BAB I PENDAHULUAN. perlakuan yang sama dihadapan hukum 1. Menurut M. Scheltema berpendapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUHAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. perlakuan yang sama dihadapan hukum 1. Menurut M. Scheltema mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. 2. Persamaan perlakuan dan pelayanan; 5. Penghormatan harkat dan martabat manusia;

BAB I PENDAHULUAN. diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi,

BAB I PENDAHULUAN. sebutan penjara kini telah berubah menjadi Lembaga Pemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem pemasyarakatan yang merupakan proses pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya kualitas sumber daya manusia staf Lembaga Pemasyarakatan, minimnya fasilitas dalam Lembaga Pemasyarakatan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara Hukum. Maka guna mempertegas prinsip Negara Hukum,

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan perdamaian dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum sebagaimana diatur dalam Pasal

BAB I PENDAHULUAN. mengenai fungsi pemidanaan tidak lagi hanya sekedar penjeraan bagi narapidana,

BAB I PENDAHULUAN. aka dikenakan sangsi yang disebut pidana. mempunyai latar belakang serta kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1945), di dalam Pembukaan alinea pertama menyatakan bahwa sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal ini dapat dibuktikan dalam Pasal

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), alinea keempat adalah

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan yang telah penulis

BAB III PENUTUP. beberapa kesimpulan tentang pemberian pembebasan bersyarat bagi narapidana di

BAB III PENUTUP. disimpulkan dalam penelitian ini bahwa dengan dikeluarkannya Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum, dimana salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana bersikap, bertutur kata dan mempelajari perkembangan sains yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergeseran paradigma dalam hukum pidana, mulai dari aliran klasik,

BAB I. Dalam kehidupan bernegara yang semakin komplek baik mengenai. masalah ekonomi, budaya, politik, keamanan dan terlebih lagi masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga pemasyarakatan atau disingkat ( LAPAS) merupakan institusi dari

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

BAB I PENDAHULUAN. Anak Di Indonesia. hlm Setya Wahyudi, 2011, Implementasi Ide Diversi Dalam Pembaruan Sistem Peradilan Pidana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya warga Binaan Pemasyarakatan sebagai insan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sebagai salah satu institusi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara yang berlandaskan atas dasar hukum ( Recht Staat ), maka

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. 1 Hal ini berarti setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Salah satu tujuan negara Indonesia sebagaimana termuat dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemasyarakatan di Indonesia. (Lapas) di Indonesia telah beralih fungsi. Jika pada awal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik pelaksanaan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Law adalah Equality before the Law. Asas ini dituangkan dalam peraturan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG MENJALANI PIDANA PENJARA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN

BAB III PENUTUP. kesimpulan bahwa realisasi hak-hak narapidana untuk mendapatkan upah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Negara Indonesia merupakan Negara Hukum yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat Indonesia. Setelah adanya Keputusan Konferensi Dinas Para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penduduk Indonesia yang sangat besar jumlah pertumbuhan penduduknya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang memiliki konstitusi tertinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. bisa terjadi pada anak dimana apabila anak terkena pidana. Adapun pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. ada sehingga setiap manusia diharapkan mampu menghadapi tantangan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat tidak pernah lepas dengan. berbagai macam permasalahan. Kehidupan bermasyarakat akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. telah ditegaskan dengan jelas bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum,

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

P, 2015 PERANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KLAS IIA BANDUNG DALAM UPAYA MEREHABILITASI NARAPIDANA MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perlakuan terhadap para pelanggar hukum, merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang dari waktu ke waktu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. Dalam era pertumbuhan dan pembangunan dewasa ini, kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk norma yang hidup di masyarakat. Sebagai ultimum remedium,

SKRIPSI PERAN BAPAS DALAM PEMBIMBINGAN KLIEN PEMASYARAKATAN YANG MENJALANI CUTI MENJELANG BEBAS. (Studi di Balai Pemasyarakatan Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip persamaan di hadapan hukum (Equality Before The Law), diatur

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa, Indonesia adalah Negara

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita bangsa. Anak. dalam kandungan. Penjelasan selanjutnya dalam Undang-Undang

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. profesi sebagai acuan, sama seperti hakim dan jaksa. karena hal seperti itu tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum, hal ini telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem pembinaan Narapidana di Indonesia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan secara tegas bahwa negara Indonesia adalah negara hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan hukum dapat berlangsung secara normal, tetapi dapat juga

BAB I PENDAHULUAN. memberikan efek negatif yang cukup besar bagi anak sebagai korban.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. UUD 1945 pasal 1 ayat (3) bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan hukum pidana merupakan sebagian dari penegakan hukum di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengadilan, serta Lembaga Pemasyarakatan. Keempat subsistem tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Negara Hukum. Secara substansial, sebutan Negara Hukum lebih tepat

BAB I PENDAHULUAN. negara hukum. Negara hukum merupakan dasar Negara dan pandangan. semua tertib hukum yang berlaku di Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah merupakan negara hukum. Negara

BAB I PENDAHULUAN. menentukan secara tegas bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum, bukan

BAB III PENUTUP. Pemasyarakatan narkotika Yogyakarta adalah:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembicaraan tentang anak dan perlindungan tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

satunya diwujudkan kedalam Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Nomor 14 tahun 1970 dan diganti oleh Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. yang sama oleh hakim tersebut (audi et alterampartem). Persamaan dihadapan

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. secara terperinci menyatakan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bagi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, pemikiran-pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya tindak pidana yang terjadi di Indonesia tentu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan secara tegas bahwa negara Indonesia adalah Negara hukum. Sejalan dengan ketentuan tersebut maka salah satu prinsip- penting Negara adalah adanya jaminan kesedederajatan bagi setiap orang di hadapan hukum (Equality Before The Law). Oleh karena itu setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama dihadapan hukum 1. Menurut M. Scheltema berpendapat bahwa: setiap Negara hukum terdiri dari empat asas utama yaitu asas kepastian hukum, asas persamaan, asas demokrasi, asas bahwa pemerintah dibentuk untuk melakukan pelayanan terhadap masyarakat 2. Asas persamaan di dalam hukum atau yang sering di sebut dengan Equality Before The Law, diartikan secara dinamis dipercayai akan memberikan jaminan adanya akses untuk memperoleh keadilan ( access to justice ) bagi semua orang tanpa memperdulikan latar belakang, khususnya mereka yang sedang menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan ( LP ). 1 Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, Hlm. 127. 2 Marwan Effendy, Kejaksaan Republik Indonesia Posisi dan Fungsinya dari Prespektif Hukum, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005, Hlm 142.

2 Setiap warganegara di dalam hukum mempunyai hak yang sama tidak ada yang di beda- bedakan, hak asasi manusia adalah sebagian dari sebagian dari kehidupan manusia yang harus di perhatikan dan di jamin keberadaanya oleh Negara, khususnya di indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang. Equality Before The Law berasal dari pengakuan terhadap individual freedom bertalian dengan hal tersebut Thomas Jefferson menyatakan bahwa that all men are created equal terutama dalam kaitannya dengan hak- hak dasar manusia 3. Demikian konsep equality before the law telah diintrodusir dalam konstitusi, suatu pengakuan tertinggi dalam sistem peraturan perundang- undangan di tanah air. Ironisnya dalam praktek hukum di Indonesia masih diskriminatif, equality before the law tidak diterapkan secara equal bahkan sering kali diabaikan, kepentingan kelompok tertentu lebih dikedepankan dibandingkan kepentingan publik. Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Lembaga Pemasyarakatan Pasal 1 Ayat (3 dan 6), berisi ketentuan bahwa Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut LAPAS adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan Narapidana/ Anak Didik Pemasyarakatan yang berdasarkan putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap. Pada saat pembinaan Pasal 5 huruf ( b dan f ) berisi ketentuan dalam sistem pembinaan pemasyarakatan di laksanakan berdasarkan asas perlakuan dan 3 http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100224114235aakhjgq, pada 20.30, tanggal 24 Maret 2012

3 pelayanan serta asas terjaminnya hak untuk berhubungan dengan keluarga dan orang- orang tertentu. Lembaga Pemasyarakatan dalam pembinaan Narapidana dan anak didik pemasyarakatan dalam hal ini petugas pemasyarakatan wajib menjunjung tinggi hak- hak warga binaan pemasyarakatan, berlaku adil terhadap warga binaan pemasyarakatan, menjaga rahasia pribadi pemasyarakatan, memperhatikan keluhan warga binaan pemasyarakatan, menjaga rasa keadilan masyarakat, menjaga kehormatan diri dan menjadi teladan dalam sikap dan perilaku, waspada dan peka terhadap kemungkinan adanya ancaman dan gangguan keamanan, bersikap sopan dan tegas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat 4. Banyak ahli kepenjaraan maupun orang yang bukan ahli hukum di Indonesia mengatakan bahwa apa gunanya mengubah sebuah nama dari penjara menjadi lembaga pemasyarakatan kalau memang peraturan Peraturan Perundang- Undangan serta cara perlakuan petugas terhadap narapidana tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya 5. Adapun hal- hal yang merintangi pemikiran ideal yang ada dalam lembaga pemasyarakatan yang digunakan untuk menggantikan penjara dan tidak hanya sebagai perubahan nama antara lain lembaga pemasyarakatan disamping menimbulkan rasa derita pada terpidana karena dihilangkanya kemerdekaan bergerak, membimbing 4 Maidin Gultom, 2008, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Anak di Indonesia, Rafika Aditama. Hlm 136. 5 Petrus Irwan Panjaitan dan Pandapotan Simorangkir, 1995, Lembaga Pemasyarakatan dalam Prespektif System peradilan pidana, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Hlm 26.

4 terpidana agar bertobat, mendidik supaya ia menjadi seorang anggota masyarakat sosialis Indonesia yang berguna 6. Menurut Lumintang kiranya tidak berlebih- lebihan berdasarkan pengamatan diberbagai lembaga pemasyarakatan yang ada ditanah air, bahkan secara praktis para pejabat pelaksanaan dalam lembaga ini, baru mampu melakukan tindakan- tindakan untuk mencegah narapidana melarikan diri dari tempat pemidanaan mereka, sedangkan tugas- tugas resosialisasi bagi Narapidana itu hanya mereka lakukan untuk sekedar tidak membuat lembagalembaga pemasyarakatan itu sebagai suatu tempat pemidanaan, melainkan juga sebagai tempat pemidanaan alakadarnya terhadap Narapidana 7 Hak Asasi Manusia itu penting karena tanpa hak itu tidak akan ada martabat manusia, banyak yang berpendapat bahwa hidup tanpa hak adalah kehidupan tidak bermartabat.undang- Undang Dasar 1945 Pasal 28 d Ayat ( 1 ) berisi ketentuan bahwa bahwa semua orang sama di hadapan hukum sehingga tidak ada diskriminasi pada siapapun termasuk Narapidana 8. Seperti yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dalam Pasal 2, berisi ketentuan Negar Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak Asasi Manusia, Hak Asasi Manusia dan kebebasan dasar manusia tidak dapat dilepaskan dari manusia pribadi, karena itu pemerintah berkewajiban baik secara hukum maupun secara politik, ekonomi, social, moral untuk melindungi dan mengambil langkah- langkah konkrit demi 6 R.Achmad. S. Soeman Dipradja dan Romli Atmasasmita, 1979, Sistem Pemasyarakatan di Indonesia, Bina Cipta, Bandung,. Hlm 13. 7 M. Zen Abdullah, 2009, Pidana Penjara Eksistensi dan Efektivitas dalam Upaya Resosialisasi Narapidana, Hasta Cipta Mandiri, Bandung. Hlm 76. 8 Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

5 tegaknya Hak asasi Manusia 9. Masyarakat yang menghormati hak asasi manusia sesuai dengan The Rule of Law, terdapat pengakuan terhadap hak dan kewajiban para warga negara, dengan demikian hukum akan memperlakukan setiap warga negara sama dengn perlakuan yang berkaitan dengan orang lain siapapun dia dan apapun kekuasanya. 10 Keputusan Menteri Nomor: 02- PK. 04. 10 Tahun 1990, berisi tentang Narapidana/ Anak Didik selama berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan tidak boleh ada penyiksaan terhadap Narapidana/ Anak Didik pada umumnya, baik yang berupa tindakan, perlakuan, ucapan, cara perawatan ataupun penetapan, satu- satunya derita yang dialami oleh Narapidana / Anak Didik hanya dibatasi kemerdekaan-nya untuk leluasa bergerak, memperoleh bimbingan ( bukan penyiksaan ) supaya mereka bertobat, tidak mencampurbaurkan narapidana dengan anak didik, yang melakukan tindak pidana berat dengan yang ringan dan sebagainya 11. Seringkali Lembaga Pemasyarakatan ini disalah gunakan oleh aparat penegak hukum itu sendiri, sehingga asas Equality Before The Law diabaikan begitu saja, tanpa melihat dampak yang terjadi sebagai contoh terungkapnya sel wanita yang sangat mencengangkan publik yaitu penjara saja bisa dibuat taman rekreasi karena bisa mengajak anak, cucu, keluarga untuk masuk kedalam ruang penjara, bahkan perabot untuk momong cucupun bisa dibawa 9 Penjelasan Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1995 tentang Hak Asasi Manusia 10 Heri Taher, 2010, Proses Hukum Yang Adil dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia. LaksBang Pressindo, Yogyakarta. Hlm 50. 11 Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M. 02- PK. 04. 10 Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/ Tahanan Poin 2, 3, 4.

6 kedalam dengan bebas dan lengkap seperti layaknya rumah mewah 12. Kerusuhan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan ( LP ) Grobokan, menurut Kapolda Bali Irjen Pol Totoy Indrawan menyebut rusuh di Lembaga Pemasyarakatan Grobokan karena persoalan internal yakni kapasistas yang melebihi batas, diskriminasi, dan utang- piutang diantara napi yang terjadi pada minggu 19 Februari 2012, fakta juga menunjukan bahwa LAPAS Grobokan yang dirancang untuk 300 napi, dijejali 1030 orang warga binaan 13. Contoh- contoh tersebut dapat memberikan gambaran bahwa Lembaga pemasyarakatan sampai saat ini belum digunakan sebagaimana mestinya, sebab mereka yang berada didalam Lembaga Pemasyarakatan saat ini belum berperan sebagaimana mestinya. Narapidana bukan lagi obyek melainkan juga subyek yang tidak berbeda dari manusia lainya yang sewaktu- waktu dapat melakukan kesalahan atau kekhilafan yang dapat dikenakan pidana sehingga tidak harus diberantas, yang harus diberantas adalah faktor- faktor yang dapat dikenakan pidana 14. Lembaga pemasyarakatan dalam pembinaan Narapidana dan Anak Didik pemasyarakatan dalam hal ini petugas pemasyarakatan wajib menjunjung tinggi hak- hak Warga Binaan Pemasyarakatan, berlaku adil terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan, menjaga rahasia pribadi pemasyarakatan, memperhatikan keluh warga binaan pemasyarakatan, 12 http://faarhatsalim.wordpress.com//2010/05/31/contoh-isd-bab-7-ketidakadilan-nyata indonesia/http://id.answers.yahoo.com, diakses pada 24 Maret 2012, jam 19.30. 13 http://kabar-aneh.blogdpot.com2012/02/500-pasukan-tni-polri-dikerahkan.html, Akses tanggal 24 Maret 2012, jam 19.30. 14 Dwidja Priyanto, 2006, Sistem Pelaksanaan Pidana di Indonesia, PT Rafika Aditama, Bandung. Hlm 103.

7 menjaga rasa keadilan masyarakat, menjaga kehormatan diri dan menjadi teladan dalam sikap dan perilaku, waspada dan peka terhadap kemungkinan adanya ancaman dan gangguan keamanan, bersikap sopan dan tegas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat 15. Melihat fakta yang ada maka penulis tertarik untuk menulis tentang Implementasi Asas Equality Before The Law di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta, karena penulis merasa menarik untuk diteliti. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan: 1. Bagaimanakah Implementasi Asas Equality Before The Law di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan, Yogyakarta? 2. Apakah yang menjadi faktor penghambat Implementasi Asas Equality Before The Law di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Sesuai permasalahan yang akan diteliti, bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai Implementasi Asas Equality Before The Law di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. 15 Maidin Gultom, 2008, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana Anak, Rafika Aditama, Bandung. Hlm 136.

8 2. Untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai faktor penghambat Implementasi Asas Equality Before The Law di dalam Lembaga Pemayarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya yaitu bagi: 1. Manfaat Teoritis: bagi perkembangan ilmu hukum, hasil penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu hukum khususnya bagi hukum pidana untuk mengetahui tentang Implementasi Asas Equality Before The Law di dalam Lembaga Pemasyarakatan. 2. Manfaat Praktis: hasil penelitian ini bermanfaat memberikan masukan terhadap lembaga pemasyarakatan untuk mengimplementasikan asas Equality Before The law dengan baik sesuai dengan peraturan yang ada tanpa harus tebang pilih, sehingga penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi perkembangan Lembaga Pemasyarakatan, dengan Implementasi Asas Equality Before The law maka Narapidna dapat memperoleh hak- hak yang sama didalam Lembaga Pemasyarakatan, karena disitu adalah tempat atau wadah untuk membina, penelitian ini dapat membuka cakrawala pandang mengenai lembaga pemasyarakatan merupakan tempat pembinaan dan diperlakukan sama, melalui penelitian ini peneliti dapatbelajar menyadari bahwa narapidana adalah juga manusia sehingga mereka juga harus diperlakukan dan mempunyai hak yang sama. E. Keaslian Penelitian

9 Penulisan penelitian ini merupakan karya hasil penulisan sendiri dan bukan merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari penelitian hukum hasil karya penulis lain. Hal ini dapat dibuktikan dengan menguraikan dan membandingkan penelitian ini dengan penelitian lain. Penulisan hukum dengan judul Implementasi Asas Equality Before The law di dalam Lembaga Pemasyarakatan, belum pernah ditulis sebelumnya. Apabila terbukti merupakan duplikasi atau plagiasi, maka penulis bersedia menerima sanksi akademik dan atau sanksi hukuman yang berlaku. Hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan ialah: 1. Maria Magdalena Blegur, Fakultas Hukum Atma Jaya Yogyakarta ( Tahun 2008) dengan judul Implementasi Hak Narapidana untuk mendapatkan Kesempatan Berasimilasi dilembaga pemasyarakatan Kelas IIA Sragen tujuan penelitian penulis adalah untuk mengetahui Implementasi Hak Narapidana untuk mendpatkan kesempatan untuk berasimilasi dilembaga pemasyarakatan kelas IIA Sragen terimplementasi, tetapi sebagian besar telah terlaksana khususnya hak terpidana untuk mendapatkan kesempatan berasimilasi dan hailnya dapat diterima kembali dimasyarakat. Kendala dalam pelaksanaan hak narapidana tersebut antara lain: Petugas Lembaga Pemasyarakatan yang kurang memahami hak narapidana, sikap dan perilaku narapidana itu sndiri serta cara pandang masyarakat cenderung masih apriori. 2. Aji Wibowo, Fakultas Hukum Atma Jaya Yogyakarta ( Tahun 2006), dengan judul Pelaksanaan Haka- hak Narapidana di Lembaga

10 Pemasyarakatan Wirogunan, tujuan penelitian penulis adalah untuk mengetahui pelaksanaan hak- hak narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut belum semua hak- hak Narapidana di lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Yoyakarta terpenuhi, karena petugas Lembaga Pemasyarakatan belum memahami dan mengerti hak- hak narapidana F. Batasan Konsep Dalam penelitian ini, batasan konsep diperlikan untuk memberikan batas berbagai pendapat yang ada, agar substansi atau kajian dari penulisan hukum ini tidak melebar atau menyimpang mengenai konsep tentang Implementasi Asas Equality Before The Law di dalam Lembaga Pemasyarakatan. a. Implementasi menurut Kamus Praktis Bahasa Indonesia adalah penerapan, pelaksanaan 16. b. Asas adalah dasar atau sesuatu yang dijadikan tumpuan berpikir, berpendapat dan bertindak 17. c. Equality Before The Law adalah setiap orang harus diperlakukan sama didepan hukum tanpa membedakan suku, agama, pangkat, jabatan dan sebagainya. 18 16 Hadi Syuaeb, TT, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Sendang Ilmu, Solo. Hlm 224. 17 http://rudipradisetia.blogspot.com/2010/11/asas-asas-pembentukan-peraturan-perundang.html 5 April 2012, Jam 14.30 18 http://id-id.facebook.com/note.php?note_id=207452495956656 Rabu 16 Mei 2012. Jam 22.09.

11 d. Lembaga menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah badan atau organisasi yang mempunyai tujuan jelas terutama dalam bidang keilmuwan. 19 e. Pemasyarakatan menurut Udang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan Pasal 1 Ayat ( 1 ) adalah kegiatan untuk pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan system, kelembagaan, dan cara pembinaan Warga Binaan yang merupakan bagian akhir dari sitem pemidanaan dalam tata peradilan pidana. f. Lembaga Pemasyarakatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tempat orang- orang menjalani hukuman pidana penjara 20. G. Metode Penelitian Hukum 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dipergunakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang berfokus pada norma hukum positif dan dilakukan dengan cara mempelajari peraturan Perundang- Undangan serta Peraturan yang berkaitan dengan Immplementasi Asas Equality Before The Law di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. Penelitian ini memerlikan data sekunder ( bahan hukum ) sebagai data utama. 2. Jenis Data Jenis data yang dicari dalam penelitian ini adalah data sekunder yang menggunakan studi kepustakaan dan hasil wawancara yang meliputi: 19 Ahmad A. K. Muda, 2006, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Reality Publisher. Hlm 348. 20 Kamus Besar Bahasa Indonesia, op. Cit. Hlm 55

12 a Bahan Hukum Primer Norma Hukum Positif Indonesia a) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19945 yang diamandemen Pasal 28D ayat ( 1 ) berisi ketentuan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. b) Undang- Undang (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, lembaran Negara Indonesia Tahun 1995 Nomor 77. (2) Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. c) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. d) Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M. 02- PK- 04 Nomor 10 Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/ Tahanan. e) Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M. 01. PR. 07.03 Tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan. b Bahan Hukum Sekunder

13 Bahan hukum sekunder yang digunakan adalah beberapa pendapat hukum yang diperoleh dari buku- buku, artikel, opini sarjana hukum, dan websaite yang berhubungan dengan permasalahan mengenai Implementasi Asas Equality Before The Law di dalam Lembaga Pemasyarakatan serta wawancara yang diperoleh dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wirogunan, Yogyakarta. c Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia. d Narasumber Pada penelitian hukum ini, peneliti akan mengadakan wawancara pada beberapa narasumber untuk memberikan pendapat hukum yang berkaitan dengan permasalahan bagaimanakah Implementasi Asas Equality Before The Law di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wiroogunan Yogyakarta dan apakah yang menjadi faktor penghambat Implementasi Asas Equality Before The Law di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakrta. 3. Analisis Data Data diperoleh dari hasil penelitian kemudian disajikan secara kualitatif. Selanjutnya dianalisis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana data yang telah terkumpul akan diteliti secara

14 komperhensif agar obyek yang diteliti dapat dipahami secara mendalam sehingga dapat memberikan jawaban terhadap masalah- masalah yang ada. Sedangkan data yang diperoleh dan diharapkan akan dapat menghasilkan suatu kesimpulan dengan permasalahan serta tujuan penelitian yang benar dan akurat, selanjutnya dianalisis. H. Sistematika Penulisan Hukum Penulisan hukum ini disusun secara sistematis dalam bab per bab yang saling berhubungan dengan tujuan agar terwujud penulisan hukum yang menghasilkan keterangan yang jelas dan sistematis, Bab-bab tersebut: Bab I. Pendahuluan Dalam bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penellitian, metode penelitian dan sistematika penulisan hukum. Bab II. Pembahasan Dalam bab ini menguraikan asas equality before the law, lembaga pemasyarakatan kelas II A Wirogunan Yogyakarta, serta hasil penelitiian. Bab III. Penutup Dalam bab ini merupakan bab penutup yang menguraikan kesimpulan dan saran.