BAB V SIMULASI PENGISIAN PEMBERITAHUAN IMPOR BARANG (PIB) UNTUK UKM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV SIMULASI PENGISIAN FORM PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG UNTUK UKM

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG

Praktek Pengisian Dokumen Ekspor. Pertemuan ke-7

PEMBERITAHUAN PEMASUKAN BARANG IMPOR KE TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pabean. Kawasan. Perdagangan. Pelabuhan. Pemberitahuan. Perubahan.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Nama, Alamat pengangkut : 13. Berat Kotor (kg) 14. Volume (m 3 )

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 241/PMK.04/2009 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR

No. Negara Asal Nama Perusahaan/Produsen Besarnya Bea Masuk Anti Dumping Sementara

18. LC : No. Tgl. 3. Nama, Alamat : 19. BL/AWB : No. Tgl. 4. Status : 5. API :

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 103/PMK.04/2006 TENTANG

10. Nama Sarana Pengangkut & No.Voy/Flight dan Bendera: 25. Valuta : 26. NDPBM /Kurs: 29. Asuransi LN : 32. Harga Penyerahan :

PEMBERITAHUAN PEMASUKAN BARANG IMPOR KE TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT UNTUK BBK BC 2.3 BBK Kantor Pelayanan Bea dan Cukai : Halaman 1 dari

Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-12/BC/2001 tanggal 20 April 2001 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BEA MASUK ANTI DUMPING TERHADAP

DATA PENGANGKUTAN 12. Jenis sarana pengangkut darat : Nomor Polisi :... DATA PERDAGANGAN 14. Harga Penyerahan :...

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/PMK.04/2012 TENTANG

PEMBERITAHUAN PEMASUKAN BARANG IMPOR KE TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT UNTUK BBK

Demikian untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. DIREKTUR JENDERAL ttd. DR.RB PERMANA AGUNG D. MSc. NIP

Yth. 1. Kepala Kantor Wilayah 24 November Kepala Kantor Pelayanan di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Seluruh Indonesia.

Praktek Pengisian Dokumen Impor. Pertemuan ke-10

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-28/BC/2010 TENTANG

Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : KEP- Tanggal : (kop surat dari yang bersangkutan) Tanggal :...

PEMBERITAHUAN PEMASUKAN BARANG IMPOR KE TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Perhitungan Bea Masuk, Cukai dan Pajak Dalam Rangka Impor

2012, No.332.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

12 Pel. Bongkar : 13. Pel. Transit DN : 22 Asuransi: 23. FOB:

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

User Manual SINGLE SUBMISSION. Version 4.0 Pelaku Usaha. Pengertian Umum INSW

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Menimbang : Mengingat :

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-29/BC/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-20/BC/2008

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, MEMUTUSKAN :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut (Mardiasmo; 2011) Pajak adalah iuran rakyat

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 329/KMK.04/1999 tanggal 18 Juni 1999, dengan ini kami :

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahin 1998, dengan ini kami : Nama Wajib Pajak : Alamat : N.P.W.P. :

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 399KMK.01/1996 TENTANG GUDANG BERIKAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-02/BC/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1998, dengan ini kami : Nama Wajib Pajak : Alamat : N.P.W.P. :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 6 /BC/2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-15/BC/1999 TENTANG PETUNJUK UMUM PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER- 14/BC/2012

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-43/BC/1999 T E N T A N G

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Indonesia - Kompilasi Data Statistik Impor 2013

FORMULIR PIB BARU - PER-20/BC/2016 (PERUBAHAN KETIGA P-22/BC/2009) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

PPFTZ-01 Kantor Pabean : Halaman 1 dari N o m o r P e n g a j u a n :

TATACARA PEMBERIAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBEBASAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR

KALKULASI HARGA IMPOR. Pertemuan ke-9

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006

MENTERI KEUANGAN. Lampiran I Keputusan Menteri Keuangan III Nomor : 855/KMK.01/1993 Tanggal : 23 Oktober 1993 FORMULIR EPTE 1

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Contoh Permohonan. Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Teknis Kepabeanan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.04/2016 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG KIRIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran 1 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-13/PJ.51/1998 Tanggal : 22 Juni 1998

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP - 07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 30/BC/2010 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

II. PERMOHONAN UNTUK MEMPEROLEH SKB PPN ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 188/PMK.04/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NO.P- 42/BC/2008 TGL.31 DES 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELUARAN BARANG IMPOR UNTUK DIPAKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-10/BC/1997 TENTANG

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 478/KMK.04/1998 tanggal 5 Nopember 1998, dengan ini kami : Nama Wajib Pajak : Alamat : N.P.W.P.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-26/BC/2008

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Pelayanan Segera (Rush Handling) Abstrak

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 188/PMK.04/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 188/PMK.04/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 89/PMK.04/2007 TENTANG

TATAKERJA PENGAWASAN PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR

TATAKERJA PEMBERIAN PERSETUJUAN DAN EKSPOR BARANG DENGAN MENGGUNAKAN PEB BERKALA

-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011

TATACARA MEMPEROLEH PERSETUJUAN SEBAGAI PKB ATAU PKB MERANGKAP PDKB SETELAH FISIK BANGUNAN BERDIRI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 101/PMK.04/2005 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN MENTERI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.04/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.04/2011 TENTANG GUDANG BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesioner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas

188/PMK.04/2010 IMPOR BARANG YANG DIBAWA OLEH PENUMPANG, AWAK SARANA PENGANGKUT, PELINTAS BATAS, DAN

P - 08/BC/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-42/BC/2008 TENTANG

INFORMASI REGISTRASI IMPORTIR

MENTERI KEUANGAN. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 399/KMK.01/1996 Tanggal : 6 Juni 1996 BC-xxx (Form Permohonan Izin GB)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SURAT PERMOHONAN CUSTOMS ADVICE UNTUK IMPORTASI YANG MERUPAKAN TRANSAKSI JUAL BELI ATAU PERMOHONAN VALUATION RULING

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN

Transkripsi:

BAB V SIMULASI PENGISIAN PEMBERITAHUAN IMPOR BARANG (PIB) UNTUK UKM 1. Petunjuk Pengisian Pembertahuan Impr Barang Pemberitahuan Impr Barang (PIB) adalah pemberitahuan leh pemberitahu atas barang yang akan diimpr berdasarkan dkumen pelengkap Pabean sesuai prinsip self asessment. Bentuk dan isi PIB berukuran A4 (201 x 297 mm). Pengadaan frmulir PIB dapat dilakukan leh umum. PIB dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dengan ketentuan sebagai berikut : lembar asli untuk Pengeluaran Barang; lembar kedua untuk BPS Jakarta; lembar ketiga untuk Bank Indnesia bagian Penglahan Data dan Infrmasi Eknmi dan Mneter. Dalam hal diperlukan, pemberitahu dapat membuat lembar cpy tambahan sesuai kebutuhan. Lembar tambahan merupakan cpy lembar asli dengan tanda tangan asli. Pedman pengisian PPIBadalah sebaai berikut : 1. Setiap Pemberitahuan hanya diperuntukkan bagi satu Pengirim dan satu Penerima; 2. Setiap Pemberitahuan dapat berisi lebih dari satu Jenis Barang; 3. Dalam hal ruang untuk data barang tidak mencukupi, dapat dibukukan lembar lanjutan yang hanya berisi data angka 31, 32, 33, 34, 35 dan 36 dengan diberikan tanda tangan, nama jelas dan cap perusahaan pada setiap lembar halaman lanjutan. 4. Tata cara pengisian dengan angka : untuk memisahkan angka ribuan diberi tanda titik; untuk memisahkan angka pecahan desimal diberi tanda kma dan 2(dua)- 4(empat) digit dibelakang kma. Cnth : USD 25.000,00 USD 10,1234 2. PENGISIAN KOLOM-KOLOM PIB A. JENIS IMPOR Diisi pada ktak yang tersedia dengan memberi tanda silang (x) pada : 1. Impr Untuk Dipakai, bagi barang yang diimpr untuk dipakai 49

2. Impr Sementara, bagi barang yang diimpr sementara ; atau 3. Lainnya, bagi barang yang diimpr lainnya sesuai ketentuan yang diatur leh Direktur Jenderal Bea dan Cukai B. JENIS PIB Pengisian jenis PIB dan kdenya didasarkan atas jenis pembayaran Bea Masuk Cnth : Jenis PIB Bayar ditulis 1 Keringanan ditulis 2 Ditanggung Pemerintah ditulis 3 Ditangguhkan ditulis 4 Bebas ditulis 5 Berkala ditulis 6 PIB Berkala ditulis 7 C. DATA PEMBERITAHUAN DIISI OLEH PEMBERITAHU : (angka 1 s/d 42) Angka 1. Nama, Alamat, Negara Pemask : Diisi : nama, alamat lengkap dan Negara Pemask, kde negara pemask sesuai tabel pada ktak yang disediakan Angka 2. Identitas Imprtir : NPWP/Paspr/KTP/Lain-lain Diberi tanda "X" (cret) bagi identitas yang tidak dipergunakan. Diisi nmr identitas Imprtir. Angka 3. Nama dan Alamat Imprtir. Diisi nama dan alamat lengkap Imprtir. Angka 4. Status : Diisi status Imprtir seperti yang tercantunyang dibawah ini : 50

IU untuk Imprtir Umum; IP untuk Imprtir Prdusen; IT untuk Imprtir Terdaftar; AT untuk Agen Tunggal; BULOG; PERTAMINA; DAHANA;atau IPTN Angka 5. API/APIT : Diberi tanda "X" (cret) bagi Identitas yang tidak dipergunakan (dalam hal dipergunakan API, APIT dicret, dipergunakan APIT, API dicret). Diisi nmr Angka Pengenal Impr Dalam hal Imprtir tidak mempunyai Angka Pengenal Impr, klm tidak perlu diisi Angka 6. Identitas Pemberitahu : NPWP/Paspr/KTP/Lain-lain Diberi tanda "X" (cret) bagi Identitas yang tidak dipergunakan Diisi nmr identitas Pemberitahu Angka 7. Nama, Alamat Pemberitahu : Diisi nama dan alamat lengkap Pemberitahu. Angka 8. N & Tgl.Surat Izin PPJK : Diisi kde kantr yang mengeluarkan Surat Izin, nmr Surat Ijin Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan dan tanggal pengeluaran ijin pada ktak yang disediakan. Angka 9. Cara pengangkutan : 1. Laut; 2. Kereta Api; 3.Jalan Raya ; 4. Udara;..; 9. Lainya. Diisikan kde cara pengangkutan pada ktak yang disediakan untuk : 51

1 Sarana Pengangkutan Laut; 2 Sarana Pengangkutan Kereta Api; 3 Sarana Pengangkutan Jalan Raya; 4 Sarana pengangkutan Udara; 5 Ps; 6 Multimda transprtasi; 7 Instalasi / Pipa; 8 Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan: atau 9 Sarana Pengangkutan Lainnya (Lain dari 1 s.d. 8) Angka 10. Perkiraan Tgl.Tiba : Diisi tanggal /bulan/tahun keberangkatan sarana pengangkut tiba. Cnth :1 April 1997 ditulis : 01/04/97 Angka 11. Nama Sarana Pengangkut / N. Vy / Flight : Diisi : nama sarana pengangkut. nmr Vy ( Vyage) untuk angkutan Laut, atau nmr Flight untuk angkutan udara. Angka 12. Pelabuhan Muat : Diisi : nama pelabuhan negara muat barang, kde lkasi/pelabuhan muat pada ktak yang disediakan sesuai Tabel kde lkasi/pelabuhan. Cnth : OSAKA, JAPAN JPOSA Angka 13. Pel. Bngkar Diisi : nama pelabuhan bngkar, 52

kde lkasi/pelabuhan bngkar sesuai Tabel kde lkasi/pelabuhan pada ktak yang disediakan. Cnth : Tanjung Emas IDSRG Angka 14. Pelabuhan Transit : Diisi : nama Pelabuhan transit terakhir sebelum tiba di Indnesia, kde lkasi/pelabuhan transit pada ktak yang disediakan sesuai Tabel kde lkasi/pelabuhan. Cnth : SINGAPORE SGSIN Angka 15. N. Invice: Tgl. : Diisi nmr dan tanggal Invice. Cnth : 229/000707 19/10/96 Angka 16. N. LC : Tgl. : Diisi nmr dan tanggal LC Angka 17. N. BL/AWB : Tgl. : Diisi nmr dan tanggal Bill f Lading atau Airway Bill. Dalam hal ada master Airway Bill, maka diisi nmr dan tanggal Master serta nmr dan tanggal Huse Airway Bill. Angka 18. N. BC1.1/ : Ps : Tgl. : Diisi : Nmr dan Ps BC1.1 atau Pemberitahuan Lainnya dari barang yang bersangkutan, 53

Tanggal BC1.1 atau Pemberitahuan Lainnya dari barang yang bersangkutan Angka 19. Skep Fasilitas. : Apabila ada fasilitas pembayaran yang diberikan dan /atau ijin impr yang diberikan. Kalimat Pertama - isikan jenis fasilitas yang didapat, PMA; PMDN; Pembebasan dalam rangka ekspr (Bapeksta); Insentif Otmtif; PTNI; dsb.., - isikan kde jenis fasilitas pada ktak yang disediakan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut : 1. PMA 2. PMDN 3. Pembebasan dalam rangka ekspr (Bapeksta); 4. Insentif Otmtif; 5. PTNI; dsb, Kalimat Kedua Isikan nmr, tanggal, dan nama instansi penerbit surat keputusan. Cnth : Impr barang yang mendapat fasilitas insentif dalam bidang tmtif Pada angka 19 ditulis : Insentif Otmtif 04 Kep. Menteri Keuangan N. tgl / / 54

Angka 20. Tempat Penimbunan : Diisi nama tempat penimbunan sementara. Angka 21. Valuta : Diisi : jenis valuta yang dipergunakan dalam transaksi, Kde valuta sesuai tabel kde jenis mata uang. Cnth : United States Dllar USD Bila dalam invice terdapat dua atau lebih jenis valuta, angka 21 diisi salah satu jenis valuta yang menggambarkan seluruh nilai transaksi, yaitu dengan cara mengknversikan mata uang tersebut ke jenis mata uang yang dipilih, berdasarkan kurs yang berlaku. Angka 22. NDPBM : Diisi Nilai Dasar Perhitungan Bea Masuk (kurs) yang ditetapkan leh Menteri Keuangan. Apabila valuta tersebut tidak terdapat dalam keputusan Menteri Keuangan, diknversikan dengan kurs harian yang berlaku pada saat PIB ditandasahkan. Angka 23. FOB : Diisi nilai harga ttal FOB dalam valuta asing sebagaimana tercantum pada angka 21. Cnth : untuk USD 25.000,- ----------------> 25.000.00 Angka 24. Freight : Diisi biaya angkut (freight) atas barang yang bersangkutan Angka 25. Asuransi : 55

Diisi nilai asuransi sebagaimana tercantum dalam plis asuransi, dan berikan keterangan dibelakang nilai asuransi tersebut dengan (LN) dalam hal asuransi ditutup di luar negeri dan (DN) dalam hal asuransi ditutup di dalam negeri Angka 26. Nilai CIF : Diisi nilai Pabean dalam valuta asing Cnth : USD 27.500,- --------> 27.500,00 Rp. Diisi nilai Pabean dalam rupiah penuh (Nilai CIF dalam valuta asing sebagaimana tercantum pada angka 22 dan dibulatkan dengan cara pembulatan ke bawah, bagian dari rupiah dalam jumlah berapapun dibulatkan menjadi rupiah penuh) Cnth : Rp. 7.500.000,00 ditulis 7.500.000,00 Angka 27. Merek dan Nmr Kemasan/N Peti Kemas : Diisi merek dan nmr kemasan/n peti kemas yang tercantum pada kli/pengemas yang bersangkutan. Dalam hal barang diangkut dengan peti kemas, butir ini diisi merek yang tercantum pada kli atau pengemas barang atau merek yang tercantum pada peti kemas, serta Nmr Peti Kemas. Angka 28. Jumlah dan Jenis Pengemas : Diisi dengan jumlah dan jenis kemasan atau jumlah dan jenis pengemas barang impr. Apabila jenis kemasannya lebih dari satu, agar dicantumkan semua jenis kemasan yang bersangkutan, misal: drum, bag, peti,case. Cnth : Case CS Angka 29. Berat ktr (kg) : 56

Diisi berat ktr (brut) dalam kilgram (kg) atas keseluruhan barang ekspr yang bersangkutan. Angka 30. Berat bersih (kg) : Diisi berat bersih (nett) dalam kilgram (kg) atas keseluruhan barang ekspr yang bersangkutan. ANGKA 31 S.D. 36 ADALAH PENGISIAN UNTUK SETIAP JENIS BARANG Angka 31. N. : Diisi n. urut. dari barang impr yang bersangkutan Angka 32. Ps Tarif/HS; Uraian Jenis dan Jumlah Barang Lengkap; Refferensi Tarif/Harga : - Ps Tarif /HS : Diisi kde ps tarif (HS) barang yang bersangkutan sesuai dengan klasifikasi barang yang bersangkutan. - Uraian Jenis dan Jumlah barang secara lengkap : Diisi secara lengkap uraian barang impr yang bersangkutan menurut keadaan sebenarnya sehingga memudahkan Instansi yang berkepentingan dalam mengklasifikasikannya ke dalam buku tarif guna keperluan pendataan. - Refferensi Tarif/Harga : Dalam hal ada, diisi Refferensi Tariff dan/atau data Harga yang diterbitkan Kantr Pusat DJBC. Angka 33. Negara Asal : Diisi negara asal masing-masing jenis barang tersebut. 57

Angka 34. Tarif dan Fasilitas : Diisi besarnya tarif (pembebasan) bagi setiap pungutan dan dalam hal ada fasilitas, diisikan jenis pungutan dan besarnya fasilitas yang didapat. - BM : Diisi tarif/pembebanan Bea Masuk dalam % sesuai BTBMI yang berlaku. Cnth : BM : 40% - Cukai : Diisi tarif/pembebanan CUKAI sesuai ketentuan yang berlaku. Dalam hal tidak ada pungutan CUKAI, ruang ini tidak perlu diisi. - PPN : Diisi tarif/pembebanan PPN sesuai ketentuan yang berlaku. - PPnBM : Diisi tarif/pembebanan PPnBM sesuai ketentuan yang berlaku. Dalam hal tidak ada pungutan PPnBM, ruang ini tidak perlu diisi. - PPh : Diisi tarif/pembebanan PPh pasal 22 sesuai ketentuan yang berlaku. Dalam hal BM mempunyai tarif BM = 40% ; PPN = 10% ; PPh = 2,5% sedangkan Fasilitas BM = 25%, penulisannya adalah sebagai berikut : Cnth : BM = 40% F BM = 25% Angka 35. Jumlah dan Jenis Satuan : 58

Diisi dengan jumlah dan jenis satuan yang dipergunakan dalam nilai satuan barang sebagaimana yang tercantum pada angka 32. Cnth : Dalam invice tercantum jumlah barang adalah 100 cases (=2500 Kg) sedangkan harga CIF nya adalah US $ 10,-/Kg. Untuk ini diisi --------> 2.500 Kg Angka 36. Nilai CIF : - Per Satuan : Diisi nilai harga satuan barang bersangkutan dengan mempergunakan jenis satuan yang telah dicantumkan. Cnth : US$ 10,- ---------------------------------------------> 10,00 - Jumlah Nilai : Diisi jumlah nilai CIF untuk jenis barang sebagaimana tercantum pada angka 32 dengan cara mengalikan : Jumlah satuan (angka 35) x nilai persatuan (angka 36). Cnth : 2500 x 10 = 25.000,- ------------------------------> 25.000,00 ANGKA 37 S.D. 42 ADALAH PENGISIAN UNTUK PUNGUTAN DARI SEMUA BARANG YANG DIURAIKAN PADA ANGKA 31 S.D. 36 Angka 37. BM : Diisi nilai BM dalam rupiah penuh untuk : yang dibayar, dan/atau yang ditanggung Pemerintah, dan/atau ditangguhkan/berkala, dan/atau dibebaskan. Pada masing-masing klm yang disediakan 59

Cnth : Impr barang "X" : nilai Pabean (butir 26) = Rp. 1.000.000,00 BM berdasarkan BTBMI (butir 34) = 40% Fas (butir 34) BM 25% Maka butir 37 (BM) diisi : BM pada klm Bayar = Rp. 300.000,00 ( 75% x 40% x Rp. 1.000.000,00) BM pada klm Dibebaskan = Rp. 100.000,00 Angka 38. CUKAI : Diisi nilai Cukai dalam rupiah penuh untuk : ( 25% x 40% x Rp. 1.000.000,00) yang dibayar, dan/atau yang ditanggung Pemerintah, dan/atau ditangguhkan/berkala, dan/atau dibebaskan. Pada masing-masing klm yang disediakan Angka 39. PPN : Diisi nilai PPN dalam rupiah penuh untuk : yang dibayar, dan/atau yang ditanggung Pemerintah, dan/atau ditangguhkan/berkala, dan/atau dibebaskan. Pada masing-masing klm yang disediakan 60

Angka 40. PPnBM : Diisi nilai PPnBM dalam rupiah penuh untuk : yang dibayar, dan/atau yang ditanggung Pemerintah, dan/atau ditangguhkan/berkala, dan/atau dibebaskan. Pada masing-masing klm yang disediakan Angka 42. PPh : Diisi nilai PPh pasal 22 dalam rupiah penuh untuk : yang dibayar, dan/atau yang ditanggung Pemerintah, dan/atau ditangguhkan/berkala, dan/atau dibebaskan. Pada masing-masing klm yang disediakan Angka 43. Ttal : Diisi nilai Ttal dalam rupiah penuh untuk : yang dibayar, dan/atau yang ditanggung Pemerintah, dan/atau ditangguhkan/berkala, dan/atau dibebaskan. Pada masing-masing klm yang disediakan D. : Diisi tempat, tanggal, tanda tangan serta nama jelas Pemberitahu dengan huruf cetak berikut cap perusahaan setelah pengisian dkumen tersebut dilakukan secara lengkap dan benar. 61

E. : DIISI OLEH BEA DAN CUKAI N. dan Tgl. Penerimaan : (diisi leh Bea dan Cukai) Diisi nmr dan tanggal penerimaan pada ktak yang telah disediakan Cnth : Nmr Pendaftaran 000001 tanggal 1 April 1997 ditulis : 000001 01/04/97 N. dan Tanggal Pendaftaran : (diisi leh Bea dan Cukai) Diisi nmr dan tanggal pendaftaran pada ktak yang telah disediakan. Cnth : Nmr pendaftaran 000001 tanggal 1 April 1997 ditulis : 000001 01/04/97 Nama Kantr : Diisi nama Kantr Pabean tempat diajukan Pemberitahuan dan diisi kde kantr sebanyak 6 digit (sesuai tabel kde kantr DJBC) pada ktak yang telah disediakan. Cnth : Tanjung Emas 060100 F. UNTUK PEJABAT DJBC : Diisi leh pejabat BC G. UNTUK BEA CUKAI/BANK : diberi tanda "X" (cret) bagi yang tidak dipergunakan. diisi nmr penerimaan yang diberikan leh penerima pembayaran. diisi kde penerimaan untuk setiap pungutan yang dilakukan pembayaran pada klm yang disediakan. diisi nmr tanda bukti pembayaran baik bagi SSBC maupun untuk SSP pada klm yang disediakan diisi tanggal dilakukannya pembayaran pada klm yang disediakan. tanda tangan dan nama jelas pejabat penerima yang berwenang. diisi nama dan cap instansi penerima pembayaran. 62