FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP SEKS PRANIKAH KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO

Rina Indah Agustina ABSTRAK

PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PERAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PUBERTAS DI SALAH SATU SMP NEGERI BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS II DI SMK PGRI 1 SENTOLO KULON PROGO YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanakkanak. menjadi masa dewasa. Masa transisi ini kadang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI SMK FARMASI HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. survey BKKBN tahun 2010 terdapat 52 % remaja kota medan sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara. dua orang yang berlainan jenis kelamin (Dariyo, 2004).

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI REMAJA KELAS X TENTANG SEKSUAL BEBAS DI SMA MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. bebas dengan variabel terikat (Notoatmodjo, 2002). Sedangkan pendekatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN SIKAP SEKSUALITAS DENGAN PERILAKU PACARAN PADA PELAJAR SLTA DI KOTA SEMARANG NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Smk Bina Patria 1 Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI DI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGA SEKSUAL SKRIPSII. Diajukan Oleh: F HUBUNGA

Hubungan Karakteristik Remaja dengan Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatan Reproduksi di Kota Cimahi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia. Tahap ini

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

Media Informasi Cenderung Meningkatkan perilaku seks Pada Remaja SMP di Jakarta Selatan

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN UPAYA MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS PADA ANAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktivitas seksual remaja juga cenderung meningkat baik dari segi kuanitas

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KLASIKAL BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI. Muhammad Arif Budiman S

69 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikatakan masa yang paling menyenangkan dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR ASUHAN PERSALINAN II MAHASISWA SEMESTER III PRODI D IV BIDAN PENDIDIK STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. yang bisa dikatan kecil. Fenomena ini bermula dari trend berpacaran yang telah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

Transkripsi:

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Novi Dewi Saputri 201410104171 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2015

HALAMAN PERSETUJUAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Novi Dewi Saputri 201410104171 Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Hasil Skripsi Penelitian Pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang D IV STIKES Aisyiyah Yogyakarta Oleh : Pembimbing : Mei Muhartati, S.SiT., M.Kes Tanggal : Tanda Tangan :

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA 2015 1 Novi Dewi Saputri 2, Mei Muhartati 3 INTISARI Kejadian perilaku seks parnikah dan kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada remaja terus meningkat. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seks pranikah meliputi pengetahuan, sikap teman sebaya, pengawasan orangtua dan media (sumber informasi). Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah 2 Bantul Tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan secara cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini 40 responden siswa kelas XI. Analisis data dilakukan menggunakan bivariat dengan Chi Square dan multivariat dengan multiple regression logistic analysis. Faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah meliputi pengetahuan nilai p=0,008, sikap teman sebaya nilai p=0,008, pengawasan orangtua nilai p=0,12 dan media (sumber informasi) nilai p=0,269. Variabel paling dominan berpengaruh pada perilaku seks pranikah adalah pengawasan orang tua dengan p = 0,017. Ada pengaruh antara pengetahuan, sikap teman sebaya, dan pengawasan orangtua terhadap perilaku seks pranikah pada pada siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah 2 Bantul. Tidak ada pengaruh antara media (sumber informasi) terhadap perilaku seks pranikah pada pada siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah 2 Bantul. Pengawasan orangtua merupakan faktor paling dominan yang mempengaruhi perilaku seks pranikah di SMK Muhammadiyah 2 Bantul. Pihak sekolah berperan aktif memberikan konseling kedisiplinan dan perilaku seks pranikah. Siswa lebih meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan bertanggungjawab terhadap perilaku seks pranikah. Kata Kunci Kepustakaan Jumlah halaman : pengatahuan, sikap teman sebaya, pengawasan orangtua, media, siswa, perilaku seks pranikah : 22 buku (2006-2012), 18 jurnal (2008-2013), 1 e-journal (2010), 11 internet (2006-2012), Al-Qur an : xiii, 78 halaman, 5 tabel, 2 gambar

PENDAHULUAN Perilaku seks pranikah remaja cenderung terus meningkat dan kehamilan tidak diinginkan juga terjadi pada remaja. Dahulu jika ada wanita yang hamil di luar nikah dianggap kecelakaan atau tabu, tetapi sekarang orang menikah dengan keadaan yang hamil diluar nikah menjadi hal yang biasa (Wimpie, 2009). Untuk itu salah satu program yang dapat menurunkan perilaku seks pranikah salah satunya tentang informasi mengenai kesehatan reproduksi. Hampir semua negara menjadikan kesehatan reproduksi remaja sebagai salah satu program utama (BKKBN, 2010). Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007, remaja mengatakan mempunyai teman yang pernah berhubungan seksual pada: usia 14-19 tahun, perempuan 34,7%, laki-laki 30,9%. Sedangkan pada usia 20-24 tahun perempuan 48,6 % dan laki-laki 46,5%. Kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi menyebabkan remaja bersikap tidak baik terhadap dirinya. Sekitar 74% remaja memiliki pengetahuan rendah terhadap kesehatan reproduksinya salah satunya adalah beranggapan bahwa melakukan hubungan seksual sekali itu tidak akan menyebabkan hamil dan rendahnya pengetahuan juga berakibat pada sikap remaja yang cenderung negatif dan melalukan hal-hal yang sesuai dengan keingintahuannya seperti seks bebas, alkohol dan penggunaan narkoba (Irawati, 2012). Menurut Maryatun (2013) remaja mendapatkan informasi seksualitas dari teman sebaya sebanyak 64% dan 36% pengawasan orang tua. Pengaruh teman sebaya bisa berdampak positif atau negatif bagi pergaulannya. Sekitar 20% teman sebaya berpengaruh negatif terhadap perilaku seksualitas remaja yang menjadikan panutan atau meniru gaya perilakunya. Selain itu kondisi ketidakharmonisan keluarga dapat membantu terbentuknya sikap negatif pada remaja terhadap seks pranikah. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang memberikan pengaruh sangat besar bagi tumbuh kembang anak remaja. Orang tua harus mulai terbuka membicarakan pendidikan seks di rumah sejak dini agar mereka dapat mengerti manfaat dan akibat dari penyalahgunaan organ seks mereka. Secara ideal perkembangan anak remaja akan optimal apabila mereka bersama keluarga yang harmonis (Afiah, 2007). Maryatun (2013) mengungkapkan banyak remaja yang tidak tahu bagaimana mencari informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi, baik di sekolah maupun di rumah. Besarnya rasa keingintahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi mendorong remaja untuk mencari informasi dari berbagai sumber, termasuk teman sebaya, orang tua, sekolah dan media informasi. Situasi tersebut diperburuk dengan adanya kemudahan remaja dalam mengakses informasi tentang seks yang keliru melalui media cetak dan elektronik misalnya majalah, video dan internet. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 2 Bantul, didapatkan data dari Puskesmas Jetis bahwa dari 107 siswa SMK Muhammadiyah 2 Bantul Tahun 2014 terdapat salah satu siswa hamil diluar nikah akibat perilaku seks pranikah. Hal ini didukung dengan hasil wawancara kepada 7 siswa SMK Muhammadiyah 2 Bantul terdapat 5 siswa memiliki pacar dan mengatakan berpegangan tangan dan berciuman itu hal yang biasa dilakukan saat berpacaran dan 2 siswa mengatakan berpegangan tangan dan berciuman saat berpacaran itu tidak boleh dilakukan karena bukan muhrimnya.

METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Survey Analitik yaitu suatu metode penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika korelasiantara fenomena atau faktor resiko dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2007). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling dengan cara pengundian. Cara random sampling yaitu membuat undian absen dari 4 kelas tersebut dan setiap kelas dikeluarkan 10 undian untuk mendapatkan sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI sebanyak 40 responden. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah angket dengan jenis pertanyaan tertutup, dimana responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disediakan sesuai dengan petunjuk (Notoatmodjo, 2002). Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis univariat dianalisis secara deskriptif dalam bentuk prosentase. Analisis bivariat untuk menghitung koefisien variabel indenpenden terhadap variabel dependen menggunakan uji statistik korelasi chi kuadrat. Analisis ini dilakukan terhadap lebih dari dua variabel, biasanya hubungan antara satu variabel terikat (dependen variable) dengan beberapa variabel bebas (independen variable), serta untuk memprediksi variabel terikat apabila terjadi perubahan atas variabel bebas (Yasril, 2009). HASIL PENELITIAN Tabel 1. Deskripsi Karakteristik Responden Karakteristik f % a. Umur 16 tahun 11 27,5 17 tahun 24 60,0 18 tahun 5 12,5 b. Jenis Kelamin Laki-laki 17 42,5 Perempuan 23 57,5 Total 40 100 Sumber: Data Primer diolah 2015 Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa mayoritas responden berusia 17 tahun sebanyak 60% sebanyak 27,50% berusia 16 tahun dan sebanyak 12,50% berusia 18 tahun. Berdasarkan gambar 4 diketahui bahwa mayoritas responden adalah siswa perempuan sebanyak 57,50% dan siswa laki-laki sebanyak 42,50%. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Analisis Univariat Responden Variabel f % a. Pengetahuan Kurang 15 37,5 Cukup 9 22,5 Baik 16 50,0

b. Sikap Teman Sebaya Mendukung 21 52,5 Tidak mendukung 19 47,5 c. Sumber Informasi Media cetak 7 17,5 Media elektronik 33 82,5 d. Pengawasan Orang Tua Tidak ada kontak 19 47,5 Ada kontak 21 52,5 e. Perilaku Seks Pranikah Buruk 16 40,0 Baik 24 60,0 Total 40 100 Sumber: Data primer 2015 Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi sebanyak 40% dan sebanyak 22,50% berpengetahuan cukup. Sebanyak 52,5% sikap teman sebaya mendukung terjadinya perilaku seks pranikah dan sebanyak 47,50% sikap teman sebaya tidak mendukung. Sebagian besar responden ada kontak dengan orang tua yakni sebanyak 52,50% responden dan tidak ada kontak sebanyak 47,50%. Sebanyak 82,50% mendapatkan informasi mengenai perilaku seks pranikah dari media elektronik dan media cetak sebanyak 17,50%. Sebagian besar responden memiliki perilaku seks pranikah kategori baik yaitu sebanyak 60% dan sebanyak 40% kategori buruk. Tabel 3 Tabulasi Silang dan Perhitungan Chi Square Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bantul Yogyakarta Perilaku Seks Pranikah Total P Variabel CI Buruk Baik value f % f % f % a. Pengetahuan Kurang 10 25,0 5 12,5 15 37,5 Cukup 4 10,0 5 12,5 9 22,5 Baik 2 5,0 14 35,0 16 40,0 b. Sikap Teman Mendukung 13 32,5 8 20,0 21 52,5 Tidak mendukung 3 7,5 16 40,0 19 47,5 c. Pengawasan Orang Tua Tidak ada kontak 12 30,0 7 17,5 19 47,5 Ada kontak 4 10,0 17 42,5 21 52,5 0,008-0,008 0,012 1,904-39,442 1,737-30,555

d. Sumber Informasi Media cetak 1 2,5 6 15,0 7 17,5 Media elektronik 15 37,5 18 45,0 33 82,5 Sumber: Data Primer diolah 2015 0,269 0,022-1,851 Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden kategori baik dengan perilaku seks baik sebanyak 14 (35,0%) orang dan perilaku buruk sebanyak 2 (5,0%). Berdasarkan perhitungan chi square nilai signifikansi p-value sebesar 0,008 (p<0,05). Artinya ada pengaruh signifikan faktor pengetahuan dengan perilaku seks pranikah siswa kelas XI di SMK 2 Bantul Yogyakarta tahun 2015. Sikap teman sebaya yang mendukung terjadi perilaku seks pranikah, baik sebanyak 13 (32,5%) dan buruk sebanyak 8 (20%). Berdasarkan perhitungan chi square nilai signifikansi p-value sebesar 0,008 (p<0,05). Artinya ada pengaruh yang signifikan sikap teman sebaya dengan perilaku seks pranikah pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Bantul. Tabel 3 juga menunjukkan bahwa pengawasan orang tua responden tidak ada kontak sebanyak 12 (30,0%) berperilaku buruk dan perilaku baik sebanyak 7 (17,5%). Berdasarkan perhitungan chi square nilai signifikansi p-value sebesar 0,012 (p<0,05). Artinya ada pengaruh signifikan pengawasan orang tua dengan perilaku seks pranikah pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Bantul. Sumber informasi yang diperoleh melalui media elektronik, sebanyak 18 (45,0%) berperilaku baik dan perilaku buruk sebanyak 15 (37,5%). Berdasarkan perhitungan chi square nilai signifikansi p-value sebesar 0,269 (p>0,05). Artinya tidak ada pengaruh signifikan antara sumber infromasi dengan perilaku seks pranikah pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Bantul. Tabel 4 Korelasi Logistik Variabel Variabel p Cl Exp (B) Pengetahuan 0,022 1,337 40,027 7,315 Sikap teman sebaya 0,049 1,010 87,208 9,387 Pengawasan orang tua 0,017 1,876 542,073 31,886 Berdasarkan tabel 4. hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa secara keseluruhan faktor pengetahuan, sikap teman sebaya dan pengawasan orang tua berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Bantul. Variabel paling dominan berpengaruh pada perilaku seks pranikah adalah pengawasan orang tua dengan p = 0,017 dan nilai Exp (B)= 31,886; Cl = 1,876 542,073. SIMPULAN Ada pengaruh antara pengetahuan, sikap teman sebaya dan pengawasan orangtua terhadap perilaku seks pranikah pada siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah 2 Bantul Tahun 2015. Tidak ada pengaruh antara media (sumber informasi) terhadap perilaku seks pranikah pada siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah 2 Bantul Tahun 2015. Pengawasan orang tua merupakan faktor

paling dominan yang mempengaruhi perilaku seks pranikah di SMK Muhammadiyah 2 Bantul Tahun 2015 SARAN Diharapkan siswa lebih meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan bertanggungjawab terhadap perilaku seks pranikah. Pihak sekolah berperan aktif memberikan konseling kedisiplinan dan perilaku seks pranikah. Pihak luar sekolah baik keluarga, masyarakat maupun petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi dan pendidikan seks kepada siswa. DAFTAR PUSTAKA Afiah, F, N. & Esterlita, S. (2009). Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Sikap terhadap Seks Pranikah pada Remaja. Wimpie, P. 2009. Seputar gangguan fungsi seksual. Dalam Wimpie Pangkahila: Seks yang membahagiakan: menciptakan keharmonisan suami istri. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. h.1-3. BKKBN. 2010. Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia. Jakarta: Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi. Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI). 2007. Kesehatan Remaja di Indonesia. http://www.idai.or.id Diakses pada tanggal 12 Desember 2012. Irawati dan Prihyugiarto, I. 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Terhadap Perilaku Seksual Pria Nikah Pada Remaja Di Indonesia: BKKBN. Maryatun, 2013. Peran Teman Sebaya terhadap Perilaku Seksual Pra Nikah pada Remaja di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. GASTER 10(1). Notoatmojo, S. 2007. MetodePenelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.