ETIKA BERGAUL. Fariq bin Gasim Anuz Oleh : Turmudi

dokumen-dokumen yang mirip
Berkawan dengan Orang Shalih

Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

KISAH ANAK MENDAMAIKAN DUA ORANG BERSELISIH LEWAT SMS

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

E٧٦ J٧٣ W F : :

Hukum orang yang memanfaatkan Islam untuk kepentingan pribadi

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Motivasi Agar Istiqomah

: :

Ceramah Singkat Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga. Oleh: Ustadz Abdullah bin Taslim al-buthoni MA

Merasakan Manisnya Keimanan

S U R G A. Diterjemahkan dari: Where do I Start oleh Bint. Mhahmood Islam4Kids.com. Alih Bahasa: Ummu Abdullah

3 Wasiat Agung Rasulullah

Kewajiban Menunaikan Amanah

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

E١١٧ J١٠٩ W F : :

??????????????????????????????????????????????? :????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Hak-hak Persaudaraan (Ukhuwah) Sesama Muslim

Bukti Cinta Kepada Nabi

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

Sifat-Sifat Ibadah Yang Benar

Surat Untuk Kaum Muslimin

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Jadilah Pembuka Pintu Kebaikan

The Arrivals wakeupproject.com

Takwa dan Keutamaannya

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Malu Kepada Allah. Khutbah Pertama:

Persiapan Menuju Hari Akhir

Khotbah yang Menggelisahkan

Memahami Maksud dan Tujuan Persaudaraan Seiman

: : :

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

lagi. Allah tidak akan mengampuni pelakunya dan Allah pasti akan

Agar Nabi Muhammad Mencintai Kita

Indahnya Mengikuti Sunnah

WAJIB MEMBERIKAN PERHATIAN KEPADA TAUHID TERLEBIH DAHULU SEBAGAIMANA METODE PARA NABI DAN RASUL

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Ujian Dunia dan Ujian Akhirat

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Kemuliaan Seorang Hamba Terletak Pada Ibadahnya

Tafsir Surat Al-Kautsar

GURU MENGELUHKAN MURIDNYA YANG TIDAK PATUH DAN TIDAK MENERIMA NASEHAT

E٤٢ J٣٣ W F : :

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Kematian Lebih Baik Bagi Seorang Mukmin

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

: : :

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

Bertakwa Kepada Allah dalam Kehidupan Bertetangga

Tipu Daya Setan Terhadap Manusia

Khutbah Jumat: Hakikat Takwa Kepada Allah

Iman Itu Naik dan Turun

Istiqomah. Khutbah Pertama:

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Al-Ilmu, Sebelum Berkata & Beramal

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

SEBAB SEBAB KELAPANGAN HATI

Adab dan Keutamaan Hari Jumat

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

Bersegera Menuju Masjid di Hari Jumat dan Meninggalkan Aktivitas Duniawi

Khutbah Jum'at: Hakikat Iman dan Tanda-Tandanya

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

: :

Muhasabah dan Muraqabah, Jalan Menuju Takwa

Kufur kepada thaghut adalah syarat sahnya ibadah seseorang, sebagaimana wudhu merupakan syarat sah shalat.

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Ramadhan dan Taubat Kepada Allah

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Motivasi Untuk Bertaubat

Meneladani Kepemimpinan Rosululloh Solawahualaihi wassalam

Al-Ilmu, ILMU MENDAHULUI AMAL Pentingnya menggali ilmu sebagai awal pelaksanaan amalan Ibadah Dirangkum oleh : Yulia Dwi Indriani

Khutbah Jum'at. Isra' Mi'raj. Bersama Dakwah 1

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Pelipur Lara Si Miskin

Rahasia Dua Kalimat Syahadat

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Semangat Yang Tinggi. Khutbah Pertama:

Tauhid Menghapuskan Seluruh Dosa

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (Qaaf:18 )

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Tiga Nasihat Berharga

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Khutbah Jumat: Peringatan dari Bahaya Godaan Harta

Perbandingan Kenikmatan Surga dan Kenikmatan Dunia

Nilai Harta Seorang Muslim

Transkripsi:

ETIKA BERGAUL Fariq bin Gasim Anuz Oleh : Turmudi Cita-cita tertinggi seorang muslim, ialah agar dirinya dicintai Allah, menjadi orang bertakwa yang dapat diperoleh dengan menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak manusia. diantara tanda-tanda seseorang dicintai Allah, yaitu jika dirinya dicintai olah orang-orang shalih, diterima oleh hati mereka. Rasulullah Shalallahu 'alaihi was sallam bersabda, yang artinya : "Sesungguhnya Allah jika mencintai seorang hamba, Ia memanggil Jibril, "Sesungguhnya Aku mencintai si fulan, maka cintailah ia."lalu Jibril mencintainya dan menyeru kepada penduduk langit, "Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah ia."maka (penduduk langit) mencintainya, kemudian menjadi orang yang diterima di muka bumi." (Hadits Bukhari dan Muslim,dalam Shahih Jami'ush Shaghir no.283) Diantara sifat-sifat muslim yang dicintai oleh orang-orang shalih di muka bumi ini, diantaranya ia mencintai mereka karena Allah, berakhlak kepada manusia dengan akhlak yang baik, memberi manfaat, melakukan hal-hal yang disukai manusia dan menghindari dari sikap-sikap yang tidak disukai manusia. Berikut ini beberapa dalil yang menguatkan keterangan di atas. Allah berfirman yang artinya : "Pergauilah mereka (isteri) dengan baik".(qs An-Nisaa'19) "Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik". (QS.Ali-Imran 134)

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda, yang artinya : "Bertakwalah engkau dimanapun engkau berada, Sertailah keburukan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapus keburukan.dan berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik". (HR.Tirmidzi, ia berkata:hadits hasan). "Seutama-utama amal Shalih, ialah agar engkau memasukkan kegembiraan kepada saudaramu yang beriman".(hr.ibn Abi Dunya dan dihasankan olah Syaikh Al-Albani dalam Shahih Jami'ush Shaghir 1096). URGENSI PEMBAHASAN ETIKA BERGAUL Adab bergaul dengan manusia merupakan bagian dari akhlakul karimah (akhlak yang mulia). akhlak yang mulia itu sendiri merupakan bagian dari dienul Islam. Walaupun prioritas pertama yang diajarkan oleh para Nabi adalah tauhid, namun bersamaan dengan itu, mereka juga mengajarkan akhlak yang baik. Bahkan Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam diutus untuk menyempurnakan akhlak. beliau Shalallahu 'alaihi wassalam adalah seorang manusia yang berakhlak mulia. Allah berfirman, yang artinya : "Dan sesungguhnya engkau berada di atas akhlak yang agung".(qs.al-qalam 4). Dan kita diperintahkan untuk mengikuti beliau, taat kepadanya dan menjadikannya sebagai teladan dalam hidup. Allah telah menyatakan dalam firman-nya : "Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu contoh teladan yang baik (QS.Al-Ahzab 21). Dengan mempraktekkan adab-adab dalam bergaul, maka kita akan memperoleh manfaat, yaitu berupa ukhuwah yang kuat diantara umat Islam, ukhuwah yang kokoh, yang dilandasi iman dan keikhlasan kepada Allah. Allah telah berfirman :

"Dan berpegang teguhlah kalian denga tali (agama ) Allah bersama-sama, dan janganlah kalian bercerai-berai, Dan ingatlah nikmat Allah yang telah Allah berikan kepada kalian, ketika kalian dahulu bermusuh-musuhan, lalu Allah lunakkan hati-hati kalian sehingga dengan nikmat-nya, kalian menjadi bersaudara, padahal tadinya kalian berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian daripadanya. Demikianlah Allah menjelaskan kepada kalian ayat-ayatnya, agar kalian mendapat petunjuk.(qs.al-imran 103). Oleh karena itu, adab-adab bergaul ini sangat perlu dipelajari untuk kita amalkan.kita harus mengetahui, bagaimana adab terhadap orang tua, adab terhadap saudara kita, adab terhadap istri kita, adab seorang istri terhadap suaminya, adab terhadap teman sekerja atau terhadap atasan dan bawahan. Jika kita seorang da'i atau guru, maka harus mengetahui bagaimana adab bermuamalah dengan da'i atau lainnya dan dengan mad'u (yang didakwahi) atau terhadap muridnya. Demikian juga apabila seorang guru, atau seorang murid atau apapun jabatan dan kedudukannya, maka kita perlu untuk mengetahui etika atau adab-adab dalam bergaul. Kurang mempraktekkan etika bergaul, menyebabkan dakwah yang haq dijauhi oleh manusia. Manusia menjadi lari dari kebenaran disebabkan ahli haq atau pendukung kebenaran itu sendiri melakukan praktek yang salah dalam bergaul dengan orang lain. Sebenarnya memang tidaklah dibenarkan seseorang lari dari kebenaran, disebabkan kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. Jika inti ajaran yang dibawa oleh seseorang itu benar, maka kita harus menerimanya, dengan tidak memperdulikan cara penyampaiannya yang benar atau salah, etikanya baik atau buruk, akan tetapi pada kenyataannya, kebanyakan orang melihat dulu kepada etika orang itu.

Oleh karena itu, mengetahui etika ini penting bagi kita, sebagai muslim yang punya kewajiban saling menasehati sesama manusia, agar bisa mempraktekkan cara bergaul yang benar. MOTIVASI DALAM BERGAUL Faktor yang mendorong seorang muslim dalam bergaul dengan orang lain ialah semata-mata mencari ridha Allah. ketika seorang muslim tersenyum kepada saudaranya, maka itu semata-mata mencari ridha Allah, karena tersenyum merupakan perbuatan baik. Demikian juga ketika seorang muslim membantu temannya atau ketika mendengarkan kesulitan-kesulitan temannya, ketika menepati janji, tidak berkata-kata yang menyakitkan kepada orang lain, maka perbuatan-perbuatan itu semata-mata untuk mencari ridha Allah. Demikianlah seharusnya. jangan sebaliknya, yaitu, bertujuan bukan dalam rangka mencari ridha Allah. Misalnya : bermuka manis kepada orang lain,menepati janji, berbicara lemah-lembut, semua itu dilakukan karena kepentingan dunia. atau ketika berurusan dalam perdagangan, sikapnya ditunjukkan hanya semata-mata untuk kemaslahatan dunia. tingkah laku seperti ini yang membedakan antara muslim dengan non muslim. Bisa saja seorang muslim bermuamalah dengan sesamanya karena tujuan dunia semata. Seseorang mau akrab, menjalin persahabatan disebabkan adanya keuntungan yang didapatnya dari orang lain. Manakala keuntungan itu tidak didapatkan lagi, maka ia berubah menjadi tidak mau kenal dan akrab lagi. Atau seseorang senang ketika oramg lain memberi sesuatu kepadanya, akan tetapi ketika sudah tidak diberi, kemudian berubah menjadi benci. Hal seperti itu bisa terjadi pada diri seorang muslim.sikap seperti itu merupakan perbuatan salah. Al-Imam Ibn Qayyim rahimahullah menjelaskan dalam kitab Zaadul Ma'ad juz

ke-4 hal 249 : "diantara kecintaan terhadap sesama muslim ada yang disebut mahabbatun linaili gharadlin minal mahbud, yaitu suatu kecintaan untuk mencapai tujuan dari yang dicintainya, bisa jadi tujuan yang ingin ia dapatkan dari kedudukan orang tersebut, atau hartanya, atau ingin mendapatkan manfaat berupa ilmu dan bimbingan orang tersebut, atau untuk tujuan tertentu; maka yang demikian itu disebut kecintaan karena tendensi. atau karena ada tujuan yang ingin dicapai, kemudian kecintaan ini akan lenyap pula seiring dengan lenyapnya tujuan tadi. Karena sesungguhnya, siapa saja yang mencintaimu dikarenakan adanya suatu keperluan, maka ia akan berpaling darimu jika telah tercapai keinginannya". hal seperti ini sering terjadi dalam kehidupan kita. Contohnya :seorang karyawan sangat menghormati dan perhatian kepada atasannya di tempat kerja.tetapi apabila atasannya itu sudah pensiun atau sudah tidak menjabat lagi, karyawan ini tidak pernah memikirkan dan memperhatikannya lagi.begitu juga ketika seseorang masih menjadi murid, sangat menghormati gurunya. Namun ketika sudah lulus (tidak menjadi muridnya lagi), bahkan sekolahnya sudah lebih tinggi dari gurunya itu, bertemu di jalan pun enggan untuk menyapa.banyak orang yang berteman akrab hanya sebatas ketika ada kepentingannya saja.yakni ketika menguntungkannya, dia akrab, sering mengunjungi, berbincang-bincang dan memperhatikannya.namun ketika sudah tidak ada keuntungan yang bisa didapatnya, kenal pun tidak mau. Ada juga seseorang yang hanya hormat kepada orang kaya saja. Adapun kepada orang miskin, memandang pun sudah tidak mau. Hal semacam ini bukan berasal aturanaturan Islam. menilai seseorang hanya dikarenakan hartanya, hanya karena nasabnya, hanya karena ilmunya, yaitu jika kepada orang yang berilmu dia hormat dan menyepelekan kepada orang yang tak berilmu. hal-hal seperti itu merupakan perbuatan yang keliru.

Syaikhul Islam Ibn Taimiyah rahimahullah menjelaskan dalam Majmu'Fatawa juz 10,beliau berkata: "Jiwa manusia itu telah diberi naluri untuk mencintai orang yang berbuat baik kepadanya, namun pada hakekatnya sesungguhnya hal itu sebagai kecintaan kepada kebaikan, bukan kepada orang yang telah berbuat baik.apabila orang yang berbuat baik itu memutuskan kebaikannya atau perbuatan baiknya, maka kecintaannya akan melemah, bahkan bisa berbalik menjadi kebencian. Maka kecintaan demikian bukan karena Allah. Barangsiapa yang mencintai orang lain dikarenakan dia itu memberi sesuatu kepadanya, maka dia semata-mata cinta kepada pemberian. Dan barang siapa yang mengatakan: "saya cinta kepadanya karena Allah", maka dia pendusta. Begitu pula, barang siapa yang menolongnya, maka dia semata-mata mencintai pertolongan, bukan cinta kepada yang menolong. Yang demikian itu, semuanya termasuk mengikuti hawa nafsu. Karena pada hakekatnya dia mencintai orang lain untuk mendapatkan manfaat darinya, atau agar tehindar dari bahaya. Demikianlah pada umumnya manusia saling mencintai pada sesamanya, dan yang demikian itu tidak akan diberi pahala di akhirat, dan tidak akan memberi manfaat bagi mereka. Bahkan bisa jadi hal demikian itu mengakibatkan terjerumus pada nifaq dan sifat kemunafikan. Ucapan Ibn Taimiyah rahimahullah ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Az- Zukhruf 67,artinya: "teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya akan menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang bertakwa. adapun orang-orang bertakwa, persahabatan mereka akan langgeng sampai di alam akhirat, karena didasari lillah dan fillah. Yaitu cinta karena Allah. Sebaliknya, bagi orang-orang yang tidak bertakwa, di akhirat nanti mereka akan menjadi musuh satu sama lain. Persahabatan mereka hanya berdasarkan kepentingan

dunia. Diantara motto mereka ialah: "Tidak ada teman yang abadi, tidak ada musuh yang abadi, yang ada hanya kepentingan yang abadi". Dasar persahabatan mereka bukan karena dien, tetapi karena kepentingan duniawi. Berupa ambisi untuk mendapatkan kekuasaan, harta dan sebagainya dengan tidak memperdulikan apakah cara yang mereka lakukan diridhoi Allah, sesuai dengan aturan-aturan Islam ataukah tidak.