BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Pengadaan Alat dan Bahan Prosedur dalam pengadaan bahan dan alat adalah : 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data bahan/alat yang di keperluan 2. Dengan data diatas kepala proyek meminta penawaran harga kepada suplier. 3. Kemudian kepala proyek melakukan pesanan alat/bahan (SPBA) sesuai dengan kualitas yang diminta. 4. Staff logistik dan peralatan memeriksa alat/bahan sesuai dengan syarat yang tercantum dalam SPBA, dan apabila disetujui maka dibuat berita acara penerimaan bahan/alat (BAPBA). 5. Staff logistik memproses pembayaran ke bagian keuangan. 6. Bagian keuangan mengajukan syarat administrasi dan kwitansinya kepada kepala proyek untuk persetujuan pembayaran. 7. Setelah disetujui, lalu bagian keuangan melakukan pembayaran. IV - I
4.2 Alat 4.2.1 Alat Utama Alat digunakan untuk menunjang kegiatan diproyek. Pengadaan alat ini dapat dilakukan dari berbagai sumber : 1. Pengadaan Intern a. Alat yang dimiliki oleh kontraktor sebagai berikut : Tower Crane Bar Cutter Bar Bender Mesin Genset Concrete Bucket Kompresor udara 2. Pengadaan extern Pengadaan secara extern adalah pengadaan alat melalui perusahaan lain dengan cara disewa. Yang harus diperhatikan dalam pengadaan alat secara extern adalah : a. Spesifikasi dan kapasitas harus jelas b. Perhitungan sewa (harga satuan/borongan atau pekerjaan tambah/kurang) harus jelas c. Kewajiban pengurusan surat-surat/pajak d. Batasan dan sangsi yang jelas bila terjadi keterlambatan dalam pekerjaan maupun alat sewa IV- 2
Alat yang disewa oleh kontraktor sebagai berikut : Bekisting Scaffolding Lift / Alimax Vibrator Engine Concrete Mixer Truck Concrete Pump Theodolit Thermocouple Berikut adalah alat-alat yang digunakan dalam proyek Apartemen Casa De Parco adalah: 1. Tower Crane Digunakan memindahkan atau mengangkut material yang dapat bekerja secara horizontal maupun vertikal, sebanyak satu unit. Gambar 4.1 Tower Crane IV- 3
2. Lift/Alimaxx Digunakan sebagai transportasi tenaga kerja dan material pada arah vertikal. Harga sewa alat lift/ alimax sebesar 35 juta perbulan.. Gambar 4.2 Lift/Alimax 3. Bar Cutter Untuk memotong besi tulangan sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Gambar 4.3 Bar Cutter IV- 4
4. Bar Bender Untuk membengkokkan besi tulangan sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Gambar 4.4 Bar Bender 5. Concrete mixer truck Untuk mengaduk campura beton dalam jumlah kecil dan besar, sebanyak delapan unit. Untuk beton K250 harga per meter kubik nya yaitu Rp 1.190.000, Untuk beton K350 harga per meter kubik nya yaitu Rp 1.270.000, Gambar 4.5 Concrete Mixer Truck IV- 5
6. Mesin Genset Untuk menggerakkan peralatan yang menggunakan tenaga listrik. Sewa harga alat mesin genset 25 juta perbulan Gambar 4.6 Mesin Genset 7. Theodolit Untuk menentukan titik-titik tertentu seperti azimut, as kolom, jarak kolom, sudut bangunan dan juga untuk mengetahui perbedaan tinggi permukaan tanah. Harga sewa theodolit sebesar 2,1 juta perbulan. Gambar 4.7 Theodolit IV- 6
8. Concrete Bucket Untuk membawa campuran beton ketempat yang tinggi atau sulit dijangkau dengan menggunakan tower crane. Gambar 4.8 Concrete Bucket 9. Vibrator Engine Untuk membuang udara yang terjebak dalam adukan beton atau lokasi pada level atau ketinggian tertentu, sebanyak satu unit.. Harga sewa alat vibrator engine seharga Rp 100.000 perhari. Gambar 4.9 Vibrator Engine IV- 7
10. Concrete Pump Untuk pengecoran yang dilakukan jauh dari adukan beton atau lokasi pada level atau ketinggian tertentu, sebanyak satu unit.. Harga sewa alat concrete pump seharga 75 juta perbulan. Gambar 4.10 Concrete Pump 11. Scaffolding Digunakan sebagai penyangga bekisting saat pengecoran plat lanta dan balok. Harga sewa alat scaffolding seharga 50 juta perbulan, per 1 supplier. Fungsi scaffolding : Menahan beton yang belum mampu memikul beratnya sendiri (Pada pelaksanaan pengecoran). Sebagai struktur sementara untuk membantu pelaksanaan pemasangan bata,plesteran,pengecatan. Satu set scaffolding terdiri dari : 1. Main Frame adalah penyangga utama, memikul beban dari bekisting. 2. Bracing Diagonal adalah pengaku dari Main Frame sehingga tidak berubah tempat dan stabil. IV- 8
3. U Head Jack, dipasang pada bagian paling atas dari Main Frame sebagai tempat untuk meletakkan Horry Beam. 4. Base Plat dipasang pada bagian paling bawah dari Main Frame alat untuk menyalurkan beban dari Main Frame ke tanah atau pelat lantai di bawahnya Gambar 4.11 Scaffolding 12. Kompressor Udara Alat ini digunakan untuk membersihkan area yang akan dilakukan pengecoran, dan juga untuk membersihkan bekisting dari debu-debu yang menempel di atas bekisting. Gambar 4.12 Kompressor Udara IV- 9
13. Bekisting Bekisting dipasang sebelum dilakukan pengecoran. Guna dari bekisiting adalah untuk menampung dan membentuk beton di tempatnya sesuai dengan bentuk yang telah didesain. Bekisting sebelum dipasang bagian ratanya diberi cairan pelumas, supaya pada saat pelepasan bekisting beton tidak menempel pada bekisting. Gambar 4.13 Bekisting 14. Thermocouple Untuk menginformasikan data-data yang berkaitan dengan suhu ke pihak kontraktor dan konsultan, sehingga dapat dilakukan penanganan dan pencegahan sehingga crack tidak terjadi. Pekerjaan thermocouple tergantung dengan jumlah concrete pump yang digunakan dan kapasitasnya. Dengan perkiraan 1 concrete pump selesai melaksanakan pekerjaan sekitar 4 sampai dengan 5 jam kemudian akan mulai terjadi perubahan suhu dan pemadatan pada concrete yang telah dituangkan sehingga pada saat inilah diperlukan 1 alat thermocouple pada bagian yang memiliki ketebalan lebih IV- 10
dari 1.2 m. Pada 1 titik lokasi digunakan 3 thermocouple dengan peletakan pada bagian layer atas dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Ketebalan sekitar 2,5 m digunakan pada layer atas (±50 cm dari permukaan), layer tengah (pada bagian center atau 125 cm dari permukaan) dan layer bawah (±200 cm dari permukaan) 2. Ketebalan sekitar 3,5 m digunakan pada layer atas (±60 cm dari permukaan), layer tengah (pada bagian center atau 175 cm dari permukaan) dan layer bawah (±290 cm dari permukaan) 3. Atau dengan ketentuan lain dengan formulasi tertentu. 1 3 2 Gambar 4.14 Alat Thermo Couple IV- 11
4.2.2 Alat Pendukung Adapun alat pendukung lainya untuk kelancaran pekerjaan diantaranya: Helm safety Palu Cangkul Sepatu safety Tang / Pemotong Sendok Semen Sekop Lampu Lapangan Dan lain-lain Ember Selang Plastik Meteran Stop Kontak 4.3 Material Mengingat kehadiran material merupakan suatu hal yang penting agar pelaksanaan setiap item pekerjaan dapat berjalan sesuai waktu yang telah dijadwalkan maka peran logistik proyek pembangunan merupakan kunci ketepatan waktu pelaksanaan proyek. Terlalu cepat mendatangkan bahan ke area proyek disatu sisi dapat memberikan keuntungan untuk mengindari kenaikan harga di waktu yang akan datang namun terjadi penambahan biaya penyimpanan material serta resiko kerusakan pada material yang tidak tahan, terlambat mendatangkan material bangunan bisa jadi terjadi penundaan pekerjaan dilapangan sehingga terjadi kemunduran waktu pelaksanaan oleh karena itu dibutuhkan kecakapan dan profesionalitas dalam menjalankan setiap tugas logistik proyek pembangunan. Maka dari itu konsep penjadwalan pengadaan material pada proyek pembangunan apartemen casa de parco ini disusun dengan sangat rapih agar tidak terjadi IV- 12
penumpukan material ataupun keterlambatan material yang datang. Ada dua jenis material yang dipakai, ada material utama dan material pendukung. 4.3.1 Material Utama 1. Beton Decking Beton decking atau tahu beton adalah beton atau spesi yang dibentuk sesuai dengan ukuran selimut beton yang diinginkan. Biasanya berbentuk kotakkotak atau silinder. Dalam pembuatannya, diisikan kawat bendrat pada bagian tengah yang nantinya dipakai sebagai pengikat pada tulangan. Pada dasarnya decking terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu : Plasting decking, terbuat dari bahan plastik dengan ketebalan 3,5 cm, dan Beton decking, terbuat dari campuran beton, berbentuk silinder kecil, dengan diameter 10 cm dan ketebalannya menyesuaikan dengan ketebalan selimut beton yang direncanakan oleh Konsultan Perencana. Beton decking berfungsi untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi yang diinginkan. Bisa dibilang berfungsi untuk membuat selimut beton sehingga besi tulangan akan selalu diselimuti beton yang cukup, sehingga didapatkan kekuatan maksimal dari bangunan yang dibuat. Selain itu, selimut beton juga menjaga agar tulangan pada beton tidak berkarat (korosi). Gambar 4.15 Beton Decking IV- 13
2. Agregat Didalam suatu konstruksi bangunan, bahan bangunan adalah suatu prioritas selain perencanaan dan pelaksanaan. Oleh karena itu, selagi belajar konstruksi, tidak ada salahnya mempelajari bahan bangunan pula. Tanpa adanya bahan bangunan, maka perencanaan apapun tidak akan dapat terwujud. Salah satu bahan yang sering dipakai untuk membuat beton adalah Agregat. Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah, dan kerak tungku pijar, yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton atau adukan semen hidraulik. Adapun macam-macam agregat: 1. Agregat halus yaitu pasir alam sebagai hasil disintegrasi 'alami' batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm 2. Agregat kasar yaitu kerikil sebagai hasil disintegrasi 'alami' dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm sampai 40 mm 3. Agregat ringan yaitu agregat yang dalam keadaan kering dan gembur mempunyai berat isi sebesar 1 100 kg/m3 Gambar 4.16 Agregat IV- 14
4. Pasir Dalam dunia konstruksi, pasir merupakan material utama yang digunakan pada hampir setiap konstruksi bangunan, dari mulai struktur hingga non struktur. Pasir digunakan sebagai ; 1. Material urugan/pasir urug, yaitu pasir urug bawah pondasi, pasir urug bawah lantai, pasir urug di bawah pasangan paving block. 2. Material mortar atau spesi/pasir pasangan, yaitu digunakan sebagai adukan untuk lantai kerja, pasangan pondasi batu kali, pasangan dinding bata, spesi untuk pemasangan keramik lantai dan keramik dinding, spesi untuk pasangan batu alam, plesteran dinding. 3. Material campuran beton/pasir cor, yaitu untuk campuran beton bertulang maupun tidak bertulang, bisa kita jumpai dalam struktur pondasi beton bertulang, sloof, lantai, kolom, plat lantai, cor dak, ring balok, dan lain-lain. Gambar 4.17 Pasir IV- 15
5. Semen Semen berasal dari bahasa latin caementum yang berarti bahan perekat. Secara sederhana, Definisi semen adalah bahan perekat atau lem, yang bisa merekatkan bahan bahan material lain seperti batu bata dan batu koral hingga bisa membentuk sebuah bangunan. Sedangkan dalam pengertian secara umum semen diartikan sebagai bahan perekat yang memiliki sifat mampu mengikat bahan bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat. Gambar 4.18 Semen 4.3.2 Material Pendukung 1. Styrofoam Styrofoam digunakan untuk menutup celah yang terbuka dari bekisting, contohnya bekisting pada kolom, hal ini dilakukan agar pada saat proses pengecoran tidak terjadi kebocoran pada bekisting tersebut. IV- 16