Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara. encapaian PDB sektor pertanian sempit (tanaman

dokumen-dokumen yang mirip
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan : **) Angka sangat sementara ***) Angka sangat sangat sementara

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2003

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PERPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2001

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III-2009

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BERITA RESMI STATISTIK

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BERITA RESMISTATISTIK

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III/2012

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2008

Kata pengantar. Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2008

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

Transkripsi:

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian B u l e t i n ISSN : 1412-4343 PDB Sektor Pertanian Volume 12, Nomor 1, Maret 2013 Dari Redaksi Pembaca Yth., Kinerja perekonomian suatu sektor dapat diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Buletin PDB Sektor Pertanian edisi ini menyajikan informasi tentang perkembangan kinerja sektor pertanian selama tahun 2011-2012, khususnya triwulan IV. Selain itu juga disertakan informasi tentang kontribusi sektor pertanian dan pengaruh musim terhadap kinerja masing-masing sub sektor pendukungnya. Kritik dan saran membangun sangat kami harapkan untuk kemajuan buletin ini. Semoga buletin ini bermanfaat. Daftar Isi Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan IV Tahun 2011-2012...1 Kontribusi Setiap Terhadap PDB Indonesia Tahun 2011-2012...2 Kontribusi PDB Sub Sektor Pertanian Terhadap PDB Sektor Pertanian Tahun 2011-2012...3 Pertumbuhan PDB Sektor Pertanian Tahun 2011-2012...4 Indeks Implisit dan Tingkat Perubahan Harga Produsen Sektor Pertanian Tahun 2010-2012...6 Sumber : BPS, diolah Pusdatin P encapaian PDB sektor pertanian sempit (tanaman bahan makanan, perkebunan, serta peternakan dan hasilhasilnya) pada tahun 2012 menunjukan peningkatan yang menggembirakan, mencapai nilai nominal Rp. 880,17 triliun. Dari nilai tersebut, sub sektor tanaman bahan makanan (Tanaman Pangan dan Hortikultura) menyumbang sebesar Rp. 574,33 triliun, sub sektor tanaman perkebunan Rp. 159,75 triliun serta sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya Rp. 146,09 triliun (Tabel 1). Secara riil, pada tahun 2012 PDB atas dasar harga konstan 2000 untuk sektor pertanian dalam arti sempit mencapai Rp. 252,43 triliun, yang berasal dari PDB sub makanan sebesar Rp. 158,69 triliun, sub sektor perkebunan Rp. 51,76 triliun serta sub sektor peternakan dan hasilhailnya Rp. 41,97 triliun. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya tahun 2011, Laju pertumbuhan total PDB ketiga sub sektor pertanian tersebut sebesar 3,69%. Total PDB ke tiga sub sektor pertanian disajikan pada Gambar 1. B u l e t i n P D B S e k t o r P e r t a n i a n diterbitkan 4 (empat) kali dalam setahun (Triwulanan) oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Pengarah/Penanggung Jawab: Ir. Tassim Billah, MM; Penyunting: Ir. Dewa N. Cakrabawa, MM; Penyunting Pelaksana: Ir.Sabarella, MSi.; Penyusun: Metha Herwulan Ningrum, Ir. Rumonang Gultom, Megawaty Manurung, SP; Layout-Publikasi : Heri Dwi Martono, Rinawati, SE, Heruwaty; Alamat Redaksi: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Jl. Harsono RM No. 3 Gedung D Lantai IV Jakarta Selatan 12550, Telp. (021) 7805305, Fax. (021) 7805305, Homepage: pusdatin.deptan.go.id

Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan IV Tahun 2011-2012 Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2011. Hal ini diindikasikan dengan adanya peningkatan pada nilai PDB yang telah dicapai. Secara nominal PDB Indonesia tahun 2012 mencapai Rp. 8.241,86 triliun yang merupakan kontribusi dari 9 (sembilan) lapangan usaha. Sumbangan dari sektor pertanian terhadap PDB Indonesia mencapai Rp. 1.190,41 triliun, sektor pertambangan dan penggalian Rp. 970,60 triliun, sektor industri pengolahan Rp. 1.972,85 triliun, sektor listrik, gas dan air bersih Rp. 65.12 triliun, sektor bangunan Rp. 860,96 triliun, sektor perdagangan, hotel dan restoran Rp. 1.145,60 triliun, sektor pengangkutan dan komunikasi Rp. 549,12 triliun, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Rp. 598,52 triliun, serta sektor jasa-jasa Rp. 888,68 triliun. Total PDB Indonesia pada 2012 tanpa sektor migas mencapai Rp. 7.604,76 triliun. Dengan demikian terjadi peningkatan PDB Indonesia sebesar Rp. 819,10 triliun terhadap tahun 2011 yang mencapai Rp. 7.422,78 triliun. (Tabel 1). PDB sektor pertanian secara luas, mengalami peningkatan nilai tambah bruto dari Rp. 1.091,45 triliun (tahun 2011) menjadi Rp. 1.190,41 triliun disebabkan oleh peningkatan PDB seluruh sub sektor pendukungnya. Sub sektor tanaman bahan makanan (Tanaman Pangan & Hortikultura) memberikan sumbangan terhadap PDB sektor pertanian sebesar Rp. 574,33 triliun, tanaman perkebunan sebesar Rp. 159,75 triliun, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya sebesar Rp. 146,09 triliun, sub sektor Tw. IV Total 2011 Tw. III Tw. IV Total 2012 1. P e r t a n i a n 242,20 1.091,45 327,93 257,56 1.190,41 a. Pertanian sempit (3 sub sektor) 169,77 812,98 246,51 175,14 880,17 - Tanaman Bahan Makanan (Tabama) 101,29 529,97 156,12 102,71 574,33 - Tanaman Perkebunan 33,62 153,71 53,27 33,76 159,75 - Peternakan dan Hasil-hasilnya 34,86 129,30 37,11 38,67 146,09 b. K e h u t a n a n 13,80 51,78 14,30 14,95 54,91 c. P e r i k a n a n 58,63 226,69 67,13 67,48 255,33 2. Pertambangan dan Penggalian 238,36 879,51 239,16 234,26 970,60 3. Industri Pengolahan 470,65 1.806,14 506,08 515,22 1.972,85 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 15,26 56,79 16,48 17,14 65,12 5. Bangunan 204,33 754,48 221,03 230,54 860,96 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 269,40 1.024,01 292,74 302,40 1.145,60 7. Pengangkutan dan Komunikasi 129,18 491,28 141,70 144,84 549,12 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 139,047 535,15 152,64 155,56 598,52 9. Jasa-jasa 213,97 783,97 221,89 238,18 888,68 PRODUK DOMESTIK BRUTO 1.922,39 7.422,78 2.119,65 2.095,69 8.241,86 PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS 1.769,64 6.797,88 1.962,99 1.940,15 7.604,76 Tabel 1. PDB Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah), 2011-2012 2011 *) 2012 **) Buletin PDB Sektor Pertanian 1

kehutanan Rp. 54,91 triliun dan sub sektor perikanan Rp. 255,33 triliun. Sektor pertanian dalam arti sempit naik dari Rp. 812,98 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp. 880,17 triliun pada tahun 2012. Pada periode triwulanan, secara nominal total PDB Indonesia triwulan IV tahun 2012 mencapai Rp. 2.095,69 triliun atau turun Rp. 23,96 triliun dibandingkan PDB triwulan sebelumnya. Penurunan PDB tersebut disebabkan oleh adanya penurunan di sektor pertanian serta pertambangan dan pengalian. Secara umum triwulan IV memang merupakan periode dimana PDB sektor pertanian mengalami penurunan yang cukup tajam dibandingkan triwulan lainnya. Hal ini sebagai dampak dari adanya siklus musiman yang ditandai dengan berkurangnya luas panen dan produksi komoditas tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan yang belum memasuki musim panen pada triwulan IV. Total PDB sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan dan peternakan pada triwulan IV tahun 2012 adalah sebesar Rp. 175,14 triliun atau turun Rp. 71,37 triliun dibandingkan triwulan III tahun 2012 yang mencapai Rp. 246,51 triliun. Perkembangan nilai tambah bruto tanpa pengaruh musim dapat diketahui dengan membandingkan PDB triwulan IV tahun 2012 terhadap triwulan IV tahun 2011, dimana semua sektor ternyata peningkatan mengalami dibandingkan triwulan IV tahun 2011, kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Untuk sektor pertanian, peningkatan PDB juga terjadi pada semua pendukungnya. Kontribusi Setiap Terhadap PDB Indonesia Tahun 2011-2012 Peranan setiap lapangan usaha dalam pembentukan nilai tambah bruto perekonomian Indonesia Tabel 2. Kontribusi PDB Setiap terhadap PDB Indonesia (%), 2011-2012 Tw. IV Total 2011 Tw. III Tw. IV Total 2012 1. P e r t a n i a n 12,60 14,70 15,47 12,29 14,44 a. Pertanian sempit (3 sub sektor) 8,83 10,95 11,63 8,36 10,68 - Tanaman Bahan Makanan (Tabama) 5,27 7,14 7,37 4,90 6,97 - Tanaman Perkebunan 1,75 2,07 2,51 1,61 1,94 - Peternakan dan Hasil-hasilnya 1,81 1,74 1,75 1,85 1,77 b. K e h u t a n a n 0,72 0,70 0,67 0,71 0,67 c. P e r i k a n a n 3,05 3,05 3,17 3,22 3,10 2. Pertambangan dan Penggalian 12,40 11,85 11,28 11,18 11,78 3. Industri Pengolahan 24,48 24,33 23,88 24,58 23,94 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,79 0,77 0,78 0,82 0,79 5. Bangunan 10,63 10,16 10,43 11,00 10,45 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 14,01 13,80 13,81 14,43 13,90 7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,72 6,62 6,68 6,91 6,66 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 7,23 7,21 7,20 7,42 7,26 9. Jasa-jasa 11,13 10,56 10,47 11,37 10,78 PRODUK DOMESTIK BRUTO 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS 92,05 91,58 92,61 92,58 92,27 2011 *) 2012 **) 2 Buletin PDB Sektor Pertanian

selama tahun 2011-2012 didominasi oleh 3 (tiga) sektor, yaitu sektor industri pengolahan, sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Secara kumulatif ketiga sektor tersebut memberikan kontribusi terhadap total PDB Indonesia masing-masing sebesar 52,83% dan 52,28%. Pada tahun 2012 PDB sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB Indonesia, yaitu sebesar 23,94%. Peringkat kedua diduduki oleh sektor pertanian yang memberikan kontribusi sebesar 14,44% terhadap PDB Indonesia, sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang berada di peringkat ketiga memberikan kontribusi sebesar 13,90% terhadap total PDB Indonesia (Tabel 2). Untuk sektor pertanian, kontribusi masing-masing sub sektor terhadap PDB Indonesia berturut-turut adalah sebagai berikut : sub makanan 6,97%, tanaman perkebunan 1,94%, peternakan dan hasil-hasilnya 1,77%, kehutanan 0,67% dan perikanan 3,10%. Pada triwulan IV tahun 2012 sektor industri pengolahan tetap berada di peringkat pertama, di ikuti perikat kedua oleh sektor pertanian, sementara perdagangan, hotel dan restoran berada diurutan ketiga. PDB sektor pertanian secara luas pada triwulan IV tahun 2012 memberikan kontribusi sebesar 12,29% dari total PDB Indonesia, sedangkan kontribusi sektor pertanian secara sempit sebesar 8,36%. Kontribusi PDB sub sektor tanaman bahan makanan sebesar 4,90%, kontibusi PDB perkebunan sebesar 1,61% dan kontribusi PDB peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 1,85%. (Tabel 2). Kontribusi PDB Sub Sektor Pertanian Terhadap PDB Sektor Pertanian Tahun 2011-2012 Pada tahun 2012, sub makanan (tabama) memegang peranan terbesar dalam pembentukan PDB sektor pertanian dengan kontribusi hingga mencapai 48,25%. Peringkat kedua ditempati oleh sub sektor perikanan dengan kontribusi sebesar 21,45%, sub sektor perkebunan berada di peringkat ketiga dengan kontribusi sebesar 13,42%. Sedangkan sub sektor peternakan dan kehutanan memberikan masing-masing kontribusi sebesar 12,27% dan 4,61% (Gambar 2). Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka kontribusi sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya Buletin PDB Sektor Pertanian 3

pada tahun 2012 mengalami kenaikan dari 11,85% menjadi 12,27% dan sub sektor perikanan dari 20,77% naik menjadi 21,45%, sedangkan kontribusi PDB sub makanan, perkebunan dan kehutanan penurunan. mengalami Perbandingan kontribusi PDB sub sektor pertanian dapat dilihat pada Tabel 3. Pertumbuhan PDB Sektor Pertanian Tahun 2011-2012 Kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2012 secara riil ditunjukkan oleh nilai PDB atas dasar harga konstan (tahun dasar=2000) yang berhasil mencapai Rp. 2.618,14 triliun. Nilai tersebut naik 6,23% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp. 2.464,68 triliun pada tahun 2011. Hal ini disebabkan adanya perbaikan kinerja pada sebagian besar lapangan usaha. Pertumbuhan positif tertinggi dicapai oleh sektor pengakutan dan komunikasi sebesar 9,98%, sedangkan pertumbuhan positif terendah dicapai oleh sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 1,49% (Tabel 4). Sektor pertanian secara riil juga mengalami peningkatan kinerja dari Rp. 315,04 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp. 327,55 triliun pada tahun 2012 atau setara dengan pertumbuhan positif 3,97%. Peningkatan kinerja tersebut terjadi pada seluruh sektor pendukung pertanian. PDB tanaman bahan makanan mengalami peningkatan terhadap tahun sebelumnya sebesar 2,95%. PDB perkebunan naik sebesar 5,08%, sedangkan PDB peternakan naik sebesar 4,82%. Dengan demikian total PDB riil tahun 2012 untuk ketiga sub sektor tersebut sebesar Rp. 252,43 triliun atau naik 3,69% dibandingkan tahun 2011 yang mencapai Rp. 243,45 triliun. Sementara itu kinerja sub sektor perikanan meningkat cukup tinggi Tabel 3. Kontribusi Sub Sektor Pertanian terhadap PDB Sektor Pertanian (%), 2011-2012 2011 *) 2012 **) Tw. IV Total 2011 Tw. III Tw. IV Total 2012 a. Pertanian sempit (3 sub sektor) 70,09 74,49 75,17 68,00 73,94 - Tanaman Bahan Makanan (Tabama) 41,82 48,56 47,61 39,88 48,25 - Tanaman Perkebunan 13,88 14,08 16,25 13,11 13,42 - Peternakan dan Hasil-hasilnya 14,39 11,85 11,32 15,01 12,27 b. K e h u t a n a n 5,70 4,74 4,36 5,80 4,61 c. P e r i k a n a n 24,21 20,77 20,47 26,20 21,45 P E R T A N I A N 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 4 Buletin PDB Sektor Pertanian

dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar 6,48%, sedangkan kinerja sub sektor kehutanan hanya tumbuh sebesar 0,16%. Pada periode triwulanan, total PDB Indonesia triwulan IV tahun 2012 menurut perhitungan harga konstan 2000 mengalami penurunan sebesar 1,45% terhadap triwulan III tahun 2012, yaitu dari Rp. 671,78 triliun menjadi Rp. 662,01 triliun. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan kinerja sektor pertanian sebesar 23,06%. PDB sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh kinerja sub sektor tanaman bahan makanan dan perkebunan yang pada triwulan IV tahun 2011 turun cukup signifikan, masingmasing sebesar 35,31% dan 35,63%. Kinerja sub sektor tanaman bahan makanan turun karena adanya penurunan luas panen dan produksi padi yang terkait dengan faktor musiman. PDB sub sektor perkebunan turun karena menurunnya produksi beberapa komoditas unggulan perkebunan seperti kelapa dan kelapa sawit. Sementara sub sektor peternakan mengalami peningkatan nilai PDB riil triwulan IV tahun 2012 sebesar Rp. 10,94 triliun, berhasil tumbuh positif sebesar 3,29% terhadap triwulan sebelumnya. Begitu juga dengan sektor kehutanan dan perikanan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 3,78% dan 0,11% (Tabel 4). Perkembangan kinerja perekonomian Indonesia tanpa pengaruh faktor musim dapat diketahui dengan memban-dingkan nilai PDB triwulan IV tahun 2012 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dibandingkan triwulan IV tahun 2011, dari 9 (sembilan) sektor perekonomian di Tabel 4. PDB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Triliun Rupiah) dan Laju Pertumbuhan (%), 2011-2012 Tw. IV Total 2011 Tw. III Tw. IV Total 2012 Tw. IV '12 thd. Tw. III '12 Tw. IV '12 thd. Tw. IV '11 1. P e r t a n i a n 68,21 315,04 90,41 69,56 327,55-23,06 1,98 3,97 a. Pertanian sempit (3 sub sektor) 49,86 243,45 70,99 49,95 252,43-29,63 0,19 3,69 - Tanaman Bahan Makanan (Tabama) 28,59 154,15 42,99 27,81 158,69-35,31-2,74 2,95 - Tanaman Perkebunan 10,85 49,26 17,41 11,21 51,76-35,63 3,31 5,08 - Peternakan dan Hasil-hasilnya 10,42 40,04 10,59 10,94 41,97 3,29 4,98 4,82 b. K e h u t a n a n 4,49 17,40 4,54 4,71 17,42 3,78 5,06 0,16 c. P e r i k a n a n 13,87 54,19 14,88 14,90 57,70 0,11 7,40 6,48 2. Pertambangan dan Penggalian 47,85 189,76 47,98 48,08 192,59 0,20 0,48 1,49 3. Industri Pengolahan 163,46 633,78 171,24 173,66 670,11 1,41 6,24 5,73 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 4,89 18,92 5,07 5,24 20,13 3,34 7,25 6,40 5. Bangunan 42,24 159,99 43,77 45,53 172,00 4,02 7,79 7,50 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 114,18 437,20 119,79 123,08 472,65 2,74 7,80 8,11 7. Pengangkutan dan Komunikasi 62,96 241,30 67,67 69,02 265,38 2,00 9,63 9,98 8. Keuangan, Perswaaan dan Jasa Perusahaan 60,19 236,15 64,01 64,80 253,02 1,23 7,66 7,15 9. Jasa-jasa 59,88 232,54 61,82 63,03 244,72 1,96 5,26 5,24 PRODUK DOMESTIK BRUTO 623,86 2.464,68 671,78 662,01 2.618,14-1,45 6,11 6,23 PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS 589,11 2.322,76 637,55 628,72 2.480,96-1,39 6,73 6,81 2011 *) 2012 **) Laju Pertumbuhan (%) 2012 thd. 2011 Buletin PDB Sektor Pertanian 5

Indonesia peningkatan menyebabkan mengalami yang peningkatan nilai tambah bruto dari Rp. 623,86 triliun (tiwulan IV tahun 2011) menjadi Rp. 662,01 triliun atau setara dengan pertumbuhan positif sebesar 6,11%. Peningkatan tertinggi terjadi di sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,63% dan peningkatan terendah terjadi di sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,48%, sementara tabama turun 2,74% (Tabel 4). Indeks Implisit dan Tingkat Perubahan Harga Produsen Sektor Pertanian Tahun 2012 Indeks harga dapat diturunkan dari perhitungan PDB yang disebut sebagai PDB deflator atau indeks implisit. Indeks implisit diperoleh dari perbandingan antara PDB atas dasar harga berlaku dan PDB atas dasar harga konstan. Berbeda dengan Indeks Harga Konsumen (IHK), indeks implisit menggambarkan perubahan harga di tingkat produsen. Harga yang dicakup dalam indeks implisit relatif lebih lengkap karena memperhitungkan harga barang dan jasa. Pertumbuhan indeks implisit terhadap periode sebelumnya merupakan inflasi/deflasi harga produsen setiap sektor/sub sektor pada periode yang bersangkutan. Dalam periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 indeks implisit sektor pertanian berfluktuasi namun cenderung meningkat (Gambar 3). Hal ini menunjukkan adanya kenaikan harga barang dan jasa di sektor pertanian dibandingkan tahun dasar 2000. Pergerakan indeks implisit sektor pertanian sejalan dengan indeks implisit sub makanan karena sub sektor ini merupakan kontributor PDB terbesar untuk sektor pertanian. Pada tahun 2012 sektor pertanian mencatat indeks implisit sebesar 363,43. Indeks implisit tertinggi di sektor pertanian dicapai oleh sub sektor perikanan sebesar 442,54 yang menunjukan kenaikan harga komoditas barang dan jasa di sektor perikanan sebesar 342,54 dibandingkan tahun dasar 2000. Jika dibandingkan tahun 2011, sektor pertanian terjadi 6 Buletin PDB Sektor Pertanian

inflasi sebesar 4,90%. Inflasi tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan harga barang dan jasa pada seluruh sub sektor pendukung pertanian. Inflasi untuk sub makanan sebesar 5,27%, peternakan 7,79%, kehutanan 5,87% dan perikanan 5,78%, sedangkan sektor perkebunan mengalami deflasi sebesar 1,09%. Pada periode triwulanan indeks implisit sektor pertanian triwulan IV tahun 2012 sebesar 370,25 artinya kenaikan harga barang dan jasa di sektor pertanian mencapai 270,25% dibandingkan tahun dasar 2000. Dengan indeks implisit tersebut sektor pertanian mengalami inflasi sebesar 2,08 terhadap triwulan III tahun 2012, dimana yang mengalami deflasi adalah sub sektor perkebunan. Pada sub sektor pertanian, indeks implisit tertinggi triwulan IV tahun 2012 terjadi pada sub sektor perikanan sebesar 452,93, akan tetapi lajunya mengalami inflasi sebesar 0,41% dibandingkan triwulan III tahun 2012, sedangkan indeks implisit terendah terjadi pada sektor Perkebunan sebesar 301,23 dengan laju deflasi sebesar 1,53%. Kenaikan harga yang cukup besar terjadi pada makanan mempunyai indeks implisit sebesar 369,31 atau mengalami inflasi sebesar 1,70% terhadap triwulan sebelumnya. Sementara sektor peternakan dan hasilhasilnya merupakan sub sektor dengan kenaikan tertinggi pada triwulan IV tahun 2012 mempunyai indeks implisit sebesar 353,61, dengan inflasi sebesar 0,88% dibandingkan triwulan III tahun 2012. Sementara itu, sub sektor kehutanan mempunyai indeks implisit sebesar 317,19 yang menunjukan inflasi sebesar 0,73% terhadap triwulan sebelumnya atau 217,19 terhadap tahun dasar 2000 (Tabel 5). (MHN) Tabel 5. Indeks Implisit dan Tingkat Perubahan Harga Produsen (2000=100), 2011-2012 Indeks Implisit Inflasi/ Deflasi 2011 *) Tw.III '12**) Tw.IV '12 **) 2012 **) Tw IV '12 2012 **) a. Pertanian sempit (3 sub sektor) 333,93 347,23 350,60 348,68 0,97 4,42 - Tanaman Bahan Makanan (Tabama) 343,79 363,15 369,31 361,91 1,70 5,27 - Tanaman Perkebunan 312,03 305,92 301,23 308,62-1,53-1,09 - Peternakan dan Hasil-hasilnya 322,92 350,53 353,61 348,07 0,88 7,79 b. K e h u t a n a n 297,67 314,90 317,19 315,14 0,73 5,87 c. P e r i k a n a n 418,35 451,08 452,93 442,54 0,41 5,78 P E R T A N I A N 346,45 362,70 370,25 363,43 2,08 4,90 Buletin PDB Sektor Pertanian 7