PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

PENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN BOLA RING DI TK NURUL WATHAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUDO-KUDO DI TAMAN KANAK-KANAK BAHARI PADANG ZAFNIARTI* Abstrak

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENGISI POLA GAMBAR DENGAN DAUN KERING DI TK ANDESSA PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN MAHYONG DI TAMAN KANAK- KANAK DHARMAWANITA LUBUK BASUNG. Rahmil Fuad

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar di Taman Kanak-kanak Islam Qurrata A yun Batusangkar

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

PENINGKATAN PENGENALAN KONSEP ANGKA MELALUI PERMAINAN KALENDER DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM SILATURAHMI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Nurmainis ABSTRACT

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA LAPTOP MAINAN DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH KECAMATAN TILATANG KAMANG ARTIKEL ILMIAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI PERMAINAN GAMBAR DALAM BAK PASIR DI TAMAN KANAK-KANAK BINA ANAPRASA MEKAR SARI PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

ARTIKEL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN TABUNG PINTAR di TK NEGERI PEMBINA LUBUK BASUNG. Ramaini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI MENURUT CERITA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DOMINO DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diharapkan. Sadar pentingnya ketrampilan proses sains pada anak akan semakin

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Bahan Sisa Kardus Bekas Taman Kanak- Kanak Padang

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK A DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TOBOLI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TATA BALOK GAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM HERMAWITA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

RINANGGA KURNIA RIANTI

PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR. Mulyati ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Matematika Anak Usia Dini Melalui Permainan Jam Pintar di Taman Kanak - Kanak Pembina Kec. Bangkinang Kota

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

Oleh : SITI AISAH NPM :

MODEL BERMAIN SAMBIL BELAJAR SAINS UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA TAMAN KANAK-KANAK. Dwi Yulianti 1,Sri S, Dewanti H 2

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN POHON PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK LUBUK BASUNG. Eva Mirmiyanti ABSTRAK

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Anak Usia Dini. Oleh : WAHYUNI A53H111012

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AISYIYAH II KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN PUTARAN GAMBAR BINATANG DI TAMAN KANAK-KANAK TUNAS BANGSA LUBUK BASUNG

ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK SATU ATAP BATU KUALI TALAWI SAWAHLUNTO

BAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAYA PIKIR ANAK DENGAN PENDEKATAN SAINS MELALUI PENCAMPURAN WARNA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNAA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PERMAINAN PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KREATIF ZAID BIN TSABIT NGLEGOK BLITAR

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN ANGKA DI RAUDHATUL ATHFAL AL MUTTAQIN KABUPATEN AGAM ARTIKEL

PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH TUNGGULSARI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH IV TEGAL SEPUR KLATEN TENGAH KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI KEGIATAN MENGURUTKAN POLA WARNA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA BATANG ANAI.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DADU ANGKA DI TK DHARMAWANITA PERSATUAN AGAM N U R M A I N I ABSTRAK

ELMI SUSRIANTI NIM / 10127

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

IMPROVED ABILITY OBSERVING OBJECTS GROWTH THROUGH OBSERVATION SEEDS GREEN BEAN GROUP B TK DHARMA WANITA 01 JOHO KALIDAWIR TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN LEMPAR SUSUN DADU

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

PENINGKATAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI PERMAINAN MONTASE DI RA DARUL ULUM PGAI PADANG

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN MEDIA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK KELAS B1 PAUD SRIKANDI DI KABUPATEN KEPAHIANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

ARTIKEL. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Jurusan PG PAUD

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

IMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH THE NUMBERS ON PLAYING CARDS CHILDREN GROUP A RA DARUL ULUM REJOTANGAN DISTRICT DISTRICT REJOTANGAN TULUNGAGUNG

2014/2015. Disusun oleh : A

Upaya Meningkatkan Belajar Sains Anak Melalui Metode Eksperimen

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD FKIP UNP Kediri

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN Sustri Fatmawati Abstrak Kemampuan sains anak di TK Harapan Bunda Kabupaten Solok Selatan masih rendah ini terlihat dari kurangnya kemampuan anak dalam bereksperimen tentang ekplorasi alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan sains anak melalui eksplorasi alam (sawah). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu suatu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya untuk meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik, dan menggunakan metode campuran antara kualitatif dan kuantitatif, dengan menggunakan subjek penelitian anak TK Harapan Bunda kabupaten Solok Selatan khususnya kelompok B1 dengan jumlah 16 orang anak. Kata kunci: Sains; Eksplorasi Alam; Anak Usia Dini Pendahuluan Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik motorik, serta seni untuk siap memasuki pendidikan Sekolah Dasar. Suyanto (2005) mengemukakan ilmu pendidikan pada saat ini sudah berkembang pesat dan salah satunya adalah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. Anak usia ini dipandang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak usia diatasnya sehingga pendidikan untuk anak usia dini tersebut dipandang perlu dikhususkan PAUD berkembang dengan pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju karena mengembangkan sumber daya manusia lebih mudah dilakukan sejak usia dini. Pendidikan TK merupakan suatu lembaga pendidikan formal untuk anak sebelum memasuki ke jenjang pendidikan selanjutnya. Lembaga ini dianggap penting untuk mengembangkan potensi anak secara optimal. Anak Usia Dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis yang meliputi perkembangan intelektual, bahasa, motorik dan sosiol emosional. Secara psikologis, anak berkembang secara holistik atau menyeluruh, artinya terdapat kaitan yang sangat erat antara aspek perkembangan yang satu dengan aspek lainnya. Pesona PAUD, Volume 1, No.1 Page 1

Berdasarkan kurikulum 2004 Taman Kanak-kanak dan Raudlatul Afhtal, pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada Anak Usia Dini yang dilakukan dengan memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Melalui upaya ini, anak diharapkan memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Ruang lingkup kurikulum 2004 TK dan Raudlatul Afhtal mencakup bidang pengembangan pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar yaitu berbahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni. Dalam bidang pengembangan kemampuan dasar kognitif bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Dengan mengembangkan kemampuan berpikir, anak diharapkan dapat mengolah perolehan belajar dan menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah. Salah satu hasil belajar yang harus dicapai adalah anak dapat mengenal berbagai konsep sains dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya standar kompetensi dalam kurikulum 2004 Taman Kanak-kanak dan Raudlatul Afhtal. Pembelajaran sains untuk siswa TK dalam upaya menumbuhkan kemampuan berpikir sangat memerlukan peran serta dari para pendidik baik orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya. Namun pada kenyataannya, masih banyak kendala yang harus dihadapi khususnya dalam menanamkan hasil belajar pengenalan konsep-konsep sains. Menurut Ali dkk, (2005) kata sains berasal dari bahasa latin scientia yang berarti Knowledge (ilmu). Ilmu sains adalah ilmu yang dapat diuji (hasil pengamatan sesungguhnya) kebenarannya dan dikembangkan secara bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran/ kenyataan semata sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercaya melalui eksperimen secara teori. Pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Menurut Amien dalam Nugraha (2005) mendefinisikan Sains sebagai bidang ilmu alamiah dengan ruang lingkup zat dan energi baik yang terdapat pada makhluk hidup maupun tak hidup lebih banyak, mendiskusikan tentang alam (Natural/Science) seperti fisika, kimia, dan biologi). Sedangkan Holton, dkk dalam Nugraha (2005) mendefinisikan Sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain yang tumbuh sebagai hasil serangkaian percobaan dan Pengamatan serta dapat diamati dan diuji coba lebih lanjut. Pesona PAUD, Volume 1, No.1 Page 2

Berdasarkan pengamatan di TK Harapan Bunda Kabupaten Solok Selatan. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains masih rendah, terutama pada proses dan hasil belajar anak. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran sains kurang tepat. Alat dan media pembelajaran untuk kegiatan sains masih kurang. Guru juga merasa kesulitan dalam menyusun skenario pembelajaran agar pembelajaran mengenai konsep sains lebih menarik bagi anak. Karena dunia anak adalah bermain maka pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek- objek yang dekat dengannya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, mempraktekkan dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Jadi, pembelajaran pengenalan sains dapat diberikan pada anak melalui metode bermain. Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak melalui senam irama di TK Bina Ummat Kabupaten Pesisir Selatan. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class action research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2008: 3) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas adalah suatu proses pembelajaran di mana guru berkolaborasi dengan teman sejawat dalam melakukan tindakan pembelajaran dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran, mencoba strategi baru, mencatat apa yang mereka kerjakan selama penelitian dalam suatu format yang dapat dipahami oleh guru-guru lain. Karakteristik utama dalam penelitian tindakan kelas adalah bersifat siklus-siklus, Maksudnya adalah penelitian tindakan kelas terikat oleh beberapa siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas dilakukan pada kelas B1 TK Harapan Bunda Kabupaten Solok Selatan Tahun Pelajaran Pesona PAUD, Volume 1, No.1 Page 3

2011/2012 dengan jumlah anak 16 orang yang terdiri dari 8 orang perempuan dan 8 orang laki-laki. Prosedur pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan secara bersiklus yang dimulai dengan siklus pertama, jika siklus pertama tidak berhasil maka dapat dilakukan dengan siklus kedua. Siklus kedua ini ditentukan dari hasil siklus pertama yang terdiri dari kegiatan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Rancangan siklus pada penelitian ini memakai rancangan dari Sanjaya (2010) komponennya adalah sebagai berikut: 1. Adanya perencanaan (Planning), yakni kegiatan yang disusun sebelum dimulai tindakan. 2. Adanya tindakan itu sendiri (Action), yakni perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya. 3. Observasi (Observation), yakni kegiatan yang dilakukan oleh pengamat untuk mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan peneliti termasuk pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan guru. 4. Refleksi (Reflection), yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan mengarah sesuai dengan hasil observasi, terutama untuk melihat berbagai kelemahan yang perlu diperbaiki. Teknik pengumpulan data dilakukan peneliti sendiri secara langsung ke lapangan untuk mendapatkan sejumlah data yang dibutuhkan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut. (1) Teknik Observasi, data diperoleh dengan cara melakukan pengamatan langsung kepada anak, misalnya dengan melakukan tanya jawab dan bercakap-cakap antara guru dan anak. Selain itu, data diperoleh melalui kesungguhan anak dalam mengamati pertumbuhan dan perkembangan padi di sawah seperti mengamati awal penanaman sampai tumbuh. (2) Teknik Dokumentasi, data yang dikumpulkan berupa lembaran foto yang diambil selama proses belajar mengajar berlangsung. Foto berupa kegiatan anak melakukan pengamati mengamati pertumbuhan dan perkembangan padi di sawah. (3) Teknik wawancara, data dari hasil wawancara yang telah dilakukan dilapangan. Data yang diperoleh selama proses pembelajaran akan dianalisis dalam persentase dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Hariyadi (2009:24) yaitu: P= Keterangan : P= angka presentasi F= frekuensi nilai siswa N= jumlah anak dalam satu kelas Pesona PAUD, Volume 1, No.1 Page 4

Hasil Pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 1 pada aspek ke-1 kemampuan anak dalam menanam padi di sawah, yang sangat tinggi berjumlah 7 orang dengan persentase 43,75%, anak yang tinggi berjumlah 5 orang dengan persentase 31,25%, dan anak yang rendah berjumlah 4 orang dengan persentase 25%. Untuk aspek ke-2 kemampuan anak dapat menyebutkan perubahan yang terjadi pada padi di sawah, yang sangat tinggi berjumlah 6 orang dengan persentase 37,5%, anak yang tinggi berjumlah 6 orang dengan persentase 37,5%, dan anak yang rendah berjumlah 4 orang dengan persentase 25%. Untuk aspek ke-3 kemampuan anak dalam menceritakan apa yang diamati apa yang tejadi pada eksplorasi alam (sawah), yang sangat tinggi berjumlah 7 orang dengan persentase 43,75%, anak yang tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 25%, dan anak yang rendah berjumlah 5 orang dengan persentase 31,25%. Pada pertemuan kedua sebagai berikut: pada aspek ke-1 kemampuan anak dalam menanam padi di sawah, yang sangat tinggi berjumlah 8 orang dengan persentase 50%, anak yang tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 25%, dan anak yang rendah berjumlah 4 orang dengan persentase 25%. Untuk aspek ke-2 kemampuan anak dapat menyebutkan perubahan yang terjadi pada padi di sawah, yang sangat tinggi berjumlah 6 orang dengan persentase 37,5%, anak yang tinggi berjumlah 5 orang dengan persentase 31,25%, dan anak yang rendah berjumlah 5 orang dengan persentase 31,25%. Untuk aspek ke-3 kemampuan anak dalam menceritakan apa yang diamati apa yang tejadi pada eksplorasi alam (sawah), yang sangat tinggi berjumlah 7 orang dengan persentase 43,75%, anak yang tinggi berjumlah 5 orang dengan persentase 31,25%, dan anak yang rendah berjumlah 4 orang dengan persentase 25%. Pada pertemuan ketiga sebagai berikut: pada aspek ke-1 kemampuan anak dalam menanam padi di sawah, yang sangat tinggi berjumlah 10 orang dengan persentase 62,5%, anak yang tinggi berjumlah 3 orang dengan persentase 18,75%, dan anak yang rendah berjumlah 3 orang dengan persentase 18,75%. Untuk aspek ke-2 kemampuan anak dapat menyebutkan perubahan yang terjadi pada padi di sawah, yang sangat tinggi berjumlah 7 orang dengan persentase 43,75%, anak yang tinggi berjumlah 5 orang dengan persentase 31,25%, dan anak yang rendah berjumlah 4 orang dengan persentase 25%. Untuk aspek ke- 3 kemampuan anak dalam menceritakan apa yang diamati apa yang tejadi pada eksplorasi alam (sawah), yang sangat tinggi berjumlah 9 orang dengan persentase 56,25%, anak yang tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 25%, dan anak yang rendah berjumlah 3 orang dengan persentase 18,75%. Pesona PAUD, Volume 1, No.1 Page 5

Pesona PAUD, Volume 1, No.1 Page 6

Berdasarkan temuan penelitian siklus II dapat dilihat pada tabel 2 pada pertemuan pertama aspek ke-1 kemampuan anak dalam menanam padi di sawah, yang sangat tinggi berjumlah 10 orang dengan persentase 62,5%, anak yang tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 25%, dan anak yang rendah berjumlah 2 orang dengan persentase 12,5%. Untuk aspek ke-2 kemampuan anak dapat menyebutkan perubahan yang terjadi pada padi di sawah, yang sangat tinggi berjumlah 8 orang dengan persentase 75%, anak yang tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 25%, dan anak yang rendah berjumlah 4 orang dengan persentase 25%. Untuk aspek ke-3 kemampuan anak dalam menceritakan apa yang diamati apa yang tejadi pada eksplorasi alam (sawah), yang sangat tinggi berjumlah 10 orang dengan persentase 62,5%, anak yang tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 12,5%, dan anak yang rendah berjumlah 4 orang dengan persentase 25%. Pertemuan kedua diperoleh persentase sebagai berikut: pada aspek ke-1 kemampuan anak dalam menanam padi di sawah, yang sangat tinggi berjumlah 12 orang dengan persentase 75%, anak yang tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 12,5%, dan anak yang rendah berjumlah 2 orang dengan persentase 12,5%. Untuk aspek ke-2 kemampuan anak dapat menyebutkan perubahan yang terjadi pada padi di sawah, yang sangat tinggi berjumlah 9 orang dengan persentase 56,25%, anak yang tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 25%, dan anak yang rendah berjumlah 3 orang dengan persentase 18,75%. Untuk aspek ke-3 kemampuan anak dalam menceritakan apa yang diamati apa yang tejadi pada eksplorasi alam (sawah), yang sangat tinggi berjumlah 11 orang dengan persentase 62,5%, anak yang tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 12,5%, dan anak yang rendah berjumlah 3 orang dengan persentase 18,75%. Pertemuan ketiga diperoleh persentase sebagai berikut: pada aspek ke-1 kemampuan anak dalam menanam padi di sawah, yang sangat tinggi berjumlah 14 orang dengan persentase 87,5%, anak yang tinggi berjumlah 1 orang dengan persentase 6,25%, dan anak yang rendah berjumlah 1 orang dengan persentase 6,25%. Untuk aspek ke-2 kemampuan anak dapat menyebutkan perubahan yang terjadi pada padi di sawah, yang sangat tinggi berjumlah 13 orang dengan persentase 81,25%, anak yang tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 12,25%, dan anak yang rendah berjumlah 1 orang dengan persentase 6,25%. Untuk aspek ke-3 kemampuan anak dalam menceritakan apa yang diamati apa yang tejadi pada eksplorasi alam (sawah), yang sangat tinggi berjumlah 14 orang dengan persentase 87,5%, anak yang tinggi berjumlah 1 orang dengan persentase 6,25%, dan anak yang rendah berjumlah 1 orang dengan persentase 6,25%. Pesona PAUD, Volume 1, No.1 Page 7

Pesona PAUD, Volume 1, No.1 Page 8

Berdasarkan hasil dari siklus II dapat disimpulkan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan kemampuan sains anak melalui eksplorasi alam (sawah) pada setiap pertemuan telah tuntas dan mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Dari tabel di atas dapat dilihat peningkatan kemampuan sains anak pada siklus II yang terdiri dari 3 kali pertemuan seperti pada grafik di bawah ini. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Sangat Tinggi Tinggi Rendah Grafik 2 Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Sains Anak pada Siklus II Pertemuan I, II, dan III (Setelah Tindakan) Berdasarkan Grafik hasil rekapitulasi di atas kemampuan sains anak melalui eksplorasi alam (sawah) pada siklus II anak nilai rata-rata yang sangat tinggi pada pertemuan pertama 52,08%, pertemuan kedua 66,67%, dan pertemuan ketiga 845,41%. Selanjutnya nilai rata-rata anak yang tinggi pada pertemuan pertama 20,83%, pada pertemuan kedua 16,67%, dan pada pertemuan ketiga 8,34%. Nilai rata-rata anak yang rendah pada pertemuan pertama 20,83%, pertemuan kedua 16,67%, dan pada pertemuan ketiga menjadi 6,25%. Pesona PAUD, Volume 1, No.1 Page 9

Pembahasan Pada siklus I setelah anak melakukan kegiatan eksplorasi alam (sawah) belum ada terdapat peningkatan yang signifikan terhadap anak. Terlihat masih kurangnya kemampuan sains anak dalam setiap pelaksanakan kegiatan seperti kegiatan menyemai benih, dan kegiatan menanam padai. Maka peneliti melanjutkan kegiatan anak pada siklus II dengan melakukan kegiatan yang sama yaitu kegiatan eksplorasi alam (sawah). Kegiatan ini dilakukan dalam 3 kali pertemuan dengan kegiatan yang lebih bervariasi. Setelah dilakukan kegiatan pada siklus II terlihat terjadinya peningkatan yang signifikan terhadap anak dalam kemampuan sains yaitu anak dapat menyebutkan perubahan yang terjadi pada padi di sawah, Anak mencoba mengukur panjang batang padi, dan anak dapat menceritakan apa yang diamati dan yang tejadi pada eksplorasi alam (sawah). Jadi adanya peningkatan kemampuan sains anak melalui eksplorasi alam (sawah) di TK Harapan Bunda Kabupaten Solok Selatan. Perbedan siklus I dan siklus II terletak pada pelaksanaan kegiatannya yaitu pada siklus I ekplorasi alam (sawah) yang diajarkan guru masih belum baik. Sedangkan pada siklus II guru telah melakukan strategi baru dalam kegiatan eksplorasi alam, sehingga hasil yang dicapai oleh anak sangat baik. Berdasarkan hasil yang telah dicapai pada kegiatan siklus I, ada beberapa hal yang menjadi catatan peneliti baik positif maupun negative, sebagai konsekuensi dari diterapkannya eksplorasi alam (sawah). Beberapa catatan negatif yang belum tercapai pada siklus I telah dilakukan perbaikan pada siklus II. Dengan demikian terjadi peningkatan yang lebih baik. Ditinjau dari aspek kemampuan anak dalam menanam padi di sawah terlihat nilai ratarata sebelum tindakan 0%, siklus I 62,5%, dan meningkat pada siklus II 87,5%. Hal ini didukung oleh pendapat Nurani, (2005:12.3) antara lain: 1) Mengamati perubahan yang terjadi disekitarnya, seperti perubahan siang dengan malam, perubahan padat menjadi cair. 2) Melakukan percobaan sederhana, seperti biji buah ditanam akan tumbuh, balon diisi gas akan terbang bila dilepas. 3) Melakukan kegiatan membandingkan, memperkirakan, mengklasifikasikan serta mengkomunikasikan tentang sesuatu sebagai hasil sebuah pengamatan yang sudah dilakukannya. 4) Meningkatkan kreatifitas dan keinovasian, khusus dalam bidang ilmu pengetahuan alam, sehingga siswa akan dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Jadi, eksplorasi alam dapat meningkatkan kemampuan sains anak dalam menanam padi di sawah. Pesona PAUD, Volume 1, No.1 Page 10

Aspek kemampuan anak dapat menyebutkan perubahan yang terjadi pada padi di sawah terlihat nilai rata-rata sebelum tindakan 12,5%, siklus I 43,75%, dan meningkat pada siklus II 81,25%. Hal ini didukung oleh pendapat Nurani, (2005:12.3) antara lain: 1) Mengamati perubahan yang terjadi disekitarnya, seperti perubahan siang dengan malam, perubahan padat menjadi cair. 2) Melakukan percobaan sederhana, seperti biji buah ditanam akan tumbuh, balon diisi gas akan terbang bila dilepas. 3) Melakukan kegiatan membandingkan, memperkirakan, mengklasifikasikan serta mengkomunikasikan tentang sesuatu sebagai hasil sebuah pengamatan yang sudah dilakukannya. 4) Meningkatkan kreatifitas dan keinovasian, khusus dalam bidang ilmu pengetahuan alam, sehingga siswa akan dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Jadi, eksplorasi alam dapat meningkatkan kemampuan sains anak dapat menyebutkan perubahan yang terjadi pada padi di sawah. Aspek kemampuan anak dalam menceritakan apa yang diamati apa yang tejadi pada eksplorasi alam (sawah) terlihat nilai rata-rata sebelum tindakan 12,5%, siklus I 56,25%, dan meningkat pada siklus II 87,5%. Hal ini menurut Depdiknas, (2005:23) dalam kegiatan pengembagan kognitif ini kompetensi dasarnya yaitu anak mampu memahami konsep sains sederhana, memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan hasil belajarnya anak dapat memahami konsep sains sederhana. Jadi, eksplorasi alam dapat meningkatkan kemampuan sains anak dalam menceritakan apa yang diamati apa yang tejadi pada eksplorasi alam (sawah). Berdasarkan ketiga aspek yang telah diteliti dan melihat persentase dari masingmasing aspek yang terjadinya peningkatan yang signifikan. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa melalui eksplorasi alam (sawah dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB sebelumnya, maka sesuai dengan tujuan penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran peningkatan kemampuan sains melalui eksplorasi alam TK Harapan Bunda Kabupaten Solok Selatan, yang telah dilakukan ternyata terbukti dapat meningkatkan kemampuan sains pada anak, hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada siklus I dan II yang terus mengalami peningkatan. (2) Hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran peningkatan kemampuan sains melalui eksplorasi alam pada kondisi awal sebesar 8,33%, pada siklus I meningkat menjadi 54,16%. Kemampuan sains anak pada siklus II meningkat menjadi 85,41%. (3) Perhatian Pesona PAUD, Volume 1, No.1 Page 11

anak dalam pelaksanaan pembelajaran kemampuan sains melalui eksplorasi alam dapat memanifestasikan kecerdasan dari pemikiran yang berdaya untuk menghasilkan produk atau untuk menyelesaikan suatu persoalan dengan caranya sendiri, dan dengan mengembangkan kreatifitas dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif anak. Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa saran yang ingin peneliti uraikan sebagai berikut: (1) Agar guru lebih kreatif lagi dalam merancang kegiatan pembelajaran dengan disajikan dalam bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif anak. (2) Untuk merangsang kreatifitas anak dalam pembelajaran sains maka guru hendaknya menciptakan suasana kelas yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. DAFTAR RUJUKAN Anggani, Sudono.1995. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: PT Grasindo Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Depdiknas. 2005. Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hariyadi, Moh. 2009. Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Raya. Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group. Suyanto, Slamet. 2005. Pembelajaran Untuk anak TK. Jakarta: Depdiknas. Undang-undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasioanl Nomor 20 Tahun 2003. Pesona PAUD, Volume 1, No.1 Page 12

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN Sustri Fatmawati NIM: 2009/95753 Artikel ini disusun berdasarkan skripsi Sustri Fatmawati untuk persyaratan wisuda Periode September 2012 dan telah diperiksa/disetujui oleh kedua pembimbing Padang, 11 September 2012 Pesona PAUD, Volume 1, No.1 Page 13

Pembimbing I Pembimbing II Dra. Hj. Yulsyofriend, M.Pd. Nurhafizah, M.Pd. NIP 19620730 198803 2 002 NIP 19770926 200604 2 001 Pesona PAUD, Volume 1, No.1 Page 14