MODUL PELATIHAN IMPLEMENTASI PPSP MELALUI PILAR-PILAR STBM UNTUK POKJA PROVINSI DAN POKJA KABUPATEN/KOTA. April Draft Final

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL PELATIHAN IMPLEMENTASI PPSP MELALUI PENGUATAN PILAR-PILAR STBM. April Draft Final USDP-R-PIU.AE

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STRATEGI NASIONAL SAN ITAS I TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

PROPOSAL KERJASAMA CSR dan SWASTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN SSK PEMUTAKHIRAN 2016 POKJA SANITASI KOTA TOMOHON. of Sanitation (IYOS) pada tahun 2008, yang menghasilkan komitmen pemerintah dalam

KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LATAR BELAKANG. roadmap pembangunan Sanitasi di Indonesia. Program ini digagas oleh Tim

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TASIKMALAYA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN TASIKMALAYA 2013

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

bahwa dalam rangka memperkuat upaya perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN` Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

B A B I P E N D A H U L U A N

KEMENTERIAN KESEHATAN PERLUASAN & PENGARUS UTAMAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

Laporan Kegiatan Kick Off Meeting, Internalisasi dan Penyamaan Persepsi PPSP Kab. Wakatobi Wanci, 3 April 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP NASIONAL PEMANTAUAN KENAIKAN REALISASI APBD DAN EVALUASI RAD-AMPL KAB/KOTA

Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP

BAB 1 PENDAHULUAN DRAFF BUKU PUTIH SANITASI KOTA METRO

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008

RAPAT KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

MENEROBOS KETERBATASAN BERBAGI PENGALAMAN IMPLEMENTASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI JAKARTA UTARA

Transkripsi:

MODUL PELATIHAN IMPLEMENTASI PPSP MELALUI PILAR-PILAR STBM UNTUK POKJA PROVINSI DAN POKJA KABUPATEN/KOTA April 2014 Draft Final USDP-R-PIU.AE - 10093

MODUL PELATIHAN IMPLEMENTASI PPSP MELALUI PILAR-PILAR STBM UNTUK POKJA PROVINSI DAN POKJA KABUPATEN/KOTA April 2014 Draft Final USDP-R-PIU.AE - 10093 DHV B.V. in association with: PT Mitra Lingkungan Dutaconsult, Royal Haskoning Indonesia, Witteveen + Bos Indonesia, MottMacDonald Indonesia, IRC International Water and Sanitation Centre, PEM Consult.

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... I... IV DAFTAR GAMBAR... V PENDAHULUAN... 1 STRUKTUR PROGRAM PELATIHAN IPP-STBM... 2 SUB MODUL 1 : KEBIJAKAN TERKAIT SANITASI... 3 I. DESKRIPSI SINGKAT... 3 II. TUJUAN KEGIATAN... 3 III. POKOK BAHASAN... 3 IV. WAKTU... 3 V. METODE... 3 VI. ALAT BANTU DAN MEDIA... 4 VII. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN... 4 VIII. URAIAN MATERI... 4 ARAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SANITASI DI INDONESIA... 4 A. Arah Kebijakan Pembangunan Sanitasi 2015-2019... 4 1. Latar Belakang PPSP... 4 2. Maksud Tujuan dan Lingkup Program PPSP... 5 3. Target Program PPSP... 5 4. Komponen Program... 6 5. Tahapan dan Road Map PPSP... 6 6. Pembagian peran dalam PPSP... 7 7. 8. Pendanaan Road Map PPSP... 8 Kebijakan Pembangunan Sanitasi pada RPJMN tahun 2015-2019... 8 B. Arah Kebijakan STBM... 8 1. 2. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi... 8 Arah Kebijakan dan Strategi STBM... 9 C. Peran dan Strategi STBM... 11 1. 2. Peran program STBM dalam pencapaian RPJPN, RPJMN, dan MDGs tujuan 7C... 11 Strategi STBM... 12 3. Pemetaan Peran dan Tanggung Jawab Stakeholder di Masing-Masing Tingkatan... 13 LAMPIRAN 1 : SLIDE PRESENTASI... 16 SUB MODUL 2 : SKEMA IPP-STBM... 35 I. DESKRIPSI SINGKAT... 35 II. TUJUAN KEGIATAN... 35 III. POKOK BAHASAN... 35 IV. WAKTU... 35 V. METODE... 35 VI. ALAT BANTU DAN MEDIA... 36 VII. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN... 36 VIII. URAIAN MATERI... 39 SKEMA IMPLEMENTASI PPSP MELALUI PENGUATAN PILAR-PILAR STBM... 39 A. Pengertian Intervensi Perubahan Perilaku... 39 1. Faktor yang menentukan Perilaku... 42 2. Komponen Perubahan Perilaku... 42 B. Komunikasi Perubahan Perilaku... 43 1. Promosi Higiene dan Sanitasi :... 44 C. Skema Implementasi PPSP melalui Penguatan Pilar-pilar STBM... 45 1. Tujuan Umum Implementasi PPSP melalui penguatan pilar-pilar STBM :... 48 LAMPIRAN 1 : EVALUASI AKHIR SESI... 52 LAMPIRAN 2 : SLIDE PRESENTASI... 53 Daftar Isi i

SUB MODUL 3 : PERAN MULTI PIHAK DALAM KETERSEDIAAN LAYANAN SANITASI YANG BAIK... 68 I. DESKRIPSI SINGKAT... 68 II. TUJUAN KEGIATAN... 68 III. POKOK BAHASAN... 68 IV. WAKTU... 68 V. METODE... 68 VI. ALAT BANTU DAN MEDIA... 68 VII. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN... 69 VIII. URAIAN MATERI... 72 PERAN MULTI PIHAK DALAM KETERSEDIAAN LAYANAN SANITASI YANG BAIK... 72 A. Pengertian Sanitasi... 72 B. Diagram Sistem Sanitasi Air Limbah Domestik... 72 1. Tahapan dalam sistem sanitasi air limbah domestik:... 73 C. Diagram Sistem Sanitasi Persampahan... 75 1. Tahapan dalam sistem sanitasi persampahan :... 76 D. Drainase berwawasan lingkungan... 78 E. Peluang Kerjasama dalam pembangunan sanitasi... 79 LAMPIRAN 1 : EVALUASI AKHIR SESI... 82 LAMPIRAN 2 : SLIDE PRESENTASI... 83 SUB MODUL 4 : PENGENALAN METODE PARTISIPATIF... 89 I. DESKRIPSI SINGKAT... 89 II. TUJUAN KEGIATAN... 89 III. POKOK BAHASAN... 89 IV. WAKTU... 89 V. METODE... 90 VI. ALAT BANTU DAN MEDIA... 90 VII. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN... 90 VIIII. URAIAN MATERI... 94 PENDAHULUAN... 94 A. Pemicuan... 95 1. Diagram F (Alur Penularan Penyakit)... 95 B. Penilaian Kondisi Sanitasi... 96 1. Klasifikasi Kesejahteraan... 96 2. Pembuatan peta sanitasi... 97 3. Transect Walk/Penelusuran Wilayah... 99 C. Elemen Pemicuan Lain... 103 1. Penghitungan beban limbah padat dan limbah cair... 103 2. Simulasi air terkontaminasi... 104 3. Diagram manfaat (Free floating Diagram)... 105 D. Pengorganisasian Masyarakat... 107 1. Four File Sorting/Tiga Prioritas Aksi... 107 2. Tingkatan partisipasi masyarakat... 109 3. 4. Diagram Venn... 109 Pembuatan Rencana kerja masyarakat... 110 LAMPIRAN 1 : MEMBAGI KELOMPOK... 113 LAMPIRAN 2 : EVALUASI AKHIR SESI... 114 LAMPIRAN 3 : CONTOH FORM RKM... 115 LAMPIRAN 4 : SLIDE PRESENTASI... 117 ii Daftar Isi

SUB MODUL 5: PILIHAN TEKNOLOGI SANITASI... 135 I. DESKRIPSI SINGKAT... 135 II. TUJUAN KEGIATAN... 135 III. POKOK BAHASAN... 135 IV. WAKTU... 135 V. METODE... 135 VI. ALAT BANTU DAN MEDIA... 135 VII. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN... 136 VIII. URAIAN MATERI... 137 BERBAGAI PILIHAN TEKNOLOGI SANITASI... 139 A. Jamban... 139 1. 2. Bangunan atas jamban... 139 Bangunan Tengah Jamban... 140 3. Bangunan Bawah Jamban... 142 B. Saluran Pembuangan Air Limbah Sederhana (SPAL)... 143 1. Pengelolaan Air Limbah... 144 2. Pembuatan SPAL... 144 C. Pilihan Sistem Pengolahan Air Limbah Komunal :... 148 1. Sarana Mandi Cuci Kakus (MCK)... 148 2. 3 IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Komunal.... 148 Tangki Septik Komunal.... 148 D. Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun.... 149 E. Pengolahan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT):... 150 1. 2. Pengolahan air minum... 150 Penyimpanan yang aman... 154 3. Penanganan air minum... 155 F. Pengelolaan Sampah... 155 1. Jenis-jenis sampah... 155 2. Sampah Organik :... 156 3. Sampah Non Organik :... 156 4. Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) :... 156 5. Pengelolaan Sampah berbasis masyarakat : (Community Based Solid Waste Management = CBSWM)... 156 6. Pola Pemilahan... 158 7. Pola Pengolahan... 159 G. Pengomposan/Komposting... 159 1. Prinsip Dasar Pengomposan/Komposting... 159 2. Jenis Sampah yang dapat dikomposkan... 160 3. 4. Berbagai metode pembuatan kompos... 161 Windrow composting... 164 H. Langkah-langkah membuat kompos... 164 1. 2. Sistem Individual Takakura... 164 Sistem Komunal Windrow Komposting (Metode Gundukan)... 166 3. Standar Kualitas Kompos dari Sampah Rumah Tangga... 168 I. Pemanfaatan Kompos... 169 1. Penghijauan dan Budidaya Tanaman... 169 2. 3. Penjualan Kompos... 170 Daur Ulang Sampah... 170 4. 5. Kebiasaan Hidup Ramah Lingkungan... 170 Pusat Daur Ulang... 171 6. 7. Aneka Kreasi Daur Ulang... 172 Daur Ulang Kertas... 172 8. Daur Ulang Plastik... 173 9. Tas Anyaman dari Bungkus Mi Instan dan Kopi... 174 LAMPIRAN 1 : EVALUASI AKHIR SESI... 176 LAMPIRAN 2 : SLIDE PRESENTASI... 177 Daftar Isi iii

DAFTAR TABEL Tabel Sub Modul 1-1 : Road Map PPSP...7 Tabel Sub Modul 1-2 : Pembagian Peran dalam PPSP...7 Tabel Sub Modul 1-3 : Pendanaan Roadmap PPSP...8 Tabel Sub Modul 1-4 : Perkiraan kebutuhan anggaran pembangunan sanitasi 2015-2019...8 Tabel Sub Modul 1-5 : Tujuan Millenium Development Goal (MDG s)... 12 Tabel Sub Modul 1-6 : Komponen Pokok STBM... 12 Tabel Sub Modul 1-7 : Tahapan Pelaksanaan STBM... 13 Tabel Sub Modul 1-8 : Tupoksi STBM... 14 Tabel Sub Modul 2-1 : Tahapan perubahan perilaku... 40 Tabel Sub Modul 2-2 : Tahapan perubahan perilaku... 41 Tabel Sub Modul 2-3 : Kegiatan yang mendukung setiap tahapan perubahan perilaku... 41 Tabel Sub Modul 4-1 : Matrik klasifikasi kesejahteraan Masyarakat... 96 Tabel Sub Modul 4-2 : Matrik Jamban Keluarga/Jamban Umum... 98 Tabel Sub Modul 4-3 : Matrik Tempat Sampah... 99 Tabel Sub Modul 4-4 : Matrik Saluran Pembuangan Air Limbah... 99 Tabel Sub Modul 4-5 : Matrik Sumber Air... 99 Tabel Sub Modul 4-6 : Matrik Ketersediaan Tempat dan sabun untuk Cuci tangan... 99 Tabel Sub Modul 4-7 : Elemen yang harus dipicu dan alat PRA yang digunakan... 106 Tabel Sub Modul 4-8 : Penghambat pemicuan dan solusinya... 107 Tabel Sub Modul 4-9 : Contoh matrik Rencana Aksi masyarakat... 111 Tabel Sub Modul 5-1 : Pilihan jenis kloset dan persyaratannya... 140 Tabel Sub Modul 5-2 : Rencana Tindak lanjut pembuatan kompos.... 169 iv Daftar Isi

DAFTAR GAMBAR Gambar Sub Modul 1-1 : Tahapan pelaksanaan PPSP... 6 Gambar Sub Modul 1-2 : Komponen Pokok STBM... 12 Gambar Sub Modul 1-3 : Tupoksi STBM... 14 Gambar Sub Modul 2-1 : Tahapan perubahan perilaku... 41 Gambar Sub Modul 2-2 : Komponen Perubahan Perilaku... 43 Gambar Sub Modul 2-3 : Skema IPP-STBM... 47 Gambar Sub Modul 2-4 : Pembagian peran dalam IPP-STBM... 47 Gambar Sub Modul 2-5 : Milestone pelaksanaan IPP-STBM... 50 Gambar Sub Modul 3-1 : Diagram Sistem Sanitasi (DSS) Air Limbah Domestik... 73 Gambar Sub Modul 3-2 : Diagram Sistem Sanitasi Persampahan... 75 Gambar Sub Modul 3-3 : Pengelolaan Drainase Berwawasan Lingkungan... 79 Gambar Sub Modul 4-1 : Diagram F... 95 Gambar Sub Modul 4-2 : Pembuatan Klasifikasi Kesejahteraan Masyarakat... 96 Gambar Sub Modul 4-3 : Contoh peta sanitasi... 97 Gambar Sub Modul 4-4 : Contoh diagram manfaat mempunyai jamban Sehat... 106 Gambar Sub Modul 4-5 : Empat baris kondisi/praktek higiene/sanitasi... 107 Gambar Sub Modul 4-6 : Tingkatan partisipasi... 109 Gambar Sub Modul 4-7 : Contoh Diagram Venn... 110 Gambar Sub Modul 5-1 : Pilihan konstruksi bangunan atas jamban... 139 Gambar Sub Modul 5-2 : Berbagai jenis kloset dengan bangunan bawah berupa cubluk... 141 Gambar Sub Modul 5-3 : Berbagai jenis kloset dengan bangunan bawah tangki septik... 141 Gambar Sub Modul 5-4 : Cara membuat kloset sederhana... 142 Gambar Sub Modul 5-5 : Tangki Septik... 143 Gambar Sub Modul 5-6 : Semi tangki septik berbentuk bulat dan persegi... 143 Gambar Sub Modul 5-7 : Bak penampung air limbah/bekas... 145 Gambar Sub Modul 5-8 : Gambar 8 : Air Limbah ke sumur resapan... 145 Gambar Sub Modul 5-9 : Drum yang Dilubangi... 146 Gambar Sub Modul 5-10 : Pembuatan lubang... 146 Gambar Sub Modul 5-11 : Bak Saluran Bekas Mandi dan Cuci serta Saluran air bekas mandi dan cuci : A : Kamar mandi, cuci B : Bak kontrol, C : Bak resapan.... 147 Gambar Sub Modul 5-12 : Lahan basah buatan... 147 Gambar Sub Modul 5-13 : Lahan basah buatan horizontal... 148 Gambar Sub Modul 5-14 : Pilihan teknologi pengolahan air limbah secara komunal... 149 Gambar Sub Modul 5-15 : Cuci Tangan Pakai Sabun... 149 Gambar Sub Modul 5-16 : Pilihan pembuatan sarana cuci tangan pakai sabun... 150 Gambar Sub Modul 5-17 : Biosand filter... 151 Gambar Sub Modul 5-18 : Keramik filter... 151 Gambar Sub Modul 5-19 : Khlorinasi Tablet dan cair... 152 Gambar Sub Modul 5-20 : Contoh Penggumpalan dan disinfeksi... 153 Gambar Sub Modul 5-21 : SODIS... 153 Gambar Sub Modul 5-22 : Berbagai contoh tempat penyimpanan air yang sudah diolah... 155 Gambar Sub Modul 5-23 : Sistem pengolahan berbasis masyarakat... 157 Gambar Sub Modul 5-24 : Contoh tempat untuk memilah sampah di rumah tangga... 158 Gambar Sub Modul 5-25 : faktor yang mempengaruhi proses pembuatan kompos.... 160 Gambar Sub Modul 5-26 : Berbagai jenis sampah organik... 161 Gambar Sub Modul 5-27 : Takakura dan Bambookura... 161 Gambar Sub Modul 5-28 : Gentong dari tanah liat... 162 Gambar Sub Modul 5-29 : Doskura... 162 Daftar Isi v

Gambar Sub Modul 5-30 : Ember bekas cat... 162 Gambar Sub Modul 5-31 : Menggunakan tong plastik berukuran 120L yang dilengkapi pipa vertical dan horizontal... 163 Gambar Sub Modul 5-32 : Masih dengan tong plastik serupa... 163 Gambar Sub Modul 5-33 : Bak/Kotak... 164 Gambar Sub Modul 5-34 : Metoda menggunakan keranjang berlubang dan kemudian dilapisi dengan gelangsing.... 164 Gambar Sub Modul 5-35 : Alat dan bahan untuk komposter Takakura (kiri) Susunan bagian dalam keranjang Takakura (kanan)... 164 Gambar Sub Modul 5-36 : Langkah langkah membuat kompos dengan keranjang Takakura... 165 Gambar Sub Modul 5-37 : Pembuatan kompos skala komunal dengan metoda windrow (gundukan)... 166 Gambar Sub Modul 5-38 : Peralatan monitoring komposting yang terdiri dari termometer, sarung tangan karet, sekop, dan tabel/formulir monitoring... 167 Gambar Sub Modul 5-39 : Penghijauan... 169 Gambar Sub Modul 5-40 : (1). Tas anyaman dari bungkus mi instan; (2). Amplop dan kertas surat dari kertas daur ulang; (3). Tas anyaman dari aluminium foil; (4). Taplak dari sedotan plastic; (5). Berbagai produk dari flexible plastik.... 172 Gambar Sub Modul 5-41 : Cara membuat kertas daur ulang... 172 Gambar Sub Modul 5-42 : Proses daur ulang plastik menjadi bijih plastik dan digunakan kembali sebagai barang rumah tangga. 1. Produksi barang baru; 2. Pemilahan sampah plastik; 3. Pembersihan dan pengepakan; 4. Pencacahan; 5. Peleburan (pembuatan pelet); 6. Pelet.... 173 Gambar Sub Modul 5-42 : 1. Bahan baku bungkus mie instan; 2. proses melipat; 3. Hasil lipatan; 4. Proses menganyam; 5. Hasil anyaman dirangkai dengan cara dijahit menggunakan benang.... 174 vi Daftar Isi

PENDAHULUAN Sampai dengan tahun 2014 pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) sudah memasuki tahun ke 5 sejak dicanangkan oleh Wakil Presiden pada tahun 2009. Sebanyak 446 Kabupaten/Kota sudah mengikuti program PPSP, akan tetapi tantangan untuk pencapaian target nasional yang tertuang dalam RPJMN 2010-2014 masih sangat besar yaitu : (1) Terbebas dari Buang Air Besar Sembarangan (SBS); (2) Pelaksanaan praktek 3 R serta peningkatan TPA menjadi sanitary landfill serta; (3) Pengurangan genangan air di 100 wilayah perkotaan seluas 22.500 Ha. Masyarakat memiliki potensi yang sangat besar dalam pengelolaan sanitasi, namun sejauh ini partisipasi mereka belum mendapat perhatian yang proporsional dari pihak pemerintah. Masyarakat diharapkan mampu mengenali permasalahan terkait dengan sanitasi rumah tinggal dan lingkungan mereka, merencanakan kegiatan, melaksanakan melalui kerjasama dengan berbagai pihak, serta melakukan evaluasi dan pengembangan kegiatan program secara mandiri. Sementara itu pelaksanaan program sanitasi juga diharapkan dapat secara partisipatif, tanpa harus menunggu perintah dari pemerintah. Permasalahan sanitasi bukan hanya sekedar permasalahan pembangunan sarana dan prasarana sanitasi tetapi permasalahan perilaku higiene masyarakat. Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Kementerian Kesehatan No 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, yang selanjutnya disebut STBM sebagai pendekatan dan paradigma baru pembangunan sanitasi di Indonesia yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku. Pendekatan ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian MDGs tujuan 7C, yaitu mengurangi hingga setengah penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi pada tahun 2015. Diharapkan pada tahun 2025, Indonesia bisa mencapai sanitasi total untuk seluruh masyarakat, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia. STBM sebagai salah satu strategi yang melibatkan peran serta masyarakat secara total dalam pembangunan sanitasi perlu dicantumkan dalam dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Posisi SSK sebagai dokumen referensi bidang sanitasi bagi RPJMD diharapkan dapat memberikan amunisi yang tepat bagi para penentu kebijakan. Namun pada kenyataanya masih banyak stakeholder terkait pembangunan sanitasi melihat STBM dan PPSP secara terpisah, sehingga diperlukan adanya advokasi dan juga peningkatan kapasitas bagi Pokja Sanitasi/AMPL di Provinsi maupun Kabupaten yang bertugas menyusun dokumen Buku Putih dan SSK. Sehubungan dengan itu perlu disusun modul terkait implementasi PPSP melalui penguatan pilar-pilar STBM bagi Pokja Sanitasi Provinsi maupun Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota. Modul ini nantinya akan melengkapi modul STBM yang ada yaitu kurikulum dan Modul Pelatihan bagi Fasilitator STBM. Pendahuluan 1

STRUKTUR PROGRAM PELATIHAN IPP-STBM (Implementasi PPSP Melalui Penguatan Pilar-Pilar STBM) Untuk Pokja Provinsi & Pokja Kabupaten/Kota No A B C MATERI DASAR Materi Pelatihan Kebijakan: 1. Arah Kebijakan Pembangunan Sanitasi 2. Arah Kebijakan STBM 3. Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Sanitasi MATERI INTI 1. Skema IPP-STBM 2. Peran Multi pihak dalam pembangunan sanitasi 3. Pengenalan Metode Partisipatif : o Pemicuan : Memahami alur penularan penyakit Penilaian kondisi sanitasi: Klasifikasi Kesejahteraan, Pemetaan sanitasi, transect walk, o Elemen pemicuan lain : Alur penularan penyakit, Penghitungan beban tinja, sampah, limbah cair; Simulasi kontaminasi air dan Diagram manfaat o Pengorganisasian Perencanaan Komunitas : Prioritas 3 aksi /Four File Sorting di semua pilar STBM, Tingkatan partisipasi masyarakat; Diagram Venn dan Rencana Kerja Masyarakat 4. Pilihan/Opsi teknologi sanitasi (Jamban; Tempat Cuci Tangan; Pengolahan air minum; Pengelolaan Sampah dan Pengelolaan Air Limbah) MATERI PENUNJANG 1. BLC 2. RTL Teori (T) 1 JPL 1 JPL 1 JPL 1 JPL 1 JPL 1 JPL 1 JPL 1 JPL 1 JPL Jam Pelajaran (JPL) Praktek (P) - 2 JPL 2 JPL 2 JPL 2 JPL 2 JPL 1 JPL 9 11 Praktek Lapangan (PL) TOTAL 20 JPL 2 Struktur Program Pelatihan IPP-STBM

SUB MODUL 1 : KEBIJAKAN TERKAIT SANITASI I. DESKRIPSI SINGKAT Sampai dengan tahun 2014 pelaksanaan Program PPSP sudah memasuki tahun ke 5 dan sebanyak 446 Kabutapen/Kota sudah mempunyai dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK); serta 337 Kabupaten/Kota sudah mempunyai dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS). Tahun 2014 ini PPSP memasuki tahap Implementasi, akan tetapi tantangan untuk pencapaian target nasional yang tertuang dalam RPJMN 2010-2014 masih sangat besar yaitu : 1. Terbebas dari Buang Air Besar Sembarangan (SBS). 2. Pelaksanaan praktek 3 R serta peningkatan TPA menjadi sanitary landfill. 3. Pengurangan genangan air di 100 wilayah perkotaan seluas 22.500 Ha. Kementerian Kesehatan melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dicanangkan sejak tahun 2008 bertujuan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan kondisi sanitasi total di komunitas yang berkelanjutan dengan metode pemicuan dan pengorganisasian masyarakat. STBM sebagai salah satu strategi yang melibatkan peran serta masyarakat secara total dalam pembangunan sanitasi perlu dicantumkan dalam dokumen SSK. Posisi SSK sebagai dokumen referensi bidang sanitasi bagi RPJMD diharapkan dapat memberikan amunisi yang tepat bagi para penentu kebijakan agar permasalahan sanitasi menjadi urusan bersama untuk mengejar ketertinggalan bidang sanitasi. Modul ini menggambarkan arah kebijakan pembangunan sanitasi, arah kebijakan STBM, dan kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan sanitasi. II. III. IV. TUJUAN KEGIATAN Tujuan Kegiatan Umum: Peserta mampu memahami arah dan kebijakan pembangunan sanitasi dengan melibatkan peran serta masyarakat. Tujuan Kegiatan Khusus: Setelah pelatihan peserta diharapkan mampu: Memahami arah kebijakan pembangunan sanitasi di Indonesia. Memahami arah dan kebijakan STBM. Memahami kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan sanitasi. POKOK BAHASAN a. Arah dan kebijakan pembangunan sanitasi di Indonesia. b. Arah dan kebijakan STBM. c. Kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan sanitasi. WAKTU 135 menit (3 JPL) V. METODE 1. Diskusi panel narasumber. 2. Ceramah dan tanya jawab. Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 3

VI. ALAT BANTU dan MEDIA 1. Slide Presentasi. 2. LCD. 3. Laptop. VII. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN SESI 1: Pengkondisian (10 menit). Langkah 1: Sapa peserta dengan ramah dan ucapkan salam. Penggunaan bahasa daerah diperkenankan untuk menambah kedekatan fasilitator dan peserta serta untuk memperlancar proses. Apabila fasilitator belum berkenalan dengan peserta, fasilitator memperkenalkan diri dan meminta semua peserta menyebutkan nama masing-masing. Bila diperlukan, ajak peserta melakukan kegiatan untuk mencairkan suasana atau melakukan energizer. Langkah 2: Jelaskan pada peserta bahwa dalam pertemuan ini topik yang akan dibahas adalah : a. Arah dan kebijakan pembangunan sanitasi di Indonesia. b. Arah dan kebijakan STBM. c. Kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan sanitasi. Langkah 3: Jelaskan bahwa pada sesi ini akan dilaksanakan melalui diskusi panel dari dengan narasumber dari Bappenas, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri. Diskusi panel akan dipandu oleh moderator. Langkah 4: Selanjutnya persilahkan moderator dan juga para narasumber untuk menempati tempat yang telah disediakan. Waktu untuk diskusi panel 135 menit. VIII. URAIAN MATERI ARAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SANITASI DI INDONESIA A. Arah Kebijakan Pembangunan Sanitasi 2015-2019 1. Latar Belakang PPSP Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa kondisi sanitasi di Indonesia masih relatif buruk dan jauh tertinggal dari sektor-sektor pembangunan lainnya. Buruknya kondisi sanitasi ini berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian Diare dan munculnya penyakit pada balita, turunnya daya saing maupun citra kabupaten/kota, hingga menurunnya perekonomian kabupaten/kota. Untuk memperbaiki kondisi sanitasi, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya guna meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana dan prasarana sanitasi di daerah. Pada November 2007, pemerintah telah menyelenggarakan Konferensi Sanitasi Nasional dengan agenda penyiapan langkah-langkah penting bagi pembangunan sanitasi ke depan yang sejalan dengan pencapaian sasaran MDGs. Tahun 2008 bersamaan dengan International Year of Sanitation (IYOS), pemerintah dan para stakeholder yang terkait dengan pengelolaan dan pembangunan sanitasi menyepakati perlunya peningkatan kesadaran dan komitmen pemerintah di semua tingkatan pada pembangunan sanitasi. 4 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

Pada April 2009, untuk mendorong akselerasi pembangunan sanitasi, pemerintah menyelenggarakan Konvensi Strategi Sanitasi Perkotaan untuk mengidentifikasi permasalahan dan sasaran pembangunan sanitasi di masa depan. Acara ini juga dimaksudkan untuk memperkenalkan pendekatan strategi sanitasi kota yang lebih terintegrasi untuk bisa diadopsi oleh pemerintah daerah. Upaya-upaya tersebut akhirnya mendorong lahirnya program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), yang diarahkan untuk menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung terciptanya percepatan pembangunan sanitasi, melalui advokasi, perencanaan strategis, dan implementasi yang komprehensif dan terintegrasi. Selanjutnya, PPSP mendapatkan penegasan pada Konferensi Sanitasi Nasional II yang dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, pada Desember 2009. Program PPSP merupakan program pembangunan sanitasi yang terintegrasi dari pusat hingga ke daerah, melibatkan seluruh stakeholder dari kalangan pemerintah dan non-pemerintah di seluruh tingkatan. Program ini setidaknya melibatkan 330 Kabupaten/Kota di 33 provinsi yang termasuk dalam kategori rawan sanitasi, yang mencakup kota metropolitan besar dan sedang, ibukota provinsi, kota-kota yang berstatus otonom, serta kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten/Kota. Dengan demikian, pelaksanaan program PPSP membutuhkan sumber daya yang sangat besar, dan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2010 hingga tahun 2014. 2. Maksud Tujuan dan Lingkup Program PPSP a. Maksud Program PPSP dimaksudkan untuk mengarusutamakan percepatan pembangunan sektor sanitasi yang meliputi sub sektor, yaitu: air limbah domestik, persampahan rumah tangga, dan juga drainase perkotaan, dalam rangka pencapaian target RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015. b. Tujuan Mewujudkan kondisi sanitasi permukiman yang layak, yaitu yang dapat diakses oleh masyarakat sesuai dengan standar teknis, berfungsi secara berkelanjutan, dan tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. c. Lingkup Program PPSP Mendukung pencapaian target pembangunan nasional di sektor sanitasi pada tahun 2014, melalui upaya sebagai berikut : Membangun sinergi secara vertikal dan horizontal dalam pembangunan sanitasi. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pembangunan dan pengelolaan sanitasi di daerah. Memaksimalkan seluruh stakeholder yang terkait dengan pembangunan dan pengelolaan sanitasi di daerah. 3. Target Program PPSP Target Program PPSP hingga tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Sedikitnya 330 kabupaten/kota di 34 propinsi telah menyusun rencana Strategi Sanitasi kabupaten/kota. b. Sedikitnya 225 kabupaten/kota di 34 Propinsi telah menyusun Memorandum Program sektor sanitasi. c. Sedikitnya 160 kabupaten/kota di 34 Propinsi telah melakukan implementasi yang komprehensif dan terintegrasi terhadap rencana Strategi Sanitasi kabupaten/kota. Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 5

4. Komponen Program Pembangunan sanitasi permukiman didefinisikan sebagai upaya peningkatan pengelolaan air limbah domestik, sampah rumah tangga, dan drainase lingkungan yang layak dan berkelanjutan, mulai dari tingkat rumah tangga, hingga sistem pengelolaan di tingkat kabupaten/kota. Dengan demikian sanitasi permukiman dalam PPSP dibagi ke dalam tiga komponen yaitu: a) Air Limbah Domestik, yaitu limbah cair rumah tangga yang mencakup limbah black water dan grey water. Limbah black water adalah limbah cair yang dihasilkan dari WC rumah tangga, yakni berupa urin, tinja, air pembersih anus, air guyur, dan materi pembersih atau materi lainnya. Limbah grey water adalah limbah cair dari berbagai aktivitas yang berlangsung di dapur dan kamar mandi rumah tangga, yakni mandi, mencuci pakaian atau peralatan makan. Penanganan air limbah domestik harus mempertimbangkan kaitan antara pengelolaan air limbah domestik yang aman dan pengelolaan air minum khususnya dalam pengamanan sumber daya air. b) Sampah Rumah Tangga, yaitu limbah padat (sampah) basah dan kering yang dihasilkan dari rumah tangga. c) Drainase lingkungan, yaitu drainase tersier/mikro dengan cakupan layanan kurang dari 4 (empat) hektar, dengan lebar dasar saluran kurang dari 0,80 meter. Drainase lingkungan pada umumnya direncanakan, dibangun, dan dirawat oleh masyarakat dan atau pemeritah kabupaten/kota. 5. Tahapan dan Road Map PPSP Tahapan pelaksanaan PPSP terdiri dari: a) Kampanye, edukasi, advokasi, dan pendampingan. b) Pengembangan kelembagaan dan peraturan. c) Penyusunan Rencana Strategis. d) Penyusunan Memorandum Program. e) Implementasi. f) Pemantauan dan Evaluasi. Gambar Sub Modul 1-1 : Tahapan pelaksanaan PPSP 6 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

Sampai tahun 2013 program PPSP telah dilaksanakan di 351 kabupaten/kota. Adapun perinciannya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Sub Modul 1-1 : Road Map PPSP Tahapan 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Total PPSP Advokasi 41 58 104 123 98 14++ 438 Penyiapan kelembagaan Penyusunan rencana strategis Program memorandum 41 58 104 123 98 14++ 438 22 41 58 104 123 98 446 0 11 41 58 104 123 337 Implementasi 0 0 11 41 58 104 214 Monitoring Evaluasi 63 110 214 326 383 339 Sumber: Kick Off PPSP Pokja Provinsi Maret 2014 6. Pembagian peran dalam PPSP Semua pihak mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan sanitasi. Dalam program PPSP pembagian peran masing-masing pihak dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel Sub Modul 1-2 : Pembagian Peran dalam PPSP PIHAK TERLIBAT Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Kab/Kota Lembaga donor Dunia usaha dan swasta LSM Masyarakat PERANAN Advokasi dan penguatan kelembagaan, bantuan teknis, fasilitasi kegiatan di provinsi, kabupaten dan kota, peningkatan akses pendanaan, dan monev. Advokasi dan penguatan kelembagaan, koordinasi dan pengorganisasian kabupaten/kota, bantuan teknis, fasilitasi kegiatan di provinsi, kabupaten dan kota, danpeningkatan akses pendanaan dan monev. Penyusunan rencana strategis (SSK), program memorandum, implementasi dan monev. Dukungan pendanaan. Dukungan pendanaan dan suplai produk-produk sanitasi. Fasilitasi masyarakat dan pemerintah. Pembangunan dan pengelolaan sarana sanitasi di tingkat komunitas, pengelola sanitasi di tingkat rumah tangga dan partisipasi dalam pembangunan sanitasi. Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 7

7. Pendanaan Road Map PPSP Kebutuhan pendanaan sanitasi pada tahun 2010-1014 diperkirakan sebesar 62,6 Trilyun, sementara dana yang tersedia sebesar 44,9 Trilyun. Tabel Sub Modul 1-3 : Pendanaan Roadmap PPSP Sumber: Kick Off PPSP Pokja Provinsi Maret 2014 8. Kebijakan Pembangunan Sanitasi pada RPJMN tahun 2015-2019 Kebijakan pembangunan sanitasi yang tertuang dalam rancangan RPJMN tahun 2015-2019 adalah: Tercapainya universal access untuk bidang sanitasi (100 %) dengan perincian: Capaian standar pelayanan minimum sebesar 85 %. Life line : 15 %. Perkiraan kebutuhan anggaran sebesar 305 Trilyun. Tabel Sub Modul 1-4 : Perkiraan kebutuhan anggaran pembangunan sanitasi 2015-2019 B. Arah Kebijakan STBM Sumber: Kick Off PPSP Pokja Provinsi Maret 2014 1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi Undang-Undang No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 menetapkan bahwa Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat setinggitingginya dapat terwujud. Selanjutnya dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes) Tahun 2010-2014 yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Repulik Indonesia No. HK.03.01/160/1/2010 ditetapkan bahwa Visi Kemenkes adalah Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. 8 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

Adapun Misi Kemenkes adalah 1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani; 2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan; 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; dan 4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait pembangunan kesehatan, khususnya bidang air minum, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Berdasarkan hasil studi Indonesian Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, sebanyak 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar sembarangan. Lebih lanjut berdasarkan studi Basic Human Services di Indonesia, kurang dari 15% penduduk Indonesia yang mengetahui dan melakukan cuci tangan pakai sabun pada waktuwaktu kritis. Kondisi ini berkontribusi terhadap tingginya angka Diare yaitu 423 per seribu penduduk pada tahun 2006 dengan 16 provinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,52. Untuk memperbaiki capaian ini, perlu dilakukan intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Untuk itu, pemerintah merubah pendekatan pembangunan sanitasi nasional dari pendekatan sektoral dengan penyediaan subsidi perangkat keras yang selama ini tidak memberi daya ungkit terjadinya perubahan perilaku higiene dan peningkatan akses sanitasi, menjadi pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat yang menekankan pada 5 (lima) perubahan perilaku hiegene. Pada tahun 2005, pemerintah melakukan uji coba implementasi Community Led Total Sanitation (CLTS) atau Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di 6 kabupaten. Pada tahun 2006, uji coba ini telah berhasil menciptakan 160 desa bebas buang air besar sembarangan (open defecation free-odf), sehingga pada tahun 2006, pemerintah mencanangkan gerakan sanitasi total dan kampanye cuci tangan pakai sabun nasional. Pada tahun 2007, sebanyak 500 desa sudah ODF dan pada tahun 2008 pemerintah menetapkan kebijakan nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 852/MENKES/SK/IX/2008. 2. Arah Kebijakan dan Strategi STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk merubah perilaku hiegene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Program STBM memiliki indikator outcome dan indikator output. Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit Diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku. Sedangkan indikator output STBM adalah sebagai berikut : a. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (ODF). b. Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga. c. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar. d. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar. e. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar. Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 9

Untuk mencapai outcome tersebut, STBM memiliki 6 (enam) strategi nasional STBM, yaitu: 1) Penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment); Prinsip: Meningkatkan dukungan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam meningkatkan perilaku higienis dan saniter. Pokok Kegiatan: Melakukan advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya secara berjenjang. Mengembangkan kapasitas lembaga pelaksana di daerah. Meningkatkan kemitraan antara pemerintah, pemerintah daerah, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan swasta. 2) Peningkatan kebutuhan (demand creation); Prinsip: Menciptakan perilaku komunitas yang higienis dan saniter untuk mendukung terciptanya sanitasi total. Pokok Kegiatan: Meningkatkan peran seluruh pemangku kepentingan dalam perencanaan dan pelaksanaan sosialisasi peningkatan kebutuhan. Mengembangkan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi dari kebiasaan buruk sanitasi (buang air besar) dan dilanjutkan dengan pemicuan perubahan perilaku komunitas. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memilih teknologi, material dan biaya sarana sanitasi yang sehat. Mengembangkan kepemimpinan di masyarakat (natural leader) untuk memfasilitasi pemicuan perubahan perilaku masyarakat. Mengembangkan sistem penghargaan kepada masyarakat untuk meningkatkan dan menjaga keberlanjutan sanitasi total. 3) Peningkatan penyediaan (supply improvement) Prinsip: Meningkatkan kertersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pokok Kegiatan: Meningkatkan kapasitas produksi swasta lokal dalam penyediaan sarana sanitasi. Mengembangkan kemitraan dengan kelompok masyarakat, koperasi, lembaga keuangan dan pengusaha lokal dalam penyediaan sarana sanitasi. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian perguruan tinggi untuk pengembangan rancangan sarana sanitasi tepat guna. 4) Pengelolaan pengetahuan (knowledge management); Prinsip: Melestarikan pengetahuan dan pembelajaran sanitasi lokal. Pokok Kegiatan: Mengembangkan dan mengelola pusat data dan informasi. Meningkatkan kemitraan antar program-program pemerintah, non pemerintah dan swasta dalam peningkatan pengetahuan dan pembelajaran sanitasi di Indonesia. Mengupayakan masuknya pendekatan sanitasi total dalam kurikulum pendidikan. 10 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

5) Pembiayaan; Prinsip: Meniadakan subsidi untuk penyediaan fasilitas sanitasi dasar. Pokok kegiatan: Menggali potensi masyarakat untuk membangun sarana sanitasi sendiri. Mengembangkan solidaritas sosial (gotong royong). Menyediakan subsidi diperbolehkan untuk fasilitas sanitasi komunal. 6) Pemantauan dan evaluasi. Prinsip: Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi. Pokok kegiatan: Memantau kegiatan dalam lingkup komunitas oleh masyarakat. Pemerintah daerah mengembangkan sistem pemantauan dan pengelolaan data. Mengoptimumkan pemanfaatan hasil pemantauan dari kegiatan-kegiatan lain yang sejenis. Pemerintah dan pemerintah daerah mengembangkan sistem pemantauan berjenjang. Dari 6 (enam) strategi tersebut, 3 (tiga) strategi pertama merupakan strategi utama dalam pelaksanaan program nasional STBM. Tiga strategi ini disebut Komponen Sanitasi Total. C. Peran dan Strategi STBM 1. Peran program STBM dalam pencapaian RPJPN, RPJMN, dan MDGs tujuan 7C STBM adalah program nasional pembangunan sanitasi di Indonesia yang dipilih untuk: memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat serta mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses sanitasi dasar yang layak dan berkesinambungan. Komitmen pemerintah tersebut tercantum dalam pencapaian target pembangunan millennium (Millenium Development Goal), khususnya target 7C, yaitu mengurangi hingga setengah penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi pada ahun 2015. Komitmen pemerintah terkait sanitasi lainnya tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) adalah sanitasi total untuk seluruh rakyat Indonesia pada tahun 2025. Kontribusi program nasional STBM dalam MDGs, terlihat pada tabel di bawah: Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 11

Target 10 Tabel Sub Modul 1-5 : Tujuan Millenium Development Goal (MDG s) Goal 7 Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup Menurunkan hingga separuhnya proporsi rumah tangga tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada tahun 2015 INDIKATOR Baseline Baseline Target MDGs Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak ( Kota & Desa) Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak (Kota & Desa) 1994 2010*) 2015 Kota 50,58% 42,51% 75,29% Desa 31,61% 45,85% 65,81% Total 37,73% 44,19% 68,87% Kota 53,64% 72,78% 76,82% Desa 11,10% 38,50% 55,55% Total 24,81% 55,54% 62,41% *)BPS; Susenas 2. Strategi STBM Dari 6 strategi nasional STBM, ada 3 strategi utama atau Gambar Sub Modul 1-2 : Komponen Pokok STBM komponen pokok STBM, yaitu: Peningkatan kebutuhan dan permintaan sanitasi, yaitu menciptakan kondisi yang mendukung tercapainya sanitasi total, melalui dukungan kelembagaan, regulasi dan kemitraan antar pelaku STBM, termasuk di dalamnya pemerintah, masyarakat, institusi pendidikan, institusi keagamaan, dan swasta. Peningkatan layanan penyediaan sanitasi, yaitu upaya sistematis untuk meningkatkan kebutuhan menuju perubahan perilaku yang higienis dan saniter. Penciptaan lingkungan yang kondusif/mendukung, yaitu dengan meningkatkan dan mengembangkan percepatan penyediaan akses terhadap produk dan layanan sanitasi yang layak dan terjangkau dalam rangka membuka dan mengembangkan pasar sanitasi. Ketiga komponen pokok ini saling terkait satu sama lain, dan harus dilakukan semuanya, agar program STBM sukses dilakukan. Ketiga komponen sanitasi total tersebut menjadi landasan strategi pelaksanaan untuk pencapaian 5 (lima) pilar STBM, yaitu: 1) Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). 2) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). 3) Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT). 4) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PS-RT). 5) Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT). 12 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

3. Pemetaan Peran dan Tanggung Jawab Stakeholder di Masing-Masing Tingkatan STBM dilakukan di semua tingkatan dengan memperhatikan koordinasi lintas memperhatikan koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan, termasuk lintas program pembangunan air minum dan sanitasi, sehingga keterpaduan dalam persiapan dan pelaksanaan STBM dapat tercapai. Tahapan pelaksanaan program STBM terlihat pada bagan dibawah: Tabel Sub Modul 1-6 : Tahapan Pelaksanaan STBM Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 13

Tugas dan fungsi stakeholder pelaksana STBM di setiap tingkatan, digambarkan pada bagan dibawah: a. Advokasi kebijakan program, penggalian pendanaan, koordinasi dan penyediaan bantuan teknis. b. Penyiapan NSPK, modul pelatihan, sistem monitoring dan evaluasi. a. Advokasi program, pendanaan, dan koordinasi. b. Menyapkan panel pelatih master STBM propinsi. c. Pemantauan dan fasilitasi pembelajaran. d. Bekerjasama dengan lembaga riset pasar untuk mengembangkan strategi pemasaran & komunikasi perubahan perilaku. a. Mengelola dan memantau program. b. Advokasi dan komunikasi kepada Bupati/DPRD untuk pendanaan dan dukungan program. c. Mengorganisir pelatihan fasilitator CLTS Memfasilitasi wirausaha sanitasi melayani konsumen warga ekonomi rendah. Gambar Sub Modul 1-3 : Tupoksi STBM a. Memicu masyarakat & melakukan pendampingan tindak lanjut pasca pemicuan. b. Memantauan, melaporkan data secara regular ke kabupaten, verifikasi ODF. c. Melakukan fasilitasi kepada masyarakat dalam memilih teknologi sanitasi. d. Melakukan fasilitasi di antara masyarakat yang dipicu dan wirausaha sanitasi. 14 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

Referensi : 1. Bappenas, Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Sanitasi, 2003. 2. Kementerian Kesehatan RI, Renstra 2010-2014, Jakarta 2010. 3. Peraturan Kementerian Kesehatan No 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. 4. Buku Profil Program Penyehatan Lingkungan. 5. Pokja Nasional AMPL, Petunjuk Praktis Penyusunan Buku Putih Sanitasi, 2013. 6. Pokja Nasional AMPL, Petunjuk Praktis Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota, 2013. 7. Pokja Nasional AMPL, Petuntuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi,2013. Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 15

LAMPIRAN 1 : SLIDE PRESENTASI 16 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 17

18 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 19

20 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 21

22 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 23

24 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 25

26 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 27

28 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 29

30 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 31

32 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi 33

34 Sub Modul 1 : Kebijakan Terkait Sanitasi

SUB MODUL 2 : SKEMA IPP-STBM (IMPLEMENTASI PPSP MELALUI PENGUATAN PILAR-PILAR STBM) I. DESKRIPSI SINGKAT Sub modul ini menjelaskan tentang konsep dan skema Intervensi Perubahan Perilaku, Komunikasi perubahan perilaku di dalam Implementasi PPSP melalui penguatan Pilar-pilar STBM (IPP-STBM). Permasalahan sanitasi tidak terlepas dari permasalahan perilaku, sehubungan dengan hal itu maka diperlukan rancangan kegiatan yang tepat untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan yaitu mengurangi perilaku sanitasi yang tidak aman dan mempertahankan serta meningkatkan perilaku sanitasi yang aman. II. III. IV. TUJUAN KEGIATAN Tujuan Kegiatan Umum: Setelah mempelajari materi peserta mampu memahami konsep dan skema intervensi perubahan perilaku dan komunikasi perubahan perilaku di dalam Implementasi PPSP melalui penguatan pilar-pilar STBM (IPP-STBM). Tujuan Kegiatan Khusus: Setelah pelatihan peserta diharapkan mampu : Memahami pengertian intervensi perubahan perilaku sanitasi. Memahami tujuan intervensi perubahan perilaku sanitasi. Memahami pengertian komunikasi perubahan perilaku. Memahami komponen perubahan perilaku. Memahami tahapan perubahan perilaku. Menguraikan dan memahami tahapan komunikasi perubahan perilaku. Mengetahui dan memahami skema IPP-STBM. Menguraikan dan memahami tahapan pelaksanaan IPP- STBM. POKOK BAHASAN a. Pengertian intervensi perubahan perilaku sanitasi. b. Tujuan intervensi perubahan perilaku sanitasi. c. Pengertian komunikasi perubahan perilaku sanitasi. d. Komponen perubahan perilaku. e. Tahapan perubahan perilaku. f. Tahapan komunikasi perubahan perilaku. g. Skema IPP-STBM. h. Tahapan Implementasi PPSP melalui penguatan pilar-pilar STBM (IPP-STBM). WAKTU 135 menit (3 JPL) V. METODE 1. Ceramah dan tanya jawab. 2. Curah pendapat. 3. Diskusi kelompok. 4. Diskusi pleno. Sub Modul 2 : Skema IPP STBM 35

VI. ALAT BANTU dan MEDIA 1. Slide presentasi. 2. Lembar Aktivitas 1: Mencari pasangan strategi & kegiatan 5 buah amplop besar untuk LA 1. 3. Tulisan strategi dan kegiatan IPP STBM. 4. Kertas flipchart. 5. Spidol warna warni. 6. Selotip kertas. 7. LCD. 8. Laptop. VII. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN SESI 1: Pengkondisian (10 menit). Langkah 1: Langkah 2: Langkah 3: Langkah 4: Sapa peserta dengan ramah dan ucapkan salam. Penggunaan bahasa daerah diperkenankan untuk menambah kedekatan fasilitator dan peserta serta untuk memperlancar proses. Apabila fasilitator belum berkenalan dengan peserta, fasilitator memperkenalkan diri dan meminta semua peserta menyebutkan nama masingmasing. Bila diperlukan, ajak peserta melakukan kegiatan untuk mencairkan suasana atau melakukan energizer. Jelaskan pada peserta bahwa dalam pertemuan ini topik yang akan dibahas adalah : Konsep IPP-STBM, sampaikan mengapa topik ini penting untuk dibahas. Jelaskan tujuan dari kegiatan ini dengan menayangkan slide tujuan. Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Tanyakan kepada peserta apakah sudah siap mengikuti sesi berikutnya? Apabila sudah siap segera lanjutkan dengan sesi selanjutnya. SESI 2 : Langkah 1: Langkah 2: Pembahasan Sub Pokok Bahasan Perilaku dan Intervensi Perubahan Perilaku Sanitasi, Tujuan Intervensi Perubahan Perilaku Sanitasi dan Komunikas Perubahan Perilaku Sanitasi ( 15 menit). Pengantar : sampaikan kepada peserta bahwa permasalahan sanitasi tidak terlepas dari permasalahan perilaku. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan intervensi perubahan perilaku sanitasi yang bertujuan untuk mengurangi perilaku/praktek sanitasi yang tidak aman dan menciptakan lingkungan hidup yang sehat sehingga akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Intervensi yang dilakukan harus efektif. Untuk merancang intervensi yang efektif diperlukan pemahaman yang tepat mengenai intervensi perubahan perilaku sanitasi sehingga rancangan intervensi yang dikembangkan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula. Tanyakan kepada peserta mengenai pengertian Intervensi? Tulis jawaban peserta pada kertas flipchart. Selanjutnya tanyakan kepada peserta intervensi apa saja yang sudah dilakukan terkait dengan sanitasi. Tulis jawaban peserta pada kertas flipchart. Selanjutnya tanyakan apakah intervensi yang sudah dilakukan sudah terbukti efektif/mampu menimbulkan dampak (terjadi perubahan perilaku)? 36 Sub Modul 2 : Skema IPP STBM

Langkah 3: Langkah 4: Selanjutnya tanyakan kepada peserta mengenai : Pengertian Intervensi Perubahan Perilaku Sanitasi. Tujuan Intervensi Perubahan Perilaku dan Intervensi Perubahan Perilaku Sanitasi. Komunikasi perubahan perilaku sanitasi. Tulis kata-kata kunci yang disampaikan peserta pada kertas flipchat. Ajak peserta untuk merangkum pengertian Intervensi perubahan perilaku Sanitasi, Tujuan intervensi perubahan perilaku sanitasi serta komunikasi perubahan perilaku sanitasi berdasarkan kata-kata kunci yang sudah dituliskan. Tayangkan slide pengertian dan tujuan intervensi perubahan perilaku sanitasi serta komunikasi perubahan perilaku sanitasi. Sampaikan kepada peserta bahwa Intervensi perubahan perilaku sanitasi dalam hal ini dikemas sebagai IPP-STBM. Kemasan Komunikasi perubahan perilaku sanitasi dalam hal ini dikemas sebagai Promosi Higiene dan Sanitasi. Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Jawablah pertanyaan peserta dengan singkat dan jelas. Apabila ada pertanyaan yang belum bisa dijawab pada saat itu jangan memaksakan diri untuk menjawab. Sampaikan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut dan akan menyampaikannya kepada peserta. Jelaskan kepada peserta bahwa intervensi perubahan perilaku sanitasi terdiri dari : Komunikasi perubahan perilaku, advokasi, pelibatan peran serta masyarakat, dan akses ke layanan sanitasi. Tanyangkan slide sehubungan dengan hal tersebut. Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Jawablah pertanyaan peserta dengan singkat dan jelas. Apabila ada pertanyaan yang belum bisa dijawab pada saat itu jangan memaksakan diri untuk menjawab. Sampaikan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut dan akan menyampaikannya kepada peserta. SESI 3 : Langkah 1: Langkah 2: Pembahasan Sub Pokok Bahasan Komponen Perubahan Perilaku dan Tahapan Perubahan perilaku Individu serta tahapan melakukan komunikasi perubahan perilaku/promosi higiene dan sanitasi ( 40 menit). Minta kesediaan beberapa relawan untuk menceritakan pengalamannya melakukan perubahan perilaku selama hidup dalam hal apapun. Tanyakan faktor apa saja yang membuat peserta tersebut mau melakukan perubahan perilaku. Catat kunci jawaban peserta pada kertas flipchart. Ucapkan terima kasih kepada relawan. Tanyakan kepada peserta komponen apa saja selain yang disebutkan oleh relawan sebelumnya yang membuat seseorang mau melakukan perubahan perilaku. Catat jawaban peserta pada kertas flipchart. Ajak peserta untuk membuat rangkuman komponen perubahan perilaku berdasarkan pengalaman dan jawaban peserta. Tayangkan slide komponen perubahan perilaku, jelaskan setiap komponen perubahan perilaku beserta contohnya. Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Sub Modul 2 : Skema IPP STBM 37

Langkah 3: Langkah 4: Jawablah pertanyaan peserta dengan singkat dan jelas. Apabila ada pertanyaan yang belum bisa dijawab pada saat itu jangan memaksakan diri untuk menjawab. Sampaikan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut dan akan menyampaikannya kepada peserta. Sampaikan kepada peserta bahwa untuk melakukan perubahan perilaku tidaklah mudah ada beberapa tahapan perubahan perilaku sebelum perilaku baru yang diharapkan benar-benar dilakukan dan bertahan untuk seterusnya. Tanyakan kepada peserta tahapan seseorang untuk melakukan perubahan perilaku. Rangkum jawaban peserta dengan menayangkan slide tahapan perubahan perilaku individu. Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Jawablah pertanyaan peserta dengan singkat dan jelas. Apabila ada pertanyaan yang belum bisa dijawab pada saat itu jangan memaksakan diri untuk menjawab. Sampaikan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut dan akan menyampaikannya kepada peserta. Sampaikan bahwa untuk mendukung terjadinya perubahan perilaku diperlukan kegiatan promosi higiene dan sanitasi yang terencana dengan baik. Tanyakan pengalaman peserta tahapan melakukan kegiatan promosi kesehatan yang pernah dilakukan. Tulis jawaban peserta pada kertas flipchart. Rangkum jawaban peserta dengan menayangkan slide tahapan perubahan perilaku individu. Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Jawablah pertanyaan peserta dengan singkat dan jelas. Apabila ada pertanyaan yang belum bisa dijawab pada saat itu jangan memaksakan diri untuk menjawab. Sampaikan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut dan akan menyampaikannya kepada peserta. SESI 4 Langkah 1 : Langkah 2 : Pembahasan Sub Pokok Bahasan : Skema dan Tahapan melakukan IPP-STBM (60 menit). Jelaskan bahwa untuk mengembangkan suatu intervensi perubahan perilaku perlu dilakukan beberapa tahapan kegiatan. Minta kesediaan beberapa relawan untuk menceritakan pengalamannya melakukan intervensi perubahan perilaku yang pernah dilakukan. Tulis jawaban peserta pada kertas flipchart. Ucapkan terima kasih terhadap relawan tersebut. Ajak peserta untuk membuat rangkuman tahapan kegiatan intervensi yang telah dilakukan berdasarkan pengalaman tersebut. Jelaskan Skema IPP-STBM. Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Jawablah pertanyaan peserta dengan singkat dan jelas. Apabila ada pertanyaan yang belum bisa dijawab pada saat itu jangan memaksakan diri untuk menjawab. Sampaikan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut dan akan menyampaikannya kepada peserta. 38 Sub Modul 2 : Skema IPP STBM