Muhammad Nor 1. Universitas Mulawarman.

dokumen-dokumen yang mirip
KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP

AKUNTABILITAS FINANSIAL DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KANTOR DESA PERANGAT SELATAN KECAMATAN MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG KOTA SAMARINDA

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI KANTOR KELURAHAN TELUK LERONG ULU KOTA SAMARINDA

KINERJA LURAH DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN GUNUNG LINGAI KOTA SAMARINDA

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU (BPMPT) KABUPATEN POSO DALAM PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN USAHA

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

PENGARUH KOORDINASI TERHADAP KINERJA PETUGAS PEMUNGUT PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)

Maksuel 1. Pendahuluan. Abstrak

Syabab Azhar Basyir 1

KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN ADMINISTRASI DI KELURAHAN SUNGAI PINANG DALAM KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI KANTOR CAMAT SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA

PENGARUH PROFESIONALISME PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PADA KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka perlu dilakukan penilaian kinerja. Tim Kerja Pemulihan Dieng (TKPD)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOORDINASI CAMAT DENGAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA WANASARI KECAMATAN MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. publik. Pemahaman mengenai good governance berbeda-beda, namun sebagian

DAFTAR PUSTAKA. Penyusunan Model-model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi. Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat di Kota Surakarta.

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi. 1996, Prosedur penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, Bina Aksara

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

STUDI TENTANG PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA BUKIT MAKMUR KECAMATAN KALIORANG KABUPATEN

PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN NYUATAN KABUPATEN KUTAI BARAT

Studi Tentang Kinerja Satgas Dalam Pelaksanaan Program Gerdema Di Kecamatan Malinau Barat Kabupaten Malinau

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KECAMATAN SEMBAKUNG KABUPATEN NUNUKAN Studi Komparatif Antara Desa Mambulu Dan Desa Pagaluyon

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2013 sudah dapat

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

MALINAU. Desi Natalena S 1

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KINERJA PEMERINTAH DESA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA KUALA LAPANG DAN DESA TARAS KECAMATAN MALINAU BARAT KABUPATEN MALINAU

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA

Sehingga dalam kaitan dengan kinerja pegawai, mahsun (2013:25), menjelaskan kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

KUALITAS PELAYANAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH (JAMKESDA) DI PUSKESMAS KARANG ASAM KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era reformasi dalam perkembangan akuntansi sektor publik yang

PENGARUH REKRUITMEN PERANGKAT DESA TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA DI DESA ANDAPRAJA KECAMATAN RAJADESA KABUPATEN CIAMIS ROSE SITI BADRIAH ABSTRAK

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor Lurah Muara Kembang di Kecamatan Muara Jawa Kabupaten Kutai Kartanegara

KINERJA PEGAWAI KANTOR PERTANAHAN DALAM PELAYANAN SERTIFIKAT TANAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan. kebijakan yang ditetapkan. (BPPK Depkeu, 2014 )

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

KUALITAS PELAYANAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL OLEH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. produktivitas, responsivitas, dan akuntabilitas.

KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS RAWAT INAP KELURAHAN MAKROMAN KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

STUDI TENTANG KINERJA SATUAN TUGAS GERAKAN DESA MEMBANGUN DI DESA LONG BISAI KECAMATAN MENTARANG KABUPATEN MALINAU

Jesly Marlinton 1. Kata Kunci : pengawasan, pengelolaan, alokasi dana desa (ADD)

PENGARUH DISIPLIN KERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PASAR BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI TAHUN 2015 DI KABUPATEN PASER

KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH DALAM PELAKSANAAN PROMOSI JABATAN DI KOTA KOTAMOBAGU. Oleh. Mohamad Septian Mokodompit.

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita

KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA. Frian Gar. Andea

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR CAMAT TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Implementasi Peraturan Desa Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan Belanja Desa Di Desa Kauneran 1 Kecamatan Sonder

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. otonomi di Desa Aglik, memuat tiga agenda, yaitu pertama, merupakan sebuah sistem perencanaan sendiri (self-planning) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KINERJA BPOM DALAM PELAKSANAAN PENGAWASAN DI TOKO SWALAYAN KOTA MANADO. Oleh : Richard Adam. Abstrak

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau

HALAMAN PERSETUJUAN PENERBITAN ARTIKEL EJOURNAL

IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. Impelementasi juga

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

STUDI TENTANG PELAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh : Stevan F. Rempowatu

Kamisa Desilita 1. Abstrak. Universitas Mulawarman. ejournal Pemerintahan Integratif, 2015,2(3):1-13 ISSN , ejournal.pin.or.

Transkripsi:

ejournal Pemerintahan Integratif, 2015, 3 (1): 226-236 ISSN 2337-8670, ejournal.pin.or.id Copyright 2015 KINERJA APARATUR DESA DALAM PELAKSANAAN ADMINISTRASI DESA DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI KAMPUNG LONG IRAM SEBERANG KECAMATAN LONG IRAM KABUPATEN KUTAI BARAT Muhammad Nor 1 Abstrak Muhammad Nor, 2014, Kinerja Aparatur Desa Dalam Pelaksanaan Administrasi Desa dan Pelayanan Terhadap Masyarakat di Kampung Long Iram Seberang, Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat. Program S.1 Pemerintahan Integratif Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. Aparatur pemerintah desa merupakan salah satu unsur penggerak dalam pemerintahan desa. Keberadaan aparatur dalam pemerintah desa sebagai pelaksana administrasi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat yang merupakan obyek pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja aparatur dalam menyelenggarakan pemerintahan di tingkat desa, terutama dalam menjalankan tugas administrasi dan pelayanan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di Kampung Long Iram Seberang, Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan, observasi, wawancara mendalam, dan teknik dokumentasi. Narasumber dalam penelitian ini sebanyak 15 (lima belas) orang yang terdiri dari 1 orang dari pihak BPK (Badan Permusyawaratan Kampung), 2 orang dari pemerintah desa, 10 orang dari masyarakat 2 orang dari tokoh masyarakat. Analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukan kinerja Aparatur Kampung Long Iram Seberang ditinjau dari indikator kinerja dan pelayanan yang mempunyai prinsip produktivitas, responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas. Ditinjau dari sisi produktivitas, kinerja aparatur diwujudkan dengan adanya fasilitas kampung yang sudah tersedia. Sementara responsivitas dilihat dari aspirasi masyarakat yang masuk lalu mendapat tanggapan baik dari aparat kampung. Sedangkan 1 Mahasiswa Program S1 Pemerintahan Integratif, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: muhammadnor09@gmail.com

Kinerja Aparatur Desa Dalam Pelaksanaan Administrasi Desa dan Pelayanan (Nor) responsibilitas diukur melalui peraturan kampung dan surat keputusan kepala kampung yang telah dibuat dalam mengatur urusan masyarakat. Sedangkan akuntabilitas mengacu pada pertanggungjawaban dalam bentuk laporan yang dibuat oleh pemerintah kampung. Kata Kunci: Kinerja, Administrasi Desa dan Pelayanan Publik Pendahuluan Di Kabupaten Kutai Barat kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asalusul adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah Kabupaten disebut kampung. Pemerintah kampung dipimpin oleh seorang kepala kampung yang disebut petinggi. Hal tersebut telah diatur dalam peraturan daerah Kabupaten Kutai Barat No. 24 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pembentukan Organisasi, Tata Kerja dan Kedudukan Keuangan Petinggi dan Perangkat Kampung, yaitu pada pasal 1 Bab Ketentuan Umum, yang menyatakan bahwa kampung adalah sebutan desa dalam bahasa yang umum dipergunakan penduduk lingkungan Pemerintahan Kutai Barat. Pemerintahan kampung sebagai perangkat terendah pemerintah Kabupaten Kutai Barat yang merupakan ujung tombak pemerintahan yang banyak berhubungan dengan masyarakatnya diharapkan dapat turut berperan aktif di dalam mensukseskan pembangunan di daerah karena keberhasilan pembangunan ditingkat kampung maupun keberhasilan pelaksanaan pemerintahan kampung adalah merupakan salah satu indikasi dari suksesnya pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Dengan adanya hal tersebut maka kampung saat ini memiliki kewenangan yang lebih luas dan seiring tuntutan perkembangan zaman dalam mensukseskan pembanguna daerah yang salah satu tolak ukurnya adalah administrasi dan pelayanan. Karena keduanya merupakan faktor terpenting dalam pembangunan. Tentunya hal tersebut akan dicapai apabila pemerintah kampung dan para aparaturnya mampu menjalankan secara propesional dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dalam penelitian ini, penulis men etapkan Kampung Long Iram Seberang, Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat sebagai wilayah penelitian. Berdasarkan data monografi pada tahun 2014 luas wilayah sebesar 2625 Ha dengan jumlah penduduk 674 jiwa yang terdiri atas laki-laki 376 jiwa dan perempuan 298 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 174 KK dan jumlah Rukun Tetangga (RT) hanya 3 RT. (Profil kampung Long Iram Seberang 2014). Dalam melakukan observasi di Kampung Long Iram Seberang, penulis melihat jam kerja kantor dikampung tersebut hanya 3x (tiga kali) dalam satu minggu, kemudian fasilitas kerja seperti komputer dan alat tulis kantor masih belum terpenuhi atau belum lengkap. Kekurangan tersebut bisa mempengaruhi 227

ejournal Pemerintahan Integrattif, Volume 3, Nomor 1, 2013: 226-236 pada pelaksanaan administrasi kampung sebagai syarat untuk mencapai tujuan pembangunan kampung tersebut. Berkaitan dengan pelayanan publik, seperti apa bentuk pelayanan yang diberikan pemerintah kampung Long Iram Seberang kepada masyarakat yang mempunyai kebersamaan berfikir, perasaan, harapan dan tindakan yang benar. Kerangka Dasar Teori 1. Teori Tentang Kinerja. Istilah kinerja merupakan terjemahan dari performance yang sering diartikan sebagai penampilan unjuk kerja atau prestasi. Prawirosentono (dalam Pasolong, 2007: 176) mengemukakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau kelompok pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Mahsun (2006: 25) mendefinisikan kinerja (performance) sebagai suatu gambaran mengenai tingkat pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. 2. Indikator Kinerja Indikator kinerja adalah kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat (benefits) dan dampak (impacts) (LAN-RI dalam Pasolong, 2007: 177). Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja organisasi publik bersifat variatif artinya terdapat berbagai indikator sesuai dengan fokus dan konteks penelitian. Karakteristik Good Governance dapat pula dijadikan indikator pengukuran kinerja yang meliputi partcipation, rule of law, transparancy, responsiveness, consensus orientation, equity, effectiveness and efficiency, accountability, dan strategic vision.(undp 1997, dalam Sedarmayanti, 2012: 5). Bila dikaji dari tujuan dan misi utama kehadiran organisasi publik adalah untuk memenuhi kebutuhan dan melindungi kepentingan publik, kelihatannya sederhana sekali ukuran kinerja organisasi publik, namun tidaklah demikian kenyataannya, karena hingga kini belum ditemukan kesepakatan tentang ukuran kinerja organisasi publik. Kesulitan dalam pengukuran kinerja organisasi pelayanan publik sebagian muncul karena tujuan dan misi organisasi publik seringkali bukan hanya kabur akan tetapi juga bersifat multidimensional. Organisasi publik memiliki stakeholders yang jauh lebih banyak dan kompleks ketimbang organisasi swasta. 228

Kinerja Aparatur Desa Dalam Pelaksanaan Administrasi Desa dan Pelayanan (Nor) 3. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja pada dasarnya digunakan untuk penilaian atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan, program, dan kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi organisasi. Pengukuran kinerja mencakup penetapan indikator dan penetapan pencapaian indikator kinerja (Pasolong, 2007: 182). Pengukuran kinerja (Performance Measurenment) adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran dan strategi, sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi, serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas (Mahsun, 2006: 26). Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting dalam manajemen program secara keseluruhan, karena kinerja yang dapat diukur akan mendorong pencapaian kinerja tersebut. Pengukuran kinerja dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga dapat memberikan umpan balik (feedback) yang penting, artinya bagi upaya perbaikan guna mencapai keberhasilan di masa yang akan datang (Sedarmayanti dalam Pasolong, 2007: 187). 4. Administasi Pemerintahan Desa Demi efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah desa, pemerintah desa harus didukung dengan tata usaha yang benar. Tata usaha adalah kegiatan mencatat semua proses penyelenggaraan pemerintahan desa yang disebut administrasi desa. Jadi, administrasi desa adalah keseluruhan proses kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan desa pada buku administrasi desa (Nurcholis 2011: 135) Administrasi desa sangat penting bagi kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa. Pemerintahan desa akan berjalan dengan lancar manakala didukung oleh sistem tata usaha/ administrasi yang benar, rapi, dan tertib. Sistem administrasi yang benar, rapi, dan tertib akan memberikan data dan informasi yang mudah dan sistematis yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan, pembuatan rencana, kontrol kegiatan, evaluasi, komunikasi dan informasi baik ke dalam maupun keluar organisasi. Administrasi desa terdiri atas : 1. Administrasi umum. Adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai kegiatan pemerintahan desa pada buku administrasi umum; 2. Administrasi penduduk. Adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penduduk dan mutasi penduduk pada buku administrasi penduduk; 3. Administrasi keuangan. 229

ejournal Pemerintahan Integrattif, Volume 3, Nomor 1, 2013: 226-236 Adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai pengelolaan keungan desa pada buku administrasi keuangan; 4. Administrasi pembangunan. Adalah kegiatan pencatatan data dan informasi pembangunan yang akan, sedang dan telah dilaksanakan pada buku administrasi pembangunan; 5. Administrasi Badan Permusyawaratan Desa atau BPD Adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai BPD. (Nurcholis 2011 : 136) 5. Pelayanan Publik Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam upaya mencapai pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan. Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003, bahwa Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasolong (2007:128) mengemukakan pendapat, bahwa pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas seseorang, sekelompok atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan menurut Munir (2000:16), mengatakan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (1993), mengemukakan bahwa pelayanan adalah bentuk kegiatan pelayanan dalam bentuk barang dan jasa dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat. 6. Indikator Pelayanan Salah satu produk pemerintah adalah pelayanan publik. Apabila kita menggunakan pendapat Lenvine yang dikutip oleh Dwiyanto, dkk (2006:143), maka produk dari pelayan publik di dalam negara demokrasi paling tidak harus memenuhi tiga indikator, yaitu: 1. Responsivenes atau responsivitas adalah daya tanggap penyedia layanan terhadap harapan, keinginan, aspirasi maupun tuntutan pengguna layanan. 2. Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik itu 230

Kinerja Aparatur Desa Dalam Pelaksanaan Administrasi Desa dan Pelayanan (Nor) dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip atau ketentuan-ketentuan administrasi dan organisasi yang benar dan telah ditetapkan. Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar proses penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan kepentingan stakeholders dan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Kinerja Aparatur Dalam Pelaksanaan Administrasi Desa Produktivitas aparatur merupakan kemampuan pencapaian hasil kerja aparatur sesuai dengan tugas yang dimilikinya dalam proses pemerintahan desa. Dalam hal menjalankan administrasi desa, hasil kerja aparatur desa akan memberikan data dan informasi yang mudah dan sistematis yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan, pembuatan rencana, kontrol kegiatan, evaluasi, komunikasi dan informasi baik ke dalam maupun keluar organisasi. Responsivitas aparatur dalam menjalankan administrasi desa merupakan kemampuan aparatur untuk mengidentifikasi dan mencatat kegiatan-kegiatan umum yang akan dan sedang dilaksanakan oleh pemerintah desa. Responsivitas aparatur diwujudkan dalam hal mencatat data dan membuat laporan kegiatan kampung seperti mengisi buku administrasi desa. Buku administrasi desa terdiri dari: 1. Administrasi umum 2. Administrasi penduduk 3. Adminstrasi pembangunan 4. Administrasi keuangan 5. Administrasi BPK Sistem administrasi yang benar akan, rapi, dan tertib akan memberikan data dan informasi yang mudah dan sistematis yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan, pembuatan rencana, kontrol kegiatan, evaluasi dan komunikasi dan informasi baik ke dalam maupun keluar organisasi. Responsibilitas aparatur desa adalah kemampuan aparatur dalam merumuskan rencana pembangunan desa. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaan pembangunan desa sebagai suatu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah kabupaten/kota. Perencanaan pembangunan desa di susun secara partisipatif, yaitu melibatkan semua unsur masyarakat desa yang terdiri atas ketua RT/RW, tokoh masyarakat, pemangku adat, ketua organisasi perempuan, dan lain-lain. Perencanaan pembangunan desa terdiri atas: 1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) RPJMDesa adalah suatu dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun memuat arah kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan 231

ejournal Pemerintahan Integrattif, Volume 3, Nomor 1, 2013: 226-236 232 keuangan desa, kebijakan umum, program perangkat desa, dan program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja. 2) Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa). RKPDesa adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun, merupakan penjabaran RPJMDesa yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimuktakhirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan prakiraan maju, baik yang dilaksanakan lansung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan RPJMDesa. RPJMdesa ditetapkan dengan peraturan desa dan RKPDesa ditetapkan dalam keputusan kepala desa dengan berpedoman pada peraturan daerah. Akuntabilitas berarti pertanggungjawaban aparatur kepada masyarakat terhadap masyarakat kampung yang salah satunya adalah buku administrasi keuangan. Administrasi keuangan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai pengelolaan keuangan desa pada buku administrasi keuangan. Pemerintah kampung wajib mengelola keuangan kampung secara transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertip dan disiplin. Transparan artinya dikelola secara terbuka; akuntabel artinya dipertanggungjawabkan secara legal; dan partisipatif artinya melibatkan masyarakat dalam penyusunannya. Di samping itu, keuang an desa harus dibukukan dalam sistem pembukuan yang benar sesuai dengan kaidah sistem akuntansi keuangan pemerintahan. 2. Kinerja Aparatur Desa Dalam Memberikan Pelayanan Di Bidang Kepemudaan dan Olah Raga. Produktivitas aparatur Kampung Long Iram Seberang dalam hal ini merupakan hasil kerja dari aspirasi dari pemuda kampung yang menginginkan sarana olah raga yang sekarang sudah terpenuhi di antaranya: 1) Lapangan Sepak Bola 2) Lapangan Badminton dan 3) Lapangan Sepak Takraw Fungsi aparatur di dalam lembaga eksekutif pemerintahan desa iyalah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah desa yaitu dibidang kepemudaan dan olah raga. Responsivitas aparatur Kampung Long Iram Seberang merupakan kemampuan aparatur dalam menanggapi apa yang di inginkan masyarakat khususnya para pemuda. Responsibilitas aparatur dalam hal ini adalah kemampuan kesesuaian melaksanakan pelayanan yang baik dengan tata cara atau mekanisme yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kampung Long Iram Seberang dengan mengeluarkan

Kinerja Aparatur Desa Dalam Pelaksanaan Administrasi Desa dan Pelayanan (Nor) Surat Keputusan tentang pengurus Karang Taruna Pantai Seberang priode 2014 s/d 2020 dengan susunan kepengurusan sebagai berikut: Akuntabilitas dalam hal ini merujuk kepada pertanggungjawaban terhadap fasilitas olah raga. proses pertanggungjawaban ini tidak lepas dari peran serta masyarakat khususnya para pemuda yang terlihat untuk menjaga gedung dan lapangan yang sudah di sediakan oleh pemerintah kampung. 3. Kinerja Aparatur Desa Dalam Memberikan Pelayanan Di Bidang Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan perannya yang sangat penting dalam rangka pemulihan ekonomi bangsa. Pertanian dalam arti luas meliputi sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan. Dalam pelayanan di bidang pertanian, produktivitas aparatur merupakan kemampuan untuk membentuk kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat tani. Responsivitas dalam hal ini merupakan kemampuan aparatur dalam membantu menyelesaikan masalah para petani dan menanggapi segala keluhan masyarakat. Resposibilitas dalam hal ini merupakan kemampuan aparatur dalam melibatkan para petani untuk membuat kelompok tani. Dibentuknya kelompok tani berdasarkan surat keputusan dengan tujuan sebagai wadah komunikasi antar petani. Surat keputusan tersebut dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan untuk memonitoring atau mengevaluasi kinerja kelompok tani. Di Kampung Long Iram Seberang, ada 9 (sembilan) kelompok tani yang dibentuk pemerintah kampung dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kemudian pada tahun 2010 kelompok tani tersebut digabung dan dibentuk menjadi organisasi bernama Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) USAHA BERSAMA LESTARI. Akuntabilitas aparatur kampung merujuk kepada kesesuaian kegiatan yang dilakukan aparatur dalam menindaklanjuti aspirasi masyarakat khususnya petani, apakah solusi yang diberikan pemerintah kampung tersebut sesuai dengan harapan masyarakat. Hal ini terlihat dari jalan dan jembatan yang sudah dibangun oleh pemerintah kampung agar kegiatan masyarakat yang menuju perkebunan berjalan lancar. 4. Kendala-Kendala yang Terdapat Di Pemerintah Kampung Long Iram Seberang Dalam menjalan sebuah organisasi maupun sebuah lembaga pasti pernah mengalami kesulitan serta kendala-kendala, dimana tidak semua berjalan mulus seperti yang diinginkan. Terdapat dua kendala yang biasanya terjadi dalam organisasi atau lembaga yaitu kendala internal dan eksternal. Kendala internal adalah kendala yang terdapat di dalam suatu lembaga atau organisasi sedangkan 233

ejournal Pemerintahan Integrattif, Volume 3, Nomor 1, 2013: 226-236 kendala eksternal merupakan kendala yang terdapat dari luar lembaga atau organisasi. Kendala Internal. 1) Kedisiplinan. Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan. Aparatur Kampung Long Iram Seberang kurang memiliki sikap kejiwaan untuk mengikuti peraturan yang telah ditentukan. Hal ini terlihat dari tidak tepatnya waktu masuk kerja yang sudah ditentukan dan jarang menggunakan seragam dinas. 2) Transparansi. Transparansi ditujukan untuk membangun kepercayaan dan keyakinan masyarakat dengan pemerintah dalam mengelola keuangan. Aparatur Kampung Long Iram Seberang tidak tranparansi atau terbuka mengenai keuangan kampung kepada masyarakat dan selalu tertutup. Kendala Eksternal. Dari pandangan penulis salah satu faktor eksternal yang terdapat di Kampung Long Iram Seberang iyalah faktor politik. Dimana pada saat pemilihan kepala daerah Kutai Barat, suara terbanyak di kampung Long Iram Seberang bukanlah suara yang dimenangkan dari Bupati yang memimpin sekarang, melainkan suara dari nomor urut lain. Sehingga menjadi korban politik dan pembangunan infrastruktur jalan dan listrik di Kampung Long Iram Seberang tidak di prioritaskan dan sampai sekarang jalan utama menuju ibu kota kabupaten belum beraspal dan lampu PLN juga belum ada. Begitu juga jembatan penghubung Kampung Long Iram Seberang dengan Kampung Muara Leban yang putus sampai sekarang belum diperbaiki oleh pemerintah kabupaten. Bencana alam juga termasuk dari faktor eksternal, yang mana kedatangannya tidak bisa diduga seperti banjir yang bisa melumpuhkan kegiatan para petani dan juga kegiatan aparatur kampung. KESIMPULAN Kinerja Aparatur dalam pelaksanaan administrasi kampung dinilai cukup baik karena sudah melaksanakan kegiatan pencatatan data jumlah penduduk akhir bulan, mengisi buku agenda, membuat profil kampung, membuat peraturan kampung, dan hanya di bagian buku keuangan yang masih kurang, tidak transparansi dan masih tertutup. Kinerja aparatur dalam pelayanan dibidang kepemudaan dan olah raga dinilai sudah baik, yang mana semua aspirasi para pemuda didengarkan dan dilaksanakan. Hal ini terlihat dari pembangunan fasilitas olah raga seperti gedung badminton, lapangan sepak takraw dan lapangan sepak bola sudah dibangun. Dan dari hasil pembangunan fasilitas olah raga tersebut dimanfaatkan sebagai wadah 234

Kinerja Aparatur Desa Dalam Pelaksanaan Administrasi Desa dan Pelayanan (Nor) pelatihan para pemuda untuk mengikuti turnamen baik tingkat kecamatan maupun kabupaten hasinya bisa terlihat ketika membawa pulang beberapa piala sebagai bukti kemenangan dan mengharumkan nama kampung tersebut. Pelayanan dibidang pertanian dinilai sudah baik hal ini dilihat dari bantuanbantuan yang diberikan pemerintah kampung kepada para petani seperti pembangunan jalan dan jembatan menuju sawah, pemberian pupuk, bibit karet, keramba, pembajak sawah dan lain-lain demi mewujudkan masayarakat tani yang makmur dan sejahtera. Kendala internal dan eksternal menjadi faktor penghambat dalam pembangunan kampung Long Iram Seberang. Kedua faktor yang terjadi akan berpengaruh pada hasil kerja yang ingin dicapai oleh pemerintah kampung tersebut. Kinerja aparatur kampung dalam pelaksanaan administrasi kampung dan pelayanan masyarakat di Kampung Long Iram Seberang bisa digolongkan sudah baik jika diukur dari indikator kinerja dan pelayanan yaitu produktivitas, responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas. Responsivitas dilihat dari aspirasi masyarakat yang masuk dan mendapat tanggapan baik dari aparat kampung. Responsibilitas diukur melalui peraturan kampung dan surat keputusan kepala kampung yang telah dibuat dalam mengatur urusan masyarakat. Sedangkan akuntabilitas mengacu kepada pertanggungjawaban dalam bentuk laporan yang dibuat oleh pemerintah kampung kemudian diserahkan dan diperiksa oleh kecamatan apakah sesuai dengan yang ada dilapangan. Produktivitas dilihat dari hasil kerja aparatur yang diberikan kepada masyarakat berupa fasilitas umum, dan pendidikan. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kinerja Aparatur Desa Dalam Pelaksanaan Administrasi Desa dan Pelayanan Masyarakat Di Kampung Long Iram Seberang, Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat secara umum sudah cukup baik namun ada beberapa tugas yang belum optimal dalam pelaksanaanya dan berkaitan dengan hal itu, penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut: 1. Aparatur Kampung Long Iram Seberang, Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat lebih meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan tugas dan wewenang aparatur dalam proses pemerintah kampung dengan cara menjalankan semua yang sudah ditetapkan dalam rencana strategis. 2. Perlunya para aparatur Kampung Long Iram Seberang, Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat diberikan pendidikan dan pelatihan tentang aparatur seperti pengenalan lebih dalam tentang tugas aparatur, fungsi aparatur dan kewajiban aparatur. Dengan hal ini akan menambah pengetahuan dan keterampilan para aparatur dalam mejalankan tugas- 235

ejournal Pemerintahan Integrattif, Volume 3, Nomor 1, 2013: 226-236 tugasnya. 3. Pemerintah kampung harus transparansi mengenai keuangan kampung agar tidak ada muncul pikiran negatif dari masyarakat. 4. Pemerintah kabupaten harus memprioritaskan pembangunan yang ada di kampung-kampung yang wilayahnya berada diplosok daerah agar memudahkan masyarakat ketika hendak mengurus urusan yang berkaitan dengan kepentingan umum. DAFTAR PUSTAKA. Albrecht, K. & R. Zemke. 1990. Service America: Doing Business in the Service Economy, Homewood: Dow Jones-Irwin. Anwar, Mangkunegara. 2007. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Ciptsa. Dunn, William N.2004. Analisa Kebijaksanaan Publik. Yogyakarta: PT Prasetia Widia Pratama. Dwiyanto, Agus. 2006. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: GM University Perss Gaspersz, Jhon W. 1994. Manajamen Kualitas: Penerapan Konsep-Konsep Kualitas Dalam Manajemen Bisnis Total. Kerjasama Yayasan Indonesia Emas Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Ibrahim, amin. 2008. Teori dan Konsep Pelayanan Publik Serta Implementasinya. Bandung: Mandar Maju. JPG, Sianipar. 2000. Manajemen Pelayanan Masyarakat. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indobesia Kencana, Inu, dkk, 1999. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Lenvine, Charless H., et al. 1990.Public Administration: Chalenges, Choices, Consequences.Illionis: Scott Foreman. Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Mahsun, Mohammad. 2006. Pengukuran Kinerja sektor Pelayanan Publik.Yogyakarta: BPTE. Miles, Mathew B. dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Moleong, Lexy. J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Munir, 2000. Manajemen Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara. Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik. Jakarta: PT. Grasindo. 236

Kinerja Aparatur Desa Dalam Pelaksanaan Administrasi Desa dan Pelayanan (Nor) Nawawi, H. Hadari. 2005.Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University. Nurcholis, Hanif, 2011. Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta: Penerbit Erlangga. Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. Rachman, Maman. 1999. Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian. Semarang: IKIP Semarang Press. Sadu Wasistiono. 2003. Kapita Selekta Manajemen Pemerintah Daerah,Fokusmedia, Bandung Sedarmayanti. 2012. Good governance kepemerintahan yang baik Bandung: Maju Mundur Siagian, Sondang P. 2001. Kerangka Dasar Ilmu Administrasi Publik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sinambela, Lijan Poltak, dkk. 2005 Reformasi Pelayanan Publik : Teori, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta : Bumi Aksara Subarsono, AG. 2006. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Subagyo, Joko. 2004. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Teguh, Ambar. 2003. Memahami Good Governance Dalam Perspektif Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gava Media. Usman, Husaini dan Purnomo S.A 2003. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Zeitham Valarie, Parasuraman and Leonard Berry, 1990: Delivering Quality Service. Balancing Customer Perceptions and Expectation, New York, The Free Press Dokumen-dokumen Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 81 Tahun 1995 Undang-undang Dasar 1945 pasal 18 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 6 Tentang Desa Tahun 2014. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 24 Tahun 2006 Sumber Internet http://silahudin66.blogspot.com/2010/05/standard-pelayanan-publik.html ejournal Pemerintahan Integratif, 2015, 1 (3): 226-236 ISSN 2337-8670, ejournal.pin.or.id Copyright 2015 237