PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA LABORATORIUM. Oleh: Nur Dewi. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) SEBAGAI KEPALA LABORATORIUM/BENGKEL SEKOLAH

JADWAL KEGIATAN MENTORING TAHAP 1 DIKLAT KEPALA LABORATORIUM DAN KEPALA PERPUSTAKAAN LTPK IKIP PGRI

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEPALA LABORATORIUM/BENGKEL SEKOLAH/MADRASAH

PROGRAM BIMBINGAN TEKNIS KEPALA LABORATORIUM SEKOLAH

Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

Hari/Tanggal : Senin-Minggu/12-18 Desember 2016 : Gedung FPMIPAUPI Bandung : JI.Dr. Setiabudhi No.229 Bandung

MENGKAJI DAN MENANTI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERMENDIKNAS RI NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH/ MADRASAH

PEDOMAN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN KEPALA LABORATORIUM/BENGKEL SEKOLAH/MADRASAH

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 26 TAHUN 2008 TANGGAL 11 JUNI 2008 STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Petunjuk Teknis Pelaksanaan OJL Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengawas sekolah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENILAIAN PESERTA DIKLAT

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Organisasi dan Tata Kerja.

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENGAWAS SEKOLAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

MANUAL PROSEDUR PRAKTIKUM JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK. Fakultas Ilmu Administrasi, 2012 All Rights Reserved

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

PANDUAN KEGIATAN PEMBEKALAN TIM PENDAMPING SELEKSI AKADEMIK DAN DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH

2015, No menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Su

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berikut adalah beberapa kesimpulan dari hasil penelitian:

Modul PIGP bagi Pengawas Sekolah/Madrasah

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PANDUAN KERJA TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

EDISI 22 AGT 2011 PANDUAN PENILAIAN KINERJA KETUA PROGRAM KEAHLIAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PEND. TEKNIK ELEKTRO FT UNY

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MODEL MANAJEMEN PELATIHAN IPA TERPADU

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS)

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KEHUTANAN NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV.GAMBARAN UMUM PENELITIAN. pendidikan di kota Bandar Lampung sudah dapat terbilang cukup baik dalam

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Nomor 374/N/UNBRAH/VII/2013. Tentang STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KELOLA UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 INDIKATOR

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH/MADRASAH

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU TIK & KKPI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH/MADRASAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Kata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. dengan penjaminan mutu pendidikan, itu terkait fungsi supervisi yang dilakukan

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 036 / P / 2016 TENTANG TAHUN 2016

Manual Prosedur Perekrutan Asisten Laboratorium Psikologi

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2015 SERI E.7

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN LABORAN SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2018

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG

2014, No Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Le

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Penilaian. Prestasi Kerja. PNS. Pedoman.

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEPALA SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK 2017

PEDOMAN PENGUATAN KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

2015, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ten

Transkripsi:

1 PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA LABORATORIUM Oleh: Nur Dewi Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan Abstrak Kompetensi manajerial adalah kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang kepala. Kompetensi manajerial ini mencakup perencanaan kegiatan pengembangan, pengelolaan kegiatan, pengorganisasian tenaga, pemantauan sarana dan prasarana, dan evaluasi kinerja tenaga. Pengembangan kompetensi ini dimaksudkan untuk memberikan layanan berkualitas di sekolah sebagai wahana proses belajar mengajar dengan aktivitas praktikum, tempat dimana peserta didik dapat mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya. Pengembangan kompetensi manajerial kepala dalam implementasinya sering terkendala oleh kurangnya pemahaman tentang kompetensi tersebut. Langkah awal seorang kepala wajib mengkaji dan memahami lebih jauh regulasi dan pedoman terkait pengembangan kompetensi manajerial sebagai kepala sehingga dapat mendukung pelaksanaan tupoksinya dan layanan berkualitas di dapat ditingkatkan. Keyword : Kompetensi manajerial, kepala A. Pendahuluan Hakikatnya seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen terkait proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya. Dalam

2 manajemen terdapat fungsi-fungsi yang terkait erat di dalamnya. Ada empat 4 fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling). Kepala berperan sebagai manajer di sekolah memiliki tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) mencakup perencanaan kegiatan pengembangan, pengelolaan kegiatan, pengorganisasian tenaga, pemantauan sarana dan prasarana, dan evaluasi kinerja tenaga. Terkait fungsi dalam memfasilitasi proses pembelajaran yaitu sebagai wahana untuk pengembangan penalaran, sikap dan keterampilan peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Keberhasilan kegiatan sangat didukung oleh tenaga yang memenuhi kualifikasi dan standar kompetensi sesuai dengan jenis nya. Kepala memiliki peran yang sangat penting yaitu mengelola semua hal yang berhubungan dengan mulai dari personil, peralatan dan bahan, sarana dan prasarana, serta kegiatan yang dilaksanakan di guna mendukung terlaksananya peran dan fungsi secara optimal. B. Permasalahan Pengembangan Kompetensi Manajerial Kepala Laboratorium Kepala adalah tugas tambahan guru yang disetarakan dengan melaksanakan 12 jam tatap muka per minggu. Kententuan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

3 Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Lebih lanjut dalam Salinan Lampiran Permendiknas No. 35 Tahun 2010 menyatakan bahwa beban mengajar guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala adalah paling sedikit 12 jam tatap muka dalam 1 minggu. Dalam kedua peraturan itu juga disebutkan jam wajib mengajar guru tanpa tugas tambahan adalah 24 sampai dengan 40 jam tatap muka per minggu. Salah satu faktor yang mendasari guru menerima tugas tambahan sebagai kepala IPA yaitu adanya pengakuan 12 jam pengganti tatap muka di kelas, kondisi ini banyak ditemukan pada SMP yang memiliki jumlah guru mata pelajaran IPA melebihi standar yang ditetapkan pemerintah. Dalam pelaksanaan tugas sebagai kepala, pengembangan kompetensi manajerial kepala terkendala oleh kompetensi yang masih perlu ditingkatkan. Kendala dalam pengembangan kompetensi kepala antara lain: 1. Kurang memahami tupoksi sebagai kepala 2. Kurang memahami pengorganisasian guru dan tenaga. 3. Kurang memahami pengelolaan program dan administrasi 4. Kurang memahami pengelolaan pemantauan dan evaluasi 5. Kurang memahami pengembangan dan inovasi 6. Kurang memahami pengelolaan lingkungandan K3 Pendidikan dan pelatihan (diklat) calon kepala saat ini banyak dilaksanakan di beberapa perguruan tinggi maupun lembaga yang ditetapkan oleh

4 pemerintah seperti Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Dasar pelaksanaan diklat tersebut adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa salah satu standar kualifikasi kepala adalah harus memiliki sertifikat kepala sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. C. Pembahasan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah secara jelas menyebutkan ada 4 (empat) kompetensi yang wajib dimiliki kepala yaitu kompetensi kepribadian, sosial, manajerial, dan professional. Kompetensi yang akan diuraikan lebih lanjut dalam tulisan ini adalah kompetensi manajerial kepala. Dimensi kompetensi manajerial kepala meliputi 5 (lima) kompetensi yang masing-masing memiliki subkompetensi, yaitu: 1. Merencanakan kegiatan dan pengembangan sekolah/madrasah mencakup subkompetensi: a. Menyusun rencana pengembangan b. Merencanakan pengelolaan c. Mengembangkan sistem administrasi d. Menyusun prosedur operasi standar (POS) kerja

5 2. Mengelola kegiatan sekolah/madrasah, mencakup subkompetensi: a. Mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru b. Menyusun jadwal kegiatan c. Memantau pelaksanaan kegiatan d. Mengevaluasi kegiatan e. Menyusun laporan kegiatan 3. Membagi tugas teknisi dan laboran sekolah/ madrasah, mencakup subkompetensi: a. Merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran b. Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran c. Mensupervisi teknisi dan laboran d. Membuat laporan secara periodik 4. Memantau sarana dan prasarana sekolah/ madrasah: mencakup subkompetensi: a. Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat b. Memantau kondisi dan keamanan bangunan c. Membuat laporan bulanan dan tahunan tentang kondisi dan pemanfaatan 5. Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan sekolah/madrasah, mencakup subkompetensi: a. Menilai kinerja teknisi dan laboran b. Menilai hasil kerja teknisi dan laboran c. Menilai program dan kegiatan Dalam Pedoman penilaian kinerja guru dengan tugas tambahan sebagai kepala, dimensi kompetensi

6 manajerial kepala dijabarkan dalam 3 kompetensi, yaitu: a. Pengorganisasian guru, laboran, dan teknisi (Kode A3), b. Pengelolaan program dan administrasi (Kode A4), c. Pengelolaan pemantauan dan evaluasi (Kode A5). Pengorganisasian guru, laboran dan teknisi oleh kepala meliputi kegiatan mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru, merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran, menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran, mensupervisi serta menilai kinerja teknisi dan laboran. Pengembangan kompetensi Pengorganisasian guru, laboran, dan teknisi dengan membuat indikator yang harus dipedomani dalam pelaksanaan tugas sebagai kepala dan menyiapkan bukti fisik yang diperlukan, terkait kompetensi A3 secara lebih rinci diuraikan dalam Tabel 1 berikut: Tabel 1. Pengorganisasian Guru, Laboran dan Teknisi (A3) KRITERIA 1. Mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru. INDIKATOR 1. Melakukan rapat koordinasi dengan guru di awal kegiatan 2. Menyusun program setiap semester 3. Menyusun Jadwal penggunaan 4. Menyusun tata tertib penggunaan

7 2. Merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran. 1. Menyusun uraian tugas teknisi 2. Menyusun uraian tugas laboran 3. Melakukan sosialisasi uraian tugas teknisi dan laboran 4. Membuat cek list pengendalian tugas teknisi dan laboran 3. Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran. 4. Mensupervisi teknisi dan laboran. 5. Menilai kinerja teknisi dan laboran. 6. Menilai hasil kerja teknisi dan laboran. stakeholder tentang aspek kinerja: 1. Menyusun jadwal kerja teknisi dan laboran 2. Menggandakan dan menempelkan jadwal pada tempat yang strategis 3. Mengarahkan kegiatan teknisi dan laboran yang telah disusun 1. Menyiapkan instrumen supervisi teknisi dan laboran 2. Membuat jadwal pelaksanaan supervisi 3. Melakukan supervisi teknisi dan laboran 4. Memberi refleksi dan umpan balik hasil supervisi 1. Menyiapkan instrumen penilaian kinerja 2. Melakukan penilaian kinerja sesuai dengan instrumen yang disiapkan 3. Membuat rekomendasi pada pimpinan sekolah untuk pembinaan lebih lanjut 1. Mengumpulkan Rekaman/interview/kerja harian teknisi dan laboran

8 2. Memeriksa dan menilai hasil kerja harian teknisi dan laboran 3. Memberi catatan perbaikan dan saran untuk perbaikan Pengembangan kompetensi pengelolaan program dan administrasi meliputi kegiatan penyusunan program pengelolaan, jadwal kegiatan, rencana pengembangan, Prosedur Operasi Standar (POS) kerja, mengembangkan sistem administrasi, menyusun laporan kegiatan. Lebih rinci ditampilkan dalam Tabel 2 berikut: Tabel 2. Pengelolaan Program dan Administrasi (A4) KRITERIA 1. Menyusun program pengelolaan 2. Menyusun jadwal kegiatan INDIKATOR 1. Membuat buku panduan teknis pengelolaan 2. Menyusun program tahunan pengelolaan 3. Menyusun proposal kebutuhan 1. Menginventarisir pengguna sesuai jumlah rombongan belajar. 2. Menyusun jadwal kegiatan tiap semester 3. Menyusun jadwal penggunaan ruang dan alat praktikum

9 KRITERIA 3. Menyusun rencana pengembangan 4. Menyusun Prosedur Operasi Standar (POS) kerja 5. Mengembangkn sistem administrasi. INDIKATOR 1. Menyusun kebutuhan peralatan praktikum 2. Menyusun kebutuhan bahan umum dan khusus untuk praktikum 3. Menyusun kebutuhan prasarana 4. Menginvetarisasi sarana prasarana 1. Menyusun POS penggunaan alat praktikum 2. Menyusun POS penggunaan bahan umum 3. Menyusun POS Penggunaan bahan khusus 4. Menyusun POS Penggunaan ruangan 1. Menyiapkan lembar format/blangko administrasi 2. Melaksanakan administrasi berdasarkan format/blangko yang telah disiapkan 3. Mendokumentasikan administrasi manual secara teratur 6. Menyusun laporan kegiatan 1. Menyusun laporan tahunan kegiatan pengelolaan 2. Menyusun laporan penggunaan peralatan praktikum 3. Menyusun laporan penggunaan bahan umum dan khusus untuk praktikum

10 Tabel 3. Pengelolaan Pemantauan dan Evaluasi (A5) KRITERIA 1. Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat / 2. Memantau kondisi dan keamanan bangunan 3. Memantau pelaksanaan kegiatan. 4. Menyusun laporan bulanan dan tahunan tentang kondisi dan pemanfaatan INDIKATOR melalui interview dan bukti fisik dan dari 1. Menyusun petunjuk penyimpanan alat praktikum pada setiap 2. Menyusun petunjuk penggunaan dan penyimpanan bahan pada setiap 3. Membuat instrumen pemantauan alat dan bahan praktikum 4. Melaksanakan pemantauan sesuai instrumen yang dibuat. 1. Menyusun instrumen (cek list) pemantauan keamanan bangunan 2. Melakukan pemantauan kondisi dan keamanan 3. Melakukan tindak lanjut dari hasil pemantauan bangunan 1. Menyiapkan instrumen kegiatan 2. Melaksanakan pemantauan sesuai dengan jadwal 3. Menyusun laporan pemantauan kegiatan praktikum 1. Menyusun laporan bulanan tentang pemanfaatan 2. Menyusun laporan tahunan tentang kondisi dan pemanfaatan 3. Menyampaikan laporan bulanan/ semesteran/tahunan tentang kondisi kepada kepala sekolah

11 KRITERIA 5. Menyusun laporan secara periodik tentang kegiatan teknisi dan laboran 6. Mengevaluasi program untuk perbaikan selanjutnya 7. Menilai kegiatan INDIKATOR 1. Menyusun laporan periodik tentang kegiatan teknisi 2. Menyusun laporan periodik tentang kegiatan laboran 3. Menyampaikan laporan kegiatan laboran dan teknisi secara periodik 1. Menyusun instrumen evaluasi program 2. Menyusun jadwal pelaksanaan evaluasi program 3. Melaksanakan evaluasi program 4. Menyusun laporan evaluasi program 1. Mengolah hasil evaluasi yang telah dikumpulkan 2. Menyusun rekomendasi berbasis hasil evaluasi 3. Menyampaikan rekomendasi penilaian kegiatan kepada kepala sekolah D. Kesimpulan Kepala berperan sebagai manajer di sekolah memiliki 4 fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling). Kompetensi manajerial kepala meliputi perencanaan kegiatan pengembangan,

12 pengelolaan kegiatan, pengorganisasian tenaga, pemantauan sarana dan prasarana, dan evaluasi kinerja tenaga. Kompetensi manajerial ini wajib untuk terus dikembangkan salah satunya dengan cara banyak mengkaji regulasi dan pedoman terkait tugas sebagai kepala. DAFTAR REFERENSI http://id.wikipedia.org/wiki/manajemen http://www.organisasi.org/1970/01/fungsi-manajemenperencanaan-pengorganisasian-pengarahan pengendalian-belajar-di-internet-ilmu-teori-ekonomimanajemen.html Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Kompetensi Manajerial dan Organisasi Laboratorium (Modul 2). PMPTK. Jakarta Kementerian Pendidikan Nasional. 2012. Pedoman Penilaian Kinerja Guru dengan Tugas Tambahan Kepala Laboratorium/Bengkel Sekolah/Madrasah. PPTK BPSDMP PMP. Jakarta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah dan Madrasah. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta.