat atau tujuannya yaitu olahraga stasi, olahraga rekreasi, olahraga kesehatan dan olahraga pendidikan, (Santosa Giriwijoyo, 2005: 30). Ditinjau dari segi pesertanya, maka olahraga dapat dibagi menjadi olahraga perorangan yang terdiri dari 1-4 orang (Senam- Tenis), kelompok yang terdiri dari 6-22 orang (Sepak takraw-sepakbola), masal yang terdiri dari lebih 22 orang, (Santosa Giriwijoyo. 2005: 30). Olahraga adalah gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh, (KBBI, 2007: 796). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga adalah serangkaian gerak raga atau mengolah raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Berdasarkan uraian diatas maka aktivitas olahraga adalah keaktifan atau kegiatan mengolah raga secara teratur dan terencana untuk meningkatkan kemampuan fungsional. American College of Sports Medicine (ACSM) merekomendasikan latihan kardiorespirasi dan latihan ketahanan untuk meningkatkan kebugaran fisik dan kesehatan, latihan kelentukan/fleksibilitas menjaga jangkauan gerak, latihan neuromotor dan berbagai aktivitas untuk menjaga dan meningkatkan fungsi fisik dan mengurangi resiko jatuh pada orang tua, (Carrol Ewing Garber et al. 2011:1348). Latihan aerobik melibatkan kelompok otot utama, berkelanjutan dan berirama. Latihan aerobik ber intensitas sedang-berat maka frekuensi 3-5 kali perminggu dengan durasi setiap latihan 20 menit dan tipe latihan aerobik interval. Latihan ketahanan atau resisten untuk pemula frekuensi 2-3 kali per minggu, untuk meningkatkan kekuatan adalah 60%-70% dari 1RM, 8-12 repetisi, 2-4 set. Peningkatkan power adalah 20%-50% dari 1 RM, 8-12 repetisi, 2-4 set. Peningkatkan daya tahan adalah lebih dari 50% dari 1 RM 15-20 repetisi dengan minimal 2 set atau lebih. Periode istirahat 2 hingga 3 menit setiap set, (Carrol Ewing Garber et al. 2011:1336). Frekuensi 2-3 hari per minggu untuk meningkatkan jangkauan gerak sendi (ROM) atau setiap hari untuk hasil maksimal. Intensitasnya diukur dengan perasaan sedikit ketat atau sakit pada otot. Suatu peregangan 33

statis membutuhkan waktu 10-30 detik, dan 30-60 detik untuk para orang tua. Tipe latihan fleksibilitas untuk masing-masing otot utama dan tendon, fleksibilitas statis (aktif atau pasif), fleksibilitas dinamis, fleksibilitas balistik dan PNF. Volume total peregangan adalah 60 detik untuk masing-masing latihan fleksibilitas. Latihan fleksibilitas yang paling efektif adalah saat otot terasa hangat, (Carrol Ewing Garber et al. 2011:1336). Bort telah menuliskan pada tahun 1983 dalam Journal of American Medical Association sebagai berikut: Tidak ada obat yang sekarang atau masa depan akan dipakai, yang menjanjikan dengan pasti akan memberikan dan mempertahankan kesehatan lebih baik daripada kebiasaan hidup yang senantiasa berolahraga. Berolahraga hingga sekarang ini sudah cukup untuk memberikan kehidupan yang sehat dan nyaman bila anda telah mengikutinya, otot-otot menjadi kuat, jantung menjadi sehat, tekanan darah menjadi normal, kadar gula dapat terkontrol dan berat badan menjadi normal, kadar gula dapat terkontrol dan barat badan menjadi seimbang yang kesemuanya ini akan membuat tubuh sehat dan nyaman, (Harsuki, 2003: 247). METODE Populasi dalam penelitian ini adalah semua member Celebrity Fitness Paragon Mall Semarang yang aktif berjumlah 200 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan berjumlah 7 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas olahraga sedangkan variabel terikatnya adalah kebugaran jasmani. Instrument dalam penelitian ini meliputi a) Jalan/lari 12 menit untuk menentukan daya tahan kardiovaskuler, b) Back untuk mengukur kekuatan otot punggung, c) Leg untuk menentukan kekuatan otot kaki, d) Push untuk mengukur kekuatan otot lengan (mendorong), e) Pull untuk mengukur kekuatan otot lengan (menarik), f) Sit and reach untuk mengukur kelentukan tubuh. Analisis data penelitian menggunakan teknik statistik non parametrik uji wilcoxon. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk menguji ada tidaknya pengaruh aktivitas olahraga terhadap kebugaran jasmani pada member wanita usia 30 tahun keatas di Celebrity Fitness Paragon Mall Semarang tahun 2012 dilakukan analisis data statistik Non parametrik uji wilcoxon, pengujian kebugaran jasmani dilakukan dengan 6 aspek diantaranya adalah daya tahan kardiovaskuler, kelentukan, kekuatan otot punggung, kekuatan otot kaki, kekuatan otot lengan, kekuatan otot lengan. Tabel 1. Uji Wilcoxon Signed Rank Test Indikator Waktu Mean Z hitung Sig Kriteria Daya Tahan Kardiovaskuler Lari 12 menit 1.49 Lari 12 menit post 1.89-2.366 0.018 Kelentukan Sit and reach 19.29 Sit and reach post 23.29-2.375 0.018 Punggung Back 39.86 Back post 43.43-2.375 0.018 34

Kaki Leg 39.93 Leg post 43.57-2.384 0.017 Lengan (Menarik) Pull 9.29 Pull post 13.29-2.388 0.017 Lengan (Mendorong) Push 12.21 Push post 15.36-2.388 0.017 Kebugaran Jasmani Kerbugaran Kebugaran post jasmani jasmani 122.06 140.82 5.79 0.001 Tabel 2. Tes Statistik b Indikator Lari 12 menit post - Lari 12 menit Sit and reach post - Sit and reach Back post - Back Leg post - Leg Pull post - Pull Push post - Push Z -2.366 a -2.375 a -2.375 a -2.384 a -2.388 a -2.388 a Asymp. Sig. (2- tailed).018.018.018.017.017.017 a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test Berdasarkan hasil perhitungan analisis data statistik non parametrik uji wilcoxon untuk kebugaran jasmani secara keseluruhan, diperoleh nilai sig = 0,001 < 0,05 dengan kata lain kebugaran jasmani aspek kebugaran jasmani sebelum dan setelah diberikan latihan olahraga yang meliputi aerobik, latihan resisten dan latihan fleksibilitas, dimana kebugaran jasmani setelah diberikan latihan aktivitas olahraga lebih baik dibandingkan dengan sebelum diberikan latihan olahraga. Semua bentuk aktivitas fisik menggunakan energi dalam tubuh. Energi dapat berasal dari lemak. Lemak pada jaringan adiposa yang berlebih menyebabkan bentuk tubuh tidak proporsional. Dengan berolahraga maka tubuh menggunakan lemak sebagai energinya sehingga lemak tubuh akan berkurang. Komposisi tubuh yang dimiliki menjadi lebih baik, (Junusul Hairy, 1989: 210). Seiring dengan berkurangnya massa lemak dalam tubuh, dengan metode latihan kekuatan dan daya tahan otot. dilatih dengan pembebanan yang berlebih secara bertahap sehingga otot mengalami hiperthropi atau pembesaran otot karena penambahan penampang lintang serabut otot. menjadi lebih kuat dan daya tahan otot meningkat. Dengan hal itu maka massa lemak akan menurun karena digunakan sebagai energi dan massa tubuh tanpa lemak akan meningkat karena peningkatan massa otot. Bentuk tubuh menjadi lebih proporsional sehingga 35

meningkatkan rasa percaya diri, (Junusul Hairy, 1989: 213). Semakin berat aktivitas fisik maka makin besar kebutuhan energi untuk otot. Jantung sebagai pemompa darah yang menjadi tansporter bahan makanan dan oksigen harus lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Denyutan jantung yang semakin kuat dan cepat saat melakukan aktivitas olahraga menjadikan otot yang berada pada organ jantung mengalami hiperthropi sehingga otot jantung menjadi lebih kuat. Dengan meningkatnya kekuatan otot jantung tersebut maka kualitas pompa jantung juga akan meningkat. Jantung menjadi tidak perlu bekerja berat lagi untuk memenuhi suplai kebutuhan energi ke otot karena otot jantung lebih kuat. Peningkatan kualitas jantung dapat dilihat dari menurunnya jumlah denyut nadi per menit saat istirahat. Bentuk latihan untuk meningkatkan daya tahan jantung-paru adalah olahraga dengan intensitas ringan tetapi durasinya lama, (Junusul Hairy, 1989: 211). Dengan latihan daya tahan aerobik pembuluh darah kapiler pada otot bertambah banyak, sehingga memungkinkan difusi oksigen di dalam otot dapat lebih mudah, akibatnya mempunyai kemampuan untuk mengangkut dan mempergunakan rata-rata oksigen lebih besar daripada orang yang tidak terlatih. Karena itu dapat mengkonsumsi oksigen lebih banyak per-unit massa otot, dan dapat bekerja lebih tahan lama, (Junusul Hairy, 1989: 208). Setiap latihan olahraga selalu dilakukan streching berupa gerakan meregang sendi dan mengulur otot. Streching bertujuan untuk menyiapkan otot dan sendi sebelum dilakukan latihan inti. Selain itu streching yang dilakukan secara teratur dapat berpengaruh terhadap kelentukan tubuh secara umum. yang terbiasa dilakukan penguluran maka akan berdampak pada peningkatan kelenturan otot. Sendi yang dilakukan peregangan secara teratur akan berdampak peningkatan ruang gerak sendi (ROM). Berdasarkan penelitian ini, aktivitas olahraga secara teratur dapat meningkatkan daya tahan jantung-paru, kekuatan dan daya tahan otot, kelentukan tubuh dan komposisi tubuh. Disimpulkan bahwa aktivitas olahraga dapat meningkatkan kebugaran. SIMPULAN Berdasarkan tujuan yang ingin hendak dicapai, penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Aktivitas olahraga berpengaruh terhadap tingkat kebugaran seseorang. Aktivitas olahraga dalam bentuk latihan aerobik, latihan resisten atau ketahanan dan latihan fleksibilitas dapat meningkatkan kebugaran tubuh. Latihan dilakukan dengan intensitas sedang frekuensi 3 kali perminggu dan durasi 60 menit. Pentingnya kebugaran tubuh seseorang harus mendapatkan perhatian yang lebih. Khususnya dalam peningkatan kualitas kemampuan kondisi fisik seperti daya tahan kardiovaskuler, kekuatan dan daya tahan otot, kelentukan tubuh. Dalam hal ini seseorang dapat melakukan latihan yang maksimal terhadap kondisi fisik tersebut. DAFTAR PUSTAKA Eri, Pratiknyo Dwikusworo. 2010. Tes Pengukuran dan Evaluasi Olahraga. Semarang: Widya Karya. Garber, Carol E. Et al. 2011. Quantity and Quality of exercise for developing and Maintaining Cardiorespiratory, Musculoskeletal, and Neuromotor Fitness in Apparently Healthy Adults: Guindance for Prescribing Exercise. American College of Sports Medicine. DOI:10.1249/MSS.0b013e318213fefb. (1334-1359). Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Junusul, Hairy. 1989. Fisiologi Olahraga jilid1. Jakarta Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka. Santosa, Giriwijoyo. 2005. Ilmu Faal Olahraga, Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga. Sofyan, Yamin dan Heri, Kurniawan. 2009. SPSS Complete Teknik Analisis Statistik Terlengkap. Bandung: Salemba Empat 36