Standar waktu maksimal adalah 1 (satu) hari kerja terhitung permohonan diterima di pelayanan umum dengan persyaratan lengkap.

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI JEMBRANA KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 31 / KEU / 2009 TENTANG

Rekapitulasi Data Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purwakarta Tahun 2017

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH KABUPATEN WAJO.

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SIDRAP.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

DATA JUMLAH PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB. KUTAI KARTANEGARA SAMPAI DENGAN 5 JULI 2017

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BUPATI BENGKULU SELATAN PROVINSI BENGKULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG POS KESEHATAN DESA ( POSKESDES ) DI KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI

BAB III TINJAUAN LOKASI

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN KAKAO KABUPATEN JEMBRANA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI PADANG LAWAS PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA DEPOK.

BUPATI NATUNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

WALIKOTA TASIKMALAYA

KATA PENGANTAR. BKDD Kab. Banyumas

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

2.1. Kondisi Geografi

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2

KATA PENGANTAR. BKDD Kab. Banyumas

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BUPATI NIAS BARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NIAS BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 15 SERI D

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D

NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2016 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

BUPATI BULELENG PROPINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR 042/384/HK/2017

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

B U P A T I S R A G E N

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2009 T E N T A N G

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA.

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 3 TAHUN 2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR.

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

KABUPATEN CIANJUR KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGAN YAR NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

-1- BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH.

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

Standar waktu maksimal adalah 1 (satu) hari kerja terhitung permohonan diterima di pelayanan umum dengan persyaratan lengkap. Diagram 2.2 Alur Layanan Perijinan Di Pelayanan Umum Satu Loket Pemerintah Kabupaten Jembrana PEMOHON FRONT OFFICE Layanan Informasi dan Blangko Permohonan Penerimaan Berkas Verifikasi/pemeriksaan kelengkapan berkas LOKET Entry Data Registrasi berkas permohonan Penjadwalan cek lapangan TIM PERIJINAN Cek Lapangan Persetujuan tim perijinan (BAP) Penetapan rincian biaya perijinan KASIR Penerimaan Retribusi/Biaya layanan Perijinan dengan bukti kwitansi FRONT OFFICE Penyerahan Surat Ijin KEPALA DINAS Pengesahan /Penandatanganan surat ijin LOKET Registrasi tanda bukti pembayaran Cetak surat ijin II - 16

tepat waktu. Standar pengurusan perizinan dari segi biaya dan waktu dijelaskan secara transparan. Dengan demikian masyarakat dapat mengetahui waktu penyelesaian perijinan yang dimohonkan. Secara umum, standar waktu dalam penyelesaian perijinan dikelompokkan dalam 4 jenis pelayanan perijinan yaitu adalah: 1. Pelayanan Perijinan Proses perijinan yang tidak melalui proses survey ke lapangan/lokasi, waktu penyelesaian ijin maksimal 3 hari kerja sejak registrasi ijin sudah terbit. Perijinan yang memerlukan survey lapangan/lokasi, waktu penyelesaian ijinnya maksimal 10 hari kerja terhitung sejak registrasi ijin sudah terbit. Jenis pelayanan perijinan satu pintu/loket mencakup sekitar 55 jenis perijinan. Dan jenis-jenis perijinan dapat langsung ditanyakan pada bagian informasi di telepon nomor: 0365-41210 Ext. 3376. 2. Pelayanan Akta Catatan Sipil Standar waktu penyelesaian akta catatan sipil adalah 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima di pelayanan umum dalam keadaan lengkap dan benar sesuai ketentuan persyaratan yang telah ditetapkan. 3. Pelayanan KTP dan KK Standar waktu penyelesaian selama 3 (tiga) hari kerja, terhitung sejak permohonan diterima di pelayanan umum dalam keadaan lengkap dan benar sesuai prosedur yang telah ditetapkan. 4. Pelayanan Kartu Tanda Pencari Kerja AK/I (Kartu Kuning) II - 15

Secara Struktural Kepala Sekretariat Daerah merupakan jabatan tertinggi untuk karier Pegawai Negeri Sipil di daerah, sehingga diperlukan kerjasama yang baik antara kepala daerah dengan aparatur pemerintah lainnya. Gambar 2.1 Diagram Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Jembrana 2.5 PERIJINAN D alam upaya untuk lebih mengefektifkan prosedur pengurusan perijinan serta mengoptimalkan pelayanan, pemerintah Kabupaten Jembrana memberlakukan pengurusan perijinan melalui satu pintu (pelayanan umum satu loket), sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat Jembrana dan pihak investor dalam pengurusan perijinan dapat II - 14

20 Satuan Polisi Pamong Praja 84 3 87 21 Kecamatan Negara 321 254 575 NO SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH L P TOTAL 22 Kecamatan Jembrana 228 172 400 23 Kecamatan Melaya 282 213 495 24 Kecamatan Mendoyo 318 247 565 25 Kecamatan Pekutatan 191 135 326 26 KPU 9 2 11 27 Kelurahan Gilimanuk 9 4 13 28 Kelurahan Baler Bale Agung 7 3 10 29 Kelurahan Pendem 6 4 10 30 Kelurahan Banjar Tengah 8 5 13 31 Kelurahan Sangkaragung 9 2 11 32 Kelurahan Loloan Timur 10 6 16 33 Kelurahan Loloan Barat 7 3 10 34 Kelurahan Dauhwaru 10 5 15 35 Kelurahan Lelateng 10 3 13 36 Kelurahan Tegalcangkring 9 2 11 JUMLAH TOTAL 3.254 1.934 5.188 Sumber: Bagian Kepegawaian Setda Daerah Kab. Jembrana 2009 2.4 ORGANISASI DAERAH S usunan Organisasi Pemerintahan Kabupaten Jembrana di kepalai oleh Bupati Jembrana / Wakil Bupati Jembrana. Pusat pemerintahan berada di Civic Centre Pemerintahan di Jalan Untung Surapati Negara. Seluruh Dinas (SKPD) pelaksana jalannya pemerintahan berada dalam satu gedung terpadu, sehingga pelaksanaan roda pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat berada dalam satu gedung bersama Sekretaris Daerah Kabupaten Jembrana selaku Kepala Sekretariat Daerah. Sekretaris Daerah dibantu oleh beberapa asisten yang bertanggung jawab terhadap tugas bidangnya masingmasing yang juga dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh beberapa kepala bagian. II - 13

12 Penyuluh Kehutanan 3 3 13 Penyuluh Keluarga Berencana 15 5 20 NO JABATAN FUNGSIONAL JUMLAH L P TOTAL 14 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 4 4 15 Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan 9 9 16 Penyuluh Pertanian 80 7 87 17 Perawat 56 150 206 18 Perawat Gigi 5 11 16 19 Perencana 5 1 6 20 Pranata Laboratorium Kesehatan 1 4 5 21 Pustakawan 1 3 4 22 Sanitarian 4 2 6 Jumlah 1.670 1.347 3.017 Sumber: Bagian Kepegawaian Setda Kab. Jembrana 2009 Tabel 2.7 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana Berdasarkan SKPD Tahun 2009 NO SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH L P TOTAL 1 Sekretariat Daerah 182 106 288 2 Sekretariat DPRD 26 8 34 3 Dinas Pertanian Kehutanan dan Kelautan 142 21 163 4 Dinas Pekerjaan Umum 95 15 110 5 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi 43 19 62 6 Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi 34 13 47 7 Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika 58 17 75 8 Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial 49 27 76 9 Dinas Pendidikan, Pemuda Olah Raga, Pariwisata, dan Kebudayaan 760 404 1.164 10 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal 33 9 42 11 Inspektorat 30 16 46 12 Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 15 3 18 13 Kantor Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan 59 17 76 14 Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi 30 6 36 15 Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 20 5 25 16 Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana 21 13 34 17 Kantor Pendidikan dan Pelatihan Daerah 30 5 35 18 Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu 27 11 38 19 Rumah Sakit Umum 82 156 238 II - 12

sebanyak 1.371 (42%) disusul oleh Gol III sebanyak 1.105 orang. Berdasarkan PP Nomor 41 Tahun 2007, formasi jabatan struktural dan fungsional perangkat daerah di Kabupaten Jembrana Tahun 2009 tercatat sejumlah 375 orang untuk jabatan struktural dan sebanyak 3.017 orang untuk jabatan fungsional. Untuk rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.5 Jumlah Pejabat Struktural Pemerintah Kabupaten Jembrana Tahun 2009 JENIS No KEPEGAWAIAN JUMLAH L P TOTAL 1 Eselon II.a 1 1 2 Eselon II.b 16 16 3 Eselon III.a 34 7 41 4 Eselon III.b 27 5 32 5 Eselon IV.a 163 40 203 6 Eselon IV.b 43 20 63 7 Eselon V.a 14 5 19 JUMLAH 284 72 375 Sumber: Bagian Kepegawaian Setda Kab. Jembrana 2009 Tabel 2.6 Jumlah Pejabat Fungsional Pemerintah Kabupaten Jembrana Tahun 2009 NO JABATAN FUNGSIONAL JUMLAH L P TOTAL 1 Apoteker 1 1 2 Arsiparis 4 4 3 Asisten Apoteker 2 10 12 4 Auditor 7 2 9 5 Bidan 51 51 6 Dekter Gigi 2 5 7 7 Dokter 23 14 37 8 Guru 1.407 1.071 2.478 9 Instruktur 11 11 10 Nutrisionis 1 8 9 11 Pengawas Sekolah 29 3 32 II - 11

2.3 APARATUR NEGARA/PNS H asil data Per Desember 2009, jumlah aparatur Negara/PNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dari data tahun 2009, jumlah PNS tercatat sebanyak 5.188 orang dengan perbandingan laki dan perempuan adalah 3.254 orang : 1.934 orang. Dan data ini mengalami perubahan per Maret 2010 menjadi 5.198 orang (3.239 laki laki dan 1.959 perempuan). Tabel 2.4 Jumlah Formasi PNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Di Kabupaten Jembrana Tahun 2009 No Tingkat Pendidikan JUMLAH L P TOTAL 1 SD 90 22 112 2 SMP 159 21 180 3 SMA 1.005 608 1.613 4 D I 26 34 60 5 D II 370 378 748 6 D III 181 135 316 7 D IV 6 5 11 8 Sarjana (S1) 1.325 719 2.044 9 Pasca Sarjana (S2) 92 12 104 JUMLAH 3.254 1.934 5.188 Jumlah PNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana menurut golongan pegawai tahun 2009 dapat dilihat pada diagram disamping, dimana Gol IV yang terbesar dengan jumlah PNS II - 10

Dengan diberlakukannya UU No. 5 Tahun 1979 tentang pemerintahan desa, di Propinsi Bali dikenal adanya dua pengertian desa, pertama, 'desa' dalam pengertian hukum nasional, melaksanakan berbagai kegiatan administrasi pemerintahan atau kedinasan sehingga dikenal dengan istilah 'Desa Dinas' atau 'Desa Administratif'. Desa dalam pengertian yang kedua, yaitu Desa adat atau Desa Pakraman, mengacu kepada kelompok tradisional dengan dasar ikatan adat istiadat dan terikat oleh adanya tiga pura utama (Kahyangan Tiga). Pengertian Desa Pakraman itu sesungguhnya suatu kesatuan masyarakat hukum adat yang mempunyai harta kekayaan sendiri dan mampu mengatur rumah tangganya sendiri, sebagimana yang dijelaskan dalam Perda Nomor 3 tahun 2001. Perda tersebut kemudian disempurnakan menjadi Perda Nomor 03 tahun 2003. Jumlah desa Pekraman di Kabupaten Jembrana seperti dalam tabel 2.3. Tabel 2.3 Jumlah Desa Pekraman Di Kabupaten Jembrana NO KECAMATAN DESA PEKRAMAN 1 MELAYA 13 2 NEGARA 9 3 JEMBRANA 10 4 MENDOYO 19 5 PEKUTATAN 13 JUMLAH 2009 64 2008 64 2007 64 2006 64 2005 64 2004 63 Sumber : BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2009 Profil Kecamatan Negara Tahun 2009 II - 9

dengan hari hujan rata rata 112 hari/tahun, termasuk tipe iklim C sampai D (Scmitdt dan Ferguson). 2.2 ADMINISTRASI KEPEMERINTAHAN K abupaten Jembrana pada mulanya terbagi menjadi 4 kecamatan yang kantornya terletak di jalan utama (jalan Nasional) meliputi dari yang paling barat berturut turut adalah Kecamatan Melaya, Kecamatan Negara, Kecamatan Mendoyo dan Kecamatan Pekutatan. Semenjak Tahun 2008, Kecamatan Negara dimekarkan menjadi 2 yaitu Kecamatan Negara itu sendiri dan Kecamatan Jembrana. Dan semenjak itu Kabupaten Jembrana dibagi menjadi 5 kecamatan. Total desa/kelurahan yang terdapat di Kabupaten Jembrana adalah 51 desa/kelurahan dengan perincian masingmasing kecamatan adalah sebagai berikut: 1. Kecamatan Melaya : 10 desa/kelurahan 2. Kecamatan Negara : 12 desa/kelurahan 3. Kecamatan Jembrana : 10 desa/kelurahan 4. Kecamatan Mendoyo : 11 desa/kelurahan 5. Kecamatan Pekutatan : 8 desa II - 8

Tabel 2.2 Ketinggian Lokasi Wilayah (Dari Terendah Sampai Tertinggi) Di Kabupaten Jembrana Kecamatan Titik Terendah (m dpl) Lokasi Melaya 3 Gilimanuk, Melaya, Nusa Sari, Candikusuma Negara 1 Cupel, Pangambengan, Loloan Barat, Lelateng, Baluk Jembrana 1 Perancak, Loloan Timur, Yeh Kuning, Air Kuning. Mendoyo 1 Tegal Cangkring, Panyaringan, Yehembang Kauh, Yehembang, Yehembang Kangin, Yeh Sumbul Pekutatan 1 Pangeragoan, Pulukan, Pekutatan, Pangyangan, Gumbrih Sumber: Profil Kabupaten Jembrana, 2009 Titik Tertinggi Lokasi (m dpl) 699 Desa Manistutu 585 Desa Brambang 585 Batu Agung, Pendem 700 Yehembang Kauh, Yehembang, Yehembang Kangin, Yeh Sumbul 669 Pangeragoan 2.1.4 IKLIM Daerah Jembrana memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim yang terjadi di daerah Jembrana pada umumnya tidak jauh berbeda dengan musim yang terjadi di Indonesia yang dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup dari Australia yang tidak banyak mengandung uap air. Hal ini mengakibatkan musim kemarau di Indonesia. Sebaliknya pada Bulan Desember sampai Maret arus angin yang berasal dari Asia dan Samudra Pasifik mengandung banyak uap air dan melintas daratan Indonesia sehingga pada bulan tersebut terjadi musim hujan. Curah hujan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, letak goegrafis dan perputaran arus udara. Temperatur udara di Kabupaten Jembrana berkisar antara 20 o C s/d 39 o C dengan temperatur optimal 29 o C 32 o C, Kelembaban Udara antara 74 s/d 87 %. Rata rata curah hujan selama lima tahun terakhir (tahun 2005 2009) yaitu 1.714 mm/th II - 7

Peta Ketinggian Lokasi Keterangan : : 0 7 dpl : 7 25 dpl : 25 50 dpl : 50 100 dpl : 100 250 dpl : 250 500 dpl : 500 1000 dpl : Di atas 1000 dpl Sumber RTRW Kabupaten Jembrana II - 6

Bab ini menguraikan tentang kondisi geografis, administratif Keterangan : : 0 2 % : 2 15 % : 15 40 % : 40% ke atas Sumber RTRW Kabupaten Jembrana Peta 2.2 II - 5

Di bagian Utara wilayah Kabupaten Jembrana mempunyai fisiografi dan morfologi pegunungan, sedangkan di bagian selatan topografinya relatif datar hingga bergelombang. Untuk lebih jelasnya mengenai kemiringan lereng dapat dilihat pada Peta 2.1. 2.1.3 KETINGGIAN LOKASI Wilayah Kabupaten Jembrana dengan luas wilayah 84.180 Ha atau 841,8 km² memiliki wilayah dataran rendah (wilayah pesisir) sampai dataran tinggi dan berbukit bukit. (daerah pegunungan). Dibagian utara wilayah Kabupaten Jembrana mempunyai fisiografi dan morfologi pegunungan yang dibentuk oleh deretan gunung Penginuman, Gunung Klatakan, Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut, Gunung Sanggang dan Gunung Batas. Ketinggian tempat bervariasi antara 250 700 m dpl. Sedangkan di bagian selatan wilayah Kabupaten Jembrana topografinya relatif datar hingga bergelombang, ketinggian tempat wilayah ini berkisar antara 1 250 m dpl. Untuk lebih jelasnya ketinggian lokasi masing masing kecamatan dari daerah terendah sampai tertinggi di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Peta 2.2 dan Tabel 2.2 pada halaman berikutnya. Peta 2.1 Peta Kemiringan Lereng II - 4

perkotaan. Berdasarkan tingkat kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Jembrana dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelompok : 1. Wilayah dengan kemiringan lereng 0 2% (datar) seluas 210,47 Km², tersebar diseluruh kecamatan Kabupaten Jembrana, khususnya Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Negara Kondisi tanah ini sangat potensial dimanfaatkan untuk pemukiman. 2. Wilayah dengan kemiringan lereng 2 15% (landai) seluas 85,49 Km². tersebar hampir diseluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana. Kondisi tanah seperti ini potensial dimanfaatkan untuk berbagai jenis usaha, namun diperlukan usaha konservasi tanah dan air. 3. Wilayah dengan kemiringan lereng 15 40% (bergelombang/berbukit) seluas 212,45 Km², terdapat diseluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana. Penggunaan tanah dengan kemiringan demikian cukup rawan dan kurang baik untuk budidaya tanaman pertanian, namun perlu dikelola dengan pemilihan tanaman yang berfungsi sebagai konservasi. Secara eksisting sebagian besar kawasan pada kemiringan ini merupakan kawasan yang dikembangkan untuk hutan produksi dan hutan lindung. 4. Wilayah dengan kemiringan lereng >40% (curam sampai sangat curam) seluas 333,39 Km², merupakan bagian terluas dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Jembrana. Kondisi kelerengan seperti ini potensial terkena erosi sehingga perlu diupayakan pelestarian hutan lindung. II - 3

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah Barat : Selat Bali Dengan posisi geografis yang demikian, maka Kabupaten Jembrana merupakan pintu masuk Pulau Bali, di mana melalui pelabuhan Gilimanuk di ujung barat wilayah Kabupaten Jembrana, manusia, barang dan jasa akan masuk menuju ke Kabupaten Buleleng di sebelah Utara, dan Kabupaten Tabanan, Badung, Kota Denpasar di bagian timur dan selanjutnya kabupaten lainnya di bagian timur Pulau Bali. Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Jembrana adalah 84.180 Ha atau 841,80 Km², dengan rincian luas masingmasing Kecamatan, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Administrasi dan Luas Tiap Kecamatan Di Kabupaten Jembrana 2009 No Nama Kecamatan Desa/Kelurahan Luas Wilayah (Km²) 1. Melaya 10 197,19 2. Negara 12 126,50 3. Jembrana 10 93,97 4. Mendoyo 11 294,49 5. Pekutatan 8 129,65 Jumlah 51 841,80 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Jembrana, 2008 Profil Kecematan Negara 2009 2.1.2 TOPOGRAFI Topografi wilayah perencanaan meliputi daerah pegunungan di bagian utara dan pendataran (pantai) di bagian selatan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia. Pada bagian tengah merupakan daerah II - 2

2.1 KARAKTERISTIK WILAYAH K ondisi fisik dasar suatu wilayah mempunyai peran yang penting, karena berhubungan dengan faktor faktor alami untuk mengetahui keadaan dan potensi yang terdapat di suatu kawasan sehingga dapat diketahui aktivitas yang sesuai untuk kawasan tersebut. Fisik alami yang terdapat di suatu kawasan berfungsi sebagai wadah untuk menampung semua aktivitas penduduk/ masyarakat sebagai suatu sumber daya alam yang dapat mempengaruhi perkembangan kawasan sekaligus sebagai pembentuk pola aktivitas penduduk. 2.1.1 LETAK GEOGRAFIS Kabupaten Jembrana merupakan salah satu dari 9 (sembilan) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Bali, terletak di belahan bagian barat Pulau Bali membujur dari barat ke timur tepatnya terletak pada posisi 8 o 09 30 8 o 28 02 Lintang Selatan dan 114 o 25 53 114 o 56 38 Bujur Timur. Luas wilayah Jembrana 84.180 Ha. atau 14,96 % dari luas wilayah Pulau Bali. Batas batas administrasi Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Buleleng Sebelah Timur : Kabupaten Tabanan II - 1