PENGARUH PEMELIHARAAN MESIN TERHADAP KUALITAS PRODUK PADA PERUSAHAAN HARYATI BORDIR TASIKMALAYA. Oleh : ADI FIRMANSYAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMELIHARAAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP KUALITAS PRODUK PADA HARYATI BORDIR TASIKMALAYA. Oleh: DANI MOHAMAD RAMDANI NPM.

PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP JUMLAH PRODUK CACAT PADA PERUSAHAAN SURYA JAYA TASIKMALAYA. Agnes Sekarini

PENGARUH TATA LETAK DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP DAYA SAING OPERASI PADA RM AYAM BAKAR WONG SOLO. Oleh: AJENG RESHA RAHMALIA

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus

PENGARUH JUST IN TIME DAN PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN (Study Kasus Pada RM. Ayam Bakar Wong Solo Cabang Tasikmalaya)

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 4.1 Prosedur penarikan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pajak Reklame, dan Pajak Parkir dari tahun 2010 sampai dengan 2014.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jadwal penelitian dilaksanakan mulai Maret 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh atau hubungan kedua variabel tersebut. berakhir bulan Mei 2015, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian di Koperasi Karyawan (KOPKAR) Sari Madu PG.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Profitabilitas, Kepemilikan Saham Oleh Publik dan Leverage terhadap Pengungkapan

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis mengadakan penelitian

PENGARUH INTEGRASI TEKNOLOGI DAN PEMELIHARAAN TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING PADA REYHAN S KARAOKE TASIKMALAYA AGIL RUHIMAN ABSTRAK

BAB IV HASIL PENGUJIAN. dikumpulkan, dan pembahasan dari hasil penelitian data tersebut. Bagian yang akan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

ANALISIS PENGARUH HARGA DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT SERMANI STEEL MAKASSAR

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

BAB II METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian penjelasan (explanatory

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III ANALISIS JALUR DAN PENERAPANNYA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DI BIDANG LALU LINTAS

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian. menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di wilayah kebun jeruk, Jakarta Barat.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan dalam mendapatkan data untuk

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING (Survey Pada Konsumen Perusahaan Rumah Batik Agnesa Tasikmalaya)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di GraPARI Telkomesel Kudus Jawa Tengah.

BAB III. penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode statistik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni 2014 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di lakukan dikantor Dinas Pendapatan Pengelolaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel bebas atau Independen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai salah satu penelitian empiris yang menguji

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah. Penelitian ini

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH PEMELIHARAAN MESIN TERHADAP KUALITAS PRODUK PADA PERUSAHAAN HARYATI BORDIR TASIKMALAYA Oleh : ADI FIRMANSYAH 103402204 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jalan Siliwangi No.24 Tasikmalaya Jawa Barat, Email : affie_diel@yahoo.com ABSTRAK Di Bawah Bimbingan: Lucky Radi Rinandiyana Dian Kurniawan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk Haryati Bordir yaitu melalui pemeliharaan berkala dan pemeliharaan perbaikan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kausalitas. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan studi pustaka. Data yang berupa laporan keuangan dari perusahaan Haryati Bordir. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemeliharaan berkala dan pemeliharaan perbaikan secara parsial berpengaruh terhadap kualitas produk pada Haryati Bordir. Secara simultan pemeliharaan berkala dan pemeliharaan perbaikan juga berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk pada Haryati Bordir Kata Kunci: pemeliharaan berkala, pemeliharaan perbaikan, kualitas produk.

ABSTRACT Under the Guidance: Lucky Radi Rinandiyana Dian Kurniawan The objective of this research is know and analyze the factors that affect Haryati Bordir product quality through preventive maintenance, and breakdown maintenance. The research methode used was causality method. Techniques of data collection using interviews and literature study. The data used are the finacial statement. Data analysis techniques using path analysis. Based on the research results show that product preventive maintenance and breakdown maintenance had partial effect to Haryati Bordir product quality. Simultaneously preventive maintenance and breakdown maintenance also have a significant effect to Haryati Bordir product quality. Keywords: preventive maintenance,breakdown maintenance, product quality PENDAHULUAN Persaingan dalam dunia bisnis dewasa ini berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan mengalami persaingan yang sengit dalam menjalankan kegiatan usahanya, hal tersebut terjadi untuk mendapatkan posisi dalam persaingan. Tentunya ketika perusahaan unggul dalam persaingan, akan berdampak pada peningkatan jumlah konsumen dan laba operasi perusahaan pun akan meningkat. Namun dalam menciptakan peningkatan tersebut perusahaan harus mampu meningkatkan nilai dari produk yang dihasilkan. Dalam rangka peningkatan nilai suatu produk tentunya harus diimbangi dengan perbaikan kualitas yang dilakukan oleh perusahaan. Pada saat ini ada kalanya konsumen tidak lagi memperdulikan masalah harga suatu produk selama kualitas yang dihasilkan bermutu baik dan mampu menciptakan kepuasan pada diri konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus mampu berfikir keras bagaimana caranya agar perusahaan mampu menciptakan produk yang berkualitas baik. Menurut Suyadi Prawirosentoso (2007 : 5), kualitas produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang yang telah

dikeluarkan. Sehingga jelas bahwa kualitas produk harus mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Dan tentunya kualitas produksi yang baik akan dihasilkan dari proses produksi yang baik dan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan kebutuhan pasar. Dalam menciptakan suatu produk, perusahaan tentunya tidak akan lepas dari proses produksi. Produk yang berkualitas dihasilkan dengan proses produksi yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Proses produksi merupakan cara, metode dan teknis dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang dengan menggunakan sumber-sumber produksi (tenaga kerja, mesin, bahanbahan, dana). Empat macam komponen sumber produksi tersebut saling terkait dan mempunyai kontribusi pada proses produksi. Proses produksi dapat berjalan lancar apabila bahan baku tersedia secara cukup dan tersedianya tenaga kerja yang terampil serta mesin yang siap dioperasikan. Sebagai salah satu faktor produksi, mesin perlu dipelihara dengan baik dan dirawat secara rutin supaya terhindar dari berbagai kerusakan yang dapat mempengaruhi kualitas produk. Mesin merupakan salah satu faktor produksi yang dapat menentukan kelancaran suatu proses operasi. Agar proses operasi berjalan secara efisien maka mesin yang membantu dalam proses operasional haruslah dapat tetap digunakan dengan baik. Dalam usaha untuk dapat mempergunakan terus peralatan atau fasilitas tersebut agar kontinuitas operasi tetap terjamin, maka dibutuhkan pemeliharaan (maintenance). Menurut Sofyan Assauri (2008:133) mengatakan Maintenance adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan produksi/operasi dan mengadakan perbaikan atau penyesuian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang direncanakan. Haryati Bordir Tasikmalaya adalah perusahaan yang berjalan dibidang fashion muslim, yang seluruh kegiatanya ditujukan untuk mencapai keuntungan melalui produk yang dihasilkannya. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam pakaian bordir muslim baik pria maupun wanita seperti gamis dan baju koko. Dalam proses produksinya, Haryati Bordir Tasikmalaya ini sudah menggunakan teknologi modern (mesin). Penggunaan mesin-mesin yang modern

memang sangat membantu untuk efektivitas dan efisiensi operasi, tetapi dalam penggunaan mesin-mesin tersebut menimbulkan suatu permasalahan baru yaitu bila terjadi kerusakan maka akan menghambat proses operasi perusahaan. Sering kali hasil produksinya ditemukan ketidaksesuaian antara produk yang dihasilkan dengan yang diharapkan, dimana kualitas produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar, atau dengan kata lain produk yang dihasilkan mengalami kerusakan/produk cacat. Hal tersebut disebabkan berbagai faktor, baik dari yang berasal dari bahan baku, tenaga kerja maupun kinerja mesin yang digunakan dalam proses produksi tersebut. Seperti halnya perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya yang sebagian besar proses produksinya menggunakan mesin maka perbaikan mesin (maintenance) ini harus dilakukan agar proses produksi tetap berjalan dengan lancar dan menghasilkan kualitas produk yang sesuai dengan standar perusahaan. Dengan dilakukannya kegiatan pemeliharaan oleh perusahaan, tentunya Haryati Bordir Tasikmalaya akan mampu menciptakan suatu produk dengan kualitas yang lebih baik. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai bagaimana pengaruh pemeliharaan mesin terhadap kualitas produk pada perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya. Maka dari itu, hasil penelitian tersebut akan dituangkan dalam skripsi dengan judul Pengaruh Pemeliharaan Mesin Terhadap Kualitas Produk pada Haryati Bordir Tasikmalaya. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah survey, menurut Gima Sugima (2008:135): Penelitian dengan cara mengajukan pernyataan kepada orang orang atau subjek dan merekam jawaban tersebut untuk kemudian dianalisis secara kritis. Operasionalisasi Variabel Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami sebagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasional variabel penelitian.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua, yaitu : 1. Variabel bebas atau independent (X), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel yang tidak bebas. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemeliharaan Berkala (X1) dan Pemeliharaan Korektif sebagai (X2). 2. Variabel tidak bebas atau dependent (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang menjadi varibel dependent dalam penelitian ini adalah Produktivita Tabel Operasionalisasi Variabel Pemeliharaan Perbaikan (X2) Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel Definisi Variabel Indikator Satuan Skala (1) (2) (3) (4) (5) Kegiatan Pemeliharaan dan Pemeliharaan perawatan secara berkala Berkala yang dilakukan Haryati Biaya Rp. (X1) Bordir Tasikmalaya dengan Pemeliharaan Rasio tujuan untuk mencegah Berkala(X 1 ) timbulnya kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas Kualitas Produk (Variabel Y) mesin mengalami kerusakan pada waktu dijalankan. Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan Haryati Bordir Tasikmalaya setelah terjadinya kerusakan atau kelainan pada fasilitas mesin sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Produk yang dihasilkan sesuai standar perusahaan dan sedikitnya produk cacat di Haryati Bordir Tasikmalaya BiayaPemeliha raan Perbaikan(X 2 ) Rp. Rasio Jumlah produk rusak Unit. Rasio

Paradigma Penelitian Untuk lebih menjelaskan pengaruh daya saing dan lingkungan kerja terhadap daya saing operasi, dibuat paradigma sebagai berikut: Biaya Pemeliharaan Berkala (X 1 ) Kualitas Produk (Y) BiayaPemeliharaan Perbaikan (X 2 ) Gambar 3.3 Paradigma Penelitian Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini, kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik untuk mengetahui pengaruh pemeliharaan terhadap produktivitas perusahaan. Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian.hal ini dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat. Model analisis regresi linier penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi: Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada model periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi (Ghozali: 2007). Hasil uji autokorelasi dengan bantuan SPSS 19 (Lampiran). Jika 1.65 < DW < 2.35 maka tidak ada autokorelasi (Sulaiman: 2007). Pada hasil uji dapat dilihat di tabel Model Summary pada lampiran bahwa nilai Durbin Watson (DW) adalah 1.701. Dikarenakan 1,65 < 1.701< 2,35 maka dapat disimpulkan bahwa pada data yang digunakan tidak ada autokorelasi.

Uji Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi (Ghozali: 2007). Hasil uji multikolinieritas dengan bantuan SPSS 19 (Lampiran). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF), VIF > 10, berarti terdapat multikolinieritas (Ghozali: 2007). Nilai VIF dari tiap variabel independen kurang dari 10, dalam perhitungan pada penelitian kali ini preventive maintenance (1.099) dan breakdown maintenance (1,099). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas pada variabelvariabel independen yang diteliti. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastis bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastis atau tidak terjadi heterokedastis. Bila terjadi gejala heterokedastis akan menimbulkan akbiat varians koefisien regresi menjadi minimum dan confidence interval melebar sehingga uji signifikansi statistik tidak valid lagi. Heterokedastisitas dapat dideteksi dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZFRED) dengan residualnya (SPREDSID). Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SPRESID dan ZFRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residualnya (Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Apabila ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.apabila pola tidak jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. (Suliyanto: 2009: 76). Uji Normalis Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah suatu data terdistribusi secara normal atau tidak.uji normalitas data dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya

dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Suliyanto: 2009: 76). Dari table One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka probabilitas atau asymp. Sig (2-tailed). Nilai ini dibandingkan dengan 0,05 (dalam kasus ini menggunakan taraf signifikansi atau alpha = 5%) untuk pengambilan keputusan dengan pedoman: Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05. Distribusi data adalah tidak normal. Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05. Distribusi data adalah normal. Analisis Jalur (Path Analysis) Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yang terdiri daridua variabel bebas (independent variable), yaitu Preventive Maintenance (X 1 ), dan Breakdown/Corrective Maintenance (X 2 ).Sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah Produktivitas (Y). Teknik yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Tujuan digunakan analisis jalur (path analysis) adalah untuk mengetahui pengaruh seperangkat variabel X (independent variable) terhadap variabel Y, serta untuk mengetahui pengaruh antar variabel X. Dalam analisis jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama sama. Selain itu juga, tujuan dilakukannya analisa jalur adalah untuk menerangkan pengaruh langsung atau tidak langsung dari beberapa variabel penyebab terhadap variabel lainnya sebagai variabel terikat.untuk menentukan besarnya pengaruh suatu variabel ataupun beberapa variabel terhadap variabel lainnya baik pengaruh yang sifatnya langsung atau tidak langsung, maka dapat digunakan Analisis jalur (Affandi, 1994). Tahapan dari analisis jalur adalah sebagai berikut: 1. Membuat diagram jalur dan membaginya menjadi beberapa sub-struktur 2. Menentukan matrik korelasi di mana data mentah yang digunakan berasal 3. Menghitung matrik invers dari variabel independent 4. Menentukan koefisien jalur, tujuannya adalah mengtahui besarnya pengaruh dari suatu variabel independent terhadap variabel dependent

5. Menghitung R y(x x...xk ) yang merupakan koefisien determinasi total 6. Menghitung koefisien jalur variabel residu 7. Uji keberartian model secara keseluruhan menggunakan uji F 8. Uji keberartian koefisien jalur secara individu menggunakan uji-t. Adapun formula Path Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menghitung Koefisien Jalur ( ) n 2 X th h 1 yxi byxi ;1,2,..., k n 2 Y h 1 th (Sitepu, 1994: 17) Dimana byx i dapat ditentukan melalui byx i n C n X Yh ; i 1,2,..., (Sitepu, 1994: 15) ij jh h 1 h 1 k Keterangan: yx i = Koefisiensi jalur dari variabel X i terhadap variabel Y byx i = Koefisiensi regresi dari variabel X i terhadap variabel Y 2. Menghitung Koefisien Korelasi (R) CRyxi YX i = ; i = 1, 2,..., k (Sitepu, 1994 : 18) CRyy Keterangan : YX i = Koefisien jalur dari variabel X i terhadap Y CRyx i = Unsur atau elemen pada baris ke-y dan kolom ke-x i dari matriks invers korelasi Cryy = Unsur atau elemen pada baris ke-y dan kolom ke-y dari matriks invers korelasi Besarnya r menunjukkan hubungan antara X dan Y, sedangkan pengaruh yang terjadi diukur oleh r 2 (koefisien determinasi) yang dapat dihitung dengan rumus : Kd = r 2 x 100%

3. Menghitung Faktor Residu (Ɛ ) Sedangkan pengaruh variabel lainnya atau faktor residu/sisa dapat ditentukan melalui : y... x i 2 1 R yi x1x2 k (Sitepu, 1994 : 23) dimana R 2 y i x 1 x 2...x k = Pengujian Hipotesis k i 1 yx1 ryx i Pengujian secara keseluruhan mengetahui ada tidaknya pengaruh Xi terhadap Y digunakan uji F. Adapun kriteria hipotesis secara simultan sebagai berikut: H 0 : PYXi = 0, secara keseluruhan variable pemeliharaan berkala (preventive maintenance) dan pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance) tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap variabel produktivitas di Tee Jay Waterpark Tasikmalaya. H a : sekurang-kurangnya ada sebuah PYXi 0, berarti secara keseluruhan variable pemeliharaan berkala (preventive maintenance) dan pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance) mempunyai pengaruh yang berarti terhadap variabel produktivitas di Tee Jay Waterpark Tasikmalaya. Dengan derajat kebebasan df 1 =k -1 dan df 2 =n k dan tingkat kepercayaan 95% atau α = 0.05. Dimana k adalah jumlah variabel (bebas + terikat) dan n adalah jumlah observasi/sampel, maka : H 0 diterima jika sig. >alpha (0.05) H 0 ditolak jika sig.<alpha(0.05) Pengujian keberartian koefisien jalur secara parsial digunakan uji tkriteria Hipotesis secara parsial: H 01 : Tidak terdapat pemeliharaan berkala (preventive maintenance) terhadap produktivitas di Tee Jay WaterparkTasikmalaya. Ha 1 :Terdapat pengaruh pemeliharaan berkala (preventive maintenance) terhadap produktivitas di Tee Jay Waterpark Tasikmalaya. H 02 : Tidak terdapat pengaruh pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance) terhadap produktivitas di Tee Jay Waterpark Tasikmalaya. Ha 2 : Terdapat pengaruh pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance) terhadap produktivitas di Tee Jay Waterpark Tasikmalaya.

Dengan derajat kebebasan (df) = k dan (n-k-1) dan tingkat kepercayaan 95% atau α = 0.05, maka : H 0 diterima jika alpha (0,05) <sig H 0 ditolak jika sig>alpha (0,05) Untuk mempermudah perhitungan dalam penelitian ini digunakan program SPSS 16.0 HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan maintenance yang Diterapkan Pada Perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya Pemeliharaan (maintenance) tidak dapat diabaikan karena merupakan salah satu kegiatan penting yang dilakukan pada proses operasi di perusahaan yang menggunakan mesin. Perusahaan yang menggunakan mesin tanpa memperhatikan pemeliharaan (maintenance) berarti menghilangkan masa depan perusahaan tersebut. Dalam jangka pendek seakan-akan dapat menekan biaya produksi karena tidak perlu mengeluarkan biaya pemeliharaan (maintenance) yang cukup besar, akan tetapi dalam jangka panjang perusahaan akan mengalami kesulitan dalam kegiatan proses operasinya, yang membutuhkan biaya yang besar atau perbaikan-perbaikan dari mesin-mesin dan fasilitas operasi yang tidak terpelihara dengan baik, seperti kerusakan, kemacetan, dan terlebih tidak berfungsi sama sekali. Melalui pelaksanaan pemeliharaan (maintenance) yang baik pada fasilitas atau peralatan operasional maka kemungkinan kerusakan yang terjadi dapat dikurangi atau dapat dihindarkan sama sekali, sehingga operasi dapat berjalan lancar. Seperti halnya yang dilakukan Haryati Bordir Tasikmalaya dalam melaksanakan pemeliharaan terhadap semua kegiatan operasi yang berhubungan dengan mesin, Haryati Bordir Tasikmalaya telah benar benar memperhatikan hal tersebut, dimana perusahaan telah melakukan pemeliharaan atau menjaga fasilitas atau peralatan produksi/operasi dan mengadakan perbaikan atau penyesuian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang direncanakan.

Pada perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya pemeliharaan yang dilakukan meliput pemeliharaan berkala (Preventive Maintenance) dan pemeliharaan perbaikan (Breakdown Maintenance). Dimana keduanya saling berhubungan satu sama lain, karena pada dasarnya perbaikan akan tidak berlangsung cepat apabila pemeliharaan berkala terlaksana dengan dengan baik. Karena biasanya perbaikan memerlukan pendanaan yang lebih besar dari pemeliharaan rutin. 4.1.1 Pemeliharaan Berkala (Preventive Maintenance) Manahan P. Tampubolon (2004:250) mengemukakan pendapat mengenai pemeliharaan berkala (Preventive Maintenance) sebagau berikut : Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan pemeliharaan atau perawatan untuk mencegah terjadinya yang tidak terduga, yang dapat menyebabkan fasilitas produksi atau operasi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi atau operasi Pemeliharaan berkala yang dilakukan perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya yaitu melakukan pemupukan / pemberian stempet / pelumasan pada bagian mesin seperti tertentu seperti bearing yang memerlukan pemeliharaan extra, serta pengecekan oli. Ini bertujuan agar tidak terjadi kendala yang tidak diharapkan saat kegiatan operasi perusahaan berlangsung. Adapun data pengeluaran perusahaan untuk kegiatan pemeliharaan berkala (Preventive Maintenance), setiap bulannya dalam kurun waktu satu tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data Pengeluaran Pemeliharaan Berkala (Preventive Maintenance) Periode Januari 2013 Februari 2014. No. Bulan Besarnya Biaya (Rp) 1 Januari 2013 4.750.000 2 Pebruari 4.920.000 3 Maret 4.800.000 4 April 5.000.000 5 Mei 4.900.000 6 Juni 5.170.000 7 Juli 5.300.000 8 Agustus 5.175.000 9 September 4.975.000 10 Oktober 4.700.000 11 November 5.430.000 12 Desember 5.100.000 13 Januari 2014 5.100.000 14 Februari 4.865.000 Sumber : Haryati Bordir Tasikmalaya 4.1.2 Pemeliharaan Perbaikan (Breakdown Maintenance / Corrective Maintenance) Manahan P. Tampubolon (2004:251) mengemukakan mengenai pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance) sebagai berikut : Pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance) merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan atau terjadi kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan jika pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance) dilakukan setelah fasilitas atau peralatan yang digunakan mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik bahkan tidak bisa dipergunakan sama sekali. Pemeliharaan perbaikan yang dilakukan Haryati Bordir Tasikmalaya dilakukan setelah mesin tidak berfungsi dengan baik. Perbaikan ini tidak dilakukan oleh karyawan Haryati Bordir Tasikmalaya melainkan dilakukan oleh bengkel service mesin bordel. Adapun data pengeluaran perusahaan untuk kegiatan pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance), setiap bulannya dalam kurun waktu satu tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Data Pengeluaran Pemeliharaan Perbaikan (Breakdown Maintenance) Periode Januari 2013 Februari 2014. No. Bulan Besarnya Biaya (Rp) 1 Januari 2013 6700000 2 Pebruari 6700000 3 Maret 6700000 4 April 7000000 5 Mei 7000000 6 Juni 7000000 7 Juli 7000000 8 Agustus 7000000 9 September 7000000 10 Oktober 7000000 11 November 7000000 12 Desember 7000000 13 Januari 2014 7300000 14 Februari 7300000 Sumber : Haryati Bordir Tasikmalaya 4.2 Kualitas Produk Pada Perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya Menurut Crosby (1979 : 58) kualitas adalah confermance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Menurut Kotler (2002 : 422) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari : 1. Kinerja (performance) 2. Daya Tahan (durability) 3. Kesesuaian dengan Spesifikasi (conformance to specifications) 4. Fitur (features) 5. Reliabilitas (reliability) 6. Estetika (aesthetics) 7. Kesan Kualitas (precevied quality)

Pengukuran Kualitas Produk pada perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya dilihat dari banyaknya jumlah produk cacat atau produk yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan. Setiap bulannya perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya dapat menghasilkan 13.500 sampai 15.000 potong produk bordel, dari banyaknya produk yang dihasilkan seringkali terdapat beberapa produk yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan atau produk cacat. Adapun data kualitas perusahaan dilihat dari banyaknya produk (Q) yang tidak sesuai atau cacat setiap bulannya dalam kurun waktu satu tahun dua bulan adalah sebagai berikut : No. Bulan Tabel 4.3 Data Kerusakan Produk Haryati Bordir Periode Januari 2012 Februari 2013. Banyaknya Produk Cacat Harga Pokok Jumlah (Rp) 1 Januari 21012 26 47.000 1.222.000 2 Pebruari 25 47.000 1.175.000 3 Maret 26 47.000 1.222.000 4 April 29 47.000 1.363.000 5 Mei 30 47.000 1.410.000 6 Juni 27 47.000 1.269.000 7 Juli 25 47.000 1.175.000 8 Agustus 28 47.000 1.316.000 9 September 30 47.000 1.410.000 10 Oktober 29 47.000 1.363.000 11 November 20 47.000 940.000 12 Desember 24 47.000 1.128.000 13 Januari 2013 33 47.000 1.551.000 14 Fabruari 29 47.000 1.363.000 Sumber : Haryati Bordir Tasikmalaya 4.3 Pengaruh Pemeliharaan (Maintenance) Mesin Terhadap Kualitas Produk Haryati Bordir Tasikmalaya Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemeliharaan berkala dan pemeliharaan perbaikan secara parsial dilakukan uji t. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial antara variabel independen terhadap varaibel dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lain dianggap konstan. Hasil uji t dengan bantuan SPSS 19 (Lampiran).

Dengan tingkat signifikansi sebesar 95%, jika t-hitung > t-tabel atau Sig. < 0,05 berarti bahwa masing-masing varaibel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Untuk melihat pengaruh pemeliharaan berkala terhadap kualitas produk dapat dilihat dari indikator-indikator yang mempengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antara pemeliharaan berkala (X 1 ) terhadap kualitas produk (Y) dapat dilihat dari perhitungan untuk analisis jalur. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa t hitung adalah sebesar -3,112 atau sig. (0.010) alpha (0.05) maka Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Sehingga pemeliharaan berkala secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya. Untuk melihat pengaruh pemeliharaan berkala terhadap kualitas produk dapat dilihat dari indikator-indikator yang mempengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antara pemeliharaan berkala (X 2 ) terhadap kualitas produk (Y) dapat dilihat dari hasil perhitungan untuk analisis jalur. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa t hitung adalah sebesar 3.275 atau sig. (0.007) alpha (0.05) maka Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) diterima Diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% pemeliharaan perbaikan secara parsial berpengaruh terhadap kualitas produk perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya. Secara keseluruhan, penulis dapat memvisualisasikan ke dalam struktur pengaruh pemeliharaan berkala (X 1 ), dan pemeliharaan perbaikan (X 2 )terhadap kualitas produk (Y), sebagai berikut: rx1x2 0.301 X1 X 2 Pyx1x2-0.631 Pyx2x2 0.665 Gambar 4.1 Hubungan Struktural antara Variabel X 1,X 2 Terhadap Y Ɛ Y 0.641 Pengaruh secara simultan dapat dilihat pada tabel di bawah ini, dimana total pengaruh dari variabel X atau 2 R sebesar 0,588 artinya jika pemeliharaan berkala (X 1 ) dan pemeliharaan perbaikan (X 2 ) bersama-sama meningkat atau memberikan dampak

positif, maka kualitas produk (Y) pun akan memberikan dampak positif atau meningkat pula. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Preventive Maintenance (X 1 ), Breakdown Maintenance (X 2 ), dan Kualitas produk (Y) No Nama Variabel Formula Hasil 1 Pemeliharaan Berkala a. Pengaruh Langsung X 1 Tehadap Y b. Pengaruh Tidak Langsung X 1 Melalui X 2 (-0,631)(-0,631) 0,3981 (-0,631)( 0,301)(0,665) -0,1263 Pengaruh X1 Total Terhadap Y 0,3981-0,1263 0.2718 2 Pemeliharaan Perbaikan c. PengaruhLangsung X 2 Tehadap Y d. Pengaruh Tidak Langsung X 2 Melalui X 1 (0,665)(0,665) 0,4422 (0,665)(0,301)(-0,631) -0,1263 Pengaruh X2 Total Terhadap Y 0,4422-0,1263 0.3159 (1) (2) (3) (4) (5) Total Pengaruh X 1, X 2 terhadap Y Pengaruh lain yang tidak diteliti 0.2718 + 0.3159 0,588 1 0,588 0,412 Tabel 4.4 menunjukan bahwa pengaruh pemeliharaan berkala (X 1 ) dan pemeliharaan perbaikan (X 2 ) terhadap kualitas produk (Y) perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya 0,588 atau 58,8%. Artinya jika pemeliharaan berkala (X 1 ) dan pemeliharaan perbaikan (X 2 ) bersama-sama meningkat atau memberikan dampak positif, maka kualitas produk (Y) pun akan meningkat pula. Sedangkan untuk pengaruh lain yang tidak diteliti terhadap kualitas produk perusahaan pada Haryati Bordir Tasikmalaya adalah sebesar 0,412 atau 41,2%.

4.4 Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui Preventive Maintenance (X 1 ) dan Breakdown Maintenance (X 2 ) terhadap Kualitas produk (Y) secara simultan dapat dilihat dari uji ANOVA. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa F hitung adalah sebesar 7.849 atau sig. (0.008) alpha (0.05) maka Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% Preventive Maintenance (X 1 ) dan Breakdown Maintenance (X 2 ) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Produk (Y) pada perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya. Pengujian secara parsial antara pemeliharaan berkala (X 1 ) terhadap kualitas produk (Y) dapat dilihat dari hasil perhitungan analisis jalur. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa t hitung adalah sebesar -3.112 atau sig. (0.010) alpha (0.05) maka Ho ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian dapat diartikan pemeliharaan berkala berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk. Dalam hal ini memang pemeliharaan berkala berpengaruh pada kualitas produk, namun dalam perhitungan hasil penelitian masih memiliki nilai negatif, yang artinya pemeliharaan berkala yang dilakukan perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya masih belum optimal. Pengujian secara parsial antara pemeliharaan perbaikan (X 2 ) terhadap kualitas produk (Y) dapat dilihat dari hasil perhitungan analisis jalur. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa t hitung adalah sebesar 3.275 atau sig. (0.007) alpha (0.05) maka Ho ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pemeliharaan perbaikan berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk. Pemeliharaan Perbaikan yang dilakukan di perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya sudah terlaksana, hal tersebut dapat dilihat dari sedikitnya ke gagalan dari produk yang dihasilkan atau produk gagal, meski fluktuasi kerusakan yang terjadi tidak terlalu menunjukan penurunan secara terus menerus. Besarnya pengaruh X1 terhadap Y sebesar -0,631 dan pengaruh X2 terhadap Y 0,665. Artinya jika pemeliharan berkala (X1) dan pemeliharaan perbaikan (X2) memberikan dampak positif, maka kualitas produk (Y) akan meningkat pula. Dari hasil perhitungan, secara teori harusnya pemeliharaan berkala memiliki nilai lebih besar akan tetapi pada hasil perhitungan penelitian yang dilakukan, pemeliharaan berkala (X1) memiliki nilai lebih kecil dari pada pemeliharaan perbaikan (X2), dikarenakan

perusahaan lebih memperhatikan pemeliharaan perbaikan ketika mesin sudah mengalami kerusakan. Biasa dilihat dari data yang diberikan perusahaan, biaya pemeliharan berkala yang dilakukan perusahaan tidak tetap malah mengalami penurunan sehingga biaya pemeliharaan perbaikan mengalami peningkatan. Oleh karena itu perusahaan harus lebih mengoptimalkan pemeliharaan berkala agar biaya pemeliharaan perbaikan tidak terlalu besar sehingga dapat meminimalkan biaya pemeliharaan. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemeliharaan berkala (Preventive Maintenance) oleh perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya dilaksanakan, meskipun hampir setiap hari sebelum jam opersi perusahaan melakukan pengecekan pada mesin yang digunakan seperti mengecek mur yang kendor, benang yang tidak terpasang dengan baik, dan system pengaturan yang dipakai selalu diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan operasi. Namun kegiatan ini perlu ditingkatkan demi menunjang terciptanya kualitas produk yang lebih baik. 2. Pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance) yang dilakukan oleh perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya telah dilaksanakan dengan baik, dapat dilihat dari jumlah kerusakan yang terjadi masih tergolong sedikit. Namun meski demikian perusahaan harus tetap memperhatikan mesin mana yang perlu perbaikan. 3. Kualitas produk di Haryati Bordir Tasikmalaya sudah termasuk sesuai dengan SOP perusahaan, dimana jumlah produk rusak yang ada sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah produk yang dihasilkan 4. Secara simultan dan parsial pemeliharaan berkala (Preventive Maintenance) dan pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance) berpengaruh terhadap kualitas produk pada Perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya.

Saran Adapun saran yang dapat diberikan padaperusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya adalah sebagai berikut : 1. Pemeliharaan berkala (preventive maintenance) dan pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance) yang telah dilakukan di Haryati Bordir Tasikmalaya pada dasarnya telah terlaksana. Hal ini dapat dilihat dari besarnya pengaruh yang diberikan terhadap produktivitas perusahaan. Akan tetapi alahkah baiknya apabila hal tersebut terus ditingkatkan. 2. Perusahaan Haryati Bordir Taasikmalaya harus lebih meningkatkan pemeliharaan berkala (preventive maintenance) agar dapat meminimalkan biaya pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance). 3. Kualitas produk yang dihasilkan sudah sesuai dengan SOP (standard operating procedure) perusahaan, namun perusahaan harus lebih mampu mengurangi kerusakan yang mungkin terjadi pada produk yang dihasilkan dan bahkan mampu meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta : LP- FEUI. Ekaputra, M. Barry. 2013. Pengaruh Desain Produk dan Desain Proses Terhadap Kualitas Produk di pocket22 tasikmalaya. Jurnal Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Vol. 1 Tasikmalaya. Gasperz, Vincent, 2004. Manajemen Kualitas Penerapan Konsep-Konsep Kualitas Dalam Bisnis Total, Cetakan Pertama, Jakarta: Binarupa Aksara. Handayani. 2004. Pengaruh Pelaksanaan Maintenance Terhadap Jumlah Produksi pada CV. Indonesia Meubel Mojokerto. jurnal Universitas Merdeka Malang. Vol. 1 Malang Heizer, Jay dan Barry Render. 2001. Manajemen Operasi. Edisi ke sembilan. Jakarta: Salemba Empat.

Manahan P. Tampubolon, 2004, Manajemen Operasional, Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia Sugiyono. 2003. Statistik Untuk Penelitian. Cetakan Ketiga, CV. Bandung : Alfabeta. Suliyanto, 2009. Praktikum Analisis Statistik. Program Pascasarjana Magister Sains Ekonomi Manajemen UNSOED Purwokerto. Umar, Husain. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Yunus. 2005. Analisis Pengaruh Perbaikan dan Penggantian Komponen Mesin Terhadap Jumlah Produksi pada PR. Valas Malang. Jurnal Universitas Brawijaya Malang. Vol. 1 Malang. http://www.scribd.com/doc/60145040/analisis-ian-kualitas-produk http://www.elib.unikom.ac.id/download.php?id=179340 http://www.wikipedia.com/pemeliharaan http://www.p2mmesin./artikel/.com