MULTIPLE INTELLIGENCES dan Implikasinya dalam Pendidikan. Tadkiroatun Musfiroh Pusdi PAUD, Lemlit UNY

dokumen-dokumen yang mirip
MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda)

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah

MULTIPLE INTELLIGENCES DAN PERKEMBANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

Jurnal Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN. 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hakikat Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI

MENERAPKAN MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

Penerapan Multiple Intelligences Pada Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUTIARA ILMU PANDAAN

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

MULTIPLE INTELLIGENCES

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini SRI SUMARMI A53B090201

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

PERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK

BAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang

Latar Belakang Pembelajaran Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh Linda Kholidatunnur Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

ANAK BERBAKAT MATERI 6 MATA KULIAH DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Beri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom.

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk

BAB II KAJIAN TEORITIK. komunikasi matematika, multiple intillegences dan gender. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk multidimensional yang dapat ditelaah dari

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Seyogyanya belajar IPS Terpadu menjadikan siswa lebih kreatif, komunikatif,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

OPTIMALISASI KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN LITERASI

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan agar mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. A. Strategi Pembelajaran Berbasis Multiplle Intelligences

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KEEFEKTIFAN STRATEGI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANAK BERBAKAT. Oleh: Euis Kurniati, S.Pd Jumát 21 mei 2004 Nara sumber di mq fm bandung

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGIMULTIPLE INTELLIGENCESSISWA KELAS IV SD NEGERI NGABEAN SECANG MAGELANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

PENDAHULUAN. Ada anggapan bhw krn aktivitas jasmani mengakibatkan anak bodoh?

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

PENINGKATAN KECERDASAN MUSIKAL MELALUI GERAK DAN LAGU PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 70 KECAMATAN MASARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)

BAGAIMANA MELEJITKAN 10 POTENSI KECERDASAN ANAK?

Transkripsi:

MULTIPLE INTELLIGENCES dan Implikasinya dalam Pendidikan Tadkiroatun Musfiroh Pusdi PAUD, Lemlit UNY Multiple Intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda merupakan salah satu teori kecerdasan yang memperoleh banyak pengakuan akhir-akhir ini. Teori ini dicetuskan oleh Howard Gardner, psikolog dari Harvard. Mula-mula Gardner menemukan tujuh jenis kecerdasan tetapi kemudian mengembangkannya menjadi delapan, dan membahas kemungkinan kecerdasan yang ke sembilan. Kecerdasan menurut Gardner diartikan sebagai suatu kemampuan, dengan proses kelengkapannya, yang sanggup menangani kandungan masalah yang spesifik di dunia. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa orang yang memiliki jenis kecerdasan tertentu, kecerdasan musikal misalnya, akan menunjukkan kemampuan tersebut dalam setiap aspek hidupnya. Dikatakan lebih lanjut bahwa setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan dalam tingkat yang berbeda-beda. Kedelapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen inti dan ciri-ciri. Kehadiran ciri-ciri pada individu menentukan kadar profil kecerdasannya. Dalam kehidupan nyata, kecerdasan-kecerdasan itu hadir dan muncul bersama-sama atau berurutan dalam suatu atau lebih aktivitas. Dalam kasus khusus, ditengarai adanya individu savant, yakni orang yang memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi pada satu jenis kecerdasan, namun rendah dalam kecerdasan yang lain. Dalam dunia pendidikan, teori multiple intelligences mulai diterima karena dianggap lebih melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep MI menjadikan pendidik lebih arif melihat perbedaan, dan menjadikan anak merasa lebih diterima dan dilayani. Konsep ini menghapus mitos anak cerdas dan tidak cerdas, karena menurut konsep ini, semua anak hakikatnya cerdas. Hanya saja konsep cerdas itu perlu diredefinisi dengan landasan baru. A. Landasan Teoretis Teori kecerdasan majemuk atau MI memiliki landasan pengkategorian. Hal ini dimaksudkan agar kedelapan jenis kecerdasan tersebut berkembang sepenuhnya, bukan sekedar bawaan, kemampuan atau bakat. Kriteria yang digunakan Gardner adalah sebagai berikut. (1) Letak dalam Otak Gadner mengamati bahwa orang-orang yang pernah mengalami kecelakaan atau penyakit tertentu mempengaruhi wilayah otak tertentu pula. Cedera ini mengganggu kecerdasan tertentu, tetapi sama sekali tidak mempengaruhi kecerdasan yang lain. Orang yang mengalami cidera di wilayah Broca (lobus kiri depan), misalnya, akan mengalamai kesulitan memproduksi ujaran, tetapi masih dapat mengerjakan soal matematika, menari, mengekspresikan perasaan, dan menjalin hubungan dengan orang lain. Berikut ini merupakan sistem neurologis dalam otak yang merupakan

wilayah primer tiap jenis kecerdasan Jenis Kecerdasan Linguistik Matem atis- Logis Spasial Kin estetik - Jasmani Wilayah Primer dalam Otak Lobus temporal kiri dan lobus bagian depan (termasuk Broca & Wernicke) Lobus bagian depan kiri dan parietal kanan Bagian belakang hemisfer kanan Serebelum, basal ganglia, motor korteks Jenis Kecerdasan Musikal Interpersonal Intrapersonal Naturalis Wilayah Primer dalam Otak Lobus temporal kanan Lobus bagian depan, lobus temporal (terutama hemisfer kanan), sistem limbik Lobus bagian depan, lobus parietal, sistem limbik Wilayah2 lobus parietal kiri yg p en t i n g u t k m em b ed ak an makhluk hidup dg benda mati (2) Adanya Bukti Personalitas Gardner memberi contoh profil pada orang-orang tertentu yang sangat menonjol pada satu jenis kecerdasan tertentu, tetapi rendah dalam kecerdasan lain atau savant (seperti Raymond dalam film Rain Man) (3) Tiap Kecerdasan Memiliki Waktu Kemunculan dan Perkembangan Kecerdasan terbentuk melalui keterlibatan yang bernilai budaya dan seseorang (dalam kegiatan itu) mengikuti pola perkembangan tertentu. Musik berkembang lebih awal dan bertahan lama (sampai tua), kecerdasan visual dalam wujud melukis dapat muncul pada usia dewasa (seperti kasus nenek moses). Kecerdasan K e m u n c u l a n Kecerdasan Kemunculan Linguistik M a t e m a t i s - Logis Spasial Kinestetis Perkembangan Meledak pada masa anak-anak terus berlanjut hingga usia lanjut Memuncak pada masa remaja dan awal dewasa, menurun setelah 40 tahun Usia 9-10 tahun dan peka artistik sampai tua Bervariasi, bergantung pada k o m p o n e n k e k u a t a n, fleksibilitas, domain gimnastik Musikal Interpersonal Intrapersonal Naturalis Perkembangan Berkembang paling awal, si genius kadang mengalami krisis perkembangan Masa kritis tiga tahun pertama Pembentukan batas diri dan orang lain masa 3 th pertama Muncul secara dramatis pd sebagian anak dpt dikembangkan melalui sekolah/ pengalaman (4) Sejarah Evolusioner dan Kenyataan Logis Evolusioner Tiap jenis kecerdasan memiliki bukti hidtoris, seperti spasial dapat ditemukan pada gambar-gua Lascaux, irama terbang serangga waktu mencari bunga, musikal melalui instrumen musik purba, dan sebagainya. (5) Dukungan Temuan Psikometrik Dapat memanfaatkan tes standar untuk menilai kecerdasan dengan cara yang terkontekstualisasikan (memanfaatkan skala kecerdasan Wechsler untuk linguistik, matematis logis, spasial, kinsetetik; dll) (6) Dukungan Penelitian Psikologi Eksperimental

(7) Tiap Kecerdasan memiliki Rangkaian Cara kerja Dasar Setiap kecerdasan membutuhkan cara kerja tertentu dan dapat berfungsi menggerakkan kegiatan yang khas pada setiap kecerdasan. Kinestetik misalnya, bercara dasar kerja : mampu menirukan gerakan fisik, mampu menguasai gerak rutin motorik halus dalam menyusun bangunan. (8) Kemudahan Menyandikannya ke dalam Sistem Simbol Setiap kecerdasan punya simbol sendiri-sendiri. Kecerdasan Sistem Simbol Kecerdasan Sistem Simbol Linguistik Simbol Fonetis/mis Musikal Notasi musik, kode morse Matematis-Logis Simbol matematis Interpersonal Simbol sosial, ekspresi, gerak isyarat Spasial S i m bol Ideografi s (tulisan cina), Intrapersonal Simbol diri (dalam mimpi & karya seni) Kinestetis Bahasa Isyarat, Braille Naturalis Klasifikasi, peta habitat B. Poin-poin Kunci dalam Teori MI Menurut teori multiple intelligences, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: (1) Setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan, hanya saja profil tiap orang mungkin berbeda. Ada yang tinggi pada semua jenis kecerdasan ada pula yang hanya rata-rata dan tinggi pada dua atau tiga jenis kecerdasan. (2) Orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai; Kecerdasan dapat distimulasi, dikembangkan sampai batas tertinggi melalui pengayaan, dukungan yang baik, dan pengajaran. (3) Kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks. Dalam aktivitas sehari-hari, kecerdasan saling berkaitan dalam satu rangkain : menendang bola (kinestetik), orientasi diri di lapangan (spasial), mengajukan protes ke wasit (linguistik dan interpersonal) (4) Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori Seseorang yang cerdas linguistik mungkin tidak pandai menulis, tetapi pandai bercerita dan berbicara secara memukau. C. Ciri-ciri Singkat Kecerdasan Howard Gardner menunjukkan bahwa tiap-tiap kecerdasan memiliki ciri-ciri yang dapat dikategorikan ke dalam sati jenis kecerdasan tertentu. Apabila dikaitkan dengan komponen inti adalah sebagai berikut. 1. Verbal/Linguistic Intelligence Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa. Orang atau anak yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal. a. berkomunikasi lisan & tulis b. mengarang cerita c. diskusi & mengikuti debat suatu masalah d. belajar bahasa asing e. bermain game bahasa

f. membaca dengan pemahaman tinggi g. mudah mengingat kutipan, ucapan ahli, pakar, ayat h. tidak mudah salah tulis atau salah eja i. pandai membuat lelucon j. pandai membuat puisi k. tepat dalam tata bahasa l. kaya kosa kata m. menulis secara jelas 2. Logical/mathematical Intelligence Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki kemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik serta mampu mengolah alur pemikiran yang panjang. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal : a. menghitung, menganalisis hitungan b. menemukan fungsi-fungsi dan hubungan; c. memperkirakan d. memprediksi e. bereksperimen f. mencari jalan keluar yang logis g. menemukan adanya pola h. induksi dan deduksi i. mengorganisasikan/membuat garis besar j. membuat langkah-langkah k. bermain permainan yang perlu strategi l. berpikir abstrak dan menggunakan simbol abstrak m. menggunakan algoritme 3. Visual/Spatial Intelligence Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat dan mentransformasi persepsi awal. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal : a. arsitektur, bangunan b. dekorasi c. apresiasi seni, desain, denah d. membuat dan membaca chart, peta e. koordinasi warna f. membuat bentuk, patung dan desain tiga dimensi lainnya g. menciptakan dan interpretasi grafik h. desain interior i. dapat membayangkan secara detil benda-benda j. pandai navigasi, arah

k. melukis, membuat sketsa l. bermain game ruang m. berpikir dalam image atau bentuk n. memindahkan bentuk dalam angan-angan 4. Bodily/kinesthetic Intelligences Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola objek. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal : a. mengekspresikan dalam mimik atau gaya b. atletik c. menari dan menata tari d. kuat dan terampil dalam motorik halus e. koordinasi tangan dan mata f. motorik kasar dan daya tahan g. mudah belajar dengan melakukan h. mudah memanipulasikan benda-benda (dengan tangannya) i. membuat gerak-gerik yang anggun j. pandai menggunakan bahasa tubuh 5. Musical/Rhythmic Intelligence Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan mengapresiasi irama pola titinada, dan warna nada; apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal : a. menyusun/mengarang melodi dan lirik b. bernyanyi kecil, menyanyi dan bersiul c. mudah mengenal ritme d. belajar dan mengingat dengan irama, lirik e. menyukai mendengarkan dan mengapresiasi musik f. memainkan instrumen musik g. mengenali bunyi instrumen h. mampu membaca musik (not balok, dll) i. mengetukkan tangan, kaki j. memahami struktur musik 6. Interpersonal Intelligence Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal : a. mengasuh dan mendidik orang lain b. berkomunikasi c. berinteraksi

d. beremphati dan bersimpati e. memimpin dan mengorganisasikan kelompok f. berteman g. menyelesaikan dan menjadi mediator konflik h. menghormati pendapat dan hak orang lain i. melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang j. sensitif atau peka pada minat dan motif orang lain k. kerjasama dalam tim 7. Intrapersonal Intelligence Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi; pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal : a. berfantasi, bermimpi b. menjelaskan tata nilai dan kepercayaan c. mengontrol perasaan d. mengembangkan keyakinan dan opini yang berbeda e. menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir, dan merenung f. introspeksi g. mengetahui dan mengelola minat dan perasaan h. mengetahui kekuatan dan kelemahan diri i. memotivai diri j. mematok tujuan diri yang realistis k. memahami konflik dan motivasi diri 8. Naturalist Intelligence Kecerdasan ini ditandai dengan keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies; mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baik secara formal maupun informal. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal : a. menganalisis persamaan dan perbedaan b. menyukai tumbuhan dan hewan c. mengklasifikasi flora dan fauna d. mengoleksi flora dan fauna e. menemukan pola dalam alam f. mengidentifikasi pola dalam alam g. melihat sesuatu dalam alam secara detil h. meramal cuaca i. menjaga lingkungan j. mengenali berbagai spesies k. memahami ketergantungan lingkungan l. melatih dan menjinakkan hewan

D. Impilikasi MI dalam Pendidikan Dengan berkembangnya konsep multiple intelligences dan dengan diterimanya teori tersebut dalam dunia pendidikan, maka mau tidak mau pendidik perlu membantu tumbuh kembang anak dalam berbagai rencana, pelaksanaan, dan evaluasi program yang memberi wadah bagi perkembangan semua jenis kecerdasan mereka. Tugas ini menjadi sedemikian penting mengingat perkembangan dan perwujudan semua jenis kecerdasan tersebut esensial bagi anak dalam mengatasi permasalahan-permasalahan dalam kehidupan, dan memperoleh kehidupan itu sendiri. Dalam konsep MI, perbedaan individual peserta didik diterima dan dilayani dengan suatu keyakinan berpijak sebagaimana dinyatakan Howard Gardner bahwa kita semua begitu berbeda karena pada hakikatnya kita memiliki kombinasi inteligensi yang berbeda. Jika kita sadari hal ini, setidaknya kita lebih berpeluang untuk mampu mengatasi secara tepat berbagai problem yang kita hadapi dalam hidup di dunia. Aplikasi MI dalam pendidikan akan menyebabkan pendidik lebih arif dan mampu menghargai serta memfasilitasi perkembangan anak.