9/22/2011. Bahan Kuliah : Topik Khusus

dokumen-dokumen yang mirip
Multi-Attribute Decision Making

Multi-Attribute Decision Making

Metode-metode Optimasi dengan Alternatif Terbatas

Sasaran. Alasan Penggunaan Model. Pemodelan. Pemodelan. Alasan Penggunaan Model 9/28/2011 PEMODELAN: MANAGEMENT SUPPORT SYSTEM

SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Kompetensi Dasar. Dr. Sri Kusumadewi

FMDAM FMDAM. Simple Additive Weighting (SAW) Charitas Fibriani, M.Eng

Management Support System

SISTEM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENERAPKAN FMADM (FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING) DAN SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) Delpiah Wahyuningsih

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

Multi atributte decision making (madm) MCDM, MADM, SAW

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI DI STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU DENGAN METODE SAW

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING.

PENENTUAN SISWA BERPRESTASI PADA SMK WIDYA YAHYA GADINGREJO DENGAN METODE SAW

SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS.

Jasmir Prodi Teknik Informatika, STIKOM Dinamika Bangsa Jambi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ABSTRAK

PEMILIHAN PEGAWAI BERPRESTASI BERDASAR EVALUASI KINERJA PEGAWAI DENGAN METODE SAW

FUZZY MADM DALAM EVALUASI PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIF WEIGHTING

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PEMILIHAN LAPTOP

Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD.

Volume : II, Nomor : 1, Pebruari 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : X

MODEL MULTI ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM PENENTUAN PENERIMA PINJAMAN

APLIKASI PENENTUAN NILAI KEDISIPLINAN DAN LOYALITAS UNTUK REKOMENDASI NILAI BONUS SALESMAN DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING SKRIPSI

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2013) ISBN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA DIKLAT DENGAN FUZZY MADM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MEMILIH LAPTOP UNTUK MAHASISWA MULTIMEDIA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN KUALITAS KULIT ULAR UNTUK KERAJINAN TANGAN (STUDI KASUS : CV. ASIA EXOTICA MEDAN)

PENDAHULUAN. melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) baik tingkat SMK/sederajat

Keywords - Rekrutmen, SAW (Simple Additive Weighting) 12 JURNAL TRANSFORMATIKA, Volume 14, Nomor 1, Juli 2016

Keywords - Rekrutmen, SAW (Simple Additive Weighting) 12 JURNAL TRANSFORMATIKA, Volume 14, Nomor 1, Juli 2016

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN BURUNG PUYUH DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PELAYANAN PADA APOTEK AMONG ROGO ADILUWIH. Febriana 1, Dedi Irawan 2

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BEASISWA TINGKAT SEKOLAH

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ARTIKEL SKRIPSI

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK TABLET PC MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING (FMADM) DENGAN METODE SAW

Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Kredit Usaha Menggunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) Pada Bank BPD Sulteng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN MOTOR BEBEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 2 PEMALANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 1

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TABLET

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK EVALUASI DAN PENILAIAN DRIVER BERPRESTASI DI PERUSAHAAN DISTRIBUSI

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN PADA SMK N 1 KENDAL BERBASIS DECISION SUPPORT SYSTEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING METHOD UNTUK MENENTUKAN SEKOLAH DASAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTED DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SINUMBRA BANDUNG

Jurnal Informasi Volume VII No.1 / Februari / 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW). Penelitian digunakan

PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

BAB II LANDASAN TEORI

Multi atributte decision making (madm)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN JURUSAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY SAW (Studi Kasus SMKN 4 Bandar lampung)

Implementasi Simple Additive Weighting untuk Rekomendasi Pencari Kerja Terbaik Dalam Sistem Informasi Lowongan Kerja

Sistem Informasi Penilaian Supplier Komputer Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple Additive Weighting

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bayu Erlangga 1, Elisabet Y.A 2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN SISWA TELADAN DI SDN 5 TUNGGUL PAWENANG. Beta Wulan Asmara 1, Dedi Irawan 2

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Beasiswa Pendidikan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Humaidi Hidayatullah( 2015), Hotma Sadariahta Sipayung (2014), dan Rizal

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU SMK MA ARIF 01 KALIREJO LAM-TENG MENGGUNAKAN METODE SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING)

Rudi Hartoyo ( )

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADICTIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS PADA SMKN 1 RAWAJITU TIMUR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN MAHASISWA TERBAIK MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING DENGAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAI KINERJA GURU (PKG) MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) (STUDI KASUS) SMA NEGERI 9 SEMARANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT PADA PD BPR BKK BOJA DENGAN METODE SAW. Riris Niken Pratiwi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUKSI SEPATU DAN SANDAL DENGAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITÉ

BAB II LANDASAN TEORI

Daniel Oktodeli Sihombing Program Studi Manajemen Informatika, AMIK BSI, Pontianak

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perguruan Tinggi Menggunakan Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)

PERBANDINGAN NILAI RELIABILITAS DARI HASIL METODE SAW DAN METODE TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

Transkripsi:

9//0 Mahasiswa dapat memahami dan mampu mengaplikasikan beberapa metode untuk menyelesaikan masalah dengan alternatifalternatif dalam jumlah yang relatif kecil. Bahan Kuliah : Topik Khusus Fokus Masalah Metode-metode Tabel keputusan Pohon Keputusan Multi Attribute Decision Making (MADM) Turban (005) mengkategorikan model sistem pendukung keputusan dalam tujuh model, yaitu: Model optimasi untuk masalah-masalah dengan alternatif-alternatif dalam jumlah relatif kecil. Model optimasi dengan algoritma. Model optimasi dengan formula analitik. Model simulasi. Model heuristik. Model prediktif. Model-model yang lainnya. 4 Tabel keputusan merupakan metode pengambilan keputusan yang cukup sederhana. Metode ini menggunakan bantuan tabel yang berisi hubungan antara beberapa atribut yang mempengaruhi atribut tertentu. Umumnya, tabel keputusan ini digunakan untuk penyelesaian masalah yang tidak melibatkan banyak alternatif. Pada tabel keputusan, nilai kebenaran suatu kondisi diberikan berdasarkan nilai logika dari setiap atribut E k. Hanya ada dua nilai kebenaran, yaitu E k benar atau E k salah. Secara umum, tabel keputusan berbentuk: D E {E, E,..., E K } dengan D adalah nilai kebenaran suatu kondisi, dan E i adalah nilai kebenaran atribut ke-i (i,,... K). 5 6

9//0 Contoh-: Jurusan Teknik Informatika akan melakukan rekruitmen asisten untuk beberapa laboratorium di lingkungannya. Persyaratan untuk menjadi asisten di suatu laboratorium ditentukan oleh nilai beberapa matakuliah. Setiap laboratorium dimungkinkan memiliki syarat nilai yang berbeda. Variabel Logika Ekspresi Logika E Memiliki IPK >,00 E Minimal tengah duduk di semester E Nilai matakuliah algoritma pemrograman A E 4 Nilai matakuliah kecerdasan buatan A E 5 Nilai matakuliah basisdata A E 6 Nilai matakuliah grafika komputer A E 7 Nilai matakuliah jaringan komputer A Nilai matakuliah pemrograman internet minimal B E 8 7 8 Atribut* No E E E E 4 E 5 E 6 E 7 E 8 Laboratorium Y Y Y Pemrograman & Informatika Teori Y Y Komputasi & Sist. Cerdas Y Y Y Sistem Informasi & RPL 4 Y Y Grafika & Multimedia 5 Y Y Y Sistem & Jaringan Komp. 6 Y Y Y Information Retrieval 7 Y Y Y Information Retrieval 8 Y Y Y Information Retrieval 9 Y Y Y Information Retrieval Kombinasi untuk semua E i (i,,...,8) pada aturan tersebut merupakan pengetahuan untuk menentukan pemilihan asisten laboratorium. Sebagai contoh untuk laboratorium Pemrograman & Informatika Teori dapat digunakan aturan pertama, yaitu: D E E E Untuk laboratorium Information Retrieval dapat digunakan aturan ke-6, ke-7, ke-8, dan ke-9, yaitu: D E 8 + E 4 8 + E 5 8 + E 6 8 dengan adalah operator AND; dan + adalah operator OR. 9 0 Contoh-: Suatu institusi pendidikan tinggi akan memberikan penilaian terhadap produktivitas staf pengajarnya dalam waktu tahun. Ada 5 kriteria yang akan diberikan, yaitu: tidak produktif, kurang produktif, cukup produktif, produktif, dan sangat produktif. Atribut yang digunakan untuk memberikan penilaian adalah sebagai berikut. C jumlah karya ilmiah yang dihasilkan C jumlah diktat (bahan ajar) yang dihasilkan C jumlah buku referensi yang dihasilkan Atribut Kategori C C C Sangat Produktif > 6 > Produktif 5 atau 6 Tidak Cukup Produktif atau 4 Tidak Kurang Produktif atau Tidak Tidak Produktif 0 0 0 Tidak

9//0 Nilai Tidak berarti berapapun nilainya diperbolehkan. Sedangkan nilai 0 berarti, tidak menghasilkan. Misalkan seorang staf bernama Yonki, telah menghasilkan karya ilmiah sebanyak karya, diktat sebanyak karya, dan tidak menghasilkan buku referensi, maka Yonki termasuk dalam kategori Cukup Produktif. Pohon keputusan adalah salah satu metode penyelesaian masalah keputusan dengan cara merepresentasikan pengetahuan dalam bentuk pohon. Suatu pohon memiliki conditional node yang menunjukkan kebenaran suatu ekspresi atau atribut. Conditional node tersebut memberikan beberapa kemungkinan nilai, dapat berupa nilai boolean (Benar atau Salah), atau beberapa alternatif nilai yang mungkin dimiliki oleh suatu atribut, misal untuk atribut Tekanan Darah (Rendah, Normal, Tinggi). 4 Contoh: Untuk kasus pemilihan dosen produktif akan dibuat pohon keputusannya. Atribut Kategori C C C Sangat Produktif > 6 > Produktif 5 atau 6 Tidak Cukup Produktif atau 4 Tidak Kurang Produktif atau Tidak Tidak Produktif 0 0 0 Tidak 5 6 Secara umum, model Multi-Attribute Decision Making (MADM) dapat didefinisikan sebagai berikut (Zimermann, 99): Misalkan A {a i i,...,n} adalah himpunan alternatif-alternatif keputusan dan C {c j j,...,, m} adalah himpunan tujuan yang diharapkan, maka akan ditentukan alternatif 0 yang memiliki derajat harapan tertinggi terhadap tujuan tujuan yang relevan c j. 7 8

9//0 Janko (005) memberikan batasan tentang adanya beberapa fitur umum yang akan digunakan dalam MADM, yaitu: Alternatif, adalah obyek-obyek yang berbeda dan memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih oleh pengambil keputusan. Atribut, sering juga disebut sebagai karakteristik, komponen, atau kriteria keputusan. Meskipun pada kebanyakan kriteria bersifat satu level, namun tidak menutup kemungkinan adanya sub kriteria yang berhubungan dengan kriteria yang telah diberikan. Konflik antar kriteria, beberapa kriteria biasanya mempunyai konflik antara satu dengan yang lainnya, misalnya kriteria keuntungan akan mengalami konflik dengan kriteria biaya. Bobot keputusan, bobot keputusan menunjukkan kepentingan relatif dari setiap kriteria, W (w, w,..., w n ). Pada MADM akan dicari bobot kepentingan dari setiap kriteria. Matriks keputusan, suatu matriks keputusan X yang berukuran m n, berisi elemen-elemen ij, yang merepresentasikan rating dari alternatif A i (i,,...,m) terhadap kriteria C j (j,,...,n). 9 0 Pada MADM, matriks keputusan setiap alternatif terhadap setiap atribut, X, diberikan sebagai: Masalah MADM adalah mengevaluasi m alternatif A i (i,,...,m) terhadap sekumpulan atribut atau kriteria C j (j,,...,n), dimana setiap atribut saling tidak bergantung satu dengan yang lainnya. Kriteria atau atribut dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu: Kriteria keuntungan adalah kriteria yang nilainya akan dimaksimumkan, misalnya: keuntungan, IPK (untuk kasus pemilihan mahasiswa berprestasi), dll. Kriteria biaya adalah kriteria yang nilainya akan diminimumkan, misalnya: harga produk yang akan dibeli, biaya produksi, dll. X M m M m L L L n n M mn dengan ij merupakan rating kinerja alternatif ke-i terhadap atribut ke-j. Nilai bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan relatif setiap atribut, diberikan sebagai, W: W {w, w,..., w n } Rating kinerja (X), dan nilai bobot (W) merupakan nilai utama yang merepresentasikan preferensi absolut dari pengambil keputusan. Masalah MADM diakhiri dengan proses perankingan untuk mendapatkan alternatif terbaik yang diperoleh berdasarkan nilai keseluruhan preferensi yang diberikan (Yeh, 00). Pada MADM, umumnya akan dicari solusi ideal. Pada solusi ideal akan memaksimumkan semua kriteria keuntungan dan meminimumkan semua kriteria biaya. Masalah Kriteria- Kriteria- i... Kriteria-m i (C ) (C ) (C m ) Alternatif- (A ) Alternatif- (A )... Alternatif-n (A n ) 4 4

9//0 Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah MADM, antara lain: a. Simple Additive Weighting (SAW) b. Weighted Product (WP) c. TOPSIS d. Analytic Hierarchy Process (AHP)* Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Fishburn, 967)(MacCrimmon, 968). Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. 5 Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut: ij ij Ma i rij Min ij i ij 6 Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai: n jika j adalah atribut keuntungan (benefit) Vi w j rij j jika j adalah atribut biaya (cost) dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i,,...,m dan j,,...,n. Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih. 7 Contoh-: Suatu institusi perguruan tinggi akan memilih seorang karyawannya untuk dipromosikan sebagai kepala unit sistem informasi. Ada empat kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian, yaitu: C C C C4 tes pengetahuan (wawasan) sistem informasi praktek instalasi jaringan tes kepribadian tes pengetahuan agama 9 8 Pengambil keputusan memberikan bobot untuk setiap kriteria sebagai berikut: C 5%; C 5%; C 5%; dan C4 5%. Ada enam orang karyawan yang menjadi kandidat (alternatif) untuk dipromosikan sebagai kepala unit, yaitu: i A A A A4 A5 A6 Amir, Endah, Imam, Omes, Untung, dan Zailani. 0 5

9//0 Tabel nilai alternatif di setiap kriteria: Alternatif Kriteria C C C C4 Amir 70 50 80 60 Endah 50 60 8 70 Imam 85 55 80 75 Omes 8 70 65 85 Untung 75 75 85 74 Zailani 6 50 75 80 Normalisasi: 70 70 r 0,8 ma 85 { 70;50;85;8;75;6} 50 r ma 70;50;85;8;75;6 { } 50 85 { 50;60;55;70;75;50} 0,59 50 50 r 0,67 ma 75 60 60 r 0,80 ma{ 50;60;55;70;75;50} 75 dst Hasil normalisasi: 0,8 0,67 0,59 0,80 0,7 R 0,96 0,9 0,88 0,7 0,67 0,94 0,96 0,94 0,76 0,88 0,7 0,8 0,88 0,87 0,94 Proses perankingan dengan menggunakan bobot yang telah diberikan oleh pengambil keputusan: w [0,5 0,5 0,5 0,5] Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: V (0,5)(0,8) + (0,5)(0,67) + (0,5)(0,94) + (0,5)(0,7) 0,796 V (0,5)(0,59) + (0,5)(0,80) + (0,5)(0,96) + (0,5)(0,8) 0,770 V (0,5)(,00) + (0,5)(0,7) + (0,5)(0,94) + (0,5)(0,88) 0,900 V 4 (0,5)(0,96) + (0,5)(0,9) + (0,5)(0,76) + (0,5)(,00) 0,909 V 5 (0,5)(0,88) + (0,5)(,00) + (0,5)(,00) + (0,5)(0,87) 0,99 V 6 (0,5)(0,7) + (0,5)(0,67) + (0,5)(0,88) + (0,5)(0,94) 0,784 4 Nilai terbesar ada pada V 5 sehingga alternatif A 5 adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain, Untung akan terpilih sebagai kepala unit sistem informasi. Contoh-: Sebuah perusahaan makanan ringan XYZ akan menginvestasikan sisa usahanya dalam satu tahun. Beberapa alternatif investasi telah akan diidentifikasi. Pemilihan alternatif terbaik ditujukan selain untuk keperluan investasi, juga dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan ke depan. 5 6 6

9//0 C Daya dukung terhadap produktivitas perusahaan, yaitu seberapa besar peranan barang dalam mendukung naiknya tingkat produktivitas perusahaan. Daya dukung diberi nilai: kurang mendukung, cukup mendukung; dan sangat g mendukung. C4 Prioritas kebutuhan, merupakan tingkat kepentingan (ke-mendesak-an) barang untuk dimiliki perusahaan. Prioritas diberi nilai: sangat berprioritas, berprioritas; dan cukup berprioritas. Beberapa kriteria digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan, yaitu: C Harga, yaitu seberapa besar harga barang tersebut. C Nilai investasi 0 tahun ke depan, yaitu seberapa besar nilai investasi barang dalam jangka waktu 0 tahun ke depan. 7 C5 Ketersediaan atau kemudahan, merupakan ketersediaan barang di pasaran. Ketersediaan diberi nilai: sulit diperoleh, cukup mudah diperoleh; dan sangat mudah diperoleh. 8 Ada empat alternatif yang diberikan, yaitu: A Membeli mobil bo untuk distribusi barang ke gudang; A Membeli tanah untuk membangun gudang baru; A Maintenance sarana teknologi informasi; A4 Pengembangan produk baru. baru Dari pertama dan keempat kriteria tersebut, kriteria pertama dan keempat merupakan kriteria biaya biaya, sedangkan kriteria kedua, ketiga, dan kelima merupakan kriteria keuntungan. Pengambil keputusan memberikan bobot untuk setiap kriteria sebagai berikut: C 5%; C 5%; C 0%; C4 5%; dan C5 5%. 9 Nilai setiap alternatif pada setiap kriteria: 40 Normalisasi: Kriteria Alternatif C (juta Rp) C (%) A 50 5 A 500 00 A 00 0 A4 50 00 C C4 C5 4 r min{50;500;00;50} 50 50 50 r 5 5 0,075 ma{5;00;0;00} 00 r5 0,667 ma{;;;} r4 min{;;;} 0,5 dst 4 7

9//0 Hasil normalisasi: 0,08 0,67 0,50 0,0 0,67 0, 0,67 R 0,75 0,0505 0,4 0,50 0, 67 Proses perankingan dengan menggunakan bobot yang telah diberikan oleh pengambil keputusan: w [0,5 0,5 0,0 0,5 0,05] Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: V (0,5)() + (0,5)(0,08) + (0,)(0,67) + (0,5)(0,5) + (0,05)() 0,68 V (0,5)(0,) + (0,5)() + (0,)(0,67) + (0,5)(0,) + (0,05)(0,67) 0,54 V (0,5)(0,75) + (0,5)(0,05) + (0,)() + (0,5)() + (0,05)() 0,795 V 4 (0,5)(0,4) + (0,5)(0,5) + (0,)() + (0,5)() + (0,05)(0,67) 0,766 Nilai terbesar ada pada V sehingga alternatif A adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain, maintenance sarana teknologi informasi akan terpilih sebagai solusi untuk investasi sisa usaha 4 44 Ada Pertanyaan?? 45 8