PERENCANAAN MEDIA RELATIONS DI SHERATON MUSTIKA YOGYAKARTA UNTUK MENCIPTAKAN CITRA POSITIF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bahwa komunikasi massa dilakukan melalui media massa. Dalam bukunya,

PERENCANAAN MEDIA RELATIONS DI SHERATON MUSTIKA YOGYAKARTA UNTUK MENCIPTAKAN CITRA POSITIF

EVALUASI PUBLISITAS UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Produksi Media PR AVI

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang

Etika Profesi Public Relations

PROSES PENULISAN BERITA PROFIL PEGAWAI PADA TABLOID KONTAK DI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)

Konsep Public Relations

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Di sebuah organisasi, perusahaan, maupun instansi pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. di rumah, dalam organisasi, perusahaan dan dimanapun manusia itu berada.

STRATEGI MEDIA RELATIONS CIPUTRA WORLD SURABAYA DALAM SPECIAL EVENT HALLOWEENATION 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Humas memegang peranan penting dalam setiap organisasi, baik pada

ANALISIS FAKTOR PEMBENTUK PRAKTEK PUBLIC RELATIONS

MODEL PUBLIC RELATIONS PADA AKTIVITAS MEDIA RELATIONS. (Studi Kasus pada Aktivitas Media Relations di Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PENUTUP. 1. Peran Public Relations pada Perusahaan Spa di Yogyakarta adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, informasi

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 5 PENUTUP. kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip Scott M, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Prentice Hall International Inc, 2000.

V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil analisis terhadap strategi media relations yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam setiap aspek kehidupan

PROSES EVALUASI PROGRAM MEDIA RELATIONS PADA AKTIVITAS PRESS CONFERENCE DI PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA (TRANS TV)

Produksi Media PR AVI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti menguraikan paradigma sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Penelitian Deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan penjelasan dari bab-bab sebelumnya penulis menarik. kesimpulan seperti berikut :

Kegiatan Media Relations PDAM TirtaMoedal Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. radio sangat penting karena radio memberikan informasi berupa berita (News),

BAB I PENDAHULUAN. Media relations merupakan bagian dari public relations eksternal yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

PENULISAN PUBLIC RELATIONS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik, banyak aspek yang perlu diperhatikan oleh seorang Public Relations.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Magelang, maka dapat diambil kesimpulan: 1. Dengan adanya perencanaan strategi yang matang, maka seorang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan pada bab-bab

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi, sehingga peran dan fungsinya semakin maksimal. perusahaan salah satunya melalui kegiatan media relations.

BAB I PENDAHULUAN. adalah media online seperti yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Jepara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, Public Relations yang sebelumnya dikenal dengan

FUNGSI PUBLIC RELATIONS PT. PUPUK KUJANG DALAM MEMBENTUK CITRA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi fungsi public relations sangatlah berguna untuk

Strategi Humas Setda Kabupaten Kendal Dalam Menjalin Hubungan Baik Dengan Pers

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penilaian baik dari masyarakat atau public image. Keinginan itu

BAB I. Pendahuluan. Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pers menurut Ronald D. Smith adalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, maka kebutuhuhan jasa

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan media atau sering juga disebut dengan media relations.

PENGARUH KUALITAS WEBSITE TERHADAP CITRA (Studi Kuantitatif Kualitas Website Pemerintah Kota Yogyakarta Terhadap Citra Pemerintah Kota Yogyakarta)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

WAWANCARA MENDALAM DENGAN MANAGER PUBLIC RELATIONS YAYASAN PUTERI INDONESIA. 1. Apa saja yang mencakup ruang lingkup pekerjaan PR YPI?

Etika Profesi Public Relations

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DIVISI CORPCOM BINUS BUSINESS SCHOOL DALAM MEMBANGUN BRAND AWARENESS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan Pertemuan 7 13

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Kegiatan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. adalah tentang keunikkan dan keanekaragaman budaya dan suku yang ada

TEKNIK PUBLIKASI PERPINDAHAN FREKUENSI RADIO. (Studi pada Radio Elfara Malang) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Public Relation ( PR ) sebagai fungsi manjemen berperan sebagai fasilitator komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers.

BAB V PENUTUP. bisa dikatakan sangat nyata dan profesional. Berbagai aktivitas yang dilakukan

ANALISIS HUMAS PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) AREA SAMARINDA MENJALIN HUBUNGAN MEDIA DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PERUSAHAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMA Plus PGRI Cibinong merupakan sekolah menengah atas dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Enjang Pera Irawan, S.Sos, M.I.Kom

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi memiliki banyak arti yang berbeda-berbeda. Laswell yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, disingkat BKKBN,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. CommServ Network Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MEDIA RELATIONS HUMAS PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA POSITIF PEMERINTAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang biasa dilakukan oleh suatu perusahaan atau lembaga. Public Relations

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. militer, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintah pun memerlukan Public

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

No Aspek Penjelasan Cara Pengisian 1 Tanggal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat harus mencari tahu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PERENCANAAN MEDIA RELATIONS DI SHERATON MUSTIKA YOGYAKARTA UNTUK MENCIPTAKAN CITRA POSITIF Ting, Laurensia Cahyani Rahayu / MC Ninik Sri Rejeki Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jalan Babarsari No. 6, Yogyakarta 55281 Abstrak : Salah satu tugas PR adalah menjaga hubungan baik dengan publiknya. Media merupakan publik yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap perusahaan. Oleh karena itu, PR harus melakukan media relations agar dapat menjalin hubungan baik dengan media. Untuk dapat memiliki media relations yang baik, maka PR harus menyusun perencanaan sebelum bertemu dengan rekan-rekan media. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perencanaan media relations yang dilakukan oleh PR Sheraton Mustika Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan gabungan teori perencanaan dari beberapa sumber. Pola sistematik perencanaan program PR diacu dari teori yang diungkapkan oleh Cutlip, Center, dan Broom. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode fenomenologi. Penulis mengambil kesimpulan setelah mencari dan menganalisis data yang didapat melalui wawancara mendalam. Setiap tahun PR Sheraton Mustika Yogyakarta menyusun perencanaan untuk menjalin hubungan baik dengan media. Tujuan PR Sheraton Mustika Yogyakarta menjalin hubungan baik dengan media adalah agar mendapatkan publikasi luas dan citra positif di mata masyarakat. Kegiatan yang sering dilakukan oleh PR Sheraton Mustika Yogyakarta untuk mencapai tujuan dari menjalin hubungan baik dengan media adalah mengirimkan press release yang mengandung news value. PR Sheraton Mustika Yogyakarta PR Sheraton Mustika Yogyakarta memang telah melaksanakan perencanaan, namun PR Sheraton Mustika Yogyakarta belum memiliki pola sistematik perencanaan media relations yang dapat membuat kegiatan yang harus dilakukan menjadi teratur. Melalui penelitian ini, penulis memberikan sumbangan berupa karya ilmiah yang menghasilkan satu hal awal sebelum melaksanakan pola sistematik perencanaan yang disebutkan oleh Cutlip, yang disesuaikan dengan kultur Indonesia dan dapat diaplikasikan oleh organisasi di Indonesia. Kata Kunci : perencanaan, media relations, citra positif, PR. 1

PENDAHULUAN Organisasi membutuhkan media massa dalam penyampaian pesannya ke khalayak luas dan berharap publikasinya akan membangun persepsi atau citra yang positif dari khalayak (Wardhani, 2008:8). PR dan media harus dapat bekerja sama dengan baik dan saling menghormati profesi sebagai PR dan media yang saling berkaitan dan saling membutuhkan. PR memiliki fungsi komunikasi dalam sebuah perusahaan, oleh karena itu salah satu kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh PR adalah kegiatan yang berkaitan dengan media massa, karena PR dapat menyampaikan informasi tentang perusahaan kepada publik dan masyarakat melalui media massa. Hal yang perlu disadari lainnya adalah PR dan media bersifat saling ketergantungan. Tanpa adanya PR, media massa tidak dapat memperoleh atau mendekati suatu keakuratan berita seperti yang diinginkan (Ardianto, 2004:180). Hal ini berlaku sebaliknya, walaupun PR dapat menjalankan fungsi komunikasinya dengan pembuatan berita khusus, seperti dalam booklet atau media yang terbit secara periodik (house journal), motion picture (gambar hidup), slide, film, video, dan presentasi audio visual lainnya, namun PR tanpa media massa tidak akan bisa menjalankan fungsi komunikasinya secara maksimal (Ardianto, 2004:180). Menyadari hubungan antara PR dengan media yang saling membutuhkan, penulis menyimpulkan PR harus memiliki perencanaan dalam menjalin hubungan antara PR dengan media. Penulis melihat PR Sheraton Mustika Yogyakarta melakukan perencanaan, namun PR Sheraton Mustika Yogyakarta belum memiliki pola sistematik perencanaan media relations. Oleh karena itu, penulis memberikan sumbangan berupa karya ilmiah kepada PR Sheraton Mustika Yogyakarta, yang menghasilkan pola sistematik perencanaan media relations, dengan tujuan agar PR Sheraton Mustika Yogyakarta dapat menyusun dan melaksanakan perencanaan media relations secara teratur. 2

I. KERANGKA TEORI 1. Perencanaan Ruslan (2007:134) menyatakan bahwa PR bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan citra positif sebuah perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan PR semestinya diarahkan pada upaya untuk menciptakan dan mengembangkan citra positif di mata publiknya. Citra positif dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Rencana program PR menurut Cutlip, Center, & Broom yang dikutip dari Ruslan (2007:166) harus mengikuti pola sistematik yang berlaku untuk seluruh operasional pelaksanaan rencana kerja PR, yaitu: (1) Kerja PR tidak dapat direncanakan tanpa pengetahuan yang mendetail mengenai fakta, data, dan informasi. (2) Menentukan tujuan yang ingin dicapai. (3) Menentukan publik yang menjadi sasaran. (4) Memilih media dan teknisnya. (5) Rencana pengeluaran atau pemasukan dana secara rinci termasuk biaya tak terduga. (6) Evaluasi hasil-hasil yang dicapai. Husnan (1984:7) menyatakan perencanaan merupakan proses dasar untuk menentukan sasaran yang ingin dicapai dan cara untuk mencapainya. Husnan (1984:8) menambahkan bahwa dengan menggunakan prosedur untuk pengambilan keputusan yang lebih rasional dan didasarkan pada fakta yang ada, maka perencanaan akan membantu para manajer dan organisasi untuk meminimumkan risiko dan ketidak-pastian. 3

2. Media Relations Barbara Averill yang dikutip oleh Iriantara (2006:12) menyatakan bahwa media relations adalah publisitas. Publisitas sendiri berarti mengomunikasikan pesan suatu perusahaan tanpa memerlukan biaya penggunaan ruang atau waktu. Iriantara (2006:16) menyimpulkan bahwa media relations merupakan bagian dari kegiatan eksternal PR yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara perusahaan dengan publik untuk mencapai tujuan perusahaan. Ruslan (2007:173) mengatakan bahwa fungsi PR salah satunya adalah menyebarkan pesan, informasi, publikasi, hingga mengeluarkan berita (press release). Praktisi PR harus menguasai berbagai teknik dan kemampuan dasar dalam menulis naskah kehumasan terlebih dahulu, seperti pembuatan press release, yang mengandung unsur news value yang tinggi dan layak untuk diterbitkan atau disiarkan. Penulisan press release harus dengan menggunakan metode penulisan jurnalistik, yaitu 5W+1H dengan struktur penulisan kalimat berita yang mengacu pada piramida terbalik, logis, singkat, padat, dan efisien. Unsur yang penting untuk diingat adalah news value. 3. Perencanaan Media Relations Media relations yang dijalin oleh PR harus mengandung strategi yang direncanakan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar hal-hal yang dilakukan PR dengan tujuan menjalin hubungan baik dengan media dapat tercapai dan bukannya menjadi kesalahpahaman karena kesalahan tindakan. Sebelum PR bertemu dengan pihak media, PR harus merencanakan tindakan yang harus dilakukan dan informasi yang perlu disampaikan. Wardhani (2008:151) menyebutkan tujuan perencanaan media relations, yaitu: (1) Untuk membangun citra dan reputasi positif perusahaan. (2) Untuk mengklarifikasi opini negatif yang kurang benar. 4

(3) Untuk mengalihkan perhatian publik dari isu negatif ke isu yang lebih positif. (4) Untuk memudahkan media dalam menentukan kegiatan peliputan. (5) Menjaga hubungan baik serta mengevaluasi publisitas. Lattimore (2010:212) menyatakan, mayoritas berita dan publisitas organisasi didasarkan pada perencanaan media. Beliau juga menyatakan bahwa perencanaan media mendeskripsikan keadaan yang akan dihadapi perusahaan, menjelaskan tujuan dan sasaran, mengidentifikasi audiens utama, serta menspesifikasi pesan kunci dan saluran media. Informasi tentang perusahaan sering dianggap sebagai publisitas. Lattimore (2010:212) mendefinisikan publisitas adalah sebuah istilah yang mengacu pada publikasi berita tentang organisasi atau orang di mana waktu dan tempat tidak dibeli. II. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian komunikasi kualitatif biasanya tidak memiliki tujuan untuk memberikan penjelasan-penjelasan, mengontrol gejala-gejala komunikasi, mengemukakan prediksi-prediksi, atau untuk menguji teori apapun, tetapi lebih ditujukan untuk mengemukakan gambaran dan/atau pemahaman mengenai cara dan alasan suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi (Pawito, 2008:35). 2. Metode Penelitian Penulis menggunakan metode fenomenologi dalam penelitian ini. Pawito (2008:54) mengatakan bahwa fenomenologi dapat diartikan sebagai 5

upaya studi tentang pengetahuan yang timbul karena rasa kesadaran ingin mengetahui. 3. Obyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perencanaan media relations yang dilakukan oleh PR Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa untuk menciptakan citra positif yang berada di Jalan Laksda Adisucipto YKAP KM 8.7, 488588, Yogyakarta. 4. Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah PR Sheraton Mustika Yogyakarta yang terdiri dari Public Relations Coordinator, Digital Marketing Specialist, dan House Artist. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini akan dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer akan didapatkan melalui wawancara mendalam dengan narasumber, yaitu PR Sheraton Mustika Yogyakarta, sedangkan data sekunder didapatkan melalui buku-buku, hasil penelitian, dan internet. 6. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman. Teknik analisis interaktif Miles dan Huberman terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan (Pawito, 2008:104). 7. Kriteria Kualitas Penelitian Denzin (2009:642) menyatakan bahwa penelitian kualitatif dipandu secara umum oleh etika agar tetap setia atau jujur dengan yang diteliti, bukannya setia atau tunduk pada seperangkat teknik atau prinsip metodologis tertentu. Denzin dan Lincoln dalam disertasi Rejeki (2007:82) menyatakan 6

kriteria kualitas penelitian kualitatif yang dikembangkan oleh para peneliti kualitatif, yaitu trustworthiness (dapat dipercaya) dan authenticity (keaslian). Dalam penelitian ini penulis menggunakan kriteria authenticity (keaslian), oleh karena itu dalam proses penelitian ini penulis mengupayakan keterbukaan, kejujuran, dan laporan yang seimbang. III. HASIL DAN ANALISIS DATA Husnan (1984:7) menyatakan perencanaan merupakan proses dasar untuk menentukan sasaran yang ingin dicapai dan cara mencapainya. Husnan (1984:8) menambahkan bahwa dengan menggunakan prosedur untuk pengambilan keputusan yang lebih rasional dan didasarkan pada fakta yang ada, maka perencanaan akan membantu para manajer dan organisasi untuk meminimumkan risiko dan ketidak-pastian. Hal ini telah dilakukan oleh PR Sheraton Mustika Yogyakarta. Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dengan informan satu, ditemukan bahwa PR Sheraton Mustika Yogyakarta menyusun perencanaan sebelum melakukan kegiatan. PR Sheraton Mustika Yogyakarta menyadari pentingnya penyusunan perencanaan sebelum melakukan kegiatan. Penyusunan perencanaan yang dilakukan oleh PR Sheraton Yogyakarta berdasarkan pada penelitian atau survey seperti yang dikatakan oleh informan dua. Menurut PR Sheraton Mustika Yogyakarta, perencanaan dapat menjadi guide line sebuah kegiatan agar ketika sebuah kegiatan berlangsung tidak terjadi kekacauan. Dengan menyusun perencanaan, PR Sheraton Mustika Yogyakarta dapat menentukan titik ekspektasi atas sebuah kegiatan yang akan dilaksanakan. Perencanaan harus disertai dengan survey. Melalui survey, PR Sheraton Mustika Yogyakarta dapat menyusun rundown untuk sebuah kegiatan atau acara, kemudian melakukan action sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Ruslan (2007:169) mendefinisikan media relations adalah suatu kegiatan khusus dari pihak PR untuk melakukan komunikasi penyampaian pesan atau 7

informasi tertentu mengenai aktivitas yang bersifat kelembagaan, perusahaan, produk, dan hingga kegiatan bersifat individual lainnya yang perlu dipublikasikan melalui kerja sama dengan pihak pers atau media massa untuk menciptakan publisitas dan citra positif. PR Sheraton Mustika Yogyakarta telah melakukan aktivitas media relations karena PR Sheraton Mustika Yogyakarta melakukan kegiatan-kegiatan khusus yang ditujukan kepada pihak-pihak media agar dapat menjalin hubungan baik dengan media. Tujuan PR Sheraton Mustika Yogyakarta menjalin hubungan baik dengan media adalah untuk mendapatkan publikasi tentang Sheraton Mustika Yogyakarta di media massa. Publikasi yang diharapkan muncul di media massa adalah publikasi yang positif, sehingga Sheraton Mustika Yogyakarta memiliki citra positif di mata publik bahkan masyarakat. Lattimore (2010:212) mendefinisikan publisitas adalah sebuah istilah yang mengacu pada publikasi berita tentang organisasi atau orang di mana waktu dan tempat tidak dibeli. Pengertian tentang publisitas ini sesuai dengan pengertian yang dipahami oleh PR Sheraton Mustika Yogyakarta. Salah satu bentuk publikasi yang didapatkan PR Sheraton Mustika Yogyakarta adalah melalui press release. PR Sheraton Mustika Yogyakarta memberikan press release kepada waratawan agar dapat dimuat di media massa tanpa harus membeli ruang dan waktu. Hal ini diwujudkan dengan memberikan press release yang mengandung minimal empat news value kepada para wartawan. Berdasarkan tujuan perencanaan media relations yang disebutkan oleh Wardhani (2008:151), penulis menganalisis tujuan perencanaan media relations PR Sheraton Mustika Yogyakarta, yaitu: 1. Untuk membangun citra positif perusahaan. Hal ini dinyatakan secara langsung dan terbuka oleh informan satu bahwa PR Sheraton Mustika Yogyakarta menyusun perencanaan sebelum bertemu dengan media agar dapat menjalin hubungan baik dengan media. Hubungan baik yang dijalin oleh PR Sheraton Mustika Yogyakarta dengan media bertujuan agar media memberitakan informasi-informasi positif tentang Sheraton Mustika 8

Yogyakarta sebanyak mungkin, sehingga citra positif Sheraton Mustika Yogyakarta tercipta di mata publiknya dan masyarakat. 2. Untuk memudahkan media dalam menentukan kegiatan peliputan. Hal ini dianggap sebagai hubungan yang saling menguntungkan antara PR Sheraton Mustika Yogyakarta dengan rekan-rekan media. PR Sheraton Mustika Yogyakarta menyadari bahwa bukan hanya PR yang membutuhkan publikasi, namun media juga membutuhkan informasi untuk diberitakan. 3. Menjaga hubungan baik serta mengevaluasi publisitas. PR Sheraton Mustika Yogyakarta mengevaluasi kredibilitas media dan publisitas yang didapat dari setiap kegiatan yang dilakukan. Hal ini disampaikan secara jelas oleh informan satu melalui wawancara dengan penulis. Penulis menemukan kesesuaian antara data yang ditemukan melalui wawancara dengan teori yang dinyatakan oleh Cutlip, Center, & Broom yang dikutip dari Ruslan (2007:166) mengenai pola sistematik rencana program PR yang akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Kerja PR tidak dapat direncanakan tanpa pengetahuan yang mendetail mengenai fakta, data, dan informasi. PR Sheraton Mustika Yogyakarta menyadari pentingnya fakta, data, dan informasi sebelum menyusun perencanaan kegiatan. Hal ini diwujudkan dengan melakukan penelitian dan pencarian data; misalnya melalui media profile suatu media baru atau yang belum bekerja sama dengan Sheraton Mustika Yogyakarta, bertanya kepada orang-orang ahli, bertanya kepada rekan-rekan media tentang trend satu tahun ke depan; dan penelitian berdasarkan hasil evaluasi kegiatan yang pernah dilakukan. 2. Menentukan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, penulis menemukan bahwa PR Sheraton Mustika Yogyakarta selalu memiliki tujuan atas setiap kegiatan yang direncanakan 9

dan dilaksanakan. PR Sheraton Mustika Yogyakarta mendapatkan tujuan umum dari manajerial level atas, namun PR Sheraton Mustika Yogyakarta yang menentukan sendiri tujuan setiap kegiatan demi terwujudnya tujuan umum yang diberikan dari manajerial level atas. 3. Menentukan publik yang menjadi sasaran. PR Sheraton Mustika Yogyakarta meminta media profile dan mencari tahu publik suatu media baru atau media yang belum bekerja sama dengan Sheraton Mustika Yogyakarta sebelum bekerja sama dengan sebuah media. Oleh karena itu, PR Sheraton Mustika Yogyakarta telah mengetahui publik dari setiap media yang bekerja sama dengan Sheraton Mustika Yogyakarta. Dengan mengetahui publik setiap media yang bekerja sama dengan Sheraton Mustika Yogyakarta, maka PR Sheraton Mustika Yogyakarta dapat mengirimkan press release sesuai dengan kepentingan publik yang berkaitan melalui media yang tepat, sehingga PR Sheraton Mustika Yogyakarta tidak salah mengirimkan press release dengan topik yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan publik. 4. Memilih media dan teknisnya. Penulis menemukan bahwa PR Sheraton Mustika Yogyakarta memilih media untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada publiknya. Untuk menjelaskan pernyataan di atas, PR Sheraton Mustika Yogyakarta memberikan contoh dalam kegiatan media gathering. Media yang digunakan oleh PR Sheraton Mustika Yogyakarta dalam kegiatan media gathering adalah presentasi kepada rekan-rekan media. Isi presentasi yang dilakukan oleh PR Sheraton Mustika Yogyakarta adalah rencana kegiatan dan arah Sheraton Mustika Yogyakarta untuk satu tahun ke depan. Press release merupakan sarana yang digunakan oleh PR Sheraton Mustika Yogyakarta untuk menyebarkan berita positif tentang Sheraton Mustika Yogyakarta agar mendapatkan citra positif di mata publik dan masyarakat. 10

5. Rencana pengeluaran atau pemasukan dana secara rinci termasuk biaya tak terduga. PR Sheraton Mustika Yogyakarta menyusun rancangan anggaran satu tahun sebelumnya bersamaan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk satu tahun ke depan. Informan satu juga menjelaskan bahwa PR Sheraton Mustika Yogyakarta telah memperhitungkan biaya tak terduga sebelum pelaksanaan kegiatan. Biaya tak terduga yang disediakan oleh PR Sheraton Mustika Yogyakarta adalah sekitar dua persen dari keseluruhan budget. PR Sheraton Mustika Yogyakarta menyusun rancangan anggaran dengan baik dengan tujuan agar tidak terjadi kekurangan dana untuk melaksanakan kegiatan, sehingga kegiatan tidak dapat berjalan lancar. 6. Evaluasi hasil-hasil yang dicapai. Penulis menyatakan bahwa PR Sheraton Mustika Yogyakarta melakukan evaluasi atas kegiatan yang dilakukan. Penulis menyatakan hal tersebut berdasarkan pada data yang didapat melalui wawancara. Salah satu hal yang dievaluasi oleh PR Sheraton Mustika Yogyakarta berkaitan dengan media adalah berapa persen suatu media menyumbang citra positif untuk Sheraton Mustika Yogyakarta. Cara PR Sheraton Mustika Yogyakarta mengukur berapa persen suatu media menyumbang citra positif untuk Sheraton Mustika Yogyakarta adalah jumlah pemberitaan positif dibanding jumlah pemberitaan negatif yang mucul di suatu media massa. Selain itu, beberapa hal lain yang dievaluasi oleh PR Sheraton Mustika Yogyakarta berkaitan dengan media adalah ketepatan waktu yang telah disepakati bersama, ketepatan penulisan nama, ketepatan penulisan kata-kata, kesesuaian informasi dengan press release yang diberikan PR Sheraton Mustika Yogyakarta kepada wartawan, dan respon pihak media ketika ditegur karena melakukan kesalahan. Keberhasilan pemberitaan di media massa yang didapatkan oleh PR Sheraton Mustika Yogyakarta juga menjadi bahan evaluasi atas keberhasilan suatu kegiatan. 11

Selain ke-enam hal di atas, penulis menemukan hal awal yang dilakukan oleh PR Sheraton Mustika Yogyakarta, yaitu melakukan perkenalan dengan pihak media. Perkenalan diawali melalui courtesy call atau mengirimkan e-mail kepada media baru atau media yang belum bekerja sama dengan Sheraton Mustika Yogyakarta. Hal ini merupakan hal awal yang dilakukan oleh PR Sheraton Mustika Yogyakarta yang tidak disebutkan dalam teori Cutlip. PR Sheraton Mustika Yogyakarta mengawali perencanaan media relations dengan melakukan perkenalan dengan pihak media baru karena PR Sheraton Mustika Yogyakarta ingin memiliki hubungan baik dengan semua media, entah media yang dipilih untuk bekerja sama dengan Sheraton Mustika Yogyakarta maupun yang tidak bekerja sama dengan Sheraton Mustika Yogyakarta. PR Sheraton Mustika Yogyakarta tidak menjadi pemilih dalam hal memiliki hubungan baik dengan media. Hal ini dibuktikan dengan mengundang semua rekan media yang bekerja sama maupun yang tidak atau belum bekerja sama dengan Sheraton Mustika Yogyakarta dalam acara media gathering. Penulis menemukan satu hal awal yang dilakukan dalam menyusun perencanaan media relations, yaitu berkenalan dengan semua media. Hal ini dilakukan untuk menciptakan hubungan yang baik dengan semua media. Pihak media akan memberitakan suatu isu lebih berimbang, bahkan cenderung bersifat positif kepada Sheraton Mustika Yogyakarta yang memiliki hubungan baik dengan pihak media. Pemberitaan suatu isu yang berimbang atau cenderung positif akan memberikan citra positif terhadap Sheraton Mustika Yogyakarta. Pihak media yang memiliki hubungan baik dengan Sheraton Mustika Yogyakarta memberitakan suatu isu yang berimbang, bahkan cenderung bersifat positif karena adanya kultur khas Indonesia, yaitu orang yang memiliki hubungan baik dengan seseorang akan merasa pekewuh jika mengatakan hal yang negatif tentang orang itu. Oleh karena itu, penulis menambahkan hal awal, yaitu berkenalan dengan semua media, agar pola sistematik yang disebutkan Cutlip menjadi lebih sesuai dengan keadaan dan dapat diaplikasikan oleh organisasi di Indonesia. 12

Lattimore (2010:200) menyatakan bahwa saran terbaik ketika bekerja dengan media adalah memberikan apa yang dibutuhkan oleh para wartawan, baik dalam hal isi, bentuk, dan bahasa yang mereka inginkan. Ruslan (2007:174) menyatakan bahwa praktisi PR harus menguasai berbagai teknik dan kemampuan dasar dalam menulis naskah kehumasan terlebih dahulu, seperti pembuatan press release atau news release, yang mengandung unsur news value yang tinggi dan layak untuk diterbitkan atau disiarkan. Penulisan press release harus dengan menggunakan metode penulisan jurnalistik, yaitu 5W+1H dengan struktur penulisan kalimat berita yang mengacu pada piramida terbalik, logis, singkat, padat, dan efisien. Unsur yang penting untuk diingat adalah news value. Berkaitan dengan teori yang dinyatakan oleh Lattimore dan Ruslan di atas, penulis menemukan bahwa PR Sheraton Mustika Yogyakarta telah menguasai teknik penulisan naskah humas. Hal ini dibuktikan dengan pengamatan penulis terhadap press release yang dimuat di media massa dan pernyataan informan satu yang menyatakan bahwa PR Sheraton Mustika Yogyakarta memberikan press release yang mengandung minimal empat news value. Informan satu juga menjelaskan bahwa press release yang diberikan kepada wartawan mengandung informasi tentang background kegiatan, alasan pengadaan kegiatan, tanggal pelaksanaan kegiatan, orang-orang yang berkaitan dengan kegiatan, orang atau organisasi yang memberikan sponsor untuk penyelenggaraan kegiatan, dan waktu penerbitan press release. IV. KESIMPULAN Sheraton Mustika Yogyakarta merupakan organisasi yang membutuhkan publikasi dan pembentukan citra positif di mata masyarakat dengan bantuan media massa untuk menyebarluaskan informasi atau berita baik tentang perusahaan. Oleh karena itu, PR Sheraton Mustika Yogyakarta menjalin hubungan baik dengan media. PR Sheraton Mustika Yogyakarta melakukan perkenalan dengan semua media sebagai hal awal dalam melakukan perencanaan 13

media relations. Kemudian PR Sheraton Mustika Yogyakarta melakukan penelitian tentang publik dari sebuah media dan sebelum menyusun perencanaan kegiatan. PR Sheraton Mustika Yogyakarta selalu menentukan tujuan setiap kegiatan, publik sasaran kegiatan, dan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. PR Sheraton Mustika Yogyakarta menyusun rancangan anggaran satu tahun sebelumnya, bersamaan dengan rencana kegiatan. Setelah melakukan kegiatan, PR Sheraton Mustika Yogyakarta selalu mengadakan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan memperbaiki kekurangan pada kegiatan serupa di masa mendatang. Berdasarkan analisis penulis, penulis menyatakan bahwa PR Sheraton Mustika Yogyakarta telah melakukan perencanaan media relations, namun PR Sheraton Mustika Yogyakarta belum memiliki pola sistematik perencanaan media relations. Oleh karena itu, penulis memberikan sumbangan berupa karya ilmiah kepada PR Sheraton Mustika Yogyakarta, yang menghasilkan pola sistematik perencanaan media relations, dengan tujuan agar PR Sheraton Mustika Yogyakarta dapat menyusun dan melaksanakan perencanaan media relations secara teratur. 14

DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, Siti Karlinah. 2004. Komunikasi Massa. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Denzin, Norman K. dan Yvonna S. Lincoln. 2009. Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Husnan, Suad. 1984. Perencanaan Perusahaan (Corporate Planning), edisi pertama. Yogyakarta: BPFE. Iriantara, Yosal, A. Yani Surachman. 2006. Public Relations Writing: Pendekatan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Lattimore, Dan, Otis Baskin, Suzette T. Heiman, Elizabeth L. Toth. 2010. Public Relations: Profesi dan Praktik, edisi ketiga. Jakarta: Salemba Humanika. Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kualitatif, cetakan kedua. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta. Ruslan, Rosady. 2007. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi, Edisi Revisi. Cet. 8. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Wardhani, Diah. 2008. Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sumber lain: Rejeki, Ninik Sri. 2007. Perbedaan Budaya dan Adaptasi Antar Budaya dalam Relasi Kemitraan Inti-Plasma. Universitas Indonesia. Disertasi. 15