BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Siswa adalah suatu komponen input dalam proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk belajar memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. sendiri bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi. dalam rangka mencerdaskan kahidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yaitu mendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Kemajuan suatu bangsa diukur dari tingkat kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, tangguh, dan siap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk dientaskan diantaranya adalah karena rendahnya kemampuan. adalah dengan didirikannya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu tempat untuk mengembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. bisa lepas dari kegiatan administrasi. Oleh karena itu setiap sekolah harus

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berkaitan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah usaha sadar yang sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia 1. Sejalan dengan tantangan kehidupan di era globalisasi, guru merupakan hal yang sangat penting karena merupakan salah satu penentu mutu sumber daya manusia, dimana keunggulan suatu bangsa tidak ditandai oleh melimpahnya kekayaan alam, melainkan sumber daya manusianya. Sebagaimana yang telah dituangkan Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Guru Nasional Bab III pasal 3. Guru Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk memperoleh pengetahuan dan mengembangkan berbagai kemampuan dan keterampilan. Oleh karena itu guru di sekolah adalah usaha sadar yang mempunyai tujuan untuk mengubah tingkah laku anak didik. 1 Piet A Suhartian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Perkembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Ardi Mahastya, 2000), hal:1 2 Undang-undang No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), hal:7 1

2 Sehubungan dengan hal itu maka guru sebagai salah satu unsur mempunyai peranan yang penting bagi berhasil tidaknya proses guru. Sedangkan menurut Undang-undang Republika Indonesia N0 20 tahun 2003 pasal (39) Ayat (2) dijelaskan bahwa guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi guru pada perguruan tinggi. 3 Proses guru yang bermutu harus didukung oleh personalia seperti guru yang bermutu dan profesional. Dalam hal ini guru sangat berperan penting dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang berkualitas sehingga untuk mencapai hal tersebut diperlukan manajemen guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Zaman modern seperti sekarang ini ilmu guru dan ilmu teknologi semakin berkembang begitu pula dengan masyarakatnya, sebab dunia guru selalu mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan negara yang bersangkutan, menanggapi pernyataan diatas khususnya guru mata pelajaran Agama Islam untuk lebih meningkatkan kualitas mengajarnya, agar kepercayaan masyarakat tidak berubah sehingga dapat meningkat di segala bidang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. 3 Ibid. hal:27

3 Namun pada kenyataannya masih banyak para guru yang tidak begitu menggunakan cara mengajar yang sesuai dengan anak didiknya, khusunya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Para guru agama jarang yang mengkombinasikan metode mengajar yang telah ditetapkan. Mereka kebanyakan hanya menggunakan metode ceramah yang dalam penyampaiannya sangat menjenuhkan, sehingga motivasi belajar siswa berkurang. Motivasi belajar sangat diperlukan dalam melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan. Sebab perbuatan dengan disertai timbulnya motivasi dapat mendorong seseorang untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Seseorang yang belajar penuh dengan motivasi akan menguntungkan, sebab belajar akan lebih terasa cepat dan lebih baik. Motivasi juga dapat menimbulkan perasaan gembira dalam belajar serta dapat memperkuat daya ingatan sehingga apa yang mereka pelajari tidak terlupakan. Guru yang berkualitas adalah guru yang mampu membuat perangkat pembelajaran (silabus, RPP, dsb) mengelola pembelajaran mampu mengembangkan dirinya sendiri atau mengikuti perkembangan dunia guru agar tidak ketinggalan, serta menguasai materi ajar sesuai dengan bidang yang digeluti. Seorang guru harus mempunyai kompetisi pedagodik, kepribadian, sosial dan profesional. 4 4 Akhyak, profil Pendidik Sukses, (Surabaya: elkaf, 2005) hal:19

4 Guru akan mudah menyampaikan materi, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan siswa akan mudah menyerap materi yang diperoleh apabila guru selalu kreatif dalam menggunakan berbagai cara dalam proses pembelajarannya. Kualitas guru yang dibutuhkan saat ini adalah seorang guru yang mampu dan siap meningkatkan profesionalitas di lembaganya, bidang studi atau mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan pelajaran pokok yang harus diikuti oleh siswa Sekolah Menengah Pertama. Dan dari Pelajaran Pendidikan Agama Islam ini siswa akan mengetahui secara luas materi yang di sajikan atau isi pada materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Lalu setelah siswa mendapatkan pengajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama diharapkan untuk mengamalkan dan menegakkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dari uraian diatas kiranya menarik untuk diteliti dan diungkapkan pengaruh bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap pengamalan ajaran agama Islam siswa. Dengan memperhatikan berbagai pokok bahasan bidang studi Pendidikan Agama Islam yang ada di dalamnya. Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian pada siswa Sekolah Menengah Pertama. Dari uraian diatas disimpulkan bahwa proses guru akan berjalan lancar apabila guru mempunyai mutu yang baik, lebih-lebih guru Pendidikan Agama Islam yang merupakan salah satu tonggak penanaman moral dan agama siswa sebagai bekal kehidupan, apabila kita melihat kenyataan yang

5 ada di sekitar kita saat ini, masih ada guru yang belum semuanya benar-benar menjalankan perannya dengan baik, terbukti masih ada guru yang kesulitan dalam pembuatan perangkat pembelajaran, kurangnya penguasaan materi, hal ini secara tidak langsung dapat menghambat tercapainya tujuan guru. Berdasarkan latar belakang diatas, yang mendorong penulis untuk meneliti permasalahan tersebut adalah betapa pentingnya manajemen guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dengan motivasi belajar yang tinggi, siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka timbul beberapa persoalan pokok sebagai rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana perencanaan guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Sumbergempol Kabupaten Tulungagung? 2. Bagaimana pelaksanaan guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Sumbergempol Kabupaten Tulungagung? 3. Bagaimana evaluasi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Sumbergempol Kabupaten Tulungagung?

6 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Sumbergempol KabupatenTulungagung. 2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. 3. Untuk mengetahui Bagaimana evaluasi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. D. Kegunaan Penelitian Melalui hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi serta kontribusi di dunia pendidikan yang ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya: 1. Bagi guru. Sebagai bahan masukan bagi para guru terutama guru bidang studi pendidikan agama Islam, akan pentingnya pemberian motivasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar dari siswa. 2. Bagi siswa. Bagi siswa, diharapkan agar selalu memberikan masukan kepada guru mata pelajaran lain agar mencoba menerapkan motivasi dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Bagi lembaga.

7 Sebagai sumbangan pemikiran mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang sedang dihadapi SMP Negeri 1 Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. 4. Bagi peneliti Hasil peneliti ini diharapkan bermanfaat bagi petunjuk, arahan, maupun acuan serta bahan pertimbangan bagi peneliti yang akan datang dalam menyusun rancangan penelitian yang lebih baik lagi relevan dengan hasil penelitian ini. 5. Bagi IAIN Tulungagung Dapat dijadikan tambahan sumber ilmu untuk memaksimalkan pengetahuan yang bermanfaat dan meningkatkan kualitas pendidikan. 6. Bagi pembaca Untuk menambah wawasan dan sebagai bahan referensi tentang strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya mata pelajaran pendidikan agama Islam. E. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalah pahaman tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu kiranya penulis menjelaskan beberapa istilah atau definisi atau penegasan sebagai berikut : 1. Penegasan Konseptual Adapun penegasan istilah secara konseptual adalah :

8 Manajemen :Serangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 5 Manajemen pembelajaran :Suatu proses kerjasama yang sistematis yang merupakan upaya guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang berlangsung di dalamnya, baik dalam aspek proses, in-put maupun out-put pembelajaran. Guru :Orang yang kerjanya mengajar. 6 Motivasi :Dorongan (dengan sokongan moril) alasan dorongan, tujuan tindakan. 7 Belajar :Berusaha berlatih untuk mendapat pengetahuan. 8 Siswa :Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. 9 Motivasi belajar siswa : Merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. 5 Suharsismi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2008) hal:3 6 Ibid,, hal:161 7 Dius A Partanto, dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,1994) hal:486 8 Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Karya Abditama, 2001) hal:85 9 Undang-Undang Republika Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, hal:3

9 2. Penegasan Operasional Adapun penegasan istilah secara operasional penelitian yang berjudul Manajemen Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumbergempol Kab. Tulungagung ini adalah dengan adanya pengetahuan mengenai suatu cara guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, maka diharapkan guru mampu menjalankan profesinya dengan penuh tanggung jawab dan totalitas. Disamping itu juga guru harus mempunyai usaha-usaha atau cara yang dilakukan guru untuk mencari solusi atau pemecahan dalam meningkatkan siswa dalam penugasan atau keterampilan serta menumbuhkan motivasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam manajemen pembelajaran, guru harus mempunyai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang tepat dan sesuai untuk siswa, sehingga siswa dapat semangat belajar, cinta akan khazanah Islam dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam waktu formal yang terbatas dalam pembelajaran agama Islam, namun akan tetap memberikan dampak pada perubahan moral dan karakter siswa. F. Sistematika Pembahasan Secara garis besar pembahasan dalam skripsi dibagi menjadi tiga bagian yaitu, Bagian Awal, Bagian Utama (Inti), Bagian Akhir. Bagian Awal, terdiri dari : (a) halaman sampul depan, (b) halaman judul, (c) halaman persetujuan, (d) halaman pengesahan, (e) halaman

10 pernyataan keaslian, (f) motto, (g) halaman persembahan, (h) kata pengantar, (i) halaman daftar isi, (j) halaman tabel, (k) halaman daftar gambar, (l) halaman daftar lampiran, dan (m) halaman abstrak. Bagian inti terdiri dari : BAB I Pendahuluan, terdiri dari : (a) latar belakang masalah, (b) fokus penelitian, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian, (e) penegasan istilah, (f) sistematika pembahasan. BAB II Kajian pustaka, terdiri dari : (a) tinjauan tentang guru, (b) strategi guru, (c) motivasi belajar, (d) penelitian terdahulu, (e) paradigma penelitian. BAB III Metode penelitian, terdiri dari : (a) rancangan penelitian, (b) kehadiran peneliti, (c) lokasi penelitian, (d) sumber data, (e) teknik pengumpulan data, (f) teknik analisis data, (g) pengecekan keabsahan temuan, (h) tahap-tahap penelitian. BAB IV Hasil penelitian, terdiri dari : (a) deskripsi data, (b) temuan penelitian, (c) analisis data BAB V Pembahasan BAB VI Penutup, terdiri dari : (a) kesimpulan, (b) saran. Bagian Akhir, terdiri dari : (a) daftar rujukan, (b) lampiran-lampiran, (c) daftar riwayat hidup.