UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS HUKUM

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS HUKUM

JURNAL. Diajukan oleh: Britha Mahanani Dian Utami. Program Kekhususan: Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

JURNAL PELAKSANAAN PEMBERIAN HAK MILIK DARI TANAH NEGARA DAN PERLINDUNGAN HUKUMNYA DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

PELAKSANAAN PRONA (TANAH HAK MILIK) DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai sarana utama dalam proses pembangunan. 1 Pembangunan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

JURNAL. Diajukan oleh: PRISKA LARAS DAMASWARI ZEBUA. Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Tanah

JURNAL PELAKSANAAN PERALIHAN DAN PENDAFTARAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH (JUAL BELI) DALAM MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN

BAB I PENDAHULUAN. negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

JURNAL PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK MILIK ADAT MELALUI PROYEK OPERASI NASIONAL AGRARIA (PRONA) DI KABUPATEN JAYAWIJAYA PROVINSI PAPUA

JURNAL NASKAH PUBLIKASI PELAKSANAAN PERALIHAN HAK MILIK ADAT KARENA JUAL BELI SETELAH PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN SARMI PROVINSI PAPUA

JURNAL. Diajukan oleh : GIOVANI AGNELLI SUSANTI. NPM : Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup

JURNAL KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN REDISTRIBUSI TANAH PERTANIAN YANG BERASAL DARI TANAH ABSENTEE DI KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan penunjang kesejahteraan dan kemakmuran diseluruh

PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI SECARA SPORADIK MELALUI PENGAKUAN HAK. Oleh Bambang Eko Muljono Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Lamongan ABSTRAK

Disusun oleh: ADE KURNIADY NOOR NPM : Program Kekhususan : Hukum Pertanahan Dan Lingkungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk. kelangsungan hidup umat manusia, hubungan manusia dengan tanah

JURNAL SKRIPSI. Disusun oleh: CLAUDIA TIARA YULINDA. Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan hidup UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

JURNAL. Disusun Oleh : FRICSKY MARANTINA UNMEHOPA

JURNAL PELAKSANAAN KONVERSI HAK ATAS TANAH ADAT (LETTER C) MENJADI HAK MILIK DI KABUPATEN MAGELANG

PENDAFTARAN HAK MILIK ATAS TANAH ADAT (KONVERSI) DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM MELALUI PROGRAM LARASITA DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN

JURNAL HUKUM. Diajukan oleh: Novi Diana Silitonga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JURNAL SKRIPSI. Disusun Oleh : AGNES APRILIA SARI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah. Tanah mempunyai kedudukan dan fungsi yang amat penting

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpilkan bahwa :

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG

MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DAN PERLINDUNGAN HUKUM DI KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara bercorak

JURNAL PELAKSANAAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH KARENA JUAL BELI DI HADAPAN CAMAT SEBAGAI PPAT SEMENTARA SETELAH BERLAKUNYA

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk

PENDAFTARAN TANAH RH

JURNAL PELAKSANAAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH KARENA PEWARISAN DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa :

JURNAL. Diajukan Oleh : WINARDI WIJAYA LIE. N P M : Program Studi : Ilmu Hukum Program kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi salah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAFTARAN TANAH. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

Lex Et Societatis Vol. V/No. 8/Okt/2017

PROYEK OPERASI NASIONAL AGRARIA SEBAGAI UPAYA TERTIB HUKUM PERTANAHAN (Studi di Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah sangat penting bagi kehidupan manusia, dikarenakan tanah adalah

Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017

PELAKSANAAN ASAS CONTRADICTOIRE DELIMITATIE DALAM PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI SECARA SPORADIK DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BANGLI

JURNAL. Diajukan oleh: RACHMAD NUR NUGROHO NPM : Program kekhususan :Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan.

BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN PENERAPAN ASAS PUBLISITAS DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KEPAHIANG.

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENDAFTARAN TANAH. A. Pengertian dan dasar hukum pendaftaran tanah

Jurnal Cepalo Volume 1, Nomor 1, Desember 2017 LEGALISASI ASET PEMERINTAH DAERAH MELALUI PENDAFTARAN TANAH DI KABUPATEN PRINGSEWU. Oleh.

JURNAL. Diajukan oleh : Akbar Prihadi Manggala Putra

JURNAL PEROLEHAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH KARENA PERALIHAN (JUAL BELI) DALAM MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM DI KOTA SAMARINDA

NASKAH AKADEMIK. Oleh : : Ika Junita Sinaga

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masih bercorak agraris. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan

PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK MILIK ATAS TANAH MELALUI PROYEK OPERASI NASIONAL AGRARIA (PRONA) DI KABUPATEN GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan tanah dewasa ini semakin meningkat sejalan dengan

milik adat yang diperoleh secara turun-temurun (pewarisan).

ULJ 1 (1) (2012) UNNES LAW JOURNAL.

JURNAL. Diajukan oleh : Lusius Maria Bram Bintang Ferdinanta. Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan LingkunganHidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan salah satu modal pokok bagi bangsa Indonesia dan suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. menurut ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah. Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang turun temurun untuk melanjutkan kelangsungan generasi. sangat erat antara manusia dengan tanah.

PENYIMPANGAN DALAM PENERBITAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH. Urip Santoso Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya

ANALISA YURIDIS PELAKSANAAN PROGRAM PRONA DALAM RANGKA PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH (Studi Di Desa Ngujung Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan)

SKRIPSI KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN REDISTRIBUSI TANAH PERTANIAN YANG BERASAL DARI TANAH ABSENTEE DI KABUPATEN BANTUL

KEPASTIAN HUKUM SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997

BAB V PEMBAHASAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung. Bupati pada saat itu, Bapak

Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam kehidupan. manusia, hewan, dan juga tumbuh-tumbuhan. Fungsi tanah begitu penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di Indonesia fungsi tanah semakin meningkat karena meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Berbicara masalah hidup manusia, berarti juga berbicara masalah tanah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan

A. Latar Belakang Masalah

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 1995 TENTANG

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan kehidupan. bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari tanah. Tanah

PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PEMBIAYAAN PERSIAPAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS YANG DIBEBANKAN PADA MASYARAKAT

TINJAUAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH SECARA SISTEMATIK DI KABUPATEN BANTUL. (Studi Kasus Desa Patalan Kecamatan Jetis dan

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017. Kata kunci: Analisis Yuridis, Pembuatan Sertifikat Tanah,

Abstract. Keywords: Certificate Governmental Bulk (SMS), in the Village District Lebosari Kangkung Kendal. *) Penanggung jawab penulis

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

ABSTRAK. Kata Kunci : Kekuatan Hukum Sertipikat, Iktikad Tidak Baik, Pemegang Jaminan. Universitas Kristen Maranatha

BAB III PRAKTEK PENDAFTARAN TANAH PEMELIHARAAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SURAT KUASA JUAL

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tanah.tanah sendiri merupakan modal utama bagi pelaksanaan pembangunan

RESUME KUTIPAN BUKU LETER C SEBAGAI ALAT BUKTI PERSIL TERHADAP SERTIFIKAT GANDA

PROSEDUR PENYELESAIAN PENGUKURAN TANAH PERMOHONAN HAK PERTAMA KALI YANG TIDAK SESUAI DENGAN LUAS SPPT DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Bumi, air, ruang angkasa dan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBEBASAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN PASAR INPRES DI KOTA RUTENG, MANGGARAI, NUSA TENGGARA TIMUR

PENERBITAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH DAN IMPLIKASI HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

*35279 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 24 TAHUN 1997 (24/1997) TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kadaster) yaitu istilah untuk rekaman, menunjukkan tentang luas, nilai dan kepemilikan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan salah satu faktor penting yang sangat erat

Transkripsi:

JURNAL PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK MILIK MELALUI PROYEK OPERASI NASIONAL AGRARIA DALAM MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN DI KABUPATEN KULON PROGO Diajukan oleh: ADHITYA FIANTORO NPM : 100510485 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Pertanahan Dan Lingkungan Hidup UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS HUKUM 2015

PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK MILIK MELALUI PROYEK OPERASI NASIONAL AGRARIA DALAM MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN DI KABUPATEN KULON PROGO Adhitya Fiantoro, Dr. V. Hari Supriyanto, S.H.,M.Hum. dan Maria Hutapea S.H.,M.Hum. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta ABSTRACT This legal writing is about The Registration Of Landownership Right Through The Implementation Of Agrarian National Operational Project (PRONA- IND) in Kulonprogo Regency. PRONA is a project organized by the government for the land sector and for the registration of land, which has a lot of the land s certificate and settlement land disputes of a strategic nature. The purpose of this legal writing is to examine and analyze the implementation of the registration of the Project Properties through the National Agricultural Operations in Kulon Progo Regency and review and analyze whether the implementation of the Project Operations the registration of right of ownership through the National Agrarian Land Administration has put in KulonProgo regency. This research was directly addressed to the respondent using the questionaire and to the source through interviews as the main data beside the secondary data such as legal materials. The implementation of this form is to submit questionnaries to the respondents and do the interview to the sources. The implementation of PRONA in 2013 in Kulon Progo Regency was based on the Technical Guidance Of PRONA in 2013 in accordance with the Minister Decision Home Affairs Number 189 of 1981 held by the Mass Of The Land Registration for the economically weak in order to carry out the mandate of the law is for the implementation of the Orderly Land Administration that became the foundation of orderly Land and PRONA in Kulon Progo Regency, Kokap sub district, Kalirejo village and Temon sub district. Kulur village has embodied of the Orderly Land Administration which based on the technical guidance PRONA activities in 2013. Keywords : Landownership right, the registration of land, Agrarian National Operational Project (PRONA- IND) 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan faktor yang paling utama dalam menentukan produksi setiap fase peradaban sehingga dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 ditentukan: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Oleh karena itu dalam Pasal 19 ayat (1) UUPA ditentukan bahwa : (1)Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan - ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dari pengertian Pendaftaran Tanah berdasarkan Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dapat disimpulkan unsur-unsur Pendaftaran Tanah yaitu : 1. Adanya Serangkaian Kegiatan; 2. Dilakukan oleh Pemerintah; 3. Secara terus-menerus, berkesinambungan; 4. Secara Teratur; 5. Bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun; 6. Pemberian surat tanda bukti hak; 7. Hak-hak tertentu yang membebaninya 1. 1 Boedi Harsono, 2003, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria, Isi, dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta, hlm. 73. 2

Tujuan Pendaftaran Tanah ditentukan dalam Pasal 19 ayat (1) UUPA juncto Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Dalam Pasal 19 ayat (1) UUPA ditentukan bahwa tujuan Pendaftaran Tanah dijabarkan lebih lanjut di dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 yang menentukan bahwa : 1. Pemegang hak atas tanah suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan. 2. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidangbidang tanah dan satu-satuan rumah susun yang sudah terdaftar. 3. Untuk terselenggaranya Tertib Administrasi Pertanahan. Dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah ditentukan bahwa terselenggaranya Tertib Administrasi Pertanahan merupakan salah satu program Pemerintah di bidang pertanahan yang dikenal dengan Catur Tertib Pertanahan. Terselenggaranya Pendaftaran Tanah secara baik merupakan dasar dan perwujudan Tertib Administrasi Pertanahan. Kegiatan Pendaftaran Tanah dalam Pasal 19 ayat (2) UUPA dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang dimuat di dalam Pasal 1 angka 9 tentang Kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali dan Pasal 1 angka 12 tentang Kegiatan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah yaitu : 1. Kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali 2. Kegiatan pemeliharaan data Pendaftaran Tanah 3

Berdasarkan ketentuan tersebut Kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali merupakan kegiatan Pendaftaran Tanah secara sistematik dan Pendaftaran Tanah secara sporadik. PRONA dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 189 Tahun 1981 tentang Proyek Operasi Nasional Agraria. Dalam konsideran disebutkan bahwa dalam rangka pelaksanaan Catur Tertib Pertanahan, pemerintah melaksanakan pensertipikatan tanah secara massal untuk memberikan jaminan kepastian hukum bagi penguasaan dan pemilikan tanah sebagai tanda bukti hak yang kuat. Selain itu juga ditujukan untuk menyelesaikan sengketa tanah yang bersifat strategis yang gunanya membuat tentram pemilik tanah dari tuntutan pihak ketiga 2. PRONA juga membantu tercapainya Tertib Administrasi Pertanahan karena PRONA berfungsi untuk mempercepat pelaksanaan Pendaftaran Tanah. Dalam Pasal 23 UUPA ditentukan bahwa : (1) Hak Milik, demikian pula setiap peralihan, hapusnya dan pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan yang dimaksud dalam pasal 19. (2) Pendaftaran termaksud dalam ayat (1) merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai hapusnya hak milik serta sahnya peralihan dan pembebanan hak tersebut. Terselenggaranya pendaftaran tanah secara baik merupakan dasar dan perwujudan tertib administrasi di bidang pertanahan 3. Kabupaten kulon Progo adalah salah satu kabupaten di Provinsi DIY yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani dan pemanjat pohon kelapa untuk diambil nira/getah pohon kelapa dan kemudian dijual kepada 2 Samun Ismaya, 2013, Hukum Administrasi Pertanahan, Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm. 129. 3 A. P. Parlindungan. 2009, Pendaftaran Tanah Di Indonesia, Mandar Maju, Bandung. hlm. 79. 4

penakar untuk diolah menjadi gula semut. Banyak anggota masyarakat yang mempunyai tanah tetapi belum didaftarkan karena keterbatasan biaya. Oleh karena itu pemerintah mengadakan kegiatan PRONA agar masyarakat dapat memiliki sertipikat. Kegiatan PRONA yang diteliti adalah Kegiatan PRONA yang dilakukan pada tahun 2013. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka permasalahan yang diteliti adalah : 1. Bagaimana pelaksanaan pendaftaran Hak Milik melalui Proyek Operasi Nasional Agraria di Kabupaten Kulon Progo? 2. Apakah pelaksanaan pendaftaran Hak Milik melalui Proyek Operasi Nasional Agraria tersebut telah mewujudkan Tertib Administrasi Pertanahan? Pelaksanaan Pendaftaran Hak Milik Melalui Proyek Operasi Nasional Agraria Dalam Mewujudkan Tertib Administrasi Pertanahan di Kabupaten Kulon Progo Pelaksanaan PRONA dilakukan pertama kali di Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap dan Desa Kulur, Kecamatan Temon pada tahun 1991 dan ditargetkan setiap pelaksanaannya selesai dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran. Jumlah target fisik untuk pelaksanaan PRONA setiap tahun berbeda-beda. Khusus pada tahun 2013 ditargetkan sebanyak 5650 (lima ribu enam ratus lima puluh) bidang tanah yang tersebar di 21 (dua puluh satu) 5

desa di Kabupaten Kulon Progo. Pada tahun 2013 Desa Kalirejo mendapatkan 350 bidang dan Desa Kulur 200 bidang. Tahap-tahap proses pemberian Hak Milik atas tanah melalui PRONA pada tahun 2013 adalah sebagai berikut : a. Pada tanggal 20 November 2012 Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo memberikan informasi kepada Pemerintah Desa Kalirejo dan Pemerintah Desa Kulur bahwa akan diadakan Pendaftaran Tanah secara massal melalui PRONA; b. Kepala Desa mengajukan Surat Permohonan untuk mengikuti PRONA; c. Kepala Desa, melalui pak dukuh di masing-masing pedukuhan mengumumkan kepada masyarakat bahwa akan diadakan PRONA; d. Pak Dukuh menyeleksi/menjaring peserta secara intern dengan mengumpulkan warga di balai pedukuhan dan menanyakan penghasilan mereka untuk mengetahui apakah mereka merupakan golongan ekonomi lemah atau bukan; e. Pada saat Surat Permohonan diterima, Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo melakukan peninjauan langsung ke Desa Kalirejo dan Kulur; f. Permohonan Pemerintah Desa Kalirejo dan Desa Kulur memenuhi standar untuk menerima PRONA yang ditentukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo; g. Kepala Desa Kalirejo dan Kepala Desa Kulur membentuk Team Pensertipikatan PRONA sebagai berikut : 6

1) Kepala Desa Sebagai Penaggung jawab; 2) Sekretariat Desa; 3) Kepala Pemerintahan; 4) Seluruh Kepala Padukuhan Desa Kalirejo dan Desa Kulur; 5) Masyarakat. h. Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo menunjuk Satgas Yuridis dan Satgas Pengukuran untuk melakukan koordinasi dengan Team PRONA. Satgas Yuridis dan Satgas Pengukuran yang ditunjuk oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo bertugas menjadi kordinator Team PRONA dan melakukan pengukuran tanah; i. Team PRONA melakukan penyuluhan mengenai : 1) Persyaratan yang harus dilengkapi oleh peserta PRONA; 2) Pemasangan tanda batas; 3) Pengisian blangko; 4) Insentif sebesar 350 ribu untuk Team PRONA dari Pemohon yang menjadi kesepakatan antara Team PRONA dan Pemohon untuk biaya materai 6000, bensin Team PRONA, fotokopi hal-hal yang diperlukan, uang makan Team dan pemasangan patok atau tanda batas. j. Petugas Kantor Pertanahan yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pertanahan melakukan penyuluhan yang selain dihadiri oleh peserta PRONA juga dihadiri oleh perwakilan dari kantor kecamatan dan kantor perpajakan. 7

Dalam penyuluhan tersebut disampaikan tujuan dilakukannya Pendaftaran Tanah dan pentingnya sertipikat; k. Pendaftaran pemohon yang dapat menjadi peserta PRONA. Pemohon yang dapat menjadi peserta PRONA adalah pemohon yang tergolong ekonomi lemah sampai menengah dan mampu memenuhi persyaratanpersyaratan yang telah ditentukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo yaitu : 1) Hak Milik yang diperoleh melalui pewarisan (40 responden/ 72,8 %) maka pemohon melengkapi: a) Fotokopi KK (kartu keluarga) pewaris; b) Surat kematian pewaris, apabila salah satu orang tuanya masih hidup maka disertai dengan KTP dan KK (kartu keluarga) orang tuanya yang masih hidup; c) Surat kematian kedua orang tuanya, apabila kedua orang tuanya sudang meninggal; d) Fotokopi KTP semua ahli waris; e) Fotokopi KK (kartu keluarga) semua ahli waris; f) Fotokopi Letter C; g) BPHTB apabila nilai tanah lebih dari 300 juta rupiah berdasarkan NJOP. l. Team PRONA membawa persyaratan pemohon ke Kantor Kecamatan untuk dicocokkan dan dikoreksi.. Ada empat responden (7,3 %) yang berkasnya kurang lengkap. Berkas yang sudah lengkap ditandatangani 8

oleh Camat dan selanjutnya diserahkan ke Kantor Pertanahan oleh Team PRONA. Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo kemudian memproses persyaratan tersebut, mengolah dan mengevaluasi data yang diterima dan memvalidasi atau mencocokkan data yang diperoleh dengan bukti gambar Letter C responden. Berkas yang lengkap disampaikan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kulon Progo untuk ditandatangani dan disahkan secara hukum pembukuhaan hak dan penerbitan sertipikatnya; 2) Konversi Letter C hak atas tanah (15 responden/ 27,3 %) maka responden mengisi blangko permohonan yang sudah disiapkan oleh Team PRONA dengan melampirkan : a) Fotokopi KTP; b) Fotokopi kartu Keluarga pemohon (KK); c) Fotokopi Letter C; d) SPPT tahun terahir; m. Responden menyerahkan persyaratan tersebut ke Kantor Desa untuk dicocokkan dan dikoreksi. Berkas yang lengkap ditandatangani oleh Kepala Desa dan kemudian diserahkan kembali ke Team PRONA untuk selanjutnya diserahkan ke Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo. n. Satgas Pengukuran dan Team PRONA melakukan pengukuran, pemetaan tanah, dan Pendaftaran Tanah. Tanah-tanah yang diukur tersebut kemudian diberi tanda batas. Penetapan tanda batas tersebut dilakukan agar diketahui letak tanah, luas tanah, pemegang Hak Atas Tanah dan 9

batas-batas antara pemilik tanah dan tetangga disebelahnya yang dibuat dalam bentuk peta bidang; o. Kantor Pertanahan Kulon Progo mengolah data atau memvalidasi gambar Letter C, mencocokkan atau memvalidasi data. Semua berkas lengkap kemudian dilimpahkan ke Kepala Kantor Pertanahan Kulon Progo untuk ditandatangani dan dilakukan pembukuan hak dan penerbitan sertipikat. Sertipikat diserahkan kepada responden melalui Balai Desa Kalirejo dan Desa Kulur dan pengambilan sertipikat harus dilakukan sendiri tidak boleh diwakilkan apabila diwakilkan harus ada surat kuasa pemilik tanah. p. Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo mengumumkan hasil pengukuran yang dilakukan oleh Satgas Pengukuran dan Team PRONA selama dua bulan di Kantor Desa. Pengumuman tersebut bertujuan untuk memberi kesempatan bagi orang yang keberatan dengan hasil pengukuran; q. Dalam waktu yang ditentukan yaitu selama dua bulan tidak ada yang keberatan terkait hasil ukur tersebut maka Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo membuat berita acara pengesahan/pembukuan Hak dan menerbitkan sertipikat. Pelaksanaan PRONA di Desa Kalirejo dan Desa Kulur sudah sesuai dengan tahap Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Pertama Kali yang ditentukan dalam PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dan Petunjuk Teknis kegiatan PRONA Tahun 2013 Nomor 1079/17.1-10

300/III/2013 Berdasarkan petunjuk teknis PRONA 2013 yang mendasarkan pada Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah Dan Kegiatan Pendaftaran Tanah. Beberapa perubahan dalam pelaksanaan PRONA tahun 2013 yaitu tentang luas maksimal tanah non pertanian yang semula 2000 m 2 berubah menjadi 5000 m 2 dan Menteri tidak membentuk Panitia Ajudikasi dalam Pelaksanaan PRONA. Di dalam Pasal 48 PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997 tentang ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah ditentukan bahwa Panitia Ajudikasi dalam Pendaftaran Tanah secara sistematik yang dilaksanakan dalam rangka program Pemerintah dan Satgas yang membantunya dibentuk oleh Menteri untuk setiap desa/kelurahan yang sudah ditetapkan sebagai lokasi Pendaftaran Tanah secara sistematik. Dalam prakteknya Menteri tidak membentuk Panitia Ajudikasi tetapi penunjukkan perwakilan Satgas yuridis untuk mengkordinir Pelaksanaan PRONA dan membantu TEAM PRONA. Pelaksanaan PRONA pada tahun 2013 berjalan sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 189 Tahun 1981 yang menargetkan pensetipikatan tanah secara massal untuk golongan ekonomi lemah agar mendapatkan kepastian hukum dan terselenggaranya Tertib Administrasi Pertanahan. Pelaksanaan PRONA pada tahun 2013 juga telah sesuai dengan jangka waktu 1 (satu) tahun anggaran yang ditentukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo. Para responden menerima sertipikat Hak 11

Milik mereka bertahap dari bulan Agustus (15 responden/27,3 %), September (10 responden/ 18,2 %), Oktober (10 responden/ 18,2 %), November (10 responden/ 18,2 %), dan Desember ( 10 responden/ 18,2 %). Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan PRONA tahun 2013 sebagai berikut : a. Responden (4 orang/ 7,3 %) pada awalnya tidak melengkapi persyaratanpersyaratan; b. Domisili reponden di luar Kecamatan Kokap dan Kecamatan Temon. PRONA tahun 2013 di Kabupaten Kulon Progo telah mewujudkan Tertib Administrasi Pertanahan karena : a. Responden telah memperoleh sertipikat Hak Milik; b. Responden telah mempunyai Hak Milik atas tanah berdasarkan UUPA; c. Luas Tanah responden bervariasi yaitu antara 100-4000 m 2 yang mempunyai persentase tertinggi adalah 1500-2000 m 2 atau 25,5 % (14 orang). d. Responden telah memiliki sertipikat yang merupakan salinan dari buku tanah surat ukur yang disimpan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo. KESIMPULAN A. Kesimpulan Pelaksanaan Pendaftaran Hak Milik Melalui PRONA pada tahun 2013 di Kabupaten Kulon Progo telah sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 189 Tahun 1981. Responden telah memperoleh sertipikat Hak 12

Milik secara bertahap mulai dari bulan Agustus sampai dengan akhir Desember 2013. Kendala dalam pelaksanaan PRONA pada tahun 2013 adalah persyaratan-persyaratan yang tidak lengkap pada awalnya dan Responden yang bertempat tinggal di kecamatan lain sehingga proses menjadi terhambat untuk sementara. Beberapa perubahan dalam pelaksanaan PRONA tahun 2013 : 1. Luas tanah non pertanian yang awalnya 2000 m 2 per bidang menjadi 5000 m 2 per bidang berdasarkan Petunjuk Teknis Kegiatan PRONA 2013. 2. Menteri tidak membentuk Panitia Ajudikasi sebagaimana ditentukan dalam Pasal 48 sesuai PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Dalam hal ini penunjukan Satgas Yuridis untuk membantu dan berkordinasi dengan Team PRONA melalui Petunjuk Teknis Kegiatan PRONA 2013. PRONA tahun 2013 di Desa Kalirejo (Kecamatan Kokap) dan di Desa Kulur (Kecamatan Temon) Kabupaten Kulon Progo telah mewujudkan Tertib Administrasi Pertanahan karena Responden telah memperoleh sertipikat Hak Milik, Responden telah mempunyai Hak Milik atas tanah berdasarkan UUPA, Luas tanah responden bervariasi yaitu antara 100-4000m 2 yang mempunyai persentase tertinggi adalah 1500-2000m 2 atau 25,5 % (14 orang), dan Responden telah memiliki sertipikat yang merupakan salinan dari buku tanah surat ukur yang disimpan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo. 13

DAFTAR PUSTAKA Buku : A.P Parlindungan, 2009, Pendaftaran Tanah Di Indonesia, Mandar Maju, Bandung. Boedi Harsono, 2003, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang- Undang Pokok Agraria, Isi, dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta. Samun Ismaya, 2013, Hukum Administrasi Pertanahan, Graha Ilmu, Yogyakarta. 14