1. Untuk mendorong terciptanya sistem perbankan yang sehat dan. 2. Mengacu pada standar internasional yang berlaku, risiko operasional

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/SEOJK.03/2015

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /SEOJK.03/2016 TENTANG PERHITUNGAN ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO

No. 11/ 3 /DPNP Jakarta, 27 Januari 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2014 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /SEOJK.03/2017

TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO DAN PEMENUHAN CAPITAL EQUIVALENCY MAINTAINED ASSETS

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20 /SEOJK.03/2016

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /SEOJK.03/2017

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM BANK UMUM

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM BANK UMUM

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.03/2017

No. 14/37/DPNP Jakarta, 27 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

-1- SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2016 TENTANG PEMBUKAAN JARINGAN KANTOR BANK UMUM BERDASARKAN MODAL INTI

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33/SEOJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN BANK UMUM UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DALAM VALUTA ASING

No. 12/ 6 /DPbS Jakarta, 8 Maret Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

Yth. 1. Direksi Bank Umum Syariah; 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah, di tempat.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9/SEOJK.03/2015

PERHITUNGAN ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO UNTUK RISIKO KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN STANDAR BAGI BANK UMUM SYARIAH

2017, No f. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan di sektor perbankan dari Ban

- 2 - e. ketentuan mengenai pengangkatan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus memperoleh pers

TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan yang mempunyai Unit Usaha Syariah, di tempat.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /SEOJK.03/2016 TENTANG LEMBAGA PEMERINGKAT DAN PERINGKAT YANG DIAKUI OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

2016, No tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790); 2

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /SEOJK.03/2017

2 Mengingat : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Nega

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11 /SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL

2015, No.74 2 d. bahwa informasi yang diungkapkan kepada masyarakat perlu memperhatikan faktor keseragaman dan kompetisi antar Bank; e. bahwa berdasar

Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan BPR dan BPRS

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /SEOJK.03/2017

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /SEOJK.03/2017

-2- Tahun Penanganan Bank Sistemik oleh Lembaga Penjamin Simpanan pada dasarnya juga bertujuan untuk memelihara stabilitas sistem perbankan. II.

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PEDOMAN PERHITUNGAN ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO UNTUK RISIKO KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN STANDAR

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 19 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6/POJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

2 Penyesuaian dilakukan dengan memasukkan surat-surat berharga (SSB) yang diterbitkan bank dalam perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) dalam kebijak

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /SEOJK.03/2016 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL

TENTANG PERHITUNGAN ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO UNTUK RISIKO PASAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE STANDAR BAGI BANK UMUM SYARIAH

Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../SEOJK.03/... TENTANG

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat.

TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2017 TENTANG TRANSPARANSI INFORMASI SUKU BUNGA DASAR KREDIT

- 1 - SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 44 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN TUNGGAL PADA PERBANKAN INDONESIA

-2- mengingat hal ini merupakan salah satu pemenuhan tingkat kepatuhan Bank terhadap standar internasional. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pener

No. 14/ 8 /DPNP Jakarta, 6 Maret Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan yang mempunyai Unit Usaha Syariah, di tempat.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2017 TENTANG TRANSPARANSI INFORMASI SUKU BUNGA DASAR KREDIT

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

-2- persyaratan agar divestasi yang dilakukan atas inisiatif sendiri tidak dimanfaatkan Bank untuk melakukan kegiatan investment banking. Dalam rangka

No. 17/ 2 /DSta Jakarta, 27 Januari Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

Yth. Direksi/Pengurus Pelaku Usaha Jasa Keuangan, baik yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional maupun secara syariah,

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2 /POJK.03/2018 TENTANG PENETAPAN BANK SISTEMIK DAN CAPITAL SURCHARGE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 47 /SEOJK.05/2016

RANCANGAN POJK BANK PERANTARA

-2- dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun Penyelesaian Bank selain Bank Sistemik oleh Lembaga Penjamin Simpanan pada dasarnya bertujuan untuk memin

No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

Yth. 1. Pelaku Usaha Pergadaian; dan 2. Direksi Perusahaan Pergadaian. di tempat.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR./SEOJK.03/2016

2 Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

Nama Jabatan Periode Jabatan. Ilham Ikhsan Anggota (Pihak Independen) Tjen Lestari Anggota (Pihak Independen)

PEMENUHAN KETENTUAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA YANG DIBERIKAN STATUS SEBAGAI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Transkripsi:

Yth. Bank Umum Syariah di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2014 TENTANG PERHITUNGAN ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN INDIKATOR DASAR (PID) BAGI BANK UMUM SYARIAH Sehubungan dengan telah dikeluarkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor /POJK.03/2014 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor ), perlu diatur ketentuan pelaksanaan perhitungan ATMR untuk Risiko dalam suatu Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan sebagai berikut: I. UMUM 1. Untuk mendorong terciptanya sistem perbankan yang sehat dan mampu bersaing secara nasional maupun internasional, dibutuhkan suatu struktur permodalan Bank untuk menyerap risiko yang dihadapi sesuai standar internasional yang berlaku. 2. Mengacu pada standar internasional yang berlaku, risiko operasional merupakan salah satu risiko yang perlu diperhitungkan dalam perhitungan kecukupan modal selain risiko kredit, risiko pasar, dan risiko-risiko lainnya yang bersifat material. 3. Risiko adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. 4. Risiko merupakan salah satu risiko yang wajib diperhitungkan Bank dalam menghitung ATMR untuk perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). Oleh karena itu, sebagaimana telah diatur dalam Pasal Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor../POJK.03/2014 tentang Kewajiban Penyediaan

- 2 - Modal Minimum Bank Umum Syariah, Bank wajib memperhitungkan ATMR untuk Risiko dalam perhitungan KPMM dengan menggunakan: a. Pendekatan Indikator Dasar (Basic Indicator Approach); b. Pendekatan Standar (Standardized Approach); dan/atau c. Pendekatan yang lebih kompleks (Advanced Measurement Approaches). 5. Untuk penerapan tahap awal, perhitungan ATMR untuk Risiko wajib dilakukan dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID). II. PERHITUNGAN ATMR UNTUK RISIKO OPERASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN PID 1. Perhitungan ATMR untuk Risiko dalam perhitungan KPMM dengan menggunakan PID sebagaimana dimaksud dalam butir I.5, dilakukan dengan rumus sebagai berikut: ATMR untuk Risiko = 12,5 x beban modal Risiko. Yang dimaksud dengan beban modal Risiko adalah ratarata dari penjumlahan pendapatan bruto (gross income) tahunan (Januari-Desember) yang positif pada 3 (tiga) tahun terakhir dikali 15% (lima belas persen). Perhitungan beban modal Risiko dilakukan dengan rumus sebagai berikut: KPID = [ (GI 1...n x )] n Dengan keterangan sebagai berikut: KPID = beban modal Risiko menggunakan PID GI n = pendapatan bruto positif tahunan dalam tiga tahun terakhir = jumlah tahun di mana pendapatan bruto positif = 15% (dalam Jutaan Rp) Bank A 2014 2013 2012 2011 2010 Pendapatan Bruto 750 3.000 2.250 1.750 2.500 Berdasarkan data di atas, maka pendapatan bruto dalam rangka menghitung ATMR untuk Risiko posisi tahun 2015 adalah

- 3 - sebagai berikut: ATMR Risiko =12,5 x beban modal Risiko =12,5 x[15%x{(750+3.000+2.250)/3}] = Rp3.750 juta 2. Perhitungan pendapatan bruto dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Pendapatan bruto adalah pendapatan dari penyaluran dana bersih ditambah pendapatan operasional lainnya tertentu bersih yang dihitung secara kumulatif dari periode awal Januari sampai dengan akhir Desember setiap tahun. Tata cara perhitungan pendapatan bruto adalah sebagaimana tercantum pada Lampiran Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini. b. Tata cara perhitungan pendapatan bruto sebagaimana terdapat pada Lampiran menggunakan data yang disampaikan melalui Laporan Bulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan (LBUS UUS - LSMK) yang berlaku. Dalam hal terjadi perubahan sistem pelaporan Laporan Bulanan Bank Umum Syariah (LBUS) seperti pada tahun 2013 (LBUS UUS - LSMK), maka Bank menggunakan pendapatan bruto sesuai LBUS yang lama (2003) yang berlaku pada tahun yang bersangkutan. c. Apabila berdasarkan hasil Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terdapat koreksi atas besarnya pendapatan bruto, maka Bank harus melakukan koreksi atas perhitungan ATMR untuk Risiko pada bulan berikutnya setelah laporan keuangan yang diaudit disampaikan oleh KAP kepada Bank. Bank menghitung ATMR untuk Risiko selama bulan Januari dan Februari 2015 berdasarkan pendapatan bruto tahun 2012, tahun 2013, dan tahun 2014 (unaudited). Pada awal Maret 2015, Laporan Keuangan 2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) telah disampaikan kepada Bank. Berdasarkan laporan tersebut Bank menghitung ATMR untuk Risiko bulan Maret 2015 berdasarkan pendapatan bruto tahun 2012, tahun 2013, dan tahun 2014 (audited). d. Apabila dalam menghitung rata-rata pendapatan bruto selama 3 (tiga) tahun terakhir terdapat 1 (satu) atau 2 (dua) tahun Bank

- 4 - mengalami pendapatan bruto negatif atau nihil, maka untuk perhitungan rata-rata pendapatan bruto tahunan sebagaimana dimaksud pada angka 1, Bank harus mengeluarkan nilai pendapatan bruto negatif tersebut dari pembilang dan penyebut pada saat menghitung rata-rata pendapatan bruto. (dalam Jutaan Rp) Bank A 2014 2013 2012 2011 2010 Pendapatan Bruto 800 1.200 (750) (1.750) 3.000 Berdasarkan data di atas, maka pendapatan bruto dalam rangka menghitung ATMR untuk Risiko : 1) Untuk posisi tahun 2015: ATMR Risiko = 12,5 x beban modal Risiko = 12,5 x [15%x{(800+1.200)/2}] = Rp1.875 juta 2) Untuk posisi tahun 2014: ATMR Risiko = 12,5 x beban modal Risiko = 12,5 x [15%x{(1.200)/1}] = Rp2.250 juta e. Apabila dalam 3 (tiga) tahun terakhir Bank mengalami pendapatan bruto negatif atau nihil, maka untuk perhitungan rata-rata pendapatan bruto tahunan sebagaimana dimaksud pada angka 1, Bank harus menghitung beban modal Risiko dengan menggunakan pendapatan bruto tahunan terakhir yang positif. (dalam Jutaan Rp) Bank A 2014 2013 2012 2011 2010 Pendapatan Bruto (1.250) (1.500) (750) 1.800 2.750 Berdasarkan data di atas, maka pendapatan bruto dalam rangka menghitung ATMR untuk Risiko posisi tahun 2015 adalah sebagai berikut: ATMR Risiko = 12,5 x beban modal Risiko

- 5 - = 12,5 x [15%x{(1.800)/1}] = Rp3.375 juta 3. Bagi Bank yang baru berdiri atau Bank hasil merger atau konsolidasi, maka Bank tidak diwajibkan untuk menghitung ATMR untuk Risiko sampai dengan akhir bulan Desember tahun pendiriannya atau tahun Bank dimaksud melakukan merger atau konsolidasi. Untuk tahun berikutnya, Bank wajib menghitung beban modal untuk Risiko dengan menggunakan pendapatan bruto selama tahun awal pendirian yang disetahunkan. a. Beberapa Bank melakukan merger menjadi Bank A yang efektif beroperasi sejak tanggal 15 April 2014. Pada akhir Desember 2014 total pendapatan bruto Bank A sebesar Rp750 juta. Berdasarkan pengaturan diatas Bank A tidak diwajibkan untuk menghitung ATMR untuk Risiko sampai dengan akhir tahun pendiriannya (tahun 2014). Selama tahun 2015, sejak bulan Januari 2015 Bank A menghitung ATMR untuk Risiko sebagai berikut: ATMR Risiko = 12,5 x beban modal Risiko = 12,5 x [15%x{750x12/9}] = Rp1.875 juta b. Bank B didirikan dan mulai beroperasi pada tanggal 19 Desember 2014. Total pendapatan bruto Bank B sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp100 juta. Berdasarkan pengaturan diatas Bank B tidak diwajibkan untuk menghitung ATMR untuk Risiko sampai dengan akhir tahun pendiriannya (Desember tahun 2014). Selama tahun 2015, sejak bulan Januari 2015 Bank B menghitung ATMR untuk Risiko sebagai berikut: ATMR Risiko = 12,5 x beban modal Risiko = 12,5 x [15%x{100x12/1}] = Rp2.250 juta III. LAIN-LAIN Lampiran mengenai Perhitungan ATMR Untuk Risiko dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID) bagi Bank Umum Syariah

- 6 - merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini. IV. PENUTUP Ketentuan dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2015. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengumuman Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS PERBANKAN, NELSON TAMPUBOLON BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR