PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 28 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DESA SEPAHAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 18 TAHUN 2002

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DI KOTA MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN SE KABUPATEN JEMBRANA

: 1. Undang-undang RI. Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR: 4 TAHUN 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA / KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TAHUN : 2005 NOMOR : 06

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2002 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) dan pasal 18A ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 Perubahan Kedua (Amandemen II);

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 4 SERI D

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN RUKUN TETANGGA DALAM DAERAH KOTA BONTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2003 SERI E

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 SERI D NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

KEPALA DESA SUKARAJA KABUPATEN CIAMIS PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA CIPTA BINA MANDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

2. Undang-undang RI. Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DESA KLARI KECAMATAN KLARI KABUPATEN KARAWANG NOMOR. TAHUN Tentang : LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 17/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 3, TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA ( BPD ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DAN PERANGKAT DESA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

: 1. Undang-undang RI. Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN WARGA DAN RUKUN TETANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Lembaga Kemasyarakatan.

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 23 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN KAMPUNG DI LINGKUNGAN KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab di Kabupaten Kutai Barat, perlu didukung oleh masyarakat luas, dipandang perlu memberdayakan masyarakat dengan mengerahkan peransertanya melalui kelembagaan masyarakat kampung ; b. bahwa peran serta masyarakat Kampung, inti kekuatan dalam mendukung penyelenggaraan program pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Kampung perlu menggiatkan peran serta lembaga kemasyarakatan di Kampung; c. bahwa untuk mewujudkan maksud tersebut pada huruf a dan b di atas, dipandang perlu mengatur Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Kampung di lingkungan Kabupaten Kutai Barat, dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ; 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 3. Undang-undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2001 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3962). Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN KAMPUNG DI LINGKUNGAN KABUPATEN KUTAI BARAT. BAB I KETENTUAN UMUM 1. Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : a. Kampung, adalah sebutan Desa dalam bahasa umum penduduk di lingkungan Kabupaten Kutai Barat ; 2

b. Pemerintah Kampung, adalah kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kampung dan Badan Perwakilan Kampung ( BPK ) di lingkungan Kutai Barat; c. Pemerintah Kampung, adalah Petinggi dan Perangkat Kampung di lingkungan Kabupaten Kutai Barat; d. Lembaga Kemasyarakat disebut Lembaga, adalah lembaga yang dibentuk dan tumbuh dari Masyarakat Kampung sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam Pembangunan. BAB II Bagian Kesatu Kedudukan Lembaga Kemasyarakatan 2. (1) Dengan Peraturan Daerah ini menjadi, Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Kampung di lingkungan Kabupaten Kutai Barat. (2) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di Kampung yang dapat dibentuk sesuai kebutuhan Kampung. (3) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat yang merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan Desa dan menjadi mitra Pemerintah Kampung dalam aspek perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan. Pasal 3 Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 mempunyai fungsi : a. sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pemberdayaan dan pelaksanaan Pembangunan Kampung ; 3

b. penggalian memanfaatkan potensi dan menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat dalam Pembangunan Kampung; c. peningkatan pengetahuan dan keterampilan mayarakat; d. peningkatan peranan wanita dalam mewujudkan keluarga sejahtera; e. pembinaan kerjasama antar Lembaga yang ada dalam masyarakat untuk pembangunan; f. penanaman pengertian dan kesadaran masyarakat agar menjaga kestabilan pelaksanaan pembangunan Kampung dan secara dini turut serta bersama-sama mengatasi permasalahan yang terjadi. Pasal 4 Nama, susunan organisasi, tata kerja, wewenang dan kewajiban lembaga kemasyarakatan tersebut diatur dengan Keputusan Bupati. Bagian Kedua Anggota dan Pengurus Pasal 5 (1) Keanggotaan dalam Lembaga Kemasyarakatan terbuka untuk segenap warga Kampung yang memenuhi syarat. (2) Penentuan anggota Lembaga Kamasyarakatan dimusyawarahkan oleh Petinggi dengan pemuka-pemuka masyarakat Kampung. (3) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada BPK untuk mendapatkan persetujuan. (4) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditetapkan dalam Keputusan Petinggi. Pasal 6 (1) Lembaga Kemasyarakatan adalah warga negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat-syarat : a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; 4

c. berkelakuan baik, jujur, adil, cakap, berwibawa, dan penuh pengabdian terhadap masyarakat; d. penduduk Kampung bertempat tinggal tetap di Kampung yang bersangkutan; e. mempunyai kemampuan dan kemauan bekerja dan membangun Kampung; f. bukan Perangkat Kampung atau anggota Badan Perwakilan Kampung. (2) Jumlah anggota Lembaga Kemasyarakatan sedikit-dikitnya lima belas orang. Pasal 7 (1) Lembaga Kemasyarakatan dikelola oleh Pengurus yang terdiri dari : a. Ketua; b. Sekretaris; c. Bendahara; d. Ketua Seksi. (2) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1) menjalankan jabatannya untuk masa bakti selama lima tahun, dan setelah itu dapat dipilih kembali untuk masa bakti satu periode. Pasal 8 Pengurus berhenti karena : a. meninggal dunia; b. mengundurkan diri; c. pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk Desa lain; d. berakhir masa baktinya; e. diberhentikan karena tidak m emenuhi lagi syarat-syarat sebagai pengurus; f. terbukti melanggar peraturan perundang-undangan berdasarkan putusan Hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. 5

BAB I TUGAS DAN FUNGSI Pasal 9 Ketua sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas : a. memimpin Lembaga; b. mengendalikan semua kegiatan Lembaga; c. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas seksi-seksi; d. membina kader-kader pembangunan Kampung. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 9, Ketua mempunyai fungsi : a. pimpinan Lembaga; b. pengendalian semua kegiatan Lembaga; c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas seksi-seksi; d. pembinaan kader-kader pembangunan Kampung. Pasal 11 (1) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf b, mempunyai tugas: a. memimpin Sekretariat Lembaga; b. memberikan pelayanan teknis administratif Kepada Ketua segenap seksi dan anggota dalam organisasi Lembaga; c. mengelola administrasi, surat-menyurat, kearsipan dan pelaporan kegiatan Lembaga; dan d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Lembaga. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris mempunyai fungsi : a. pimpinan Sekretariat Lembaga; b. pemberian pelayanan teknis administratif kepada Ketua dan segenap Seksi dan anggota dalam organisasi Lembaga; c. pengelolaan adminstrasi, surat-menyurat, kearsipan, dan pelaporan kegiatan Lembaga; 6

d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Lembaga. Pasal 12 (1) Bendahara sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf c, mempunyai tugas : a. mengelola administrasi keuangan Lembaga; b. menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang untuk kepentingan Lembaga; dan c. melaksanakan tugas-tugas lain yang di berikan oleh Ketua. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bendahara berfungsi : a. pengelolaan administrasi Keuangan Lembaga; b. penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang untuk kepentingan Lembaga; c. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua. Pasal 13 (1) Ketua seksi sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf d, mempunyai tugas : a. memimpin dan mengendalikan seksi-seksi; b. menyusun rencana pembangunan; c. melaksanakan koordinasi dengan sesama seksi; d. mengendalikan kelompok-kelompok kerja yang dibentuk berdasarkan wilayah dan jenis kegiatan; e. mengadakan evaluasi pelaksanaan kegiatan seksi-seksi; f.menyusun laporan secara berkala; g. memberikan saran dan pertimbangan kepada Ketua; h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua. 7

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai fungsi : a. penyusunan rencana pembangunan sesuai bidang masing-masing; b. penyelenggaraan kegiatan pembangunan sesuai dengan rencana; c. pengkoordinasian dengan seksi-seksi lain untuk terwujudnya keserasian pelaksanaan pembangunan; d. pengendalian kelompok-kelompok kerja yang dibentuk berdasarkan wilayah dan jenis kegiatan; e. pengadaan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan; f.penyusunan laporan secara berkala; g. pemberian saran dan pendapat kepada Ketua; h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua. Pasal 14 (1) Kelompok-kelompok kerja dapat dibentuk berdasarkan pembagian wilayah atau jenis kegiatan. (2) Pada setiap wilayah sesuai keperluan dapat dibentuk beberapa kelompok kerja. (3) Setiap kelompok kerja hanya melaksanakan jenis kegiatan seksi yang bersangkutan. (4) Kelompok-kelompok kerja dikoordinasikan oleh seksi-seksi sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. BAB IV P E M B I N A A N 8

Pasal 15 (1) Dalam rangka memberdayakan Lembaga Kemasyarakatan Proyek-proyek di Kampung dapat diserahkan pelaksanaannya kepada Kampung. (2) Camat atas nama Bupati selaku Pembina mengadakan kerjasama dengan Instansi terkait yang mempunyai kegiatan atau tugas pembangunan di Kampung untuk memungkinkan Kampung melaksanakan proyek-proyek Dinas Instansi Perangkat Daerah di Kampung. (3) Petinggi selaku pembina langsung Lembaga Kemasyarakatan melaporkan hasilnya kepada BPK sebagai bahan pertanggung-jawabannya setiap akhir Tahun Anggaran. Pasal 16 (1) Sumber pembiayaan Lembaga Kemasyarakatan di Kampung diperoleh dari : a. swadaya masyarakat baik berupa uang, barang maupun tenaga; b. bantuan Pemerintah Kampung yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung; c. Bantuan lain yang sah dan tidak mengikat serta tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Pengelolaan Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Bendaharawan Lembaga Kemasyarakatan yang diprogramkan dalam Anggaran Kampung. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, semua ketentuan Peraturan Daerah mengenai Lembaga Kemasyarakatan di Kampung yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 18 9

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Bupati. Pasal 19 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat. Diundangkan di Sendawar Pada tanggal 14 Mei 2001 BUPATI KUTAI BARAT, ttd RAMA ALEXANDER ASIA Diundangkan di Sendawar Pada tanggal 14 Mei 2001 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT, ttd H. ADJI MUHAMMAD LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 23 TAHUN 2001 Perda-Pem LKK Di Kubar 23 YS 10