PETUNJUK PENYELENGGARAAN HUBUNGAN MASYARAKAT GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 229 TAHUN 2007

dokumen-dokumen yang mirip
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUS DARMA PRAMUKA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA PEDULI

PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 223 TAHUN 2007

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 225 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN MAJELIS PEMBIMBING GERAKAN PRAMUKA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 231 TAHUN 2007

Amanat Presiden RI pd acara Hari Pramuka ke-52 Th 2013, tgl. 14 Agustus 2013, Jakarta Rabu, 14 Agustus 2013

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELANTIKAN PENGURUS GERAKAN PRAMUKA KWARTIR CABANG SEMARANG MASA BAKTI

Sambutan Presiden RI pada Jambore Nasional IX Gerakan Pramuka th 2011, Kab. OKI, 2 Juli 2011 Sabtu, 02 Juli 2011

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 230 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA PEDULI

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 178 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KWARTIR NASIONAL. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN UMUM DRAFT AWAL PRAMUKA

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

BAB III GERAKAN PRAMUKA DAN TANDA JABATAN PRAMUKA

MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 002 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RENUNGAN BADEN POWELL DAY

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA (SK Kwarnas Nomor: 224 Tahun 2007) BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

RENCANA KERJA GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN MALANG AIRLANGGA GAYATRI PANGKALAN SMP NEGERI 1 TUMPANG TAHUN ANGGARAN

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

SAMBUTAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA PADA PERINGATAN HARI PRAMUKA KE 52 TAHUN 2013

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

KEPUTUSAN KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH NOMOR : 089 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PRAMUKA PEDULI KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA

BAB IV PROFIL ORGANISASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA PUNCAK HARI ANAK NASIONAL TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA PENGHARGAAN GERAKAN PRAMUKA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PETUNJUK PENYELENGGARAAN HUBUNGAN MASYARAKAT GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 229 TAHUN 2007 KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN HUBUNGAN MASYARAKAT GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 229 TAHUN 2007 Diterbitkan oleh bekerjasama dengan PUSTAKA TUNASMEDIA Balai Penerbit Gerakan Pramuka

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 229 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN HUBUNGAN MASYARAKAT GERAKAN PRAMUKA Diterbitkan oleh: bekerjasama dengan PUSTAKA TUNASMEDIA Balai Penerbit Gerakan Pramuka Jalan Medan Merdeka Timur No. 6, Jakarta 10110 Dibiayai dengan Dana APBN 2007 Design dan Layout: Mohamad Irvan Bob Ariawan Wishnu Sidarta Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang

SAMBUTAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA Salam Pramuka, Revitalisasi Gerakan Pramuka telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia selaku Ketua Mabinas Gerakan Pramuka pada Upacara Hari Pramuka ke-41, tanggal 14 Agustus 2006, di Cibubur, Jakarta. Pengertian Revitalisasi Gerakan Pramuka adalah pemberdayaan Pramuka yang sudah ada dilakukan secara sistimatis, berkelanjutan serta terencana guna memperkokoh eksistensi organisasi dan lebih meningkatkan peran, fungsi serta tugas pokok Gerakan Pramuka. Salah satu upaya untuk merealisasikan revitalisasi adalah dengan menerbitkan Petunjuk Penyelengaraan bagi anggota muda, anggota dewasa muda dan anggota dewasanya guna lebih memantapkan peran dan fungsinya secara seimbang dengan perkembangan lingkungan yang dinamis. Agar petunjuk penyelenggaraan tersebut dapat mencapai sasaran, maka Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menerbitkannya dalam bentuk buku. Revitalisasi Gerakan Pramuka tidak dapat berhasil tanpa kerja keras, kerja cerdas dan ikhlas, serta adanya dukungan dari seluruh komponen Gerakan Pramuka di seluruh jajaran kwartir. Oleh karena itu kami menganjurkan agar kakak-kakak pembina, pelatih pembina, andalan, anggota majelis pembimbing mempelajari dan memahami petunjuk penyelenggaraan ini, serta menerapkannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Selanjutnya kami mengharapkan masukan untuk penyempurnaan petunjuk penyelenggaraan ini berdasarkan evaluasi atas implementasinya di lapangan. Kami dengan gembira menerima saran-saran tertulis dari Kakak-kakak. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penerbitan buku petunjuk penyelenggaraan ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih selalu memberikan bimbingan kepada kita semua. Amin. Selamat bekerja. Jakarta, 4 Desember 2007 Ketua, Prof. DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH.

DAFTAR ISI Sambutan Ketua... 1 Daftar Isi... 3 Visi, Misi dan Strategi Kepengurusan Kwarnas Gerakan Pramuka Masa Bakti 2003-2008... 4 Ajakan Presiden Republik Indonesia Dalam Rangka Revitalisasi Gerakan Pramuka... 6 Revitalisasi Gerakan Pramuka Kutipan dari sambutan Presiden Republik Indonesia Dalam acara Upacara Peringatan Hari Pramuka Ke-45... 7 Ajakan Ketua Dalam Rangka Meningkatkan Peran Pramuka sebagai Bagian Sistem Pendidikan Nasional Bagi Kaum Muda... 9 Keputusan No. 229 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat Gerakan Pramuka... 10 Lampiran I BAB I - Pendahuluan... 13 BAB II - Pengertian Humas... 14 BAB III - Kegiatan Humas... 16 BAB IV - Pengelolaan Humas... 17 BAB V - Pelaku dan Pelaksana... 18 BAB VI - Pendanaan... 18 BAB VII - Penutup... 18 Lampiran II Pengelolaan Humas Gerakan Pramuka... 19 Lampiran III Proses Hubungan Masyarakat... 21

VISI, MISI DAN STRATEGI KEPENGURUSAN KWARNAS GERAKAN PRAMUKA MASA BAKTI 2003-2008 Visi: Misi: Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal masalahmasalah kaum muda. 1. Mempramukakan kaum muda Yang dimaksud dengan mempramukakan tidak berarti bahwa seluruh kaum muda itu dimasukkan sebagai anggota Gerakan Pramuka tetapi lebih pada tataran jiwa dan perilaku kaum muda yang sesuai dengan pramuka sebagai bagian dari masyarakat Indonesia. 2. Membina anggota yang berjiwa dan berwatak Pramuka, berlandaskan iman dan taqwa (Imtaq) serta selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Bahwa semua sendi program pendidikan yang dilaksanakan Gerakan Pramuka harus dilandaskan pada iman dan taqwa dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga apapun yang dilakukan perlu mengikuti perkembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan pada eranya. 3. Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela negara. Gerakan Pramuka memiliki salah satu tugas yakni menyiapkan kader bangsa sehingga diperlukan adanya pendidikan yang khusus. Untuk itu, disadari bahwa perlunya pendidikan bela negara sebagai bagian dari kebutuhan bangsa dan negara. 4. Menggerakkan anggota dan organisasi Gerakan Pramuka agar peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kemasyarakatan. Hal ini dilakukan untuk memantapkan jati diri Gerakan Pramuka melalui kode kehormatannya dan sekaligus sebagai pencerminan anggota Pramuka yang tanggap terhadap permasalahan pada lingkungan sekitarnya.

Strategi: 1. Meningkatkan citra Pramuka Hal ini diperlukan untuk dapat lebih dipahami dan sekaligus diminati oleh kaum muda untuk dapat ikut berpartisipasi di dalamnya dan sekaligus dapat menjawab tantangan dan permasalahan yang dihadapi secara internal dan eksternal Gerakan Pramuka. 2. Mengembangkan kegiatan kepramukaan yang sesuai karakteristik dan minat kaum muda Hal ini diperlukan karena Gerakan Pramuka pada hakikatnya adalah kegiatan kaum muda yang memiliki karakteristik dan minat yang khas, dan sekaligus sebagai motivasi bagi anggota Pramuka dalam mengisi diri untuk selanjutnya dikembangkan sebagai bagian dari penjabaran program Pramuka secara menyeluruh. 3. Mengembangkan Program Pramuka Peduli Bahwa program kegiatan Pramuka Peduli dimaksudkan untuk menciptakan kader yang memiliki watak sosial dan pengabdian masyarakat yang tinggi dalam rangka kepedulian terhadap berbagai masalah kemasyarakatan. 4. Memantapkan organisasi, kepemimpinan dan sumber daya Pramuka Bahwa untuk meningkatkan peran dan fungsi organisasi secara struktural diperlukan adanya konsolidasi yang baik dan teratur dan mendapatkan penyegaran organisasi sehingga dengan sendirinya akan berpengaruh pada kepemimpinan dan kesiapan sumber daya Pramuka.

REVITALISASI GERAKAN PRAMUKA KUTIPAN DARI SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DALAM ACARA UPACARA PERINGATAN HARI PRAMUKA KE-45 1. Perkuat Gerakan Pramuka sebagai wadah pembentukan karakter bangsa. Bagi generasai muda pembentukan karakter bangsa amat penting dan menentukan nasib bangsa di masa depan. Hanya bangsa yang memiliki mental kepribadian yang kuat, bersemangat, ulet, pantang menyerah, disiplin, inovatif dan bekerja keraslah yang dapat mendorong kemajuan dan keberhasilan. 2. Raih keberhasilan, hari ini dan masa depan memerlukan kerja keras dan kerja cerdas dari seluruh komponen bangsa. Gerakan Pramuka hendaknya menjadi pelopor membudayakan diri, senang bekerja keras secara cerdas dan ikhlas, bangun nilai, sikap dan perilaku ini sejak dini melalui berbagai ragam kegiatan Gerakan Pramuka. 3. Ajaklah kaum muda meningkatkan semangat bela negara. Utamakan program dan kegiatan untuk meningkatkan semangat patriotisme dalam membela kepentingan bangsanya. Gerakan Pramuka pada khususnya dan generasi muda bangsa pada umumnya harus mencintai dan bangga terhadap bangsa, negara dan tanah airnya sendiri. 4. Mantapkan tekad kaum muda sebagai patriot pembangunan. Tantangan negeri kita pasca krisis adalah bagaimana membangun kembali negeri ini. Kaum muda haruslah menjadi agen dan pelopor perubahan, negeri ini akan maju dan sejahtera apabila pembangunan dapat terlaksana dengan baik. Kenalkan dan libatkan kaum muda dalam kegiatan yang mengarah dan menjadi bagian dalam pembangunan nasional melalui karya-karya yang nyata. 5. Utamakan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya. Pendidikan dan pelatihan kepramukaan harus melahirkan generasi muda bangsa yang memiliki wawasan kebangsaan yang kuat. Didiklah kaum muda sedini mungkin untuk tidak membeda-bedakan identitas, seperti agama, etnis, suku kedaerahan dengan tujuan yang negatif. Watak nasionalisme akan tercermin dalam perilaku yang senantiasa lebih mementingkan kepentingan bangsa dibandingkan kepentingan diri dan golongan.

6. Kokohkan persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia. Galang terus persaudaraan dan persahabatan di antara sesama anggota Pramuka, sebagai bekal memupuk jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan. Kembangkan berbagai metodelogi dan kegiatan yang dapat membangun harmoni, kerukunan dan kesetiakawanan, bahkan kasih sayang di antara sesama kaum muda. 7. Amalkan Satya dan Darma Pramuka. Inti Satya dan Darma bagi Gerakan Pramuka adalah, semangat, tekad, kode etik termasuk pesan-pesan moral dan spiritual. Tekad, semangat, kode etik, serta pesan-pesan itu bukan harus hanya dijunjung tinggi melainkan yang lebih penting dilaksanakan dan diamalkan. Melalui pangamalan Satya dan Darma Pramuka, saya berharap Gerakan Pramuka menjadi wadah yang ideal dan efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual bagi generasi muda.

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMER: 229 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN HUBUNGAN MASYARAKAT GERAKAN PRAMUKA Menimbang Mengingat Ketua : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran Gerakan Pramuka menghadapi era globalisasi, peran kehumasan semakin penting dan sangat diperlukan; b. bahwa untuk keseragaman dan keselarasan kegiatan kehumasan di semua jajaran Gerakan Pramuka perlu adanya suatu pedoman untuk dilaksanakan secara terkoordinir dan terpadu; c. bahwa Petunjuk Penyelenggaraan Kehumasan sebagaimana tercantum dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 127 Tahun 1995 perlu disempurnakan, karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan saat ini; d. bahwa sehubungan dengan itu perlu ditetapkan dengan surat keputusan. : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. 2. Rencana Strategik Gerakan Pramuka 2004 2009. 3. Keputusan Nomor 037 Tahun 2005 tentang Visi, Misi, dan Strategi Gerakan Pramuka 2003 2008. 4. Keputusan Nomor 220 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-pokok Organisasi Gerakan Pramuka. 5. Keputusan Nomor 127 Tahun 1995 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kehumasan. Memperhatikan : Usul, saran Pimpinan dan Andalan Nasional Gerakan Pramuka 10

MEMUTUSKAN Menetapkan : Pertama : Mencabut Petunjuk Penyelenggaraan Kehumasan Gerakan Pramuka sebagaimana tercantum Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 127 Tahun 1995. Kedua : Petunjuk Penyelenggaraan Humas Gerakan Pramuka sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, II, dan III keputusan ini. Ketiga : Menginstruksikan kepada kwartir dan satuan Gerakan Pramuka di seluruh Indonesia untuk melaksanakan isi keputusan ini. Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan. Ditetapkan : di Jakarta Pada tanggal : 29 November 2007 Kwartir Nasional gerakan Pramuka Ketua, Prof. DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH 11

halaman ini sengaja dikosongkan

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 229 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN HUBUNGAN MASYARAKAT GERAKAN PRAMUKA 1. Umum. BAB I PENDAHULUAN a. Hubungan Masyarakat (Humas) Gerakan Pramuka merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan dan ketahanan serta kelanjutan hidup Gerakan Pramuka, sebagai wadah organisasi pendidikan di luar sekolah dan di luar lingkungan keluarga yang memerlukan dukungan masyarakat, dalam era globalisasi yang penuh tantangan, saingan ketat dan ancaman. b. Dalam humas, kepedulian dan dukungan masyarakat baik di dalam maupun di luar Gerakan Pramuka merupakan tujuan akhir, sekaligus sebagai alat motivasi yang menentukan keberhasilan tugas pokok Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan kepramukaan. c. Pelaku humas dalam Gerakan Pramuka adalah setiap anggota Gerakan Pramuka dan satuan-satuan pramuka beserta program-program kegiatannya. Untuk efektif dan efisiennya humas Gerakan Pramuka perlu adanya kesatuan persepsi dan gerak semua komponen Gerakan Pramuka. 2. Maksud dan Tujuan. a. Maksud ditetapkannya Petunjuk Penyelenggaraan ini adalah untuk menyatukan persepsi dan gerak semua komponen Gerakan Pramuka. b. Tujuan ditetapkannya petunjuk penyelenggaraan ini adalah untuk memberikan arahan dan pedoman bagi para pelaku humas dalam melaksanakan tugasnya, sehingga peran dan fungsi humas dapat berlangsung efektif dan efisien. 13

3. Dasar. Petunjuk Penyelenggaraan ini disusun berdasarkan: a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. b. Keputusan Munas Gerakan Pramuka Nomor 10/MUNAS/2003 tentang Rencana Strategik Gerakan Pramuka 2004-2009. 4. Ruang Lingkup. Petunjuk penyelenggaraan ini meliputi: a. Pendahuluan. b. Pengertian humas. c. Kegiatan humas. d. Pengelolaan humas. e. Pendanaan. f. Penutup. 1. Pengertian. BAB II PENGERTIAN HUMAS Humas Gerakan Pramuka adalah suatu upaya/kegiatan/proses yang terencana, sistematis, terarah, terus-menerus, dan cermat untuk menciptakan, membina dan mengembangkan saling pengertian antara Gerakan Pramuka dan masyarakat, baik ke dalam maupun ke luar. 2. Tujuan, sasaran kegiatan, dan sasaran khalayak. a. Tujuan humas Gerakan Pramuka adalah menjadikan masyarakat menerima, peduli, dan mendukung Gerakan Pramuka. b. Sasaran kegiatan humas Gerakan Pramuka adalah: 1) Meningkatkan citra-baik Gerakan Pramuka, khususnya pada kaum muda maupun masyarakat umum. 2) Mapan dan terpeliharanya hubungan baik melalui komunikasi timbal balik antara Gerakan Pramuka dan masyarakat. 3) Meningkatnya dukungan masyarakat terhadap Gerakan Pramuka baik moral maupun material dan finansial. 14

4) Terpeliharanya hubungan di dalam (internal) dan kerjasama yang dilandasi rasa saling percaya guna menegakkan jatidiri pramuka, yaitu menjalin hubungan yang harmonis dan kondusif antar komponen Gerakan Pramuka. c. Sasaran khalayak humas Gerakan Pramuka adalah: 1) Masyarakat di dalam (internal) yang terdiri atas anggota Gerakan Pramuka menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. 2) Masyarakat di luar (eksternal) yang terdiri atas orang tua/ wali peserta didik, anggota masyarakat umum, pemerintah, perusahaan, ormas, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan organisasi-organisasi lain yang terkait. 3) Masyarakat internasional di luar (eksternal), termasuk World Organization of the Scout Movement (WOSM), World Organization of the Scout Movement Asia-Pacific Region (WOSM APR), Asean Scout Association for Regional Cooperation (ASARC), National Scout Organization (NSO) pada setiap negara, dan badan-badan internasional serta perwakilan negara-negara sahabat di Indonesia. 3. Fungsi dan Peran. a. Fungsi humas Gerakan Pramuka adalah untuk: 1) menjalin hubungan yang kondusif dan produktif dengan masyarakat dan melakukan komunikasi timbal balik yang terbuka, saling percaya dan terus menerus. 2) sumber informasi manajemen Gerakan Pramuka guna kepentingan pembuatan putusan manajemen Gerakan Pramuka, dengan melakukan pengumpulan, analisa data dan informasi tentang sikap dan tanggapan masyarakat yang akurat dan terukur. b. Peran humas Gerakan Pramuka adalah sebagai alat motivasi untuk membina dan mengembangkan sikap positif masyarakat, baik ke dalam maupun ke luar Gerakan Pramuka. 15

BAB III KEGIATAN HUMAS 1. Kegiatan humas Gerakan Pramuka a. Komunikasi timbal balik dalam bentuk: 1) Unjuk pribadi anggota Gerakan Pramuka yang berkaitan dengan sikap, tingkah laku, disiplin, penampilan, ucapan, kerapihan, kebersihan, kejujuran, serta keluhuran yang sesuai dengan Satya dan Darma Pramuka, untuk menumbuhkan kepedulian dan dukungan masyarakat. 2) Kepramukaan yang berkualitas, ialah berbagai kegiatan pendidikan di alam terbuka yang dilaksanakan satuan-satuan pramuka yang sesuai dengan kepentingan kebutuhan, situasi dan kondisi baik peserta didik maupun masyarakat, dengan senantiasa memikirkan aspek-aspek keselamatan, kesehatan dan lingkungan. 3) Pengabdian masyarakat berupa kegiatan-kegiatan nyata dan berkesinambungan yang berdampak positif pada keamanan, ketertiban, kenyamanan, kesehatan, kebersihan, kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan. 4) Penampilan identitas organisasi Gerakan Pramuka secara konsisten. 5) Forum tatap muka dengan masyarakat, termasuk dengan orang tua/wali peserta didik, baik langsung maupun tidak langsung, dalam rangka menciptakan kepedulian dan dukungan masyarakat kepada Gerakan Pramuka. 6) Melaksanakan semua kegiatan secara transparan dengan penuh tanggungjawab, serta mematuhi kaidah-kaidah pertanggungjawaban manajemen termasuk di bidang administrasi dan keuangan. 7) Melibatkan unsur-unsur/organisasi remaja dan pemuda lainnya dalam pelaksanaan kegiatan. 8) Kerjasama internasional baik dengan WOSM, WOSM APR, ASARC, NSO di setiap negara, dan badan-badan internasional serta perwakilan negara-negara sahabat di Indonesia, untuk memupuk persaudaraan dan perdamaian dunia serta menjaga citra baik Indonesia di dunia internasional. 16

9) Kerjasama dengan instansi pemerintah dan organisasi kemasyarakatan, LSM serta organisasi-organisasi lain, yang berdampak pada kepedulian dan dukungan masyarakat. 10) Publikasi melalui media cetak (surat kabar, majalah, tabloid, poster, leaflet dll), media elektronik (televisi, radio, website, e-mail, media online, blog, dll), media luar dan dalam ruangan (billboard, spanduk, baliho, x-banner, dll), kegiatan seni dan budaya (pameran, pagelaran, karya sinematografi, dll), kegiatan diskusi (seminar, lokakarya, lomba karya ilmiah, dll) yang diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka maupun masyarakat untuk menginformasikan manfaat dan tujuan Gerakan Pramuka. 11) Dukungan (sponsorship) dalam penyelenggaraan programprogram Gerakan Pramuka dengan melibatkan baik langsung maupun tidak langsung masyarakat untuk menumbuhkan rasa memiliki Gerakan Pramuka. b. Kegiatan penelitian untuk memperoleh masukan bagi kepentingan penyusunan strategi guna memupuk, membina, mengembangkan kepedulian dan dukungan masyarakat terhadap Gerakan Pramuka. 2. Humas Gerakan Pramuka dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi di semua tingkatan kwartir dan satuan pramuka. BAB IV PENGELOLAAN HUMAS 1. a. Pengelolaan humas di tingkat kwartir dilaksanakan oleh Andalan Bidang Humas yang memiliki minat dan pengetahuan tentang humas, dibantu oleh staf kwartir. b. Pengelolaan humas harus dilakukan dengan koordinasi bersama bidang-bidang lain. 2. a. Pengelolaan Humas Gerakan Pramuka mencakup aspek: penelitian, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, pelaporan dan evaluasi. b. Bagan pengelolaan humas Gerakan Pramuka tercantum pada lampiran II. c. Bagan proses humas tercantum pada lampiran III. 17

BAB V PELAKU DAN PELAKSANA 1. Pelaku Humas Gerakan Pramuka adalah setiap anggota Gerakan Pramuka dengan melaksanakan sebagaimana tersebut pada BAB III butir 1 huruf a. 2. a. Pelaksana humas di kwartir-kwartir adalah andalan yang memiliki minat dan pengetahuan dalam bidang humas dengan melibatkan pelatih, pembina dan anggota dewasa. b. Struktur organisasi dan unsur pelaksananya disesuaikan dengan kebutuhan, serta direkomendasikan agar pelaku humas memiliki akses langsung dengan unsur pimpinan kwartir. c. Pendidikan humas perlu diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan humas Gerakan Pramuka. BAB VI PENDANAAN Pendanaan humas Gerakan Pramuka bersumber pada: a. Anggaran belanja kwartir. b. Bantuan majelis pembimbing. c. Bantuan dan anggaran pemerintah. d. Sumber dana lain dan usaha yang sah. BAB VII PENUTUP Hal-hal yang belum diatur dalam petunjuk penyelenggaraan ini akan diatur kemudian oleh. Jakarta, 29 November 2007 Ketua, Prof. DR. Dr. H. Asrul Azwar, MPH. 18

PENGELOLAAN HUMAS GERAKAN PRAMUKA LAMPIRAN II Jakarta, 29 November 2007 Ketua, Prof. DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH 19

halaman ini sengaja dikosongkan

KEBUTUHAN SASARAN DAN UMPAN BALIK PROSES HUBUNGAN MASYARKAT LAMPIRAN III PENELITIAN DAN PERENCANAAN KOMUNIKASI TIMBAL BALIK KOORDINASI PENGARAHAN MONITORING REVIEWING PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN PELAPORAN DAN EVALUASI Jakarta, 29 November 2007 Ketua, Prof. DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH 21

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA Jl. Medan Merdeka Timur No. 6 Jakarta 10110