RESERVOIR 14. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5

PRASEDIMENTASI 7. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

INTAKE 6. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

ANALISIS KUALITAS AIR 3

PENENTUAN KEBUTUHAN AIR DAN DEBIT AIR BAKU

RESERVOAR SLIDE 06 TPAM. Yuniati, PhD

FLOKULASI 10. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

SEDIMENTASI 11. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

KOAGULASI 9. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

PENGOLAHAN LUMPUR 15. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

FILTRASI 12. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK)

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR PEJOMPONGAN II DENGAN METODE KONVENSIONAL

BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA

Suarni Saidi Abuzar, Rizki Pramono Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas ABSTRAK

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MOTONGKAD UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB VII RENCANA DETAIL UNIT-UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL PERLINDUNGAN MATA AIR

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Diantara hal mendasar yang menentukan kualitas hidup bangsa kita adalah bila kebutuhan air minum sebagian besar penduduk telah terpenuhi dalam jumlah

Pendahuluan. Peningkatan jumlah penduduk Kebutuhan akan air bersih Kondisi IPAM yang kurang ideal Evaluasi IPAM

TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN PEMENUHAN AIR BAKU DI KECAMATAN GUNEM KABUPATEN REMBANG ( Design Of Raw Water Supply In Gunem District, Rembang )

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap instalasi pengolahan air tersebut memiliki zona distribusi pengairannya masing-masing, yaitu:

BAB VII HASIL PERENCANAAN UNIT UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA MALANG

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 5, No. 4 (2016)

Perancangan Unit Instalasi Pengolahan Air Minum Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember

KONTRAK PERKULIAHAN. Dosen Pengasuh : Yuli Darni, S.T., M.T.

Sambungan Persil. Sambungan persil adalah sambungan saluran air hujan dari rumah-rumah ke saluran air hujan yang berada di tepi jalan

BAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON

BAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR DAN JARINGAN TRANSMISI

#% $ #% &# ' # (#&!"# '!") $## *! % +#&!"# $ %!&!!&!'!! " (!) "

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PRASYARAT. 2. Peserta diklat sudah pernah praktik Plambing, khususnya

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan

ALTERNATIF PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA SEA KOTA MANADO

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

ANALISA POMPA AIR PADA GEDUNG BERTINGKAT

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU

PRAKTIK PLAMBING DAN SANITER NS1634 1

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN

Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM

PERENCANAAN SUBSURFACE FLOW CONSTRUCTED WETLAND PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI AIR KEMASAN (STUDI KASUS : INDUSTRI AIR KEMASAN XYZ)

-1- DOKUMEN STANDAR PERENCANAAN TEKNIS TERINCI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1.Komponen Drainase Sistem Polder yang Ideal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Manfaat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PEMELIHARAAN PLAMBING PADA BANGUNAN HOTEL

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.

PERANCANGAN SISTEM DRAINASE

ANALISA FISIS PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SIAK PEKANBARU. Imam W Sinaga*, Riad Syech, Usman Malik

EXECUTIVE SUMMARY PENGEMBANGAN IRIGASI PERPIPAAN

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

BAB IV RANCANGAN RESERVOIR DAN PERLENGKAPAN PIPA

4.1. PENGUMPULAN DATA

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI DIAMETER KATUP BUANG TERHADAP DEBIT DAN EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING BIOFILTER MEDIATED PROBIOTIC BEVERAGE BOTTLES CASE STUDY WATER RIVER OF SURABAYA (SETREN RIVER JAGIR)

Perencanaan instalasi saringan pasir lambat

PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA. Oleh : A.A.M

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN PIPA UTAMA PDAM KABUPATEN KENDAL

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter

PENINGKATAN KUALITAS AIR PDAM MENGGUNAKAN GERABAH DENGAN LARUTAN PERAK NITRAT (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN PIPA INDUK AIR BERSIH PDAM WILAYAH SOREANG DENGAN PROGRAM EPANET

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang

KOMPONEN PEKERJAAN PIPA GIP PIPA PPR PN-20 POMPA TRANSFER FILTER TANGKI AIR ATAS BOOSTER PUMP GATE VALVE QM FITTING ELBOW FITTING DRAT KRAN

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

Transkripsi:

RESERVOIR 14 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr. Ir. Mary Selintung, MSc. 2. Dr. Eng. Ir. Hj. Rita Tahir Lopa, MT 3. Ir. Achmad Zubair, MSc. 4. Dr. Eng. Bambang Bakri, ST., MT. 5. Roslinda Ibrahim, SP., MT Setelah lulus mata kuliah ini mahasiswa mampu membuat perencanaan dan perancangan bangunan pengolahan air minum Penyediaan Air Minum Mata Kuliah bangunan pengolahan air Minum merupakan mata kuliah yang diwajibkan bagi mahasiswa semester VI yang telah mengikuti materi perkuliahan penyediaan air minum. Materi perkuliahan mencakup pembahasan mengenai pengertian dan metode perencanaan bangunan pengolahan air minum; penentuan kebutuhan air dan debit air baku, analisis kualitas air baku, perencanaan bangunan unit pengolahan: intake, prasedimentasi, koagulasi dan flokulasi, sedimentasi, filtrasi, disinfeksi, pengolahan lumpur, reservoir dan pengolahan lumpur.

I PENDAHULUAN 1.1 CAKUPAN ATAU RUANG LINGKUP MATERI PEMBELAJARAN Materi pembahasan pada pertemuan ke-14 (empatbelas) ini adalah; Tinjuan umum Jenis reservoir Hal-hal yang dipertimbangkan dalam merancang reservoir Kriteria desain 1.2 SASARAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan jenis reservoir, hal-hal yang dipertimbangkan dalam merancang reservoir dan Kriteria desain. 1.2 PRILAKU AWAL MAHASISWA Sebaiknya mahasiswa telah mengetahui dan memahami materi pembahasan pada perkuliahan sebelumnya, utamanya materi mengenai unit distribusi pada sistem penyediaan air. 1.4 MANFAAT Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pertemuan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai bangunan reservoir, termasuk didalamnya mengenai jenis reservoir, hal-hal yang dipertimbangkan dalam merancang reservoir dan Kriteria desain 1.5 URUTAN PEMBAHASAN Materi pembahasan dimulai dengan pengetahuan mengenai pengertian dan jenis reservoir. Kemudian materi pembahasan selanjutnya mengenai hal-hal yang dipertimbangkan dalam merancang reservoir dan Kriteria desain 1.6 PETUNJUK BELAJAR Mahasiswa diharapkan membaca isu terkait pada media massa yang menambah wawasan secara umum. Membaca bahan yang akan dikuliahkan pada minggu berikut agar dapat lebih siap dan dapat didiskusikan pada pertemuan berikut.

II PENYAJIAN 2.1 UMUM Biasanya reservoir dirancang untuk hanya menyimpan air bersih, jadi sekali terkontaminasi, banyak usaha dan modifikasi jangka panjang yang diperlukan untuk perbaikan. Karena filtrasi adalah proses terakhir dari pengolahan, tidak boleh ada bagian kotoran yang lolos setelah filtrasi. Hal lain adalah, banyak unit pengolahan tidak dirancang untuk dicuci/dibersihkan pada jalan air antara filter dan reservoir, sehingga pemulihan akan memakan waktu lama. Bak filter Reservoir Jalan air Gambar 14.1 Kotoran (yang tidak boleh ada) di reservoir Di samping pemantauan normal, sangat berguna untuk memeriksa kualitas air di setiap proses pengolahan (koagulasi, sedimentasi, filtrasi) untuk memahami kondisi di setiap sistem pengolahan tersebut. Angka di bawah ini menunjukkan hasil pengukuran dari IPA tertentu. Dalam sistem kiri, air olahan terkontaminasi dalam reservoir, sedangkan gambar kanan menunjukkan kegagalan filtrasi. Jadi, ini memungkinkan untuk mengidentifikasi proses di mana terdapat hal-hal penyebab kekeruhan. Sed. Filt. Res. Keran Sed. Filt. Res. Keran Gambar 14.2 Perubahan kekeruhan di setiap proses

Dalam proses setelah filtrasi, pencucian harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas air. Pada dasarnya, pencucian dianjurkan untuk dilakukan di hilir. Namun, pencucian umumnya memerlukan beban kerja yang besar dan pasokan air sering berhenti. Oleh karena itu, identifikasi dulu sumber kontaminasi, atau pilih cara sederhana seperti metode penyedotan. 2.2 JENIS-JENIS RESERVOIR BERDASARKAN PERLETAKANNYA 1. Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir) Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan permukaan tanah. Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki mencukupi untuk distribusi air minum. Jika kapasitas air yang didistribusikan tinggi, maka diperlukan ground reservoir lebih dari satu. 2. Menara Reservoir (Elevated Reservoir) Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk distribusi. Dengan menggunakanelevated reservoir maka air dapat didistribusikan secara gravitasi. Tinggi menara tergantung kepada head yang dibutuhkan. 3. Stand Pipe Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir, dipakai sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat diterapkan karena daerah pelayanan datar. 2.3 HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MERANCANG RESERVOIR 1. Volume reservoir Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang akan dilayani. 2. Tinggi elevasi energi Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan distribusi. Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari reservoir menuju jaringan distribusi. Bila elevasi energi pada reservoir lebih tinggi dari sistem distribusi

maka pengaliran dapat dilakukan secara gravitasi. Untuk kondisi sebaliknya, bila elevasi energi reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat dilakukan dengan menggunakan pompa. 3. Letak reservoir. Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi. Bila topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di tengah-tengah daerah distribusi. Bila topografi naik turun maka reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya. 4. Pemakaian pompa Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi kebutuhan pengaliran air. 5. Konstruksi reservoir Ambang Bebas dan Dasar Bak o Ambang bebas minimum 30 cm di atas muka air tertinggi o Dasar bak minimum 15 cm dari muka air terendah o Kemiringan dasar bak adalah 1/1000 1/500 ke arah pipa penguras Inlet dan Outlet o Posisi dan jumlah pipa inlet ditentukan berdasarkan pertimbangan bentuk dan struktur tanki sehingga tidak ada daerah aliran yang mati o Pipa outlet dilengkapi dengan saringan dan diletakkan minimum 10 cm di atas lantai atau pada muka air terendah o Perlu memperhatikan penempatan pipa yang melalui dinding reservoir, harus dapat dipastikan dinding kedap air dan diberi flexible-joint o Pipa inlet dan outlet dilengkapi dengan gate valve o Pipa peluap dan penguras memiliki diameter yang mampu mengalirkan debit air maksimum secara gravitasi dan saluran outlet harus terjaga dari kontaminasi luar.

Ventilasi dan Manhole o Reservoir dilengkapi dengan ventilasi, manhole, dan alat ukur tinggi muka air o Tinggi ventilasi ± 50 cm dari atap bagian dalam o Ukuran manhole harus cukup untuk dimasuki petugas dan kedap air 2.4 KRITERIA DESAIN Bak penampung air minum diberi sekat-sekat yang dilengkapi dengan: 1. Ventilasi 2. Tangga 3. Pelimpah air 4. Lubang pemeriksaan dan perbaikan 5. Alat ukur ketinggian air 6. instalasi pengolahan air penguras

III PENUTUP 3.1 RANGKUMAN Reservoir dibedakan atas 3 jenis yaitu reservoir bawah tanah (Ground Reservoir), Menara Reservoir (Elevated Reservoir) dan Stand Pipe. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang reservoir, antara lai adalah volume reservoir, tinggi elevasi energi, letak reservoir, pemakaian pompa, konstruksi reservoir serta ventilasi dan manhole. 3.2 SOAL TES FORMATIF Untuk mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan yang diperoleh mahasiswa, maka dosen sebagai fasilitator memberikan tes formatif berupa pertanyaan sebagai berikut: 1. Jelaskan secara singkat perbedaan ketiga jenis reservoir! 2. sebutkan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang resevoir! 3.3 UMPAN BALIK Diskusi dan memberikan pertanyaan untuk memonitor penerimaan mahasiswa akan bahan kuliah yang disajikan. 3.4 DAFTAR PUSTAKA Hamer, Mark J. 1975,Water and Waste Water Technology, John Wiley & sons, Inc Kawamura, Susumu (1991), Integrated Design of Water Treatment Facilities, John Wiley & Sons, Inc., New York. Masduki, A. (2009), Bahan Ajar Mata Kuliah Pengolahan Air Minum, Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP, ITS Surabaya. Direktorat Jendral Cipta Karya 1998. Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan Vol.V 7