BAB IV. Kesimpulan. positif terhadap pulau Bali seperti yang telah di paparkan di atas, telah dikaji

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Pendahuluan. membuatnya bahkan lebih dikenal dari Indonesia sendiri.

Komersialisasi Seni Pertunjukan Terhadap Ikatan Sosial Masyarakat Ubud Bali pada Tradisi Budayanya

BAB II. Kajian Literatur. teoritik sebagai pedoman sumber hipotesis, jembatan ini sebenarnya berwujud

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PESTA KESENIAN BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia memiliki berbagai jenis atraksi. Setiap daerah

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Kulon Progo dominan

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Anom, I Putu, Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan ; Denpasar : Penerbit Udayana University Press.

HUBUNGAN DAN PERMASALAHAN ANTARA PARIWISATA, KEBUDAYAAN, DAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul. Kebudayaan daerah merupakan aset yang cukup penting bagi pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditentukan untuk bisa ditaati dan dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna

DAFTAR PUSTAKA. Abdurahman, Dudung. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Askandar, Kamarulzaman Pengelolaan Konflik: Suatu Pandangan Umum.Yogyakarta: PSKP UGM.

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

LAPORAN PENELITIAN MELIBATKAN MAHASISWA PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah ini sangatlah dinamis melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah.

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

RINGKASAN DISERTASI MARGINALISASI WAYANG KULIT PARWA DI KABUPATEN GIANYAR PADA ERA GLOBALISASI

DAFTAR PUSTAKA. BUKU Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

II. Tinjauan Pustaka. masyarakat (Johanes Mardimin, 1994:12). Menurut Soerjono Soekanto, tradisi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Denpasar Tourism and Cultural Information Center BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB III PENUTUP. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: pariwisata telah didukung oleh regulasi, dana, jumlah Sumber Daya

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pijakan dalam menenukan suatu tindakkan seperti prilaku masyarakat seharihari.

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Molinda Hotmauly, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata

COOKING CLASS SEBAGAI PAKET WISATA DI RESTORAN LAKA LEKE UBUD BALI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. disadari oleh penduduk Indonesia. Beberapa tahun terakhir berbagai program telah

Okokan. Kiriman: I Nyoman Putra Janiasa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Kabupaten Badung 1

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP TINGKAT KUNJUNGAN WISATAWAN PADA OBJEK WISATA WADUK GAJAH MUNGKUR DI WONOGIRI

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL PADA DAYA TARIK WISATA LEMO, KECAMATAN MAKALE UTARA, KABUPATEN TANA TORAJA

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELUANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TABANAN BERDASARKAN KONDISI EKSISTING, KUALITAS SDM, PELUANG KERJA, DAN KEBUTUHAN SDM YANG SESUAI*)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN a. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. berkunjung dan menikmati keindahan yang ada di Indonesia khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. panorama alam, keberadaan seniman, kebudayaan, adat-istiadat dan sifat religius

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

3. Proses Sosial dalam Hubungan Antaretnik di Desa Pakraman Ubud a. Proses Sosial Disosiatif b. Proses Sosial Asosiatif...

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Berawal dari Surabaya yang menjadi kota perdagangan tua, banyak sekali pedagang dari berbagai belahan dunia berdagang dan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan negara berkembang lainnya, yaitu terdiri dari banyak. suku, adat, kebiasaan, dan budaya yang sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SENI BUDAYA BALI. Tradisi Omed Omedan Banjar Kaja Sesetan Bali. Oleh (Kelompok 3) :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

KOMODIFIKASI DRAMATARI CAK RAMAYANA DESA SINGAPADU DALAM INDUSTRI PARIWISATA. Sri Dwi Lestari

BAB I PENDAHULUAN. tengah berbagai perubahan, lebih jauh lagi mampu menjadikan dirinya secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sudah dilanda dengan modernitas. Hal ini menyebabkan kebudayaan

Volume 11 Nomor 2 September 2014

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. sebelumnya, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya

WISATA KULINER Atribut Baru Destinasi Ubud

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai perubahan telah terjadi yang diiringi dengan zaman yang semakin

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Masih banyak warga negara Indonesia yang bermata

BAB I PENDAHULUAN. merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia. (

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. yang bersifat terpusat (sentralistik) berubah menjadi desentralisasi melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Konstruksi identitas jender, Putu Wisudantari Parthami, 1 FPsi UI, Universitas Indonesia

SURAT IZIN MENGEMUDI SEMENTARA BAGI WISATAWAN ASING YANG BERKENDARA DI BALI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu ruang penting penunjang terjadinya interaksi sosial

Transkripsi:

82 BAB IV Kesimpulan Komersialisasi seni pertunjukan yang menurut para tokoh sosiologis maupun antropologis yang lebih menekankan bahwa komersialisasi seni pertunjukan di Bali telah memberikan banyak dampak negatife daripada dampak positif terhadap pulau Bali seperti yang telah di paparkan di atas, telah dikaji kembali dalam Karya Tulis Ilmiah ini, tentang bagaimana ikatan sosial masyarakat Ubud Bali merespon fenomena komersialisasi yang terjadi di daerahnya. Komersialisasi seni pertunjukan memang telah dinyatakan memberikan dampak sosial budaya oleh kaum akademis Bali, dimana terdapat dampak positif maupun negative komersialisasi seni pertunjukan terhadap ikatan sosial masyarakat Ubud Bali. akan tetapi hal itu tidak berpengaruh terhadap ikatan sosial masyarakat Ubud Bali terhadap tradisi budayanya, masyarakat Ubud Bali membuktikan diri bukan sebagai korban pasif komersialisasiseni pertunjukan, dibuktikan dengan proses revitalisasi budaya yang dilakukan masyarakat Ubud Bali demi menjaga dan melestarikan budaya mereka. Konsep yang dinyatakan oleh Chaedar yaitu adanya tiga langkah dalam proses revitalisasi budaya, yaitu : (1) pemahaman untuk menimbulkan kesadaran, (2) perencanaan secara kolektif, dan (3) pembangkitan kreatifitas kebudayaan, telah dilakukan dengan baik oleh masyarakat Ubud Bali, dimana masyarakat Ubud Bali menciptakan pemahaman untuk menimbulkan kesadaran menggunakan konsep Ajeg Bali, sedangkan dalam

83 perencanaan secara kolektif masyarakat Ubud Bali melakukan identifikasi, sosialisasi, reinterpretasi, dan aplikasi nilai-nilai budaya mereka, terakhir dalam pembangkitan kreatifitas kebudayaan, masyarakat Ubud Bali menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pelaksanaan kegiatan kebudayaan. Budaya Bali pun masih tetap terjaga, walaupun budaya Bali saat ini telah memiliki fungsi lain yaitu sebagai mata pencaharian masyarakat Ubud Bali. Hal tersebut membuktikan bahwa komersialisasi seni pertunjukan Bali tidak melemahkan ikatan sosial masyarakat Ubud Bali terhadap tradisi budayanya, akan tetapi malah membuat ikatan sosial masyarakat Ubud Bali semakin kuat dalam menjaga dan melestarikan budaya mereka.

84 Daftar Pustaka Alwasilah, A. Chaedar. 2006. Pokoknya Sunda : Interprestasi Untuk Aksi. Bandung : Kiblat. Field, John. 2010. Modal Sosial. Yogyakarta : Kreasi Wacana Karim, ABD. 2008. Kapitalisasi pariwisata dan marginalisasi masyarakat local di Lombok.genta press. Yogyakarta. Kusumah Eka Priadi. Revitalisasi Seni Budaya Strategi Jitu Menangkis Serangan Globalisasi. 2010 Pendit, Nyoman. 1994. Ilmu pariwisata sebuah pengantar perdana. Pradnya paramita. Jakarta Picard,Michel.2006. Bali Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia Putra Agus Muriawan. 2008. jurnal analisis pariwisata, Identitas dan Komodifikasi Budaya dalam Pariwisata Budaya Bali. Dosen Fakultas Pariwisata Unud Ranjabar, Jacobus.2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia:Suatu Pengantar, Bogor: Ghalia Indonesia Sihite, Richarda. 2000. Tourism Industry (Kepariwisataan). Surabaya: SIC. Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers. Spillane, James J. 1989. Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya. Cetakan II. Yogyakarta: Kanisius Subadra, I Nengah. 2006. Ekowisata Hutan Mangrove dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan: Studi Kasus di Mangrove Information Center, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. (tesis) S2 Kajian Pariwisata: Universitas Udayana. Yoeti, Oka A. 1983. Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata. Bandung: Angkasa. Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. Wiwono B. 1993. Pariwisata, citra dan manfaatnya. PT Bin Arena Pariwara. Jakarta Selatan

LAMPIRAN 85

86 Wawancara dilakukan di Puri Ubud tanggal 28 juli 2011, dengan bapak I Nyoman Sudarta selaku ketua sekaa Sadha Budaya P : bagaimana ikatan sosial kelompok sekaa sadha budaya dalam menjaga tradisi budayanya? N : oiyaa ada beberapa hal yang dilakukan kelompok sekaa ini dalam menjaga tradisi budaya Bali, yang pertama saat odalan di Pura, kelompok sekaa Sadha Budaya selalu ngayah di Pura dengan menampilkan tari-tarian sebagai persembahan dan itu merupakan kewajiban kelompok sebagai masyarakat Bali. Yang kedua kelompok sekaa kami hanya menampilkan tari-tarian tradisional asli Bali, dan sama sekali tidak mengindahkan tarian bali modern, yang saat ini telah banyak dikembangkan. P : kiat2 apa yang dilakukan kelompok sekaa agar bisa kompak dalam melakukan kegiatannya? N : kelompok kami mengadakan latihan seminggu sekali, pentas seminggu sekali, sesekali kita mengudang penari-penari senior maupun penabuh senior dalam melatih kelompok kami P : apakah mengundang penari senior dan penabuh senior dalam latihan sekaa merupakan implikasi dari komersialisasi budaya terhadap kelompok anda? N : ya tentu saja, karena adanya pentas komersial kelompok sekaa, harus menjadi lebih baik dalam pertunjukannya, pentas komersial ini merupakan identitas masyarakat Bali di mata internasional, P : adakah implikasi lainnya dari komersialisasi budaya terhadap kelompok anda N : selain itu implikasi lainnya, kelompok sekaa kami menjadi lebih terstruktur dan ketat, karena kelompok ini telah menjadi organisasi ekonomi bagi anggotanya, berbeda dengan dahulu, dahulu jika salah satu anggota penari atau penabuh berhalangan, tempatnya dikosongkan, akan tetapi saat ini harus dicari penggantinya, sehingga penampilan pentas bias sempurna P ; masalah yang terjadi dalam kelompok sekaa dan cara penyelesaiaannya? N : anggota kadang telat datang atau tidak datang tanpa pemberitahuan, akan mendapat teguran dari ketua sekaa.

87 Wawancara dilakukan di Banjar Ubud Kelod tanggal 29 juli 2011, dengan bapak Anak Agung Gede Putra selaku Klian Banjar Ubud Kelod. P : Bagaimana warga Banjar dalam menjaga ikatan sosial mereka terhadap dampak komerialisasi Budaya yang terjadi di Bali? N : peran pemuda Banjar sangat penting bagi terjalinnya ikatan sosial yang erat antar warga, dimana pemuda Banjar sering membuat acara di Banjar yang berkaitan dengan perlunya aspirasi maupun partisipasi warga Banjar, seperti membuat acara bazaar yang perlu mengumpulkan warga dalam bekerja sama dari menjual kupon bazaar dan menjalankan acara tersebut, acara ulang tahun Banjar, dimana warga Banjar diundang untuk menikmati acara yang diadakan dan merayakannya bersama-sama, acara pentas kelompok tari Banjar, dan acara-acara kebersamaan lainnya, sehingga kebersamaan warga Banjar tetap terjalin. P : kemudian peran warga senior sendiri seperti apa? N : para warga senior ikut membantu para pemuda dan mengawasi setiap acara kegiatan pemuda sehingga dalam komunitas Banjar dapat dikatakan warga dalam komunitas Banjar saling menjaga dan mendukung demi kepentingan bersama. P : dalam kegiatan keagamaan apakah ada perubahan bentuk atau transformasi akibat komersialisasi?? N : dalam kegiataan keagamaan tidak ada satupun perubahan dari acara ritual tradisional Bali. Masyarakat Banjar tetap konsisten melaksanakan upacara ritual, mulai dari mempersiapkan sarana maupun saat melaksanakan upacara-upacara ritual, dan tidak pernah satu kalipun upacara agama yang terlewatkan tanpa ritual. P : kemudian untuk implikasi komersialisasi sendiri terhadap ikatan sosial warga Banjar seperti apa? N : dampak positifnya ya, meningkatnya pendapatan Banjar, menyediakan lapangan kerja, memacu tumbuhnya jiwa berorganisasi, meningkatkan kerjasama, memacu munculnya usaha di sektor lain, memacu motivasi masyarakat Bali dalam melestarikan budayanya, Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan komunitas Banjar dalam hal seni dan budaya, karena tuntutan pekerjaan sebagai kelompok tari, Meningkatkan disiplin masyarakat Banjar dalam menjalankan tradisi budaya Bali, selain karena kewajiban warga Banjar, budaya juga sebagai mata pencaharian. Meningkatkan kualitas yadnya masyarakat Banjar di Pura, P : sedangkan menurut Bapak dampak negative nya terhadap banjar seperti apa? N : terjadinya persaingan antara kelompok tari dari masing-masing Banjar dalam menyelenggarakan pentas. terjadinya pembentukan kelompok tari baru, Berkurangnya motivasi masyarakat ke arah lain, misalnya bidang profesi lain Munculnya budaya (pola hidup) konsumtif, Adanya kecendrungan meningkatnya biaya hidup masyarakat, karena adanya perubahan gaya hidup, Berkurangnya sifat kebersamaan karena ada beberapa kelompok tari yang mengembangkan tari modern karena permintaan wisatawan P : dalam proses revitalisasi budaya bali bagaimana masyarakat bali melewati proses identifikasi?

88 N : dulu itu pas kasus tari pendet di akui sebagai milik Malaysia, pemerintah Bali mulai menyarankan setiap Banjar untuk mulai mengidentifikasi buadaya mereka, karena setiap Banjar biasanya memiliki budaya yang agak sedikit berbeda, seperti di tenganan, trunyan dan lain-lain. Kemudian di hak ciptakan P : kalau sosialisasi dari pemerintah seperti apa pak? N : pemerintah memberikan penyuluhan kepada setiap Banjar, biasanya tentang pentingnya melestarikan budaya Bali.