KEWENANGAN KEPALA DAERAH DALAM PENETAPAN IZIN PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN BADUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENETAPAN TARIF RETRIBUSI PARKIR PADA PUSAT HIBURAN BEACHWALK DI KABUPATEN BADUNG

Keywords: Position, Authority, Governor, Local Government Administration

KEBIJAKAN DALAM PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PELACURAN SESUAI DENGAN PERDA KOTA DENPASAR NO. 2 TAHUN

TINDAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BADUNG DALAM MENEGAKKAN IZIN GANGGUAN (HO) UNTUK CLUB MALAM

PERANAN BUPATI BADUNG SEBAGAI PENGAWAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI TERHADAP PERLINDUNGAN DISABILITAS

PENGENDALIAN TATA RUANG DALAM PEMBANGUNAN DAN PERENCANAAN TATA KOTA Oleh :

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBATALAN STATUS TERSANGKA DALAM PUTUSAN PRAPERADILAN

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PEMBANGUNAN HOTEL PADA KAWASAN SEMPADAN JURANG DI KABUPATEN BADUNG

PENGATURAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG

PENGATURAN SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA DALAM PENATAAN RUANG DI KABUPATEN KLUNGKUNG

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG DIRUGIKAN AKIBAT PRAKTIK PERSEKONGKOLAN DALAM PENGADAAN TENDER

UPAYA PEMERINTAH MELESTARIKAN KEBERADAAN SATWA LANGKA YANG DILINDUNGI DARI KEPUNAHAN DI INDONESIA

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BADUNG MEMUNGUT BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

UPAYA HUKUM PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG DALAM MEMPERTAHANKAN TANAH PERTANIAN DI DAERAH BADUNG

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN VISA MASUK BAGI ORANG ASING DI KANTOR IMIGRASI DENPASAR

PENEGAKAN HUKUM DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERJADINYA PENCEMARAN AIR SUNGAI DI KOTA DENPASAR AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH SABLON

PERANAN DESA PAKRAMAN DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI PEMERINTAHAN DESA

PERAN KEPALA DAERAH DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH

PENEGAKAN HUKUM PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

KESEPAKATAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) MELALUI PERJANJIAN BERSAMA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KETENAGAKERJAAN

Oleh: Regil Julian Pandie I Ketut Sudiartha Kadek Sarna Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana

PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH UNTUK PERUMAHAN DI KOTA DENPASAR

URGENSI KEBERADAAN PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH PERKOTAAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA GAS ELPIJI

PERLINDUNGAN HUKUM T ERHADAP KONSUME N AKI BAT PERSAING AN CURANG

Keywords: Bali, Reclamation, Conservation Areas, Bali Governor s Decree ABSTRAK

PENGATURAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAWAH LAUT BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

KAJIAN NORMATIF PUTUSAN UPAYA PAKSA DALAM PASAL 116 UNDANG-UNDANG NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

KEWENANGAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA DENPASAR

TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM MELINDUNGI KEBERADAAN AIR TANAH DI KOTA DENPASAR

SISTEM PEMBENTUKAN PERATURAN DESA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PERANAN PEMERINTAH DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN DI KOTA DENPASAR YANG BERDASARKAN ASAS GOOD GOVERNANCE

FUNGSI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL SEBAGAI LEMBAGA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK MENGETAHUI TELAH MEMBELI BAJU BEKAS

KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM PEMBERIAN IZIN USAHA LAUNDRY

PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN BISNIS FRANCHISE

PENGENDALIAN USAHA MINI MARKET OLEH PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG MELALUI INSTRUMEN PERIJINAN

SKRIPSI OLEH : I GUSTI NGURAH AGUNG DARMASUARA NIM

PENGATURAN BAGI PEDAGANG KAKI LIMA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN

Kata Kunci: Kebijakan Transisional, Sumber Daya Perikanan Laut, Pemerintah Daerah

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

FUNGSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI BALI MENERIMA ASPIRASI RAKYAT DI DALAM MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG DEMOKRATIS

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TERKAIT BANGUNAN DI RUANG TERBUKA HIJAU KOTA DENPASAR

Oleh : Ni Made Ayu Tresnasanti I Made Budi Arsika Program Kekhususan Hukum Pemerintahan, Universitas Udayana

PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA DENPASAR

PELANGGARAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN TUNTUTAN GANTI RUGI MENGENAI HAK CIPTA LOGO DARI PENCIPTA

PENGAWASAN PENERAPAN IZIN GANGGUAN TERHADAP USAHA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN KLUNGKUNG. Oleh :

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN JALUR HIJAU

PEMUNGUTAN PAJAK PADA RESTORAN YANG TIDAK MEMILIKI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KAWASAN KINTAMANI BANGLI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK DIBERIKAN BUKU PANDUAN DAN BUKU SERVIS OLEH DEALER

PERKEMBANGAN ASAS PARTISIPASI DALAM PERATURAN USAHA PENYEDIAAN SARANA WISATA TIRTA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL - BELI TELEPON SELULER TANPA GARANSI DI PASAR GELAP (BLACK MARKET)

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

PEMBERIAN KOMPENSASI SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KERUSUHAN

Peran Dinas Tata Kota Bandar Lampung Dalam Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang. Ati Yuniati. Abstrak

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENCIPTA LAGU YANG KARYANYA DIMANFAATKAN OLEH PELAKU USAHA KARAOKE

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN BADUNG

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS MAKANAN BERFORMALIN

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI KOTA SINGARAJA

Oleh : Ni Putu Lisna Yunita I Gede Putra Ariana. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana. Abstract

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP MALPRAKTEK UPAYA MEDIS TRANSPLANTASI ORGAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

AKIBAT HUKUM ATAS DIBATALKANNYA PERATURAN DAERAH MELALUI KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI

PENGATURAN MENGENAI PENGANGKATAN ANAK YANG DILAKUKAN OLEH SESEORANG YANG TIDAK KAWIN

UPAYA HUKUM PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG DALAM MEMPERTAHANKAN TANAH PERTANIAN DI DAERAH BADUNG

PELAKSANAAN PENERTIBAN PEDAGANG ACUNG DI KAWASAN PARIWISATA KUTA KABUPATEN BADUNG

KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DALAM PENGENDALIAN PERIZINAN PEMBANGUNAN SARANA AKOMODASI PARIWISATA 1

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN TAHUN

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI PENGAKUAN YANG DIBERIKAN DI LUAR PERSIDANGAN

HAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN

DIVERSI TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PEMALSUAN IJAZAH

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK CIPTA DI BIDANG PROGRAM KOMPUTER

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANS SARBAGITA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

KEWENANGAN PENJABAT WALIKOTA MELAKUKAN MUTASI. Oleh Ida Bagus Dwi Ganda Sabo I Gusti Ngurah Wairocana Made Gde Subha Karma Resen

HUBUNGAN DESENTRALISASI PEMBERIAN PERSETUJUAN DAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DENGAN OTONOMI DAERAH

KEDUDUKAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERSAINGAN USAHA YANG INDEPENDEN

KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM MENETAPKAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN

KARAKTERISTIK REKSADANA DAN PENGATURANNYA DALAM PASAR MODAL DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERAMPOKAN DIDALAM TAKSI DITINJAU DARI PERSEPEKTIF VIKTIMOLOGI

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

PENGATURAN KEWENANGAN DESA DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA

PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)

MEKANISME PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PUSAT DAN KEUANGAN DAERAH YANG DILAKUKAN OLEH BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK) ABSTRACT

Oleh Agus Gede Santika Subawa Ni Nyoman Mas Aryani Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

EKSISTENSI OTONOMI DESA PAKRAMAN PADA MASYARAKAT ADAT DI BALI

Kata kunci :Upaya Hukum, Transportasi udara

AKIBAT HUKUM ADANYA MISLEADING INFORMATION PADA PROSPEKTUS DI TINJAU DARI HUKUM PASAR MODAL

KEBERADAAN RAHASIA DAGANG BERKAITAN DENGAN PERLIDUNGAN KONSUMEN

KETERTIBAN UMUM. Oleh I Gusti Agus Yuda Trisna Pramana I Ketut Sudiarta Kadek Sarna Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

INVESTASI ASING PADA SEKTOR PARIWISATA DI BIDANG PERHOTELAN DI BALI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENERTIBAN PENEBANGAN POHON PERINDANG SECARA LIAR DI KOTA DENPASAR

HARMONISASI KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP BANK INDONESIA

PENERAPAN PERDA TATA RUANG KABUPATEN BANGLI TERKAIT KETENTUAN SEMPADAN JURANG DI SEPANJANG JALAN RAYA PENELOKAN KINTAMANI

KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN DI BIDANG IZIN PEMANFAATAN RUANG (IPR) (DI KABUPATEN BADUNG-BALI) GUSTI AYU RATIH DARMAYANTI

AKIBAT HUKUM PEMBERIAN WARISAN SAAT PEWARIS MASIH HIDUP BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

Transkripsi:

KEWENANGAN KEPALA DAERAH DALAM PENETAPAN IZIN PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN BADUNG Oleh : I Gusti Ayu Pradnyani I Nyoman Sirtha Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This paper has the title "Head of the Authority in the determination of land use permits in Badung regency". Regional Head has the authority to grant the motion control functionality to the growing development of the construction so as not to deviate from what is prescribed by the Government. The research method used is a normative legal research methods, research done by the rule of law and legislation. In this paper the issues raised is how the head of the local authority in setting the permit utilization of space in Badung regency and how the presence of associated permits the use of space in the arrangement of space in Badung regency. Conclusion authority in setting the regional head permits the utilization of space in Badung regency is the Regional Head and issued the permit in the presence of space utilization in Badung regency is the direction in controlling the spatial arrangement. Keywords : establishment permit, space utilization, Regulatory - Invitation ABSTRAK Penulisan ini mempunyai judul Kewenangan Kepala Daerah dalam penetapan izin pemanfaatan ruang di Kabupaten Badung. Kepala Daerah mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan izin yang fungsinya untuk mengontrol gerak tumbuh perkembangan pembangunan agar tidak melenceng dari apa yang ditentukan oleh Pemerintah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif, penelitian yang dilakukan dengan kaidah hukum dan peraturan perundang-undangan. Dalam penulisan ini permasalahan yang diangkat adalah bagaimanakah kewenangan kepala daerah dalam penetapkan izin pemanfaatan ruang di Kabupaten Badung dan bagaimanakah keberadaan izin terkait pemanfaatan ruang dalam penataan ruang di Kabupaten Badung. Kesimpulan yang diperoleh Kewenangan kepala daerah dalam penetapkan izin pemanfaatan ruang di Kabupaten Badung adalah dalam mengeluarkan Keputusan Kepala Daerah dan Keberadaan izin dalam pemanfaatan ruang di Kabupaten Badung adalah sebagai arahan dalam mengendalikan penataan ruang. Kata Kunci : Penetapan Izin, Pemanfaatan Ruang, dan Peraturan Perundangundangan. I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang 1

Secara normatif pengertian ruang dapat dilihat dalam pasal 1 angka 1 Undangundang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang menyebutkan yang dimaksud bahwa ruang sebagai berikut Wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Menurut D.A. Tisnaamidjaja yang dimaksud dengan pengertian ruang adalah wujud fisik dalam dimensi geografis dan geometris yang merupakan wadah bagi manusia dalam melaksanakan kegiatan kehidupannya dalam suatu kualitas yang layak. 1 Berkaitan dengan penataan ruang tersebut, maka diperlukan peranan dari Kepala Daerah Kabupaten/Kota didalam menertibkan pembangunan-pembangunan agar tidak terkesan liar. Untuk itu Kepala Daerah mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan izin yang fungsinya untuk mengontrol gerak tumbuh perkembangan pembangunan agar tidak melenceng dari apa yang ditentukan oleh Pemerintah. Kewenanangan menurut Prajudi Atmosudirjo adalah kekuasaan formal yang bersumber dari kekuasaan legislatif (diberi oleh undang-undang), atau dari kekuasaan eksekutif/administrative, sedangkan wewenang adalah kekuasaan untuk melakukan sesuatu tindakan/menerbitkan surat-surat izin dari seorang pejabat atas nama menteri, sedangkan kewenganannya masih berada pada tangan menteri (delegasi wewenang). 2 Dalam paparan diatas lebih lanjut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut bagaimanakah kewenangan kepala daerah dalam penetapkan izin pemanfaatan ruang di Kabupaten Badung dan bagaimanakah keberadaan izin terkait pemanfaatan ruang dalam penataan ruang di Kabupaten Badung. I.2. Tujuan Penulisan ini bertujuan mengetahui kewenangan kepala daerah dalam penetapan izin pemanfaatan ruang di Kabupaten Badung serta mengetahui keberadaan izin terkait pemanfaatan ruang dalam penataan ruang di Kabupaten Badung. II. ISI MAKALAH 1 D.A.Tisnaamidjaja dan Asep Warlan Yusuf, 1997, Pranata Pembangunan, Universitas Parahyangan, Bandung, h.6 2 Prajudi Atmosudiro, 1981, Hukum Admnistrasi Negara, Ghalia, Jakarta, h. 73 2

2.1. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian normatif. Yaitu penelitian hukum yang dilakukan (terutama) terhadap bahan hukum primer dan sekunder, sepanjang bahan-bahan tersebut mengandung kaidah hukum. 3 Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan peraturan perundang-undangan. Sumber hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer yang berupa peraturan perundang-undangan dan bahan hukum sekunder yang berupa buku, majalah, artikel dan lain sebagainya. Adapun teknik pengolahan bahan hukum yaitu setelah bahan hukum terkumpul kemudian di analisis menggunakan teknik deskriptif yaitu dengan memaparkan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder apa adanya. 4 2.2. HASIL DAN PEBAHASAN 2.2.1. Kewenangan Kepala Daerah Dalam Penetapan Izin Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Badung Kewenangan dari Kepala Daerah dalam penetapan izin pemanfaatan ruang di Kabupaten Badung adalah dalam mengeluarkan Keputusan Kepala Daerah. Selain keputusan Kepala Daerah, Kegiatan administrasi pemerintahan juga dilaksanakan dengan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda). Berkaitan dengan kewenangan Kepala Daerah di Kabupaten Badung dalam penyelenggaraan penataan ruang, apabila dikaitkan dengan penerapan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009, maka dalam hal ini Kabupaten Badung untuk saat ini belum menerapkan Peraturan Daerah Provinsi Bali tersebut atas dasar beberapa keberatan yakni tentang radius kesucian pura, sempadan pantai dan jurang, serta ganti rugi terhadap pembongkaran bangunan selain itu karena masih adanya beberapa pasal yang tidak sesuai dengan kenyataan di daerah. Hal ini menjadikan dasar keberatatan Kepala Daerah Kabupaten Badung dalam menerapkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 sehingga untuk saat ini Kabupaten Badung masih mempergunakan dan mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II 3 Soerjono Soekanto, 2008, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali Pens Jakarta, h. 70 4 Amirruddin dan Zainal Asikin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta, h.68 3

Badung Nomor 29 Tahun 1995 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Daerah Tingkat II Badung di dalam pelaksanaan penyelenggaraan penataan ruang. Hal ini merupakan pelaksanaan otonomi daerah dimana daerah benar-benar menentukan pelaksanaan pemerintahannya, termasuk dalam penerapan aturan hukum mana yang harus digunakan. 2.2.2. Keberadaan Izin Terkait Pemanfaatan Ruang Dalam Penataan Ruang Di Kabupaten Badung. Keberadaan izin dalam pemanfaatan ruang di Kabupaten Badung adalah sebagai arahan dalam mengendalikan penataan ruang. Arahan perizinan akan menjadi dasar bagi pemerintah kabupaten dalam menerbitkan perizinan lebih lanjut bagi pihak-pihak yang memanfaatkan ruang. Berdasarkan pasal 1 ayat 32 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyebutkan bahwa izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai upaya penertiban pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidaki memiliki izin, dikenai sanksi administrative, sanksi pidana penjara, dan/atau sanksi pidana denda. Sumber hukum yang diterapkan dalam hal terjadi pelanggaran penataan ruang di Kabupaten Badung, maka mengacu pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, Bab XI Ketentuan Pidana, Pasal 69-75, Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali, Bab XV Sanksi Administratif, Pasal 144-149, Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 29 Tahun 1995 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung, BAB IX Ketentuan Pidana, Pasal 34. III. KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari penulisan ini yaitu : 4

1. Kewenangan kepala daerah dalam penetapkan izin pemanfaatan ruang di Kabupaten Badung adalah dalam mengeluarkan Keputusan Kepala Daerah. Dalam hal penerapan pelaksanaan Peraturan Daerah yang digunakan adalah masih berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Badung Tingkat II Badung Nomor 29 Tahun 1995 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Badung Daerah Tingkat II Badung, untuk saat ini belum bisa menerapkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 karena terdapat pasal yang tidak sesuai dengan realita di daerah. Hal ini merupakan pelaksanaan otonomi daerah dimana daerah benar-benar menentukan pelaksanaan pemerintahannya, termasuk dalam penerapan aturan hukum mana yang harus digunakan. 2. Keberadaan izin dalam pemanfaatan ruang di Kabupaten Badung adalah sebagai arahan dalam mengendalikan penataan ruang. Arahan perizinan akan menjadi dasar bagi pemerintah kabupaten dalam menerbitkan perizinan lebih lanjut bagi pihak-pihak yang memanfaatkan ruang. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidaki memiliki izin, dikenai sanksi administrative, sanksi pidana penjara, dan/atau sanksi pidana denda. DAFTAR PUSTAKA Amirruddin dan Zainal Asikin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta. D.A.Tisnaamidjaja dan Asep Warlan Yusuf, 1997, Pranata Pembangunan, Universitas Parahyangan, Bandung. Prajudi Atmosudiro, 1981, Hukum Admnistrasi Negara, Ghalia, Jakarta. Soerjono Soekanto, 2008, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali Pens Jakarta. Peraturan Perundang-undangan : Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 29 Tahun 1995 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Daerah Tingkat II Badung 5