HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

Unnes Journal of Public Health

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

PELAYANAN INFORMASI OBAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIHIPERTENSI TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI DESA SALAMREJO

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

KEPATUHAN LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DALAM PEMENUHAN DIET HIPERTENSI

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

AKSEPTABILITAS PELAYANAN RESIDENSIAL KEFARMASIAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II TANPA KOMPLIKASI

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

Hubungan Tingkat Kepatuhan Diet terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Desa Nambangan

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARANGKAN II KABUPATEN KLUNGKUNG BALI 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

Pengaruh Tingkat Pengetahuan, Motivasi dan Faktor Obat Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi di Puskesmas Kota Banjarbaru Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KETEPATAN WAKTU PENGGUNAAN OBAT DI PUSKESMAS GADANG HANYAR KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

Saftia Aryzki* dan Alfian R. Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Jl. Flamboyan III/7B Kayu Tangi Banjarmasin 70123

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEPATUHAN DIIT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS SIANTAN HILIR PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

POLA PERESEPAN DAN RASIONALITAS PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Abstrak. Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat

PENGARUH PEMBERIAN GARAM SODIUM RENDAH TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI BLUD RUMAH SAKIT UMUM PROF.DR.

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PASIEN PENDERITA HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RSU SUNDARI MEDAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG MANFAAT BUAH MENGKUDU UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

Samuel Rimporok 2. Karema Winifred 2. Mieke A.H.N Kembuan 1. Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2

A ABSTRAK. Yahdi Thia Rhahmadini1; Yugo Susanto2 ; Maria Llfah 3

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Kata Kunci : Variasi Makanan, Cara Penyajian Makanan, Ketepatan Waktu Penyajian Makanan, Kepuasan Pasien

INTISARI PENGARUH KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PADA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO Yosprinto T. Sarampang 1), Heedy M. Tjitrosantoso 1), dan Gayatri Citraningtyas 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 ABSTRACT The success of treatment of hypertension requires adherence to dietary instructions and the recommended drugs. Education about hypertension and the importance of adherence and side effects of drugs administered to the patient is necessary. The purpose of research is to determine the knowledge of the hypertension patients about ACE inhibitor drug, to know about implementation of the adherence of hypertensive patients treated hypertension and determine the relationship of knowledge patients about ACE Inhibitors drug with patients adherence in the implementation of the treatment of hypertension. Sampling sites is in the department of Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Samples were taken that patients do in the clinic internal medicine and use of antihypertensive drugs ACE Inhibitor. Research used a questionnaire given to the respondents then identified using a chi-square (p<0.05). The results showed that patients with hypertension well knowledge many 48 respondents (96%), hypertensive patients adherence in the implementation of therapy 45 respondents (95%) and there is a relationship patients knowledge about ACE Inhibitors drugs with patients adherence in the implementation of the treatment of hypertension, with Pearson Chi Square test with p = 0.0001 (p <0.05). Key words : Knowledge, Adherence, Hypertension, ACE Inhibitor. ABSTRAK Kesuksesan pengobatan hipertensi menuntut kepatuhan terhadap instruksi diet dan penggunaan obat yang dianjurkan. Pendidikan mengenai penyakit hipertensi dan pentingnya kepatuhan serta efek samping obat sangat perlu diberikan kepada pasien. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengetahuan pasien hipertensi tentang obat golongan ACE Inhibitor, mengetahui kepatuhan pasien hipertensi tentang pelaksanaan terapi hipertensi dan mengetahui hubungan pengetahuan pasien tentang obat golongan ACE inhibitor dengan kepatuhan pasien dalam pelaksanaan terapi hipertensi. Lokasi pengambilan sampel adalah di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Sampel diambil yaitu pasien yang melakukan pengobatan di poliklinik interna dan menggunakan obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden kemudian diidentifikasi menggunakan chi square (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien hipertensi berpengetahuan baik sebanyak 48 responden (96%), pasien hipertensi patuh dalam pelaksanaan terapi sebanyak 45 responden (95%) dan terdapat hubungan antara pengetahuan pasien tentang obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor dengan kepatuhan pasien dalam pelaksanaan terapi hipertensi, dengan hasil uji Pearson Chi Square didapat nilai p = 0,0001 (p<0,05). Kata kunci : Pengetahuan, Kepatuhan, Hipertensi, ACE Inhibitor. 225

PENDAHULUAN Sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi (DepKes, 2012). Adapun kepatuhan terapi pasien hipertensi saat ini juga masih rendah. Sebagian besar penderita hipertensi cenderung mengabaikan program terapi selama belum ada efek negatif atau komplikasi dari penyakit yang dialaminya. Menurut data WHO tahun 2003, pada negara berkembang tingkat kepatuhan terapi hanya 50% dan pada negara maju lebih rendah dibandingkan dengan negara berkembang (Badan POM RI, 2006). Dalam pengobatan hipertensi ada dua terapi yang dilakukan untuk mengobati penyakit hipertensi. Terapi yang digunakan ialah terapi farmakologis dan terapi non farmakologis,dimanaterapi farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan antihipertensi sedangkan terapi non farmakologis yaitu dengan modifikasi gaya hidup (Muchid, 2006). Berdasarkan data di Poliklinik Interna RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado menyatakan bahwa pada tahun 2013 sebanyak 5437 jiwa pasien mengalami hipertensi primer (essensial). Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan pasien hipertensi tentang obat golongan ACE Inhibitor dengan kepatuhan pasien dalam pelaksanaan terapi hipertensi di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Malalayang, Manado. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari Maret 2014 bertempat di ruang poliklinik interna RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Malalayang, Manado. Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif korelasi dan menggunakan chisquare (p<0,05) untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan pengetahuan pasien tentang obat golongan ACE Inhibitor dengan kepatuhan pasien dalam melaksanakan terapi hipertensi. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh pasien yang berada di ruang poliklinik interna RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Malalayang, Manado. Sampel dalam penelitian ini adalah Pasien hipertensi yang menggunakan obat golongan ACE Inhibitor yang berada di ruang poliklinik interna RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Malalayang, Manado. Seluruh sampel ialah populasi dan mengambil 50 yang terpilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel yaitu non-probability sampling dengan cara purposive sampling yaitu sesuai dengan kriteria peneliti. Adapun kriteria inklusi atau syarat sampel yang akan diambil diantaranya yaitu pasien rawat jalan yang menderita hipertensi di Poliklinik Interna dan pasien yang menggunakan obat golongan ACE Inhibitor. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien yang tidak menderita penyakit hipertensi dan pasien yang tidak menggunakan obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Karakteristik Responden Penderita Hipertensi berdasarkan Umur Umur Responden n % 40-50 tahun 10 20 51-60 tahun 16 32 61-70 tahun < 75 tahun 21 3 42 6 Tabel 2. Karakteristik Responden Penderita Hipertensi berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin n % Laki laki 23 46 Perempuan 27 54 Tabel 3. Karakteristik Responden Penderita Hipertensi berdasarkan Pendidikan Pendidikan Responden n % 226

SD 2 4 SLTP 5 10 SLTA 21 42 Diploma 4 8 Sarjana 18 36 Tabel 4. Karakteristik Responden Penderita Hipertensi berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan n % Responden Ibu Rumah 9 18 Tangga Pegawai Negeri 7 14 Wiraswasta 6 12 Pensiunan 28 56 Tabel 5. Karakteristik Responden Penderita Hipertensi berdasarkan Tekanan Darah Tekanan Darah n % Prehipertensi 13 26 Hipertensi Grade I 12 24 Hipertensi Grade II 25 50 berdasarkan umur di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado diperoleh responden yang terbanyak terdapat pada kelompok umur 61-70 tahun sebanyak 21 responden (42%). Faktor umur mempunyai resiko terhadap hipertensi, proporsi kelompok usia 25-34 tahun 1,56 kali mempunyai resiko hipertensi dibandingkan usia 18-24 tahun dan resiko hipertensi meningkat sejalan dengan bertambahnya usia dan kelompok usia >75 tahun berisiko 11,53 kali menderita hipertensi, hal ini disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi kaku, akibatnya ialah meningkatnya tekanan darah sistolik. (Rahajeng dan Tuminah, 2009). berdasarkan jenis kelamin di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado terdiri dari responden laki-laki sebanyak 23 responden (46%) dan responden perempuan sebanyak 27 responden (54%). Proporsi kasus hipertensi pada perempuan lebih tinggi dari laki-laki dikarenakan adanya hubungan faktor hormonal yang lebih besar terdapat didalam perempuan dibandingkan dengan laki-laki, faktor hormonal inilah yang menyebabkan peningkatan lemak dalam tubuh atau obesitas (Agrina dan Hairitama, 2011). berdasarkan pendidikan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado diperoleh (SLTA) sebagai pendidikan terbanyak dengan 21 responden (42%). Pendidikan sangat penting untuk masyarakat, masyarakat berpendidikan akan mempunyai pengetahuan yang baik dan bisa mencegah masalah kesehatan yang didapatkannya (Hamid, 2013). berdasarkan pekerjaan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado diperoleh kebanyakan 28 responden (56%) sebagai pensiunan. Rata-rata pasien yang berkunjung adalah pasien lanjut usia, umur yang sudah tua memilih banyak beristirahat. Hipertensi rentan beresiko dengan pola hidup yang kurang bergerak/aktif dalam kehidupannya seharihari (Agrina dan Hairitama, 2011). berdasarkan tekanan darah di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dikelompokkan bahwa 25 responden (50%) menderita hipertensi grade II diikuti 12 responden (24%) menderita hipertensi grade I dan 13 responden (26%) menderita prehipertensi. Peningkatan tekanan darah bukan merupakan bagian dari umur, tetapi insiden hipertensi pada lanjut usia ialah tinggi. Setelah umur 69 tahun, prevalensi hipertensi meningkat sampai 50%. National Health and Nutrition Examination Survey menemukan prevalensi hipertensi pada kelompok umur 65-74 tahun sebagai berikut: prevalensi keseluruhan 49,6% untuk prehipertensi derajat 1 (140-159/90-99 mmhg), 18,2% untuk hipertensi derajat 2 (160-179/100-109 mmhg), dan 6,5% untuk hipertensi derajat 3 (>180/110 mmhg) (Kuswardhani, 2006). 227

Tabel 6. Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Pasien Hipertensi Tentang Pengobatan Hipertensi di Bagian Poliklinik Interna RSUP Prof. R. D. Kandou, Manado Tahun 2014 Kategori n % Pengetahuan Baik 48 96 Cukup 2 4 Kurang 0 0 Pengelompokkan kategori tingkat pengetahuan tentang obat antihipertensi, data menunjukkan terbanyak 48 responden (96%) tergolong berpengetahuan baik. Tabel 7. Responden Berdasarkan Kategori Kepatuhan Terapi Hipertensi di Bagian Poliklinik Interna RSUP Prof. R. D. Kandou, Manado Tahun 2014. Kategori n % Kepatuhan Patuh 45 90 Tidak Patuh 5 10 Pengelompokkan kategori kepatuhan dalam terapi hipertensi, data menujukkan terbanyak 45 responden (90%) memahami penggunaan obat sampai dengan terapinya dan mengontrol pola hidup mereka dengan baik. Bagi pasien yang melakukan pemeriksaan ulang secara berkala dapat menjadi suatu indikasi bahwa pasien tersebut mempunyai motivasi untuk sembuh dan ingin merasakan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya (Adriansyah, 2010). Berdasarkan hasil uji dari pearson chi-square diperoleh nilai p = 0,0001 (p<0,05). Dari hasil penilaian, maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan pasien tentang obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor dengan kepatuhan pasien dalam pelaksanaan terapi hipertensi. Ditinjau bahwa pengetahuan yang baik dan sikap yang tepat mendorong untuk berperilaku yang tepat, dimana perilaku biasanya dipengaruhi oleh respon individu terhadap stimulus atau pengetahuan dan tergantung pula bagaimana reaksi individu untuk merespon terhadap suatu stimulus yang ada pada suatu tindakan atau perilaku (Hamid, 2013). PENUTUP Pasien hipertensi di poliklinik interna RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado memiliki pengetahuan baik sebanyak 48 responden (96%) dan sebanyak 2 responden (4%) berpengetahuan cukup dalam mengetahui tentang pemakaian obat golongan ACE Inhibitor dan pelaksanaan terapi hipertensi. Pasien hipertensi di poliklinik interna RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado patuh dalam pelaksanaan terapi hipertensi sebanyak 45 responden (95%). Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan pasien tentang obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor dengan kepatuhan pasien dalam pelaksanaan terapi hipertensi, dengan hasil uji Pearson Chi Square didapat nilai p = 0,0001 (p<0,05) sehingga dinyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan pasien tentang obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor dengan kepatuhan pasien dalam pelaksanaan terapi hipertensi. DAFTAR PUSTAKA Adriansyah. 2010. Analisis faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan pasien penderita hipertensi pada pasien rawat jalan di RSUP H. Adam malik Medan. Fakultas farmasi: Medan Agrina, S.S., Hairitama R. 2011. Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi Dalam Pemenuhan Diet Hipertensi [Jurnal]. Fakultas keperawatan: Pekanbaru (Riau). Badan POM RI. 2006. Kepatuhan Pasien: Faktor Penting Dalam Keberhasilan Terapi. Info POM Badan POM RI, 2006; Vol. 5 No. 228

7: 1-11. Diakses di http : // perpustakaan. pom. go.id/ Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Hipertensi di Indonesia.http://www.Depkes.go.id /index.php?vw=2&id=1909. Diakses tanggal 18 November 2013. Hamid, S.A. 2013. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Tentang Pencegahan Hipertensi Dengan Kejadian Hipertensi Tahun 2013 [Jurnal]. Fakultas Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan. Jurusan Ilmu Keperawatan: Gorontalo. Kuswardhani, T.A.R. 2006. Penatalaksanaan Hipertensi Pada Lanjut Usia [Jurnal]. Bagian Penyakit Dalam FK. Unud: Denpasar. Muchid, A. 2006. Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kedokteran Departemen Kesehatan. Rahajeng, E., Tuminah S. 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia [artikel]. Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI: Jakarta. 229