RA CA G BA GU KE DALI SEKUE U TUK SAMBU GA JALA-JALA LISTRIK ME GGU AKA CYCLOCO VERTER

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SISTEM CYCLOCONVERTER PADA BEBAN NON LINEAR

KONVERTER ELEKTRONIKA DAYA UNTUK PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK PADA BEBAN LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

Desain Sistem Kontrol Sudut Penyalaan Thyristor Komutasi Jaringan Berbasis Mikrokontroler PIC 16F877

BAB III METODE PENELITIAN

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

IMPLEMENTASI IC TCA 785 DENGAN TRANSFORMATOR PENGGESER FASE PADA PENYEARAH TIGA FASE JEMBATAN TERKONTROL PENUH

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

KENDALI TEGANGAN DAN FREKUENSI BERJANGKAH UNTUK IC HEF4752 SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN DAN FREKUENSI TIGA FASA 30 VOLT

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

KATA PENGANTAR. Bandung, 9 Oktober Penulis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB III RANGKAIAN PEMICU DAN KOMUTASI

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Penyusun: Isdawimah,ST.,MT dan Ismujianto,ST.,MT Prodi D-IV Teknik Otomasi Listrik Industri

BAB III METODOLOGI PENULISAN

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

RANCANG BANGUN SWITCHING EMULATOR PSIM UNTUK AKTUALISASI SOFTWARE KE HARDWARE MENGGUNAKAN JAVA UNTUK APLIKASI INVERTER 1 FASA SKRIPSI.

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

III. METODE PENELITIAN. Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

ELECTRONIC LOAD CONTROLLER (ELC) PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTM) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

- 4 buah switch -Vpp= Vdc. Transformator Step Up

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

ELEKTRONIKA INDUSTRI SOLID-STATE RELAY. Akhmad Muflih Y. D

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

Bab III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

NAMA : VICTOR WELLYATER NPM : : DR. SETIYONO,ST,.MT : BAMBANG DWINANTO,ST,.MT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram Blok Untuk blok diagram dapat dilihat pada gambar 3.1. di bawah ini:

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

Rancang Bangun Sistem Pengaturan Suhu Ruang Inkubator Bayi Berbasis Microcontroller AT89S51

KONVERTER TEGANGAN JALA-JALA SATU FASA KE TIGA FASA (Aplikasi Untuk Alat Pengajaran SMK di Rural Area)

RANCANG BANGUN AMMETER DC TIPE NON-DESTRUCTIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR EFEK HALL ACS712

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

PERANCANGAN INVERTER UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SKALA RUMAH TANGGA. Rico Alvin 1, Ibnu Kahfi Bachtiar 2

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

Desain Switch Mode Power Supply Jenis Push Pull. Converter Sebagai Catu Kontroler

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

meningkatkan faktor daya masukan. Teknik komutasi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

Elektronika Daya ALMTDRS 2014

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi

Transkripsi:

Journal of Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology Vol. 01, o 2, 2010 ISS 2087-3379 RA CA G BA GU KE DALI SEKUE U TUK SAMBU GA JALA-JALA LISTRIK ME GGU AKA CYCLOCO VERTER Yuliadi Erdani, Aris Eko Setiyawan, Maulana Aria Pratama Jurusan Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika - Politeknik Manufaktur Negeri Bandung Jl. Kanayakan No. 21 Bandung Jawa Barat 40275, Indonesia yul_erdani@yahoo.com; yul_erdani@polman-bandung.ac.id Diterima: 27 Oktober 2010; Direvisi: 10 Desember 2010; Disetujui: 21 Desember 2010; Terbit online: 24 Desember 2010. Abstrak Rangkaian cycloconverter yang dikembangkan pada penelitian ini mensimulasikan rangkaian koneksi ke jalajala listrik dua buah function generator sebagai pengganti sumber tegangan AC-nya. Function generator pertama digunakan sebagai pengganti gelombang masukan pembangkit PLN dengan referensi frekuensi 50Hz. Function generator kedua digunakan sebagai pengganti gelombang masukan pembangkit baru dengan referensi frekuensi mulai dari 10Hz sampai dengan 90Hz. Dengan inisialisasi kondisi frekuensi seperti itu, maka dimungkinkan perubahan frekuensi berupa penaikkan frekuensi dari 10Hz 40Hz menjadi 50Hz dan penurunan frekuensi dari 60Hz 90Hz menjadi 50Hz. Rangkaian cycloconverter ini menggunakan rangkaian trigger untuk mengaktifkan komponen elektronikanya. Rangkaian trigger tersebut meliputi rangkaian trigger penyulutan thyristor dan rangkaian trigger pengaktifan MOSFET. Semua perangkat keras pada rangkaian ini dikendalikan oleh mikrokontroler ATMega 8535 yang mengatur kerja dari rangkaian-rangkaian trigger yang dibutuhkan oleh cycloconverter. Hasil pengujian menunjukkan bahwa simulasi rangkaian cycloconverter ini dapat mengubah frekuensi, dan menyamakan sudut fasa pada jaringan listrik. Hal ini menunjukan bahwa cycloconverter yang dikembangkan memungkinkan untuk koneksi ke jala-jala listrik. Kata kunci: cycloconverter, koneksi jala-jala listrik, elektronika daya. Abstract This developed cycloconverter circuit simulates grid connector circuit using two function generators, which substitute AC power. The first function generator was used to represent input wave from PL with 50 Hz frequency. The other function generator was used to represent input wave from new generator with 10-90 Hz frequency. Such initial condition enabled us to control the frequency increase from 10Hz 40Hz to 50Hz and decrease from 60Hz 90Hz to 50Hz. This cycloconverter used trigger circuit to activate its electrical components. The trigger circuit contains trigger parts such as thyristor and MOSFET. All hardware components in this circuit were controlled by microcontroller ATMega 8535. This controller manages all trigger circuits that were needed by cycloconverter. The experiment result shows that the cycloconverter was able to modify frequency and phase angle, so that it enabled the connection to the electrical grid. Key words: cycloconverter, electrical grid connection, power electronic. I. PE DAHULUA Dikarenakan sumber daya listrik yang terbatas maka sering dilakukan pemadaman listrik secara bergilir oleh PLN sebagai perusahaan milik negara yang menyediakan energi listrik. Hal inilah yang membuat PLN membuka peluang bagi masyarakat Indonesia yang ingin membantu menambah daya listrik untuk memperbesar pendistribusian daya listrik. Penambahan daya listrik PLN tersebut dapat dilakukan dengan cara memparalelkan jaringan listrik PLN dengan pembangkit listrik baru. Untuk dapat menghubungkan pembangkit listrik baru dengan sistem maka harus dilakukan sinkronisasi antara pembangkit listrik baru tersebut dengan PLN [1][2]. Syarat sinkronisasi adalah tegangan masukan dari pembangkit listrik baru harus sama dengan tegangan jaringan, frekuensi masukan dari pembangkit listrik baru harus sama dengan frekuensi jaringan, demikian juga dengan fasanya, pembangkit listrik baru dengan jaringan harus satu fasa. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah alat untuk menghubungkan jaringan listrik PLN dengan pembangkit baru [1] [3] [4]. Tujuan makalah ini adalah untuk melaporkan hasil pembuatan rangkaian cycloconverter yang mensimulasikan rangkaian koneksi ke jala-jala listrik dengan menggunakan dua buah function generator sebagai pengganti sumber tegangan AC-nya. Function generator pertama digunakan sebagai pengganti gelombang masukan 69

Rancang Bangun Kendali Sekuen untuk Sambungan Jala-Jala Listrik Menggunakan Cycloconverter (Yuliadi Erdani, Aris Eko Setiyawan, Maulana Aria Pratama) pp. 69-74 pembangkit PLN, sedangkan function generator kedua digunakan sebagai pengganti gelombang masukan pembangkit baru. II. ISI MAKALAH Untuk menunjang penelitian ini dibutuhkan peralatan berupa solder, alat ukur (osciloscope, voltmeter, frekuensi meter dan cycloconverter) dan peralatan mekanis untuk membuat penutup dari panelnya. Selain itu juga dibutuhkan perangkat lunak yang mempunyai kemampuan untuk membuat desain skematik rangkaian elektronika. Sedangkan bahannya berupa Printed Circuit Board (PCB) double layer, komponen Transistor-Transistor Logic (TTL berisi dioda, resistor, kapasitor, trimpot, dan lainnya), vertinax dan box cover. Tahap persiapan meliputi pencarian data dan bahan mengenai cycloconverter dan data mengenai rangkaian trigger untuk cycloconverter, dilakukan dengan cara berselancar di internet, membaca buku literatur dan diskusi. Pada bagian ini dijelaskan mengenai tahapan/proses pengembangan cycloconverter, terlihat pada Gambar 1. Tahap pertama peneliti melakukan analisis situasi yang bersumber dari lapangan dan literatur, dan mendefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sistem yang akan dibangun. Tahap berikutnya peneliti membuat perencanaan sistem berdasarkan hasil tahap sebelumnya. Selanjutnya peneliti menerjemahkan perencanaan system ke dalam konsep rancangan alat baik perangkat lunak maupun perangkat keras, yang di dalamnya diturunkan menjadi peralatan dan bahan serta perancangan peralatan itu sendiri. Tahap berikutnya adalah implementasi hasil rancangan dalam bentuk pembuatan alat. Di dalam proses pembuatan alat, senantiasa dilakukan uji coba parsial. Pada rancangan sistem untuk pembangkit baru menggunakan Regulator AC 50 Hz agar tegangan yang masuk ke dalam cycloconverter dapat dikontrol dan pembangkit lama menggunakan function generator (GFG-8219A, spesifikasi terlampir), sebagai referensi frekuensi 50 Hz. Gambar 2 menunjukan arsitektur sistem yang dikembangkan. Gambar 2. Arsitektur sistem. Agar keluaran tegangan keluaran dari cycloconverter dapat diatur maka digunakanlah thyristor bertipe 25RIA120. Hal yang dimanfaatkan dari thyristor ini adalah penyulutan tegangannya dimana besarnya tegangan yang disulut dapat diatur dengan mengatur sudut penyulutan dari Thyristor dari mikrokontroler. Untuk mengatur besarnya frekuensi yang akan dihasilkan oleh cycloconverter maka digunakanlah Metal Oxide Semiconductor Field-Effect Transistor (MOSFET), dengan tipe IRF634. Hal yang dimanfaatkan dari MOSFET ini adalah waktu pengaktifan dari masing-masing MOSFET tersebut. Gambar 3 menunjukkan rangkain MOSFET dan thyristor dalam cycloconverter. Gambar 3. Rangkaian cycloconverter menggunakan thyristor dan MOSFET. Gambar 1. Skema tahap-tahap proses perancangan. Rangkaian cycloconverter terdiri dari dua buah rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunakan thyristor. Satu rangkaian penyearah pertama berfungsi sebagai penghasil gelombang positif dan satu rangkaian lagi 70

Journal of Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology Vol. 01, o 2, 2010 ISS 2087-3379 berfungsi sebagai penghasil gelombang negatif [6]. Besarnya waktu (dalam satuan ms) penyalaan antar kedua penyearah ini dapat mempengaruhi kerapatan suatu gelombang yang akan dihasilkan dan mengakibatkan terjadinya perubahan nilai dari frekuensi. Untuk itu digunakan MOSFET sebagai sakelar otomatis yang mengatur waktu pengaktifan dari kedua penyearah ini. thyristor yang digunakan pada pembuatan alat ini adalah thyristor bertipe 25RIA. Thyristor dapat mengurangi tegangan pada sebuah gelombang dengan mengatur sudut penyulutan thyristor itu sendiri [8]. Untuk mengatur sudut penyulutan thyristor tersebut, maka perlu dibuat sebuah rancangan rangkaian yang mampu memberikan trigger pada kaki gate dari thyristor yang berupa pulsa dengan keluaran arus yang mencukupi untuk men-trigger thyristor tersebut. Langkahcara rangkaian langkah atau bagaimana cycloconverter ini bekerja dalam mengubah suatu frekuensi menjadi frekuensi yang baru sesuai dengan yang diinginkan, dapat dilihat pada [9]. Untuk men-trigger thyristor diperlukan gelombang pulsa dengan besar arus tertentu. Besar arus trigger thyristor tersebut bergantung pada spesifikasi dari thyristor yang digunakan, untuk rancangan ini thyristor yang digunakan bertipe 25RIA yang kaki gate-nya dapat ditrigger dengan minimal arus sebesar 60 ma. Pembuatan rangkaian trigger thyristor ini menggunakan mikrokontroler sebagai pembangkit pulsa yang nantinya digunakan untuk mengatur sudut penyulutan pada thyristor, terlihat pada Gambar 4. Arus keluaran mikrokontroler dikuatkan oleh IC optocoupler LTV-4N35 [7]. Keluaran dari IC optocoupler ditempatkan pada kaki emitornya sehingga terjadi penguatan arus pada pulsa. Selain berfungsi sebagai penguat arus IC LTV- sebagai 4N35 tersebut berfungsi pengaman/isolator antara rangkaian elektronika dengan rangkaian mikrokontroler. Gambar 5. Rangkaiann trigger MOSFET. Transistor TIP41C dalam rangkaian ini berfungsi sebagai sakelar otomatis yang menghubungkan antara rangkaian keluaran dari IC optocoupler dengan rangkaian trafo pulsa [7]. Transistor tipe TIP41C ini digunakan karena transistor ini telah terbukti tangguh di dunia robotika dan mikrokontroler, transistor ini sudah dibuktikan tangguh, baik sebagai sakelar otomatis maupun sebagai penguat. Hasil dari pengolahan pulsa yang dikeluarkan melalui trafo pulsa yang nantinya akan menjadi pulsa trigger penyulutan thyristor. Penggunaan trafo pulsa pada rangkaian ini juga berfungsi sebagai pengisolasi antara rangkaian elektronika dengan rangkaian elektronika daya sehingga ketika terjadi arus balik dari tegangan AC yang berlebih maka trafo pulsa saja yang akan rusak terlebih dahulu. Berbeda dengan thyristor yang pada kaki gate-nya harus di-trigger dengan besar arus tertentu, maka untuk men-triggedilakukan dengan memberikan tegangan dengan MOSFET dapat besar tertentu, terlihat pada Gambar 5. MOSFET yang digunakan pada rangkaian ini adalah MOSFET bertipe IRF634. Penggunaan MOSFET tipe IRF634 ini dilatarbelakangi karena tegangan masukan yang digunakan adalah sebesar 220 VAC dan tegangan (VDS) yang diberikan kepada Mosfer IRF634 ini maksimal 250 Volt. Tegangan maksimal untuk men-trigger MOSFET tipe IRF634 ini adalah ±20 Volt. Karena mikrokontroler hanya mampu memberikan tegangan keluaran sebesar ± 5 volt maka dari itu pada rangkaian ini digunakanlah IC optocoupler LTV-4N35 dengan keluarannya ditempatkan pada kaki kolektor dari IC optocoupler tersebut. Gambar 4. Rangkaian penyulutan thyristor. 71

Rancang Bangun Kendali Sekuen untuk Sambungan Jala-Jala Listrik Menggunakan Cycloconverter (Yuliadi Erdani, Aris Eko Setiyawan, Maulana Aria Pratama) pp. 69-74 III. HASIL & A ALISIS PE ELITIA Pada pengujian rangkaian Cycloconverter ini besarnya tegangan pada pembangkit baru dan PLN berada pada besaran nilai yang sama. Frekuensi 50Hz dijadikan referensi frekuensi untuk pembangkit PLN dan frekuensi 10Hz sampai 90Hz adalah frekuensi untuk pembangkit baru. Dengan inisialisasi kondisi seperti itu, dilakukan penaikan frekuensi dari 10Hz - 40Hz menjadi 50Hz dan penurunan frekuensi dari 60Hz - 90Hz menjadi 50Hz. Untuk mengetahui kondisi awal dari nilai tegangan keluaran yang dihasilkan oleh cycloconverter maka fungsi dari thyristor digantikan oleh dioda. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 7 sampai dengan Gambar 10. Gambar 6. Flowchart program minimum system. Berbeda dengan perancangan rangkaian trigger penyulutan thyristor yang menggunakan kaki emitor sebagai keluaran tegangannya, IC optocoupler LTV-4N35 pada rangkaian ini berfungsi sebagai penguat tegangan maka dari itu keluaran dari IC optocoupler tersebut ditempatkan pada kaki kolektornya. Tegangan yang dikeluarkan IC optocoupler tersebut selalu mengikuti besar tegangan Vcc yang diberikan, apabila pada rangkaian diberikan tegangan (Vcc) sebesar +10 Volt maka keluarannya pun akan bernilai +10 Volt namun konsekuensinya bentuk pulsa keluarannya akan berkebalikan dengan bentuk pulsa awalnya, misalnya jika bentuk pulsa awal bernilai 1 (high) maka bentuk pulsa keluarannya akan bernilai 0 (low). Sama seperti penggunaan pada perancangan rangkaian trigger penyulutan thyristor, IC optocoupler LTV-4N35 selain berfungsi sebagai penguat tegangan pada rangkaian yang dibuat, IC inipun berfungsi sebagai isolator antara rangkaian mikrokontroler dengan rangkaian elektronika daya. Gambar 7. Gelombang penaikan frekuensi dari 10Hz menjadi 50Hz. Gambar 8. Gelombang penaikan frekuensi dari 20Hz menjadi 50Hz. 72

Journal of Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology Vol. 01, o 2, 2010 ISS 2087-3379 Dari data tersebut di atas dapat dilihat perubahan frekuensi yang terjadi. Dengan cara mengatur waktu pengaktifan MOSFET, frekuensi gelombang bisa berubah dari 50Hz menjadi 60Hz dan sebagainya. Waktu pengaktifan MOSFET diatur oleh sensor frekuensi (zero crossing detector) apabila sensor frekuensi mendeteksi bahwa frekuensi pada gelombang adalah 60Hz maka waktu yang dibutuhkan dalam membuat frekuensi 60Hz adalah: Gambar 9. Gelombang penurunan frekuensi dari 60Hz menjadi 50Hz. Gambar 10. Gelombang penurunan frekuensi dari 90Hz menjadi 50Hz. Pada rangkaian cycloconverter gelombang masukannya adalah 50 Hz dan akan diubah menjadi 60 Hz berdasakan nilai referensi frekuensi yang didapatkan dari pembangkit lama yang telah diolah oleh rangkaian pengaktifan MOSFET dan nilai Vrms keluarannya dapat diubah berdasarkan nilai referensi penyulutan tyhristor. Hasilnya dapat dilihat Gambar 11. f = 60Hz => T = 1/f = 1/60 s = 16,67 ms Waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu gelombang baru adalah 16,67 ms. Pada rangkaian digunakan dua buah MOSFET yang aktif secara bergantian, maka untuk satu buah MOSFET waktu pengaktifannya sebesar 8,335 ms. Selain itu dengan menggunakan bantuan sensor frekuensi dapat diketahui pula bahwa sudut fasa juga dapat disinkronkan. Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa terjadi penurunan tegangan rata-rata pada gelombang keluaran. Terdapat dua penyebab penurunan nilai tegangan tersebut yaitu: rugi-rugi daya penyakelaran akibat penggunaan MOSFET dan Rumus keluaran dari gelombang penyearah dioda adalah: Vout = 0,9 Vin Sehingga nilai tegangan rata-rata keluaran selalu lebih rendah dari nilai tegangan rata-rata masukannya. Apabila fungsi dari Dioda digantikan oleh Thyristor maka nilai tegangan rata-rata gelombang keluaran akan cenderung lebih berkurang lagi sehingga untuk percobaan ini rangkaian cycloconverter tidak menggunakan Thyristor tapi menggunakan Dioda. Gambar 12. Pengaturan sudut penyulutan thyristor. Gambar 11. Gelombang keluaran cycloconverter (merah) terhadap gelombang keluaran pembangkit lama (biru). Proses sinkronisasi dapat dilakukan dengan tiga proses sekuen yaitu frekuensi dari pembangkit listrik baru sama dengan frekuensi pembangkit lama, tegangan dari pembangkit listrik baru sama dengan tegangan pembangkit 73

Rancang Bangun Kendali Sekuen untuk Sambungan Jala-Jala Listrik Menggunakan Cycloconverter (Yuliadi Erdani, Aris Eko Setiyawan, Maulana Aria Pratama) pp. 69-74 lama, dan sudut fasa dari pembangkit listrik baru sama dengan pembangkit lama sehingga sefasa. Ketika semua proses sekuen sudah terpenuhi maka koneksi antara pembangkit listrik lama dan pembangkit baru dapat dilakukan. Diagram untuk proses koneksi dapat dilihat pada gamabar 12. Hasil dari koneksi antara pembangkit dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Gelombang keluaran hasil koneksi antar pembangkit. Dari Gambar 13 dapat dilihat gelombang yang dihasilkan tidak membentuk gelombang sinus sempurna, karena gelombang tersebut telah mengalami penggabungan antara gelombang yang dihasilkan oleh cycloconverter dengan gelombang dari pembangkit lama. Dapat dilihat pulsa frekuensi yang dihasilkan memiliki frekuensi yang sama dengan frekuensi pembangkit lama. IV. KESIMPULA DA SARA Rangkaian cycloconverter hasil modifikasi dapat menurunkan dan menaikan suatu frekuensi tertentu pada jaringan listrik menjadi frekuensi yang ingin dicapai dan menjadikan urutan fasa yang tidak sefasa menjadi sefasa dengan menggunakan bantuan sensor frekuensi (zero crossing detector) yang hasil dari pembacaan sensor tersebut menjadi titik acuan pengaktifan MOSFET. Rangkaian cycloconverter yang dibuat pada tegangan pembangkit yang sama tidak mengakibatkan terjadinya kenaikan tegangan melainkan terjadinya kekurangan besar tegangan, hal ini disebabkan karena pada rangkaian cycloconverter ini tidak menggunakan thyristor tetapi dioda. Dengan proses kendali sekuen pada Cycloconverter maka sinkronisasi dapat dilakukan, sehingga memungkinkan untuk menghubungkan pembangkit listrik ke jala-jala listrik. UCAPA TERIMAKASIH Ucapan terimakasih disampaikan kepada Sdr Sodipta dan Sdr Yudi, alumni AE Polman Bandung angkatan tahun 2007 yang telah membantu kelancaran kegiatan penelitian ini, serta kepada proyek I-MHERE melalui program Research Grant atas biaya yang diberikan untuk kegiatan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Willis, H. L., Power distribution planning reference book, Marcel Dekker, Inc., 2nd ed., 2004. [2] Short, T. A., Electric power distribution handbook, CRC Press, 2004. [3] Lander, Cyril W., Power electronics (3rd ed.), London: McGraw-Hill, 1993. ISBN 0-07-707714-8. [4] Thomas P. Hughes, Networks of power: electrification in western society 1880-1930, The Johns Hopkins University Press, Baltimore, 1983. ISBN 0-8018-2873-2. [5] Grigsby, L. L., et al., The electric power engineering handbook, USA: CRC Press, 2001. ISBN 0-8493-8578-4. [6] Dorf, Richard C., The electrical engineering handbook, Boca Raton: CRC Press, 1993. ISBN 0-8493-0185-8 [7] Sistem Pengendali Elektronika Daya [Online]. Available: http://www.scribd.com/doc/31754304/sist em-pengendali-elektronika-daya. diakses 4/12/2010. [8] Kadek Fendy Sutrisna, (November 2008) Cycloconverter : AC-AC Konverter Penurun Frekuensi [Online]. Available: http://konversi.wordpress.com/2008/11/20/ cyclo-converter-ac-ac-konverter-penurunfrekuensi/, diakses 4/12/2010. [9] Anoop Mathew, [Online]. Available: http://www.anoopmathew.110mb.com/file s/ diakses 4/12/2010. 74