Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan, semoga orasi ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih.

dokumen-dokumen yang mirip
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan. GUBERNUR SULAWESI SELATAN Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

Bab VI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN. 6.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH

RANCANGAN RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI BALI TAHUN 2016

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA PUNCAK ACARA PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SE-DUNIA TINGKAT KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2014 TANGGAL : 27 JUNI 2014

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA DENPASAR TAHUN 2008

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

BAB IV ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB III Visi dan Misi

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI MENANAM POHON INDONESIA (HMPI) DAN BULAN MENANAM NASIONAL (BMN) TAHUN 2017

PEMERINTAH DAERAH SUMATERA BARAT DALAM PENGURANGAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Penulisan Laporan

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

Visi Mewujudkan Kabupaten Klaten yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing. Misi ke 1 :

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

ProKlim sbg Penguatan Inisiatip Pengelolaan SDH Berbasis Masyarakat

3. Pelestarian makhluk hidup dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat berupa

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : "Bali Mandara Jilid 2", Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Definisi Perubahan Iklim. Adaptasi perubahan iklim. Knowledge Management Forum 2017 Surabaya, April

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

10 sungai dan 2 danau

2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014

KEBIJAKAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMDA MELAKSANAKAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GRK DAN SISTEM PEMANTAUANNYA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

Sambutan Pada Acara PERINGATAN HARI AIR se-dunia TAHUN 2011

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KULONPROGO. Sambutan Pada Acara SOSIALISASI GERAKAN NASIONAL KEMITRAAN PENYELAMATAN AIR (GNKPA) Tanggal, 10 Maret 2011

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon. Rencana Tahun Target Capaian Kinerja

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 RTRW KABUPATEN

I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukkan perkembangan yang sangat

PERUBAHAN RENCANA KERJA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI MENANAM POHON INDONESIA (HMPI) DAN BULAN MENANAM NASIONAL (BMN)

sistem pengelolaan lingkungan yang baik dan terukur

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Model Genesi dalam Jurnal : Berkala Ilmiah Teknik Keairan Vol. 13. No 3 Juli 2007, ISSN

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan. Banyak terjadi penurunan kualitas lingkungan, baik yang terjadi

BAB IV VISI DAN MISI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS PEMANFAATAN RUANG YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PESISIR KOTA TEGAL

PENDAHULUAN. daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

Transkripsi:

GUBERNUR BALI ORASI ILMIAH STRATEGI MEWUJUDKAN BALI GREEN PROVINCE DISAMPAIKAN DALAM ACARA WISUDA SARJANA KE-42 DAN DIES NATALIS KE-28 UNIVERSITAS WARMADEWA JUMAT, 17 SEPTEMBER 2010 Yang saya hormati : - Rektor Universitas Warmadewa; - Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali; - Civitas Akademika Universitas Warmadewa dan hadirin yang berbahagia. Om Swastiastu; Mengawali orasi ilmiah saya ini marilah kita bersama-sama menghaturkan sembah bakti dan angayubagia kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas asung kerta wara nugraha-nya, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul di tempat ini untuk mengikuti Wisuda Sarjana ke-42 dan Dies Natalis ke-28 Universitas Warmadewa. Saudara-Saudara Sekalian, Akhir-akhir ini wilayah Provinsi Bali telah merasakan dampak pemanasan global dan perubahan iklim, seperti terjadinya pergeseran musim, abrasi pantai yang cukup mengkhawatirkan, berkembangnya berbagai jenis penyakit tropis, menurunnya debit air permukaan, meningkatnya suhu udara, dan Iain-Iain. Berdasarkan perkiraan para ahli, pulau-pulau kecil termasuk wilayah Provinsi Bali akan mengalami dampak yang cukup signifikan akibat naiknya muka air laut. Sementara itu, Bali yang memiliki sumber daya alam terbatas dengan luas daratan 5.632,86 km 2 mengatami tekanan akibat jumlah penduduk yang telah mencapai + 3.891.428 jiwa dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 1,46%. Bahkan sejak beberapa tahun terakhir, jumlah penduduk Bali meningkat cukup tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi yang makin kondusif juga menimbulkan tekanan terhadap ketersediaan sumber daya alam Bali. Saat ini Provinsi Bali telah menghadapi berbagai permasalahan lingkungan hidup yang tidak mudah untuk dicarikan solusinya, antara lain alih fungsi Iahan yang mencapai rata-rata 600 ha/tahun, menurunnya kualitas dan kuantitas sumber daya air, pendangkalan sungai dan danau, abrasi pantai,

kerusakan terumbu karang, kerusakan hutan, dan Iain-Iain. Abrasi pantai telah terjadi hampir di seluruh pantai di Bali yang saat ini telah mencapai 67,1 km atau 15,6% dari panjang pantai Provinsi Bali. Terumbu karang yang sangat berperan penting dalam mengurangi dampak abrasi dan sekaligus juga sebagai plasma nutfah telah sebagian besar (12,3% mengalami kerusakan berat). Air tanah di Bali yang mencakup 8 (delapan) cekungan juga mengalami kondisi yang ekploitatif sehingga ada kecenderungan di beberapa kawasan mengalami penurunan kualitas dan debit. Kerusakan wilayah pesisir dan laut juga terjadi akibat pencemaran oleh limbah, baik limbah cair maupun sampah khususnya sampah plastik. Oleh karena itu dalam upaya menjaga keseimbangan pembangunan dan pemanfaatan sumber daya alam, Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan visi yaitu : " Bali MANDARA " yang mengandung makna Bali yang Agung, Bali yang Besar dan Suci, Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera masyarakatnya sepanjang masa. Untuk mewujudkan visi tersebut telah dijabarkan misi yaitu : 1) Mewujudkan Bali yang berbudaya (metaksu), dinamis, maju dan modern; 2) Mewujudkan Bali yang aman, damai, tertib, harmonis serta bebas dari berbagai ancaman; 3) Mewujudkan Bali yang sejahtera dan sukerta lahir batin; 4) Mewujudkan Bali yang lestari dan indah. Dalam rangka menindaklanjuti visi dan misi tersebut arah kebijakan pembangunan Daerah Bali difokuskan pada: a. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan handal dalam menghadapi globalisasi; b. Peningkatan keseimbangan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; c. Pemantapan pelaksanaan otonomi daerah didukung oleh kerjasama antar daerah yang saling menguntungkan; d. Peningkatan kesadaran dan penegakan hukum; e. Pelestarian kebudayaan Bali didukung oleh kekokohan identitas budaya, dan ketahanan sosial; f. Peningkatan sumber-sumber pendapatan daerah yang mapan dan peningkatan ekonomi kerakyatan. Hadirin yang saya hormati; Sejalan dengan arah kebijakan tersebut, Pemerintah Provinsi Bali tanggal 22 Pebruari 2010 telah mendeklarasikan Program Bali Green Province yang merupakan komitmen Pemerintah Provinsi Bali bersama Pemerintah Kabupaten/Kota, LSM, Unsur Pendidikan dan masyarakat guna mewujudkan Bali yang bersih, sehat, nyaman, lestari dan indah. Untuk mewujudkan program tersebut, telah ditetapkan 3 (tiga) strategi dasar yaitu : 1) Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya (kearifan lokal) yang berwawasan lingkungan hidup, termasuk berbagai aktivitas keagamaan baik yang berskala kecil, menengah maupun besar (Green Culture); 2) Mewujudkan perekonomian daerah Bali yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun tetap dapat menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup untuk

generasi masa kini dan yang akan datang (Green Economy); 3) Mewujudkan lingkungan hidup Daerah Bali yang bersih, sehat, lestari, dan indah, sehingga dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan sumberdaya alam (Clean & Green). Ketiga strategi dasar tersebut saling pengaruh mempengaruhi dan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu sasaran yang akan dicapai untuk mewujudkan program Bali Green Province adalah: a. Mendorong peran aktif masyarakat untuk mengembangkan budaya bersih (Green Culture) melalui perubahan perilaku masyarakat/desa Pekraman, anak-anak sekolah, Perguruan Tinggi dan pengelola kawasan suci/obyek wisata untuk melakukan pengelolaan sampah dengan sistem 3-R (reduce, reuse, dan recycle); melakukan pemilahan dan komposting, menggali kearifan lokal dalam pelestarian lingkungan hidup; pemberian insentif/reward bagi masyarakat peduli lingkungan; pengembangan kurikulum yang berbasis lingkungan hidup; b. Mendorong setiap usaha/kegiatan untuk melakukan upayaupaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan (Green Economy), melaiui pengolahan limbah, pemilahan dan penyaluran sampah plastik (anorganik), dan komposting; pemanfaatan CSR untuk pelestarian lingkungan hidup; efisiensi energi, air, dan mendorong untuk melakukan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim. c. Menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, sehat, lestari dan indah menuju masyarakat madani (Clean & Green) melaiui gerakan Bali Bebas Sampah Plastik 2013; meningkatkan tutupan vegetasi lahan melalui reboisasi/penghijauan, perluasan ruang terbuka hijau; pengembangan program kali bersih (PROKASIH) dan program peringkat kinerja perusahaan (PROPER); pelestarian kawasan sekitar danau, waduk dan mata air serta peningkatan daerah resapan air hujan melalui pembangunan sumur resapan dan biopori; pengembangan pesisir dan laut terpadu (ICM); pengendalian tata ruang, penataan sistem drainase dan pengendalian kawasan rawan bencana (banjir dan tanah longsor); pengembangan sistem managemen informasi lingkungan hidup dan penegakan hukum lingkungan. Hadirin yang saya hormati; Bila kita perhatikan perkembangan pembangunan di Daerah Bali yang berkaitan dengan pembangunan sektor ekonomi di satu sisi berjalan dengan cepat, namun di sisi lain memberikan tekanan terhadap kelestarian lingkungan hidup. Akibat dari percepatan pembangunan sektor ekonomi tersebut maka timbul berbagai masalah lingkungan hidup antara lain : 1. Belum optimalnya tutupan lahan (kurang dari 40 %), karena laju alih fungsi lahan yang masih cukup tinggi dan makin

berkurangnya jumlah tegakan tanaman; 2. Tingginya produksi sampah (rata-rata 4.695 M 3 /hari) dan terbatasnya sarana prasarana pengolahan sampah; 3. Rendahnya partisipasi masyarakat dan pelaku usaha dalam pengelolaan sampah plastik. Rata-rata volume sampah plastik di Bali mencapai 516,45 M 3 /hari atau 11% dari total volume sampah; 4. Menurunnya kuantitas dan kualitas sumber daya air serta makin berkurangnya daerah tangkapan air hujan; 5. Pengharusutamaan lingkungan hidup pada sektor ekonomi masih menghadapi berbagai kendala; 6. Masih banyaknya penduduk miskin (134.804 KK) dan tingkat pendidikan yang relatif masih rendah; 7. Terjadinya konfiik kepentingan dalam pemanfaatan sumber daya alam dan iingkungan; 8. Belum optimalnya pengendaiian pemanfaatan tata ruang, karena masih lemahnya komitmen komponen terkait; 9. Ketidakpastian hukum akibat lemahnya penegakan hukum, sehingga terjadi ketidaktaatan terhadap norma-norma dan kaidah-kaidah dalam pengelolaan Iingkungan hidup. Hadirin yang saya hormati; Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka Pemerintah Provinsi Bali bersama Pemerintah Kabupaten/Kota serta seluruh komponen masyarakat berkomitmen untuk mewujudkan Bali Green Province melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Positioning yaitu mengharusutamakan pertimbangan pelestarian Iingkungan hidup dalam setiap kebijakan pembangunan daerah Bali yang berlandaskan budaya yang dijiwai Agama Hindu; b. Differentiation yaitu mewujudkan pembangunan daerah, Bali yang berwawasan Iingkungan hidup guna mencapai masyarakat yang maju, aman, damai, dan sejahtera (Bali MANDARA); c. Branding yaitu menjadikan Bali Green Province memiliki nilai jual untuk meningkatkan perekonomian Daerah Bali dimotori sektor pariwisata. Beberapa kegiatan yang sudah dan sedang disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Bali bersama Pemerintah Kabupaten/Kota se-bali dan komponen lainnya, antara lain : 1. Penyusunan rencana aksi daerah dalam menghadapi dampak perubahan iklim; 2. Menyiapkan Ran per da Pengolahan Sampah; 3. Penyusunan Road Map (Peta Jalan) Menuju Bali Green Province; 4. Pembentukan Pokja Bali Green Province; 5. Pengembangan Desa Sadar Lingkungan;

6. Gerakan penghijauan 2.600 + 500.000 pohon bambu; 7. Gerakan kebersihan sampah plastik di kawasan sekitar danau; 8. Pembangunan lubang resapan biopori; 9. Pembangunan sumur resapan; 10. Pembangunan unit pengolahan limbah ramah lingkungan (waste water garden); 11. Transplantasi terumbu arang; 12. Penanaman mangrove; 13. Gerakan bersih sampah plastik di sepanjang pantai di Bali; 14. Pembentukan kelompok pelajar peduli sampah plastik; 15. Pengembangan eco-office; 16.Pemberian penghargaan Sad Kertih Awards, Adiwiyata, dan Kalpataru; 17. Pengembangan kerja sama dengan pengepul sampah plastik; 18. Penghijauan dan reboisasi; 19. Pengembangan energi terbarukan (matahari, air, angin), dan Iain-Iain. Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan, semoga orasi ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. "Om Santi, Santi, Santi, Om" GUBERNUR BALI, MADE MANGKU PASTIKA