SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 112/PMK.04/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BUKU REKENING BARANG KENA CUKAI DAN BUKU REKENING KREDIT

dokumen-dokumen yang mirip
I BRCK-l. BUKU REKENING BARANG KENA CUKAI ETiL ALKOHOL. Nama Pabrik/Tempat Penyimpanan NPPBKC Alamat Pabrik/Ternpat Penyimpanan ...(1)...(2). : (3).

NOMOR 115/PMK.04/2008 TENTANG PENCACAHAN DAN POTONGAN ATAS ETIL ALKOHOL DAN MINUMAN YANG MENGANDUNG ETIL ALKOHOL MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 111/PMK.04/2008 TENTANG PEMBERITAHUAN BARANG KENA CUKAI YANG SELESAI DIBUAT MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 110/PMK.04/2008 TENTANG

BUKTI PENERIMAAN JAMINAN (BPJ) NOMOR :...(3)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG

TENTANG PELUNASAN CUKAI MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 17/KMK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-15/BC/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P 14/BC/2006 TENTANG

Isi :...(5) Tarif :.(5) Belum dilekati (Bungkus) Telah dilekati (Bungkus)

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 68/PMK.04/2009 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 01 /BC/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 53/BC/2011 TENTANG

Kop Bank Penjamin Nomor Referensi : JAMINAN BANK Nomor :...(1)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.224, 2010

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 17 /BC/2008 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 42 /BC/2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 96/PMK.04/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 237/PMK.04/2009 TENTANG TIDAK DIPUNGUT CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2007 TENTANG PEMBEBASAN CUKAI MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN

PEMBERITAHUAN BARANG KENA CUKAI YANG SELESAI DIBUAT ETIL ALKOHOL

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-11/BC/2007 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-27/BC/2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.530, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Barang Kena Cukai. Penibunan. Kawasan Pabean. Pencabutan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 55/BC/2012

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG NOMOR P- 39/BC/2009

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 57/BC/2012

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 16 /BC/2008 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 146/PMK.04/2010 TENTANG

235/PMK.04/2009 PENIMBUNAN, PEMASUKAN, PENGELUARAN, DAN PENGANGKUTAN BARANG KENA CUKAI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 117/PMK.04/2008 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR SE - 09/BC/2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA DI BIDANG CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 27/BC/2013

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: KEP- 64/BC/1997 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.04/2014 TENTANG

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (7) Undan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-26/BC/2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA DI BIDANG CUKAI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 35/BC/2014 TENTANG TATA CARA TIDAK DIPUNGUT CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.04/2014 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK INQONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 /PMK.04/2017 TENT ANG TIDAK DIPUNGUT CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 29 /BC / 2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PMK.04/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 114/PMK.04/2008 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG CUKAI MENTERI KEUANGAN,

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN 237/PMK.04/2009 TENTANG TIDAK DIPUNGUT CUKAI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 146/PMK.04/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 18/BC/2017 TENTANG DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 35/BC/2014 TENTANG TATA CARA TIDAK DIPUNGUT CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 49 /BC/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 31/BC/2007

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85/PMK.03/2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

2017, No Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tent

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.03/2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG

SE - 26/BC/2009 PELAYANAN PITA CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI MEMUTUSKAN :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 52 /BC/2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 21 /BC/2013

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2010 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-17 /BC/ 1996 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

2017, No Melaksanakan Pelunasan dengan Cara Pembayaran; c. bahwa untuk lebih memberikan kepastian hukum, meningkatkan pelayanan di bidang cukai

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 52/BC/2011 TENTANG

2017, No Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1996 TENTANG PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI DI BIDANG CUKAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 191/PMK.04/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.437, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Cukai. Hasil Tembakau.

TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.011/2014 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

P - 39/BC/2009 PELEKATAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU DAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

181/PMK.011/2009 TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131/PMK.011/2013 TENTANG

Sehubungan dengan diterbitkannya surat tagihan (STCK-1) nomor :...(6)... tanggal...(7)... (terlampir), kami yang bertanda tangan di bawah ini:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-7/BC/2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

...(1)... dengan ini mengajukan permohonan penetapan tarif cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol Jenis :...(18)... dengan rincian sebagai berikut :

SALINAN TENTANG PERATURAN. cukai yang. Nomor 2007 MENTERI KEUANGANN REPUBLIK INDONESIA,

CATATAN SEDIAAN BARANG KENA CUKAI SEBAGAI BAHAN BAKU ATAU BAHAN PENOLONG PRODUKSI BARANG KENA CUKAI LAINNYA CSCK-7

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-81/BC/2011

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 97 /BC/ 1997 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

*35150 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 5 TAHUN 1997 (5/1997) TENTANG PENGAWASAN BARANG KENA CUKAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.04/2009 TENTANG

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 112/PMK.04/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BUKU REKENING BARANG KENA CUKAI DAN BUKU REKENING KREDIT MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (3) dan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Penyelenggaraan Buku Rekening Barang Kena Cukai dan Buku Rekening Kredit; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755); 2. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN BUKU REKENING BARANG KENA CUKAI DAN BUKU REKENING KREDIT. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan : 1. Undang-Undang Cukai adalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2007. 2. Buku rekening barang kena cukai adalah buku daftar yang berisi catatan tentang jumlah barang kena cukai tertentu yaitu etil alkohol dan minuman yang mengandung etil alkohol yang dibuat, dimasukkan, dikeluarkan serta potongan, kekurangan, dan kelebihan hasil pencacahan dari suatu pabrik atau tempat penyimpanan.

3. Buku rekening kredit adalah buku yang berisi catatan tentang jumlah cukai yang diberikan penundaan pembayaran atau mendapat kemudahan pembayaran secara berkala serta penyelesaiannya. 4. Pengusaha pabrik adalah orang pribadi atau badan hukum yang mengusahakan pabrik. 5. Pengusaha tempat penyimpanan adalah orang pribadi atau badan hukum yang mengusahakan tempat penyimpanan. 6. Importir barang kena cukai adalah orang pribadi atau badan hukum yang melakukan kegiatan memasukkan barang kena cukai ke dalam daerah pabean. 7. Pejabat bea dan cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Cukai. Pasal 2 Pejabat bea dan cukai wajib menyelenggarakan buku rekening barang kena cukai dengan ketentuan: a. buku rekening barang kena cukai untuk etil alkohol yang masih terutang cukai dan masih berada di pabrik diselenggarakan untuk setiap pengusaha pabrik etil alkohol; b. buku rekening barang kena cukai untuk etil alkohol yang masih terutang cukai dan masih berada di tempat penyimpanan diselenggarakan untuk setiap pengusaha tempat penyimpanan; atau c. buku rekening barang kena cukai untuk minuman yang mengandung etil alkohol yang masih terutang cukai dan masih berada di pabrik diselenggarakan untuk setiap pengusaha pabrik minuman yang mengandung etil alkohol. Pasal 3 Pejabat bea dan cukai wajib menyelenggarakan: a. buku rekening kredit untuk setiap pengusaha pabrik yang mendapatkan kemudahan pembayaran berkala dan penundaan pembayaran cukai; atau b. buku rekening kredit untuk setiap importir barang kena cukai yang mendapatkan penundaan pembayaran cukai.

Pasal 4 (1) Buku rekening barang kena cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 digunakan untuk mencatat jumlah barang kena cukai berupa etil alkohol atau minuman yang mengandung etil alkohol yang dibuat, dimasukkan, dikeluarkan, potongan, kekurangan, dan kelebihan hasil pencacahan, yang masih terutang cukai dan berada di pabrik atau tempat penyimpanan. (2) Buku rekening kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 digunakan untuk mencatat jumlah cukai yang diberikan penundaan pembayaran atau mendapat kemudahan pembayaran secara berkala serta penyelesaiannya. Pasal 5 (1) Buku rekening barang kena cukai untuk etil alkohol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dan huruf b dibuat dengan menggunakan contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan ini. (2) Buku rekening barang kena cukai untuk minuman yang mengandung etil alkohol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c dibuat dengan menggunakan contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini. (3) Buku rekening kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dibuat dengan menggunakan contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan ini. (4) Penyelenggaraan buku rekening barang kena cukai dan buku rekening kredit dapat dilakukan dengan media elektronik. Pasal 6 (1) Buku rekening barang kena cukai ditutup pada setiap akhir tahun kalender. (2) Buku rekening barang kena cukai juga ditutup setelah dilakukan pencacahan atau atas permintaan pengusaha pabrik atau pengusaha tempat penyimpanan. Pasal 7 (1) Penutupan buku rekening barang kena cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilakukan dengan cara membuat garis horisontal dengan tinta merah dan ditandatangani oleh pejabat bea dan cukai. (2) Penutupan buku rekening barang kena cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diberitahukan kepada pengusaha pabrik atau

pengusaha tempat penyimpanan yang bersangkutan dengan surat pemberitahuan dengan menggunakan contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan ini. Pasal 8 Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), dan Pasal 7 ayat (2), merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini. Pasal 9 Dengan berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini: 1. Buku rekening barang kena cukai yang dibuat berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 246/KMK.05/1996 tentang Penyelenggaraan Buku Rekening Barang Kena Cukai dan Buku Rekening Kredit harus ditutup sebelum Peraturan Menteri Keuangan ini berlaku dan saldonya dipindahkan sebagai saldo awal Buku Rekening Barang Kena Cukai yang dibuat berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan ini. 2. Buku rekening kredit yang dibuat berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 246/KMK.05/1996 tentang Penyelenggaraan Buku Rekening Barang Kena Cukai dan Buku Rekening Kredit harus ditutup sebelum Peraturan Menteri Keuangan ini berlaku dan utang cukai atas masing-masing penundaan pembayaran cukai dan utang cukai atas masing-masing pembayaran secara berkala yang belum diselesaikan dipindahkan ke dalam Buku Rekening Barang Kena Cukai yang dibuat berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan ini. Pasal 10 Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini berlaku, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 246/KMK.05/1996 tentang Penyelenggaraan Buku Rekening Barang Kena Cukai dan Buku Rekening Kredit, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 11 Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Agustus 2008 MENTERI KEUANGAN, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 112/PMK.04/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BUKU REKENING BARANG KENA CUKAI DAN BUKU REKENING KREDIT MENTERI KEUANGAN BUKU REKENING BARANG KENA CUKAI ETIL ALKOHOL BRCK-1 Nama Pabrik/Tempat Penyimpanan :...(1)... NPPBKC :...(2)... Alamat Pabrik/Tempat Penyimpanan :...(3)... Halaman : (4). No. Dokumen Tanggal Uraian Jumlah Isi/ Debet Kredit Saldo Keterangan Urut Pemasukan/Pembuatan Kegiatan Kemasan Kemasan (Lt) (Lt) (Lt) Jenis No. Tgl. Atau Pengeluaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12..(5).. (6) (7) (8).. (9).. (10).. (11).. (12) (13) (14) (15) (16)

PETUNJUK PENGISIAN BUKU REKENING BARANG KENA CUKAI ETIL ALKOHOL Nomor (1) :Diisi nama pabrik/tempat penyimpanan. Nomor (2) :Diisi Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC). Nomor (3) :Diisi alamat Pabrik/Tempat Penyimpanan. Nomor (4) :Diisi nomor urut halaman. Nomor (5) :Diisi nomor urut pencatatan. Nomor (6) :Diisi jenis dokumen dari dokumen pemasukan/pembuatan atau pengeluaran (cukai tidak dipungut/cukai dibebaskan/cukai telah dibayar). Nomor (7) :Diisi nomor dokumen dari dokumen pemasukan/pembuatan atau pengeluaran (cukai tidak dipungut/cukai dibebaskan/cukai telah dibayar). Nomor (8) :Diisi tanggal dokumen dari dokumen pemasukan/pembuatan atau pengeluaran (cukai tidak dipungut/cukai dibebaskan/cukai telah dibayar). Nomor (9) :Diisi tanggal saldo awal, pemasukan/pembuatan atau pengeluaran (cukai tidak dipungut/cukai dibebaskan/cukai telah dibayar). Nomor (10) :Diisi uraian kegiatan saldo awal, pemasukan/pembuatan atau pengeluaran (cukai tidak dipungut/cukai dibebaskan/cukai telah dibayar). Nomor (11) :Diisi jumlah kemasan berdasarkan uraian kegiatan. Nomor (12) :Diisi jumlah isi/kemasan. Nomor (13) :Diisi jumlah liter pemasukan/pembuatan atau kelebihan pencacahan (selisih lebih). Nomor (14) :Diisi jumlah liter pengeluaran (cukai tidak dipungut/cukai dibebaskan/cukai telah dibayar), selisih kurang, potongan, atau kekurangan takaran. Nomor (15) :Diisi saldo dalam liter (saldo sebelumnya ditambah debet dikurangi kredit). Nomor (16) :Diisi keterangan (jika diperlukan). Catatan: 1. Khusus untuk halaman baru pada Buku Rekening, dicatat tanggal dan jumlah saldo awal liter yang ada pada saat itu di Nomor (15) lajur pertama. 2. Saat pencacahan: a. Nomor (9) diisi tanggal dan Nomor (10) diisi uraian ringkas tentang pencacahan dan jumlah hasil pencacahan dicatat pada Nomor (15). b. Jika terdapat kelebihan pencacahan, jumlah selisih lebih diisikan pada Nomor (13), dengan mencantumkan selisih lebih pada uraian kegiatan Nomor (10). c. Jika terjadi kekurangan, jumlah selisih kurang diisikan pada Nomor (14) dengan mencantumkan selisih kurang pada uraian kegiatan Nomor (10). Potongan yang jumlahnya sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Menteri Keuangan, diisikan pada (14) dengan mencantumkan potongan pada uraian kegiatan Nomor (10).

d. Jika terdapat kekurangan takaran, jumlah kekurangan diisikan pada Nomor (14) dengan mencantumkan kekurangan takaran pada uraian kegiatan Nomor (10). Hasil pencacahan yang dicatat pada Nomor (15) menjadi saldo awal pada pembukuan berikutnya. MENTERI KEUANGAN, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI

Nama Pabrik :(1). BUKU REKENING BARANG KENA CUKAI MINUMAN YANG MENGANDUNG ETIL ALKOHOL Mere k NPPBKC :(2). Jenis Alamat Pabrik :(3). Isi :(5) :(5) :(5) Halam an : BRCK-2 (4) Tarif : (5) Kadar : (5) No. Dokumen Tanggal Uraian Debet Kredit Saldo Ur Pemasukan/Pem Kema Kemasa Kema ut buatan Kegiatan san (Lt) n (Lt) san (Lt) Jeni Atau s No. Tgl. Pengeluaran (Btl) (Btl) (Btl) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13.. (6).. (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) Keteranga n (18) PETUNJUK PENGISIAN BUKU REKENING BARANG KENA CUKAI MINUMAN YANG MENGANDUNG ETIL ALKOHOL Nomor (1) :Diisi nama pabrik. Nomor (2) :Diisi Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC). Nomor (3) :Diisi alamat Pabrik. Nomor (4) :Diisi nomor urut halaman. Nomor (5) :Diisi Merek, Jenis, Isi, Tarif dan Kadar. Nomor (6) :Diisi nomor urut pencatatan. Nomor (7) :Diisi jenis dokumen dari dokumen pemasukan/pembuatan atau pengeluaran (cukai tidak dipungut/cukai dibebaskan/cukai telah dibayar). Nomor (8) :Diisi nomor dokumen dari dokumen pemasukan/pembuatan atau pengeluaran (cukai tidak dipungut/cukai dibebaskan/cukai telah dibayar).

Nomor (9) :Diisi tanggal dokumen dari dokumen pemasukan/pembuatan atau pengeluaran (cukai tidak dipungut/cukai dibebaskan/cukai telah dibayar). Nomor (10) :Diisi tanggal saldo awal, pemasukan/pembuatan atau pengeluaran (cukai tidak dipungut/cukai dibebaskan/cukai telah dibayar). Nomor (11) :Diisi uraian kegiatan saldo awal, pemasukan/pembuatan atau pengeluaran (cukai tidak dipungut/cukai dibebaskan/cukai telah dibayar). Nomor (12) :Diisi jumlah kemasan pemasukan/pembuatan atau kelebihan pencacahan (selisih lebih). Nomor (13) :Diisi jumlah liter pemasukan/pembuatan atau kelebihan pencacahan (selisih lebih). Nomor (14) :Diisi jumlah kemasan pengeluaran (cukai tidak dipungut/cukai dibebaskan/ cukai telah dibayar), selisih kurang, potongan, atau kekurangan takaran. Nomor (15) :Diisi jumlah liter pengeluaran (cukai tidak dipungut/cukai dibebaskan/cukai telah dibayar), selisih kurang, potongan, atau kekurangan takaran. Nomor (16) :Diisi saldo dalam kemasan (saldo sebelumnya ditambah debet dikurangi kredit). Nomor (17) :Diisi saldo dalam liter (saldo sebelumnya ditambah debet dikurangi kredit). Nomor (18) :Diisi keterangan (jika diperlukan). Catatan: 1. Khusus untuk halaman baru pada Buku Rekening, dicatat tanggal dan jumlah saldo awal liter yang ada pada saat itu di (16) dan (17) lajur pertama. 2. Saat pencacahan: a. (10) diisi tanggal dan (11) diisi uraian ringkas tentang pencacahan dan jumlah hasil pencacahan dicatat pada (16) dan (17). b. Jika terdapat kelebihan pencacahan, jumlah selisih lebih diisikan pada (12) dan (13) dengan mencantumkan selisih lebih pada uraian kegiatan (11). c. Jika terjadi kekurangan, jumlah selisih kurang diisikan pada (14) dan (15) dengan mencantumkan selisih kurang pada uraian kegiatan (11). Potongan yang jumlahnya sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Menteri Keuangan diisikan pada (14) dan (15) dengan mencantumkan potongan pada uraian kegiatan (11). d. Jika terdapat kekurangan takaran, jumlah kekurangan diisikan pada (14) dan (15) dengan mencantumkan kekurangan takaran pada uraian kegiatan (9). Hasil pencacahan yang dicatat pada (16) dan (17) menjadi saldo awal pada pembukuan berikutnya. MENTERI KEUANGAN, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 112/PMK.04/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BUKU REKENING BARANG KENA CUKAI DAN BUKU REKENING KREDIT MENTERI KEUANGAN BUKU REKENING KREDIT Nama Pabrik/Importir :...(1)... BRCK-3 NPPBKC :...(2)... Jenis BKC :...(3)... Alamat :...(4)... Halaman :.(5) No Dokumen Penundaan/ Nilai Maksimum Urut Uraian Penyelesaian Pembayaran Berkala Penundaan/ Kegiatan Penundaan/ Utang Cukai Jaminan Keterangan Pembayaran Berkala Debe Kredi Sald Jenis No Tanggal Jatuh t t o (+/-) Tempo (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13..(6)....(7)....(7)....(7)....(8)....(9)....(10)..(11)....(12)....(13)....(14)....(15)..(16)

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 112/PMK.04/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BUKU REKENING BARANG KENA CUKAI DAN BUKU REKENING KREDIT MENTERI KEUANGAN PETUNJUK PENGISIAN BUKU REKENING KREDIT Nomor (1) :Diisi nama pabrik/importir. Nomor (2) :Diisi Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC). Nomor (3) :Diisi jenis BKC (Misal: EA untuk Etil Alkohol, MMEA untuk Minuman Mengandung Etil Alkohol, HT-SKT untuk Hasil Tembakau Sigaret Kretek Tangan, atau HT-SKM untuk Hasil Tembakau Sigaret Kretek Mesin). Nomor (4) :Diisi alamat pabrik/importir. Nomor (5) :Diisi nomor urut halaman. Nomor (6) :Diisi nomor urut pencatatan. Nomor (7) :Diisi jenis, nomor, dan tanggal: - Keputusan penundaan, atau pembayaran berkala; - Dokumen pemesanan pita cukai atau dokumen pengeluaran etil alkohol atau dokumen pengeluaran minuman yang mengandung etil alkohol; - Dokumen pembayaran cukai; atau - Dokumen pengembalian cukai atau dokumen lainnya yang digunakan untuk menyelesaikan pembayaran utang cukai. Nomor (8) :Diisi tanggal jatuh tempo pembayaran cukai atau keputusan penundaan. Nomor (9) :Diisi uraian kegiatan (maksimum penundaan, perubahan maksimum penundaan, penundaan, koreksi atau penyelesaian/pembayaran).

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 112/PMK.04/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BUKU REKENING BARANG KENA CUKAI DAN BUKU REKENING KREDIT MENTERI KEUANGAN Nomor (10) :Diisi catatan mengenai uraian penyelesaian penundaan/pembayaran berkala. ( Lunas apabila sudah diselesaikan pembayarannya, jenis, nomor, dan tanggal dokumen yang diselesaikan). Nomor (11) :Diisi jumlah penundaan/fasilitas pembayaran berkala. Nomor (12) :Diisi jumlah penyelesaian/pembayaran. Nomor (13) :Diisi saldo penundaan/pembayaran berkala (saldo sebelumnya ditambah debet dikurangi kredit). Nomor (14) :Diisi jumlah penyesuaian (+/-) atas perubahan nilai maksimum penundaan atau jaminan berdasarkan surat keputusan penundaan/pembayaran berkala. Nomor (15) :Diisi saldo nilai maksimum penundaan atau jaminan (saldo sebelumnya dikurangi debet ditambah kredit, dan diperhitungkan jumlah penyesuaian (+/-) maksimum penundaan atau jaminan). Nomor (16) :Diisi keterangan (misal: catatan tentang penyesuaian nilai maksimum penundaan/jaminan yang diberikan, jenis jaminan, jatuh tempo jaminan, revisi kesalahan pencatatan). Catatan: Khusus untuk halaman baru pada buku rekening, dicatat tanggal dan jumlah saldo awal yang ada pada saat itu di (13) dan (15) lajur pertama. MENTERI KEUANGAN, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI

...(1)... Nomor:...(2)......(3)... Lampiran :...(4)... Hal : Pemberitahuan Penutupan Buku Rekening Barang Kena Cukai Kepada Yth. Pengusaha Pabrik/Tempat Penyimpanan *)...(5)... Sehubungan dengan penutupan Buku Rekening Barang Kena Cukai atas nama perusahaan Saudara karena adanya*): pencacahan; permintaan penutupan dari Saudara, dengan tidak mengurangi pembetulan kembali kesalahan perhitungan, yang mungkin terjadi dalam Buku Rekening tersebut, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf b dan Pasal 12 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 dengan ini diberitahukan *): tidak ada selisih lebih/kurang*), selisih lebih/kurang*), Barang Kena Cukai sebanyak (6).. perincian seperti tersebut daftar terlampir. (...(7)...) liter dengan Berdasarkan kekurangan tersebut di atas, maka kepada Saudara diminta untuk segera melunasi cukai yang terutang sebesar Rp (8)(...(9)...) paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal penutupan Buku Rekening sesuai Surat Tagihan Cukai (terlampir)**). Demikian disampaikan. Kepala Kantor *) Pilih salah satu **)Paragraf ini hanya dibuat apabila terdapat kekurangan pembayaran....(10)... NIP....(11)...

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 112/PMK.04/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BUKU REKENING BARANG KENA CUKAI DAN BUKU REKENING KREDIT MENTERI KEUANGAN PETUNJUK PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN Nomor (1) :Diisi kop surat. Nomor (2) :Diisi nomor surat. Nomor (3) :Diisi tanggal surat. Nomor (4) :Diisi jumlah lampiran. Nomor (5) :Diisi nama pengusaha pabrik atau tempat penyimpanan. Nomor (6) :Diisi jumlah Barang Kena Cukai yang kedapatan terjadi selisih kurang/selisih lebih dengan angka. Nomor (7) :Diisi jumlah Barang Kena Cukai yang kedapatan terjadi selisih kurang/selisih lebih dengan huruf. Nomor (8) :Diisi jumlah cukai yang terutang dengan angka. Nomor (9) :Diisi jumlah cukai yang terutang dengan huruf. Nomor (10) :Diisi nama pejabat bea dan cukai yang menandatangani surat pemberitahuan. Nomor (11) :Diisi NIP pejabat bea dan cukai yang menandatangani surat pemberitahuan. Catatan: *) Pilih salah satu **) Paragraf ini hanya dibuat apabila terdapat kekurangan pembayaran. Downloaded from www.beacukai-kediri.com MENTERI KEUANGAN, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI