PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PENYEDIAAN DANA OLEH BANK YANG DIJAMIN BANK LAIN GUBERNUR BANK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK UMUM DIREKSI BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal: Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/ 16 /PBI/2000 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 7 /PBI/1999 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/3/PBI/2005 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/3/PBI/2003 TENTANG FASILITAS PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/2/PBI/2005 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 15 /PBI/2012 TENTANG PENILAIAN KUALITAS ASET BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/ 7 /PBI/2000 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/ 17 /PBI/2001 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/15/PBI/2005 TENTANG JUMLAH MODAL INTI MINIMUM BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

Diubah dengan PBI No. 3/4/PBI/2001 tanggal 12 Maret 2001 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/13/PBI/2000 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 8 /PBI/2000 TENTANG PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/1/PBI/1999 TENTANG FASILITAS PENDANAAN DALAM RANGKA MENGATASI KESULITAN PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 16 /PBI/2012 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 15/28/DPNP Jakarta, 31 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/26/PBI/2011 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kembali Peraturan Bank Indonesi

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi terutama yang berpihak kepada usaha mikro, kecil, dan menengah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 2/11/PBI/2000 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK DAN PENYERAHAN BANK KEPADA BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/5/PBI/2007 TENTANG PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/29/PBI/2009 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/ 11 /PBI/2002 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT BANK UMUM PASCATRAGEDI BALI GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 1/PLPS/2005 TENTANG PROGRAM PENJAMINAN SIMPANAN DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/ 5 /PBI/2001 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 35 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

OOTORITAS JASA KEUANGAN ReREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/24/PBI/2009 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/23/PBI/2001 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/ 23 /PBI/2000 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/14/PBI/2012 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR. 13/ 8 /PBI/2011 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

No. 14/ 1 /DPM Jakarta, 4 Januari Maret SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/7/PBI/2004 TENTANG SERTIFIKAT WADIAH BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

A. KOMPONEN AKTIVA PRODUKTIF

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/4/PBI/2015 TENTANG PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/13 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/ 3 /PBI/2001 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/16/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/21/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/21/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.10/ 33 /DPNP Jakarta, 15 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KONVENSIONAL DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/9/PBI/2008 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/25/PBI/2001 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK DAN PENYERAHAN BANK KEPADA BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

Pasar Uang Antar Bank

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/22/PBI/2001 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 12/ 33 /DKBU Jakarta, 1 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 6 /PBI/2011 TENTANG

Bab 11 Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/1/PBI/2005 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

Transkripsi:

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/ 5 /PBI/2000 TENTANG PENYEDIAAN DANA OLEH BANK YANG DIJAMIN BANK LAIN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menggerakkan perekonomian nasional diperlukan adanya penyediaan dana oleh bank-bank; b. bahwa dalam rangka mengurangi risiko kredit, bank wajib melaksanakan prinsip kehati-hatian secara sungguh-sungguh dalam penyediaan dana; c. bahwa oleh karena itu dipandang perlu untuk mengatur ketentuan tentang Penyediaan Dana oleh Bank Yang Dijamin Bank Lain dalam suatu Peraturan Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3472) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3790); 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3843); MEMUTUSKAN: MEMUTUSKAN

-2- Menetapkan: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PENYEDIAAN DANA OLEH BANK YANG DIJAMIN BANK LAIN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia ini dengan: 1. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 10 Tahun 1998, termasuk kantor cabang bank asing; 2. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) adalah prosentase perbandingan batas maksimum penyediaan dana yang diperkenankan terhadap modal Bank; 3. Modal adalah modal Bank sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum; 4. Peringkat Investasi (Investment Grade) adalah peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat terkemuka; 5. Penyediaan Dana adalah penanaman dana Bank baik dalam Rupiah maupun valuta asing, dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antarbank, termasuk komitmen dan kontinjensi. Pasal 2 (1) Bagian Penyediaan Dana kepada pihak terkait untuk setiap peminjam atau kelompok peminjam yang dijamin oleh bank lain tidak diperhitungkan dalam ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit dengan jumlah setinggi-tingginya sebesar 90% (sembilan puluh perseratus) dari Modal Bank. (2) Bagian Penyediaan Dana kepada pihak tidak terkait untuk setiap peminjam Setinggi- atau kelompok peminjam yang dijamin oleh bank lain tidak diperhitungkan dalam ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit dengan jumlah setinggi-tingginya sebesar :

-3- a. 70% (tujuh puluh perseratus) dari Modal Bank sampai dengan akhir tahun 2001; b. 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari Modal Bank selama tahun 2002; c. 80% (delapan puluh perseratus) dari Modal Bank sejak tanggal 1 Januari 2003. (3) Bank lain yang menjamin Penyediaan Dana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) wajib memenuhi persyaratan memiliki: a. Peringkat Investasi; dan b. total aset yang termasuk dalam peringkat 200 (dua ratus) besar dunia. Pasal 3 (1) Jaminan yang diberikan oleh bank lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. bersifat irrevocable; b. harus dapat dicairkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diajukannya klaim; c. mempunyai jangka waktu sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu Penyediaan Dana; dan d. tidak dijamin oleh Bank. (2) Bank wajib mengajukan klaim terhadap jaminan yang diterima selambatlambatnya : a. 90 hari sejak terjadi tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga dan/atau tagihan lainnya walaupun Penyediaan Dana belum jatuh tempo; atau b. pada saat tidak diterimanya pembayaran pokok dan/atau bunga dan/atau tagihan lainnya pada saat Penyediaan Dana jatuh tempo. Pasal 4 Pasal 4 (1) Penyediaan Dana berupa penempatan pada bank lain yang tidak menjadi peserta program penjaminan Pemerintah, tidak diperhitungkan dalam Batas Maksimum Pemberian Kredit dengan jumlah setinggi-tingginya sebesar Modal Bank.

-4- (2) Bank lain yang menerima penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi persyaratan memiliki: a. Peringkat Investasi; dan b. total aset yang termasuk dalam peringkat 200 (dua ratus) besar dunia. Pasal 5 Peringkat Investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a dan Pasal 4 ayat (2) huruf a ditetapkan dengan predikat minimal : a. BBB atau setara dari lembaga pemeringkat Standard & Poors; dan b. Baa atau setara dari lembaga pemeringkat Moody s; atau c. Setara dengan huruf a dan huruf b dari lembaga pemeringkat lain yang disetujui Bank Indonesia. Pasal 6 Penetapan mengenai Peringkat Investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan peringkat total aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf b dan Pasal 4 ayat (2) huruf b dapat diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia. Pasal 7 (1) Bank yang memiliki Penyediaan Dana yang dijamin oleh bank lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajib melaporkan kepada Bank Indonesia setiap bulan sesuai dengan format dalam Lampiran 1 dan Lampiran 2. (2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib ditandatangani oleh seorang Indonesia pejabat yang berwenang, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris. (3) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diterima oleh Bank Indonesia sebagai satu kesatuan dengan laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit. Pasal 8

-5- (1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 2 dan Pasal 4 dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit yang berlaku. (2) Pelanggaran terhadap ketentuan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dikenakan sanksi yang sama dengan sanksi penyampaian laporan sebagaimana diatur dalam ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit. Pasal 9 Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan melebihi Batas Maksimum Pemberian Kredit dikenakan sanksi pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit. Pasal 10 Pasal 10 Peraturan Bank Indonesia ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal Februari 2000 GUBERNUR BANK INDONESIA

-6- SYAHRIL SABIRIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2000 NOMOR 18 DPNP PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/ 5 /PBI/2000 TENTANG

-7- PENYEDIAAN DANA OLEH BANK YANG DIJAMIN BANK LAIN UMUM Bahwa lembaga perbankan berperan dalam fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada sektor usaha. Penyediaan dana perbankan, antara lain melalui penyaluran kredit, secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan usaha sektor riil yang memerlukan pembiayaan tersebut. Penyediaan dana yang diterima oleh sektor usaha tersebut diharapkan digunakan untuk kegiatan usaha produktif sehingga dapat memberikan sumbangan dalam menggerakkan perekonomian nasional. Namun demikian penyediaan dana oleh perbankan harus tetap dilakukan berdasarkan prinsip kehatihatian dan asas pengelolaan yang sehat. Untuk mencapai hal tersebut maka lembaga perbankan dapat melakukan penyediaan dana dengan cara penyebaran risiko kredit yang mungkin timbul dengan bank-bank lain yang mempunyai Peringkat Investasi. Peringkat Investasi tersebut ditentukan berdasarkan hasil peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat terkemuka. PASAL DEMI PASAL PASAL... Pasal 1 Angka 1 Ketentuan mengenai Bank Umum berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Bank Umum, dan ketentuan Bank Indonesia tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.

Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5-8- Ketentuan mengenai kantor cabang bank asing berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Persyaratan dan Tata Cara Pembukaan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Perwakilan dari Bank yang Berkedudukan di Luar Negeri. Ketentuan mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit. Cukup jelas Yang dimaksud dengan lembaga pemeringkat terkemuka antara lain Moody s, Standard & Poors, atau lembaga pemeringkat lain yang disetujui oleh Bank Indonesia. Yang dimaksud komitmen dan kontinjensi berupa warkat penerbitan jaminan, akseptasi/endosemen, penjualan surat berharga dengan syarat repo, letter of credit (L/C) yang masih berjalan, stand-by L/C dan garansi lainnya serta risiko kredit dari transaksi derivatif. Pasal 2 Ayat (1) dan Ayat (2) Jaminan yang diterima dari bank lain dapat berasal lebih dari satu bank penjamin. Contoh perhitungan : a. Penyediaan Dana kepada pihak terkait Kasus 1 : - Modal Bank = Rp.100 Milyar - Jumlah Penyediaan Dana = Rp.105 Milyar - Jaminan yang diterima = Rp.97 Milyar Contoh... Ayat (2)

-9- - Jaminan yang diperhitungkan (maksimum 90%) = Rp. 90 Milyar - BMPK Pihak Terkait (10%) = Rp. 10 Milyar - Kelebihan limit BMPK = Rp.105 Milyar - (Rp.90 Milyar+Rp.10 Milyar) = Rp. 5 Milyar Kasus 2 : - Modal Bank = Rp.100 Milyar - Jumlah Penyediaan Dana = Rp.105 Milyar - Jaminan yang diterima = Rp.40 Milyar - Jaminan yang diperhitungkan (maksimum 90%) = Rp. 40 Milyar - BMPK Pihak Terkait (10%) = Rp. 10 Milyar - Kelebihan limit BMPK = Rp.105 Milyar - (Rp.40 Milyar + Rp.10 Milyar) = Rp. 55 Milyar b. Penyediaan Dana kepada pihak tidak terkait Kasus 1 : - Modal Bank = Rp.100 Milyar - Jumlah Penyediaan Dana = Rp.105 Milyar - Jaminan yang diterima = Rp.103 Milyar - Jaminan yang diperhitungkan (maksimum 70%) = Rp.70 Milyar - BMPK Pihak Tidak Terkait (30%) = Rp.30 Milyar BMPK... - Kelebihan limit BMPK = Rp.105 Milyar - (Rp.70 Milyar + Rp. 30 Milyar) = Rp. 5 Milyar Kasus 2. : - Modal Bank = Rp.100 Milyar

-10- - Jumlah Penyediaan Dana = Rp.105 Milyar - Jaminan yang diterima = Rp.40 Milyar - Jaminan yang diperhitungkan (maksimum 70%) = Rp.40 Milyar - BMPK Pihak Tidak Terkait (30%) = Rp.30 Milyar - Kelebihan limit BMPK = Rp.105 Milyar - (Rp.40 Milyar + Rp. 30 Milyar) = Rp. 35 Milyar. Ayat (3) Penentuan total aset 200 (dua ratus) besar di dunia didasarkan atas peringkat yang disusun oleh The Bankers' Almanac edisi tahun terakhir yang telah tersedia. Pasal 3 Ayat (1) Ayat (2) Jaminan yang diterbitkan oleh bank lain adalah dalam bentuk Standby Letter of Credit berdasarkan Uniform Customs and Practice for Documentary Credits (UCP) yang berlaku atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu sepanjang disetujui oleh Direktorat Pengawasan Bank terkait, Bank Indonesia, Jl.M.H.Thamrin No.2 Jakarta 10110. Pengajuan klaim didasarkan pada kejadian yang terjadi lebih dahulu antara huruf a dan huruf b. Pasal 4 Ayat (1) Yang dimaksud dengan penempatan adalah penanaman dana Bank pada bank lainnya berupa giro, call money, deposito berjangka, sertifikat deposito, kredit yang diberikan dan penempatan lainnya. Contoh Perhitungan : Pasal 4...

Ayat (2) -11- a. Modal Bank = Rp.100 Milyar b. Penyediaan Dana: - Kredit yang diberikan kepada pihak terkait Rp.100 Milyar dengan jaminan bank lain sebesar Rp.97 Milyar; - Surat-surat Berharga yang dimiliki dari pihak terkait Rp.5 Milyar; - Penempatan pada bank lain yang merupakan pihak terkait Rp.110 Milyar. c. Jaminan yang diperhitungkan (maksimum 90%) = Rp.90 Milyar d. BMPK Pihak Terkait (10%) = Rp.10 Milyar e. Perhitungan pelanggaran BMPK= Jumlah Penyediaan Dana - (Penempatan yang tidak diperhitungkan + Jaminan yang diperhitungkan + BMPK ) = Rp.215 Milyar - (Rp.100 Milyar + Rp.90 Milyar + Rp.10 Milyar) = Rp.15 Milyar Penentuan total aset 200 (dua ratus) besar di dunia didasarkan atas peringkat yang disusun oleh The Bankers' Almanac edisi tahun terakhir yang telah tersedia. Pasal 5 Pasal 5... Peringkat Investasi yang digunakan adalah didasarkan atas jenis dan jangka waktu Penyediaan Dana. Apabila jangka waktu penyediaan dana bersifat jangka pendek, maka peringkat yang digunakan adalah Peringkat Investasi jangka pendek. Permohonan persetujuan penggunaan pemeringkat lain diajukan kepada Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Bank Indonesia, Jl.M.H.Thamrin No.2 Jakarta 10110.

Pasal 6 Cukup jelas. -12- Pasal 7 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Cukup jelas Cukup jelas Laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit adalah laporan Bank kepada Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit. Pasal 8 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan sanksi sebagaimana diatur dalam ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit adalah dapat berupa sanksi Pelanggaran atau Pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas

-13- TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3932 DPNP

-14- LAPORAN PENYEDIAAN DANA OLEH BANK YANG DIJAMIN BANK LAIN Nama Bank : Bulan laporan : No Penyediaan Dana Yang Dijamin (dalam juta Rp.) Jaminan yang diterima Nama Debitur Jenis Penyediaan Dana Baki Debet/ Outstandin g Jangka Waktu Kualitas Bank Penerbit Jaminan Peringkat/ Pemeringkat/ Tanggal Pemeringkata n (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Terkait Nilai Tidak Terkait Total Mengetahui,...,...... Ttd. Ttd. Ttd. Anggota Dewan Komisaris Anggota Direksi Pejabat Bank Keterangan Kolom:......... Nama Nama Nama dan Jabatan 1. Kolom (3) diisi dengan jenis penyediaan dana yang diberikan, seperti kredit, surat berharga, penempatan dana antarbank, komitmen dan kontinjensi. 2. Kolom (4) diisi dengan baki debet/outstanding pada akhir bulan laporan. 3. Kolom (5) diisi dengan tanggal awal dan tanggal jatuh tempo penyediaan dana. 4. Kolom (6) diisi dengan kualitas Penyediaan Dana sesuai dengan ketentuan dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif. 5. Kolom (8) diisi dengan peringkat bank penerbit jaminan, lembaga yang melakukan pemeringkat dan tanggal pemeringkatan dilakukan. 6. Kolom (10) diisi dengan tanggal dimulainya penjaminan dan tanggal berakhirnya penjaminan.

-15- LAPORAN REALISASI JAMINAN Nama Bank : Bulan laporan : No Penyediaan Dana Yang Dijamin (dalam juta Rp.) Realisasi Jaminan Nama Debitur Jenis Penyediaan Dana Baki Debet Jangka Waktu Kualitas Bank Penerbit Jaminan Nilai Pencairan Tang Penca (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9 Terkait Tidak Terkait Mengetahui,...,...... Ttd. Ttd. Ttd. Anggota Dewan Komisaris Anggota Direksi Pejabat Bank......... Nama Nama Nama dan Jabatan Keterangan Kolom: 1. Kolom (3) diisi dengan jenis penyediaan dana yang diberikan, seperti kredit, surat berharga, penempatan dana antarbank, komitmen dan kontinjensi yang akan direalisasikan jaminannya. 2. Kolom (4) diisi dengan baki debet/outstanding pada saat sebelum realisasi penjaminan. 3. Kolom (5) diisi dengan tanggal awal dan tanggal jatuh tempo penyediaan dana. 4. Kolom (6) diisi dengan kualitas Penyediaan Dana sesuai dengan ketentuan dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif.

-16-