BAB I PENDAHULUAN. banyak menjadi permasalahan di indonesiaterutama di kota-kota besar yang padat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam melaksanakan penertiban Pedagang Kaki Lima

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan pegawai negeri sipil, oleh karena itu kedudukan dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas kekuasaan belaka, maka segala kekuasaan negara harus

DATA PROFIL SKPD. 8 VISI Terwujudnya Keamanan dan Ketertiban serta Penegakan Perda dan Program Kebijakan Kepala Daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara berkembang saat ini sedang giat-giatnya melaksanakan

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Seperti yang tercantum di dalam

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 10

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tujuan negara yaitu Melindungi segenap

Oleh: Retno Arifingtyas NIM. E BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya harus tetap berusaha melayani kepentingan masyarakat dan mengayomi

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur yang disebut pemerintah (government). Konsep, ajaran, dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peran dinas perhubungan dalam mendukung peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Magelang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2006 NOMOR 1 SERI D NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG POLISI PAMONG PRAJA. mempunyai arti khusus yang cukup strategis, karena tugas-tugasnya membantu

Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 1956 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1091) ; 3.

BUPATI BINTAN PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PONOROGO

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB 4 Struktur Organisasi Kabupaten, Kota dan Provinsi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak bisa dipungkiri bahwa zaman sekarang mencari pekerjaan untuk

PEMERINTAH KABUPATEN BURU

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU MEMUTUSKAN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang

ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya tidak pernah hidup sendiri, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DASAR POLISI PAMONG PRAJA

BAB I PENDAHULUAN. daerah (Pemda) adalah menjamin kepastian hukum, menciptakan, serta memelihara

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyebaran dan pergerakan penduduk. Hal ini mengakibatkan di. masyarakat, fungsi pelayanan dan kegiatan ekonomi.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 10 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPS PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. merdeka dan berdaulat yang mempunyai tujuan dalam pemerintahannya. Tujuan

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MAKASSAR

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 028 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 027 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah dan Perkembangan Satpol PP Kabupaten Rembang

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan bersama. Setiap organisasi memerlukan sumber daya manusia, karena sumber daya

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

I. PENDAHULUAN. berjalan ke arah yang lebih baik dengan mengandalkan segala potensi sumber daya yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1986

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN

SUMBANGAN RETRIBUSI PASAR TRADISIONAL KEPADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

PELAKSANAAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN PEDAGANG MOBIL KELILING

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Saat ini permasalahan pendidikan di Indonesia sangatlah penting dan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G

PEMERINTAH KOTA PASURUAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Maka dari itu dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang bedasarkan kemerdekaan,

PEMERINTAH KOTA PADANG

WALIKOTA BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permasalahan kesejahteraan sosial di Kota cenderung meningkat,

TINJAUAN PUSTAKA. Penegakan hukum pidana dapat menjamin kepastian hukum, ketertiban dan

PEMERINTAH KOTA DUMAI

BAB I PENDAHULUAN. dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa,

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang memiliki daerah yang giat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

PEMERINTAH KOTA GORONTALO

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam melaksanakan penertiban pedagang kaki lima banyak menjadi permasalahan di indonesiaterutama di kota-kota besar yang padat pemduduknya. Karena kebijakan tersebut dapat merugikan usaha masyarakat kecil dalam mencari rezekinya. Kebijakan pemerintah daerah dalam melakukan penertiban pedagang kaki lima terutama pedagang sayur-sayuran, buah-buahan dan penjual makanan selalu melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja karena mereka bertugas untuk melaksanakan penertiban dan peraturan daerah. Di Kotamadya Medan kebijakan pemerintah dalam melakukan penertiban sering berupa penggusuran pedagang kaki lima selalu melibatkan satuan polisi pamong praja kota medan. Untuk melaksanakan tugasnya, polisi pamong praja sudah dibekali peraturan daerah yang selalu melibatkan satuan polisi pamong praja dalam melaksanakan penertiban pedagang kaki lima. Setiap daerah dalam menata dan mengatur sistem pemerintahannya pasti mempunyai cita-cita yang ingin dicapai. Cita-cita dan tujuan yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat yang kemudian dijadikan sebagai dasar pijakan dalam melaksanakan pembangunan didaerahnya. Karena cita cita merupakan kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya maka antara negara satu dengan negara lainnya tidak sama dalam hal pencapaian tujuan. Demikian juga dengan negara Indonesia yang mempunyai tujuan seperti yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)

khususnya Alinea IV yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Cita-cita tersebut juga termasuk dalam sistem negara kita yang menganut sistem welfare state atau negara kesejahteraan yakni semua kebijakan pemerintah harus bertujuan untuk mensejahterakan rakyatnya baik pemerintah maupun daerah. Sehubungan dengan adanya kondisi ketentraman dan ketertiban baik dalam hal pedagang kaki lima yang berjualan di atas trotoar jalan, maka perlu diadakan pembinaan terhadap ketentraman dan ketertiban di daerah secara terencana dan terpadu. Dalam penanggulangan ancaman gangguan ketentraman dan ketertiban diterapkan suatu sistem pembinaan ketentraman dan ketertiban menurut pola-pola tertentu, baik melalui usaha-usaha masyarakat maupun pemerintah melalui pendekatan prosperity (Kemakmuran) dan security (keamanan). Untuk dapat terciptanya suatu kondisi ketentraman dan ketertiban yang mantap di daerah, perlu dilakukan suatu pembinaan yang meliputi segala usaha, tindakan, pengarahan serta pengendalian segala sesuatu yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban. Kondisi ketentraman dan ketertiban yang mantap dan terkendali dalam masyarakat akan mendorong terciptanya stabilitas nasional dan akan menjamin kelancaran penyelenggaraan pemerintahan di daerah maupun pelaksanaan pembangunan daerah maka tugas Kepala Daerah akan bertambah, terutama dalam menegakkan Peraturan Daerah dan Penyelenggaraan Ketertiban

Umum dan ketentraman masyarakat dibentuklah Satuan Polisi Pamong Praja (Undang-undang No. 32 Pasal 148 ayat 1 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah). Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 148 ayat 1, keberadaan Polisi Pamong Praja sangatlah strategis karena mempunyai fungsi sebagai pembantu Kepala Daerah dalam penegakan Peraturan Daerah dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 148. Berpijak pada Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah inilah, penulis akan mencoba menguraikan keberadaan Polisi Pamong Praja dalam penegakkan Peraturan Daerah dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat. Memperhatikan tugas Polisi Pamong Praja terutama dilapangan sebagai pembantu Kepala Daerah dalam penegakkan Peraturan Daerah dan Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban masyarakat tersebut, maka Polisi Pamong Praja dituntut untuk tanggap dan mampu menciptakan suatu kondisi ketentraman dan ketertiban yang mantap dan terkendali, oleh sebab itu perlu dilakukan suatu pembinaan yang meliputi berbagai usaha maupun tindakan dan segala kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pembangunan, pengarahan serta pengendalian segala sesuatu yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban secara berdayaguna dan berhasil guna sehingga peranan Polisi Pamong Praja tersebut akan dapat lebih dirasakan manfaatnya di semua bidang termasuk pembangunan pemerintah dan

kemasyarakatan yang tertib aman dan teratur dalam kepedulian terhadap adanya peraturan daerah yang diberlakukan. Dengan memperhatikan tugas, wewenang, dan fungsi dari Polisi Pamong Praja, maka mereka di tuntut untuk memperbaiki dan menyelenggarakan berbagai sektor yang masih lemah dengan mempertahankan dan meningkatkan serta memelihara yang sudah mantap melalui suatu pola pembinaan yang tepat dan lebih konkret bagi Polisi Pamong Praja, sehingga peranan Polisi Pamong Praja dapat lebih dirasakan manfaatnya disemua bidang termasuk pembangunan pemerintahan dan kemasyarakatan. Menyadari bahwa laju pembangunan di masa mendatang cenderung terus meningkat kapasitas maupun intensitasnya serta semakin komplek masalahnya, maka akan membawa dampak terhadap kehidupan masyarakat dengan tingkat kebutuhan yang cenderung semakin meningkat pula. Situasi dan kondisi yang semakin maju sangatlah diperlukanadanya anggota Polisi Pamong Praja yang mempunyai wawasan pengetahuan yang luas profesionalisme dan sikap disiplin serta ketahanan mental yang tinggi, sehingga dimungkinkan terwujudnya aparatur Polisi Pamong Praja yang mempunyai pola pikir yang cepat, produktif, proaktif dan berwibawa disertai dengan amal perbuatan dharma bhakti dan pengabdian yang nyata (Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 1990). Lebih lebih dalam rangka pemantapan penyelenggaraan otonomi daerah dengan titik berat pada daerah Kotamadya Medan. Tantangan yang perlu diwaspadai dan dijabarkan serta dikembangkan baik dalam bentuk kebijaksanaan maupun gerak operasional Polisi Pamong Praja

di harapkan dapat mendukung upaya Pemerintah Daerah untuk menegakkan peraturan dan kebijakan pemerinta serta meningkatkan dan menggali sumber pendapatan asli daerah, sehingga dapat untuk modal pembangunan yang benarbenar dapat diandalkan oleh masing- masing daerah. Berdasarkan uraikan diatas, maka perlu kiranya di cari permasalahan apa yang menghambat kinerja Polisi Pamong Praja yang selanjutnya perlu segera diadakan pemecahan masalah atau jalan keluarnya sehingga dapat mampu berperan aktif membantu Kepala Daerah di bidang pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. B. Rumusan Masalah Masalah yang dibahas dalam penyusunan skripsi ini sangat singkat, agar mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca yang mana diantara masalahmasalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana peran Polisi Pamong Praja dalam menegakkan Peraturan Daerah di Kotamadya Medan? 2. Hambatan-hambatan apa saja yang di hadapi Polisi Pamong Praja dalam rangka penengakan Peraturan Daerah di Kotamadya Medan dan Upaya apa saja yang telah dilakukan oleh Polisi Pamong Praja dalam mengatasi hambatan hambatan yang dihadapi dalam rangka penegakkan Peraturan Daerah di Kotamadya Medan? C. Tujuan Penelitian Setiap langkah seseorang yang akan mengadakan penelitian tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu harus menentukan tujuan dari penelitiannya, untuk menghindari agar penelitian yang akan dilaksanakan tidak menyimpang dari tujuan yang telah

ditentukan, sehingga dalam penelitiannya akan mudah dilaksanakan. Sebab tujuannya digunakan sebagai patokan dalam pengumpulan data dan sebagai pembatasan dalam penelitian. Karena tanpa tujuan yang jelas data yang terkumpul akan mudah hilang dan akan menyimpang dari maksud penelitian. Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui peran Polisi Pamong Praja dalam menegakkan Peraturan Daerah di Kotamadya Medan. 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dan upaya-upaya apa saja yang dihadapi Polisi Pamong Praja Kotamadya Medan dalam melaksanakan pembinaan ketentraman dan ketertiban serta penegakkan Peraturan Daerah di Kotamadya Medan. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian yang berjudul Peran Polisi Pamong Praja Dalam Rangka Penegakan Peraturan Daerah di Kotamadya Medan. a. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan informasi bagi dunia akademis dibidang hukum, khususnya mengetahui peran, hambatan, dan upaya upaya yang dilakuakan polisi pamong praja dalam membantu tugas Walikota dalam rangka penegakan Peraturan Daerah terutama penggusuran pedagang kaki lima. b. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan masalah penelitian ini yaitu Polisi Pamong Praja,

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi peningkatan kinerja dari Polisi Pamong Praja dan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pemecahan dari beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Polisi Pamong Praja di Kotamadya Medan dalam melaksanakan peratura daerah no 31 tahun 2007. E. Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha sedaya upaya untuk mengumpulkan data-data guna melengkapi kesempurnaan pembahasan skripsi ini, dimana dalam hal ini digunakan dua metode penelitian yaitu : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Disini penulis melakukan penelitian dengan cara mempelajari bahanbahan bacaan yang ada, baik itu karangan-karangan ilmiah maupun beberapa literatur-literatur yang mendukung penulisan dan pembahasan skripsi penulis ini. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam Penyempurnaan penelitian penulis melakukan penelitian secara langsung juga di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kotamadya Medan, baik itu dilakukan dengan pegamatan secara langsung tentang tata cara kerja instansi tersebut maupun mengadakan wawancara kepada pegawai yang berwenang memberikan informasi.

F. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut yang memuat 5 (lima) buah bab dan masing-masing bab mempunyai sub bab. Antara lain disebutkan sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas hal-hal yang umum dalam sebuah tulisan ilmiah yaitu : Penegasan dan Pengertian Judul, Alasan Pemilihan Judul, Permasalahan, Hipotesa, Tujuan Pembahasan, Metode Pengumpulan Data serta Sistematika Penulisan. BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG POLISI PAMONG PRAJA Dalam kaitan ini yang akan dibahas adalah tentang : Pengertian Polisi Pamong Praja, Jenis Polisi Pamong Praja,Tugas Dan Fungsi Polisi Pamong Praja, Kedudukan Polisi Pamong Praja. BAB III. PENYELENGGARAAN TUGAS-TUGAS POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENINDAKAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA MEDAN Dalam bab ini diuraikan pembahasan tantang : Gambaran Umum tentang Kota Medan, Gambaran Umum tentangkantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan,

BAB IV. HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIHADAPI DALAM MELAKSANAKAN PERDA NO. 31 TAHUN 2007 Dalam bab ini dibahas tentang : Gambaran Umum Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan, Tugas-tugas Polisi Pamong Praja Di Kota Medan, Posisi Polisi Pamong Praja Dalam Pelaksanaan Tugas Penindakan Penggusuran Pedagang Kaki Lima Di Kota Medan, Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Dan Usaha Yang Dilakukan. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab terakhir ini penulis akan memberikan kesimpulan dan juga saran.